• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PADA PEMBAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PADA PEMBAN (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA

PADA PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS GORONTALO DENGAN METODE CPM

Rahman A. Djau Universitas Gorontalo

Jl. Ahmad A. Wahab No. 247 Limboto

rahmandjau92@gmail.com

Abstract

This study performed on the project building laboratory integrated University Gorontalo located at the University Gorontalo. Data retrieval done in a way to collect data from the implementing such work schedule implementing and budget plan. The data collected and analyzed using the method CPM (critical Path Method).

Based on the analysis after the acceleration of the preparatory work, ground work, foundation work, columns, concrete work and procuremen of furniture, then obtained the duration of the execution of the work conctruction of laboratory building integrated can be accelerated to 220 (two hundred twenty) calendar days and from the original plan is 246 (two hundred forty six) calendar days and a budget to Rp. 7.962.788.312,61 from the budget of Rp. 7.886.040.000 resulting in the addition cost of Rp. 76.748.312,61

Keywords : building project, CPM, optimization of time and cost

Abstrak

Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo yang berlokasi di Kampus Universitas Gorontalo. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari pelaksana pekerjaan seperti jadwal pelaksanaan dan rencana anggaran biaya. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method).

Berdasarkan analisa setelah dilakukan percepatan pada pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi lajur, pekerjaan beton dan pengadaan meubelair, maka didapat durasi pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung Laboratorium Terpadu dapat dipercepat menjadi 220 (dua ratus dua puluh) hari kalender dari rencana semula 246 (dua ratus empat puluh enam) hari kalender dan anggaran menjadi Rp. 7.962.788.312,61 dari anggaran semula Rp. 7.886.040.000.-sehingga terjadi penambahan biaya sebesar Rp. 76.748.312,61

Kata kunci : proyek gedung, CPM, optimalisasi waktu dan biaya

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebutuhan sarana dan prasarana pendukung seperti laboratorium terpadu merupakan sarana penunjang pendukung proses belajar-mengajar. Keberadaan laboratorium khususnya bagi mahasiswa eksakta sangatlah penting dalam mendukung proses perkuliahan misalnya, dalam hal penelitian. Yayasan Pendidikan Duluwo Limo Lopohalaa Gorontalo sebagai pengelola pendidikan pada Universitas Gorontalo dengan segala upaya melalui Program Peningkatan Infrastruktur Universitas Gorontalo berusaha membangun Gedung Laboratorium Terpadu. Pekerjaan pembangunan gedung laboratorium tersebut dilakukan secara swakelola dan bertahap mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia.

Keinginan penyelesaian pekerjaan selesai lebih cepat dari rencana semula merupakan harapan bagi pelaksana pekerjaan dan pengguna. Dalam hal tersebut membutuhkan suatu pengelolaan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti durasi pelaksanaan pekerjaan, kesiapan tenaga kerja dan material dan lain-lain, dengan memperhitungkan faktor eksternal lainnya, misalnya faktor cuaca serta force majeure.

(2)

sehingga harus dilakukan reschedule pekerjaan, untuk itu diperlukan analisis optimalisasi durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan serta mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method – Metode Jalur Kritis).

Network planning khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya dilakukan sekali saja.jadi setiap proyek yang akan diselesaikan harus dibuat network planning baru. Ketergantungan menggunakan network planning dalam pelaksanaan pekerjaan :

a. Melaksanakan penjadwalan dan mengawasi proyek secara logis

b. Mendokumen dan mendokumentasikan rencana penjadwalan waktu dan alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya

c. Memikirkan kegiatan proyek secara menyeluruh dan mendetail

d. Mengawasi proyek dengan lebih efisien sebab hanya jalur-jalur kritis (critical path) saja yang perlu konsentrasi pengawasan secara ketat

TUJUAN PENELITIAN

1. Menganalisis durasi serta penggunaan anggaran pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Labotaorium Terpadu

2. Menganalisis kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan percepatan

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Subagya (2000), proyek adalah suatu pekerjaan yang memiliki tanda-tanda khusus sebagai berikut :

- Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan

- Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain - Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitas kompleks

Proyek adalah sekumpulan kegiatan terorganisasi yang mengubah (transform) sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang/jasa bernilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan batasan waktu (delivery), biaya (cost) dan kualitas (quality) yang ditetapkan melalui perjanjian.

Menurut H. Kerzner (1982), sebagaimana dikuti Imam Soeharto (1999:28), manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.

Project Management Institute (PMI) di Amerika Serikat mendefinisikan manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinasi sumber daya yang terdiri atas manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan yaitu lingkup, mutu, jadwal dan biaya serta memenuhi keinginan para pemangku kepentingan (stakeholder).

Optimalisasi waktu dan biaya yang akan dilakukan adalah mempercepat durasi proyek dengan penambahan biaya yang seminimal mungkin. Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek dalam istilah asingnya adalah crashing. Menurut Kusumah dan Wardhani (2008), terminologi proses crashing adalah dengan mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Proses crashing dipusatkan pada kegiatan yang berada pada lintasan kritis.

Faktor – faktor keterlambatan

Pada dasarnya keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya sumber daya manusia, lokasi pelaksanaan proyek, peralatan yang digunakan dan lain sebagainya. Andi et al (2003) menyatakan terdapat 7 (tujuh) kategori faktor-faktor potensial untuk mempengaruhi waktu pelaksanaan konstruksi, diantaranya :

1. Tenaga Kerja 2. Bahan / Material 3. Peralatan / Equipment

4. Karakteristik tempat / site characteristic 5. Manajerial / managerial

6. Keuangan / financial 7. Faktor lain / others factor

(3)

1. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan 2. Keterlambatan yang dapat dimaafkan

3. Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi

Pengendalian

Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek adalah pengendalian yang mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek.

Menurut R. J. Mockler (1972), pengendalian didefinisikan sebagai : “usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.

Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek. Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu : Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumberdaya secara efektif, perbaikan/ koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.

Ada setidaknya tiga langkah dalam proses pengendalian proyek, antara lain :

1. Menentukan standard performansi misalnya sepdifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya

2. Membandingkan performan aktual dengan performan standard

3. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap performansi standard

Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi pekerjaan serta standar keselamatan dan kesehatan kerja yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistim informasi. Sistim informasi ini mengolah data-data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.

Bila hasil sistem informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukan koreksi seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penambahan tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya.

Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method digunakan sebagai metode / teknik perencanaan dan pengawasan proyek. Metode ini digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya berupa informasi kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram kerja, dimana dalam diagram kerja tersebut menggambarkan hubungan ketergantungan antar pekerjaan sehingga selaku pelaksana pekerjaan dapat melakukan mana pekerjaan yang perlu didahulukan.

Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang dalam network diagram proyek yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan.

Network planning merupakan salah satu dari teknik-teknik manajemen yang prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga orang dapat digeser ketempat lain.

(4)

jika sumber daya tenaga manusia, mesin / peralatan, uang dan sebagainya ditambah untuk melaksanakannya.

Pengendalian waktu Critical Path Method umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, sebagai berikut :

- Tahap Perencanaan dimulai dengan membagi proyek kedalam berbagai kegiatan-kegiatan yang berbeda. Kemudian ditentukan durasinya dan dibuat suatu diagram panah memberikan gambaran secara grafis ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan didalam proyek

- Tahap selanjutnya adalah pembuatan jadwal dimana tujuan utamanya adalah suatu bagian waktu yang memperlihatkan awal dan akhir tiap kegiatan dalam hubungannya dengan kegiatan yang lain. Dalam jadwal ini dapat diperlihatkan kegiatan kritis yang perlu perhatian jika proyek harus diselesaikan pada waktunya. Untuk kegiatan yang non-kritis jadwal harus memperlihatkan lamanya float (waktu longgar) yang dapat dipergunakan jika kegiatan ditangguhkan atau jika sumber daya dalam jumlah terbatas harus digunakan secara efektif

- Bagian terakhir adalah kontrol / pengendalian proyek meliputi penggunaan bagan waktu dan diagram panah untuk membuat laporan kemajuan periodik. Jaringan kerja ini diperbaharui dan dianalisis jika diperlukan atau sebuah jadwal baru dapat dibuat untuk bagian proyek yang belum terselesaikan

Manfaat Critical Path Method (CPM)

• Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih rinci dan detail

• Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan

• Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus disegerakan

• Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan

• Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya

• Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan menganalisis cashflow dan pengendalian biaya

• Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan

Kelebihan Critical Path Method (CPM)

• Menunjukkan susunan yang logis antar kegiatan

• Menunjukkan hubungan timbal balik antara pembiayaan dan waktu penyelesaian proyek

• Membantu menunjukkan kegiatan yang kritis dan pengaruh keterlambatan suatu kegiatan terhadap penyelesaian proyek

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan observasi yaitu mengumpulkan data-data baik itu data primer maupun data sekunder serta melakukan tanya jawab dan mendengarkan pendapat dari pelaksana pekerjaan.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. Wawancara yaitu melakukan mengumpulkan informasi langsung dari pihak pelaksana pekerjaan b. Observasi yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas

pelaksanaan pekerjaan

(5)

Metode Analisis Data

Dari hasil pengumpulan data-data baik itu data primer, data sekunder, wawancara dan studi pustaka, kemudian peneliti melakukan perhitungan kembali atas data-data tersebut. Perhitungan yang dilakukan adalah berhubungan dengan durasi waktu pelaksanaan pekerjaan serta anggaran biaya. Metode analisis data yang digunakan adalah menggunaan Metode CPM (critical path method) yaitu menganalisa kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis (critical path) agar bisa diketahui proses percepatan kebutuhan waktu pelaksanaan dan kebutuhan anggaran biaya yang akan digunakan setelah dilakukan percepatan.

Sistematika proses penyusunan jaringan kerja (network) adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

b. Menyusun kembali komponen-komponen menjadi mata rantai yang saling ketergantungan satu dengan lainnya.

c. Melakukan perkiraan waktu bagi masing-masing kegiatan. d. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada jaringan kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pada schedule rencana pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo akan berjalan selama 246 (dua ratus empat puluh enam) hari, akan tetapi 3 (tiga) minggu awal pelaksanaan pekerjaan masih belum ada realisasi di lapangan, hal ini dikarenakan masalah non teknis, maka pemilik proyek menginginkan adanya suatu percepatan sehingga harus dilakukan penjadwalan ulang terhadap rencana schedule awal.

Ada beberapa item pekerjaan yang dilakukan percepatan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan dengan konsekuensi penambahan biaya, analisa yang dilakukan terhadap pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 14 (empat belas) hari dipercepat menjadi 10 (sepuluh) hari

b. Pekerjaan Tanah

Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 21 (dua puluh satu) hari dipercepat menjadi 12 (dua belas) hari

c. Pekerjaan Pondasi Lajur

Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dipercepat menjadi 18 (delapan belas) hari

d. Pekerjaan Beton

Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dipercepat menjadi 22 (dua puluh dua) hari

e. Pekerjaan Meubelair

Pada pekerjaan ini rencana pelaksanaan selama 21 (dua puluh satu) hari dipercepat menjadi 14 (empat belas) hari

Tabel 4.1

Pekerjaan yang mengalami percepatan waktu

Uraian Pekerjaan Waktu Awal

(Hari)

Waktu Setelah Dipercepat (Hari)

Percepatan (Hari)

A. Pekerjaan Persiapan 14 10 4

B. Pek. Konstruksi Lantai 1

1 Pek. Tanah 21 12 9

2 Pek. Pondasi Lajur 28 18 10

3 Pek. Pondasi Sumuran 21 21 0

4 Pek. Beton 28 22 6

(6)

6 Pek. Pintu/Jendela 21 21 0

7 Pek. Rangka & Plafond 14 14 0

8 Pek. Lantai 14 14 0

9 Pek. Finishing 21 21 0

10 Pek. Jaringan Instalasi Listrik 10 10 0

11 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor 15 15 0

C. Pek. Konstruksi Lantai 2

1 Pek. Beton 21 21 0

2 Pek. Pasangan 20 20 0

3 Pek. Pintu/Jendela 14 14 0

4 Pek. Rangka & Plafond 14 14 0

5 Pek. Finishing 28 28 0

6 Pek. Jaringan Instalasi Listrik 10 10 0

7 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor 15 15 0

D. Pek. Konstruksi Lantai 3

1 Pek. Beton 21 21 0

2 Pek. Pasangan 20 20 0

3 Pek. Pintu/Jendela 18 18 0

4 Pek. Atap & Penutup 22 22 0

5 Pek. Rangka & Plafond 14 14 0

6 Pek. Finishing 28 28 0

7 Pek. Jaringan Instalasi Listrik 10 10 0

8 Pek. Sanitasi Air Bersih/Kotor 15 15 0

E. Pengadaan Meubelair 21 14 7

Perhitungan Cost Slope dan Slope Biaya

Kenaikan biaya akibat percepatan (cost slope) pada pelaksanaan Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo adalah sebagai berikut :

Perhitungan Cost Slope

Biaya dipercepat = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡

𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan Waktu normal : 14 hari

Waktu dipercepat : 10 hari

Biaya normal : Rp. 19.000.000 Biaya dipercepat : 14

10𝑥 𝑅𝑝. 19.000.000

: Rp. 26.600.000

Pekerjaan : Pekerjaan Tanah Waktu normal : 21 hari

Waktu dipercepat : 12 hari

Biaya normal : Rp. 25.452.352,22 Biaya dipercepat : 21

12𝑥 𝑅𝑝. 25.452.352,22

(7)

Pekerjaan : Pekerjaan Pondasi Lajur Waktu normal : 28 hari

Waktu dipercepat : 18 hari

Biaya normal : Rp. 131.283.063,25 Biaya dipercepat : 28

18𝑥 𝑅𝑝. 131.283.063,25

: Rp. 204.218.098,39

Pekerjaan : Pekerjaan Beton Lantai I Waktu normal : 28 hari

Waktu dipercepat : 22 hari

Biaya normal : Rp. 1.009.364.582,85 Biaya dipercepat : 28

22𝑥 𝑅𝑝. 1.009.364.582,85

: Rp. 1.284.645.832,72

Pekerjaan : Pengadaan Meubelair Waktu normal : 21 hari

Waktu dipercepat : 14 hari

Biaya normal : Rp. 273.750.000,00 Biaya dipercepat : 21

14𝑥 𝑅𝑝. 273.750.000,00

: Rp. 410.625.000,00

Perhitungan Slope Biaya

Slope Biaya = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡

Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan Waktu normal : 14 hari

Waktu dipercepat : 10 hari

Biaya normal : Rp. 19.000.000,00 Biaya dipercepat : Rp. 26.600.000,00 Slope biaya : Rp. 1.900.000,00

Pekerjaan : Pekerjaan Tanah Waktu normal : 21 hari

Waktu dipercepat : 12 hari

Biaya normal : Rp. 25.452.352,22 Biaya dipercepat : Rp. 44.541.616,39 Slope biaya : Rp. 2.121.029,35

Pekerjaan : Pekerjaan Pondasi Lajur Waktu normal : 28 hari

Waktu dipercepat : 18 hari

(8)

Pekerjaan : Pekerjaan Beton Lantai I Waktu normal : 28 hari

Waktu dipercepat : 22 hari

Biaya normal : Rp. 1.009.364.582,85 Biaya dipercepat : Rp. 1.284.645.832,72 Slope biaya : Rp. 45.880.208,31

Pekerjaan : Pengadaan Meubelair Waktu normal : 21 hari

Waktu dipercepat : 14 hari

Biaya normal : Rp. 273.750.000,00 Biaya dipercepat : Rp. 410.625.000,00 Slope biaya : Rp. 19.553.571,43

Prosentase Percepatan terhadap Durasi Normal

Untuk mengetahui prosentase percepatan terhadap durasi normal dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Waktu normal : 246 hari

Waktu proyek setelah dipercepat : 220 hari Durasi percepatan total : 26 hari

Prosentase percepatan : 26

246 𝑥 100% = 10,57%

Perbandingan Biaya Waktu Normal dan Waktu Yang Dipercepat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diambil perbandingan Biaya Waktu Normal dan Waktu Yang Dipercepat terhadap percepatan pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi lajur, pekerjaan beton lantai I dan pengadaan meubelair yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2

Perbandingan Waktu Normal dan Waktu Dipercepat

Uraian Waktu Biaya

Normal

Percepatan

Selisih

246 hari

220 hari

26 hari

Rp. 7.886.040.000,00

Rp. 7.962.788.312,61

Rp. 76.748.312,61

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Gorontalo menjadi 220 hari dari rencana semula 246 hari dan Biaya menjadi Rp. 7.957.646.755.- dari rencana anggaran Rp. 7.886.040.000.- akibat dilakukan percepatan.

2. Berdasarkan hasil analisa dapat dilakukan percepatan pada 5 (lima) item kegiatan yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi lajur, pekerjaan beton lantai 1 dan pengadaan meubelair.

Saran

1. Pelaksana pekerjaan sebaiknya lebih memperhatikan pekerjaan yang akan menyebabkan terjadi keterlambatan dengan menggunakan tenaga kerja yang produktif sehingga schedule pelaksanaan pekerjaan per item kegiatan sesuai dengan durasi yang sudah ditetapkan karena akan berdampak buruk pada proses penyelesaian proyek.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Idzurnida Ismael, Junaedi, Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung di Kota Bukit Tinggi, Jurnal Momentum ISSN 1693-752X, Padang 2014

Idzurnida Ismael, Junaedi,

Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan

Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung di Kota Bukit Tinggi,

Jurnal Momentum ISSN 1693-752X, Padang 2014

Yunita Alfiana Messah, Theodorus Widodo, Marisya L. Adoe, Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung di Kota Kupang, Jurnal Teknik Sipil Vol. II No. 2 September 2013

Yunita Alfiana Messah, Theodorus Widodo, Marisya L. Adoe,

Kajian Penyebab

Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung Di Kota Kupang, Jurnal

Teknik Sipil Vol II No. 2 September 2013

Junaidi, H. Taroreh, D. Y. Malingkas, D.R.O Walangitan, Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil, Jurnal Sipil Statik Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2012

Junaidi, H. Tarore, D. Y. Malingkas, D.R.O. Walangitan,

Pengendalian Waktu dan Biaya

Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil,

Jurnal Sipil Statik Universitas Sam Ratulangi, Manado 2012

Raymond David Pandey, Bonny F. sompie, Huibert Tarore,

Analisis Faktor Penyebab

Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) Peralatan Pada Proyek Konstruksi Dermaga

di Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah Media Engineering Universitas Sam Ratulangi

ISSN : 2087-9334, Manado 2012

Alfian Malik, Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi - Kiat Andal Meraih Sukses Pada Bisnis Kontraktor, ANDI Yogyakarta, 2010

Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek – Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek, ANDI Yogyakarta, 2010

Sutadi B. A dan M. A. Wibowo, Analisis Resiko Terhadap Keterlambatan Overhead Cost Proyek Konstruksi (Aplikasi : Metode Analytic Hierarchy Process), Prosiding INSAHP5 Semarang ISBN : 978-979-97571-4-2, 2008

Riantini L. S dan Y. Latief, Penentuan Peringkat Faktor Resiko Dalam Rekruitmen Tenaga Kerja Yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja Pada Proyek, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Indonesia, 2005

Gambar

Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses melakukan estimasi terhadap jumlah emisi dari seluruh kegiatan pertambangan nikel, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi sumber yang

Dari analisis perbandingan yang telah dilakukan maka meja potong baru memiliki waktu proses yang lebih singkat yaitu 15 menit pada satu kali proses

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan syirik sebagai dosa yang tidak ada tandingannya, dimana pelakunya akan dikeluarkan dari bingkaian Islam dan akan menetap di dalam

Proses pengelolaan makam umum yang dimiliki pemerintah kota Surabaya khususnya yang dikelolah dinas kebersihan dan pertamanan kota surabaya, masih menggunakan sistem manual.

Kinetika reaksi pada reaktor tumpak dibuat dengan berdasarkan reaksi transesterifikasi overall, dengan asumsi bahwa reaktan yang digunakan sangat berlebih dan reaksi

Berdasarkan hasil Perhitungan rasio kinerja Maqasid Indeks yang pertama tentang pengeluaran biaya publikasi perbankan syariah tahun 2009, Bank Rakyat

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

byggherre til å ikke bli benyttet til annet enn verifikasjon. Denne 'tvangen' er konkurranserelatert, ettersom det alltid finnes noen brannrådgivere som er villig til å