• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Komunikasi Data Teknik Encodin (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Komunikasi Data Teknik Encodin (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Disusun oleh :

M. Dwi setiyo

14670015

INFORMATIKA 3A

Program Studi Informatika

Fakultas Teknik

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

(2)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 1

1.4 Manfaat Penulisan ... 2

1.5 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II. PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Encoding (Pengkodean) ... 3

B. Tujuan Pengkodean (Encoding) ... 3

C. Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi data ... 3

D. Pengkodean Data/ Data Enconding ... 6

E. Teknik Encoding ... 7

BAB III. PENUTUP ... 12

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada sistem komunikasi (Komunikasi data), proses pengiriman

informasi dari sumber ke tujuan dapat dikatakan baik apabila informasi yang

dikirim sama dengan informasi yang diterima. Akan tetapi, pada

kenyataannya selama proses pengiriman informasi tersebut, mengalami

gangguan yang dapat menyebabkan kesalahan pada data. Beberapa studi

mengatakan, jika sistem komunikasi (Data) menggunakan pengkodean.

Kesalahan (error) merupakan masalah pada sistem komunikasi, sebab

dapat mengurangi kinerja dari sistem. Untuk mengatasi masalah tersebut

diperlukan suatu sistem yang dapat mengkoreksi error. Oleh karena itu pada

sistem komunikasi diperlukan sistem pengkodean. Untuk maksud tersebut,

banyak kode yang dapat digabungkan antara lain : Kode BCH, kode Reed

Salomon, kode Hamming, kode konvolusi dan lain-lain. Pemilihan kode

Konvolusi karena kemampuannya yang dapat mengkoreksi semua acak dari “t” error dengan algoritma decoding yang sederhana. Pentingnya kode Reed Salomon disebabkan kemampuannya untuk mengkoreksi kesalahan jamak

(multiple error). Kode Hamming mampu untuk mengkoreksi semua

kesalahan tunggal dalam satu blok. Kode Konvolusi memiliki algoritma

encoding yang efisien.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apakah yang dimaksud dengan encoding?

B. Kode apa saja yang digunakan dalam encoding?

C. Bagaimakan Teknik dalam penulisan encoding?

D. Teknik apa saja yang terdapat dalam encoding?

1.3 Tujuan Penulisan

A. Mengetahui Apa itu Encoding

B. Untuk mengetahui jenis kode dalam encoding

(4)

2

1.4 Manfaat Penulisan

A. Agar pembaca Dapat mengetahui Encoding dengan lebih jelas

B. Agar pembaca dapat mengetahui jenis kode yang digunakan dalam

encoding

C. Agar pembaca mengetahui tujuan dan proses dalam encoding

1.5 Sistematika Penulisan

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Encoding (Pengkodean)

B. Tujuan Pengkodean (Encoding)

C. Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi dat

D. Pengkodean Data/ Data Enconding

E. Teknik Encoding

BAB III. PENUTUP

(5)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Encoding (Pengkodean)

Pengkodean (Encoding) adalah proses perubahan karakter data yang akan

dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode yang dikenal oleh setiap

termianal yang ada, dan menjadikan setiap karakter data dalam sebuah

informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu

terminal yang berbeda menggunakan kode biner yang berbeda untuk

mewakili setiap karakter.

B. Tujuan Pengkodean (Encoding)

Tujuan dari Pengkodean (Encoding) adalah menjadikan setiap karakter data

dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat

ditransmisikan dan bisa melakukan komunikasi data. Kode-kode yang

digunakan dalam komunikasi data pada system computer memiliki perbedaan

dari generasi ke generasinya, karena semakin besar dan kompleksnya data

yang akan dikirim / digunakan. Dalam penyaluran data antar komputer, data

yang disalurkan harus dimengerti oleh masing-masing perangkat baik oleh

pengirim maupun penerima. Untuk itu digunakan system sandi sesuai

standard. Suatu karakter didefinisikan sebagai huruf, angka, tanda aritmetik

dan tanda khusus lainnya.

C. Macam-macam kode yang digunkan dalam Komunikasi data:

1. Kode Baudot

Berawal dari kode morse. Ada kode 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an yang

digunakan untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita berupa

lubang tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut sebagai

kode 6-an. Begitu juga yang lainya. Kode ini juga digunakan sebagai

satuan kecepatan pengiriman data. Kode baudot ini ada sejak 1838

ditemukan oleh Frenchman Emile Baudot sebagai bapak komunikasi

data. Terdiri dari 5 bit perkarakter (sehingga dapat dibuat 32 karakter)

dan untuk membedakan huruf dengan gambar dipakai kode khusus,

(6)

4

Tabel Boudout

2. Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) ·

Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu digunakan. · Dari

128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk

fungsi-fungsi kendali seperti SYN, STX. · Sisa karakter lain digunakan untuk

karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah karakter khusus seperti

=, / . ? · Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode alfanumerik yang

paling popular dalam teknik komunikasi data. · Kode ini menggunakan

tujuh bit untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity · adalah 4 bit “1” dan 4 bit “0” sehingga dapat dibuat kombinasi 70 karakter.

(7)

5

3. Kode BCD (binary code desimal).

BCD merupakan kode biner yang digunakan untuk hanya mewakili

nilai digit decimal dari 0-9. · BCD menggunakan kombinasi 4 bit,

sehingga ada 16 kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10

kombinasi yang bisa digunakan. · BCD tidak dapat mewakili huruf

atau symbol karakter khusus, sehingga jarang digunakan untuk

komputer dan transmisi data sekarang. Karena BDC hanya digunakan

pada komputer generasi pertama ·

(8)

6

4. Kode EBCID (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)

EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili

karakter 256 kombinasi karakter. · Pada EBCDID, high order bits atau

4 bit pertama disebut Zone bits dan low order bits atau 4 bit kedua

disebut dengan numeric bit. ·

Tabel EBCDIC

D. Pengkodean Data/ Data Enconding

Dalam proses kerja komputer mengolah data secara digital, melalui

sinyal listrik yang diterima atau dikirimkan, pada prinsipnya komputer hanya

mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga

dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol).

Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat

komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar,

suara, bahkan film menarik yang anda tonton dalam format digital. Sistem

yang merubah sinyal analog menjadi sinyal digital disebut Sistem Akuisisi

(9)

7

(tingkat logika) kedua dari perangkat keras.

 Counter / timer dignakan pada saat perhitungan, pengukuran frekwensi

dan perioda, pembangkit pulsa.

E. Teknik Encoding

Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal

carrier dengan frekuensi. Empat kombinasi yang muncul dari komunikasi

adalah:

 Data digital, sinyal digital  Data analog, sinyal digital  Data digital, sinyal analog  Data analog, sinyal analog

Sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang

berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri , Setiap pulsa

merupakan sebuah elemen sinyal. Elemen sinyal merupakan data yang

ditranmisikan melalui pengkodean bit data, dimana biner 0 = level voltase

lebih rendah dan biner 1 = level voltase yang lebih tinggi. Sinyal digital ini

memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada

teknologi analog, yaitu:

o Mampu mengirikan informasi dengan kecepatan cahaya yang

dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.

o Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak

mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.

o Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam

berbagai bentuk.

(10)

8

Ketentuan Dalam Proses Encoding :

1. Unipolar : Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama

2. Polar : Satu state logic dinyatakan oleh tegangan positif dan sebaliknya

oleh tegangan negatif.

3. Rating Data : Rating data transmisi data dalam bit per secon

4. Durasi atau panjang suatu bit Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk

5. memancarkan bit.

6. Rating modulasi : Rating dimana level sinyal berubah dan diukur dalam

bentuk baud=elemen-elemen sinyal per detik

7. Tanda dan ruang : Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binary

ditransmisikan dengan meng-encode-kan tiap bit data menjadi

elemen-elemen sinyal. Sinyal unipolar adalah semua elemen-elemen sinyal yang mempunyai

tanda yang sama, yaitu positif semua atau negatif semua. Sinyal polar adalah

elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level

tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif. Durasi atau

lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmitter untuk

memancarkan bit tersebut. Modulation rate adalah kecepatan dimana level

sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds atau elemen sinyal per detik.

Lima faktor yang perlu dinilai atau dibandingkan dari berbagai teknik

komunikasi:

1. Spektrum sinyal : disain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan

kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi.

2. Clocking : menentukan awal dan akhir dari tiap posisi bit dengan

mekanisme synchronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.

3. Interferensi sinyal dan Kekebalan terhadap noise

4. Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.

5. Biaya dan kesulitan : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk

(11)

9

Format Pengkodean Sinyal Digital NONRETURN TO ZERO (NRZ)

1. Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L)

suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu

binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.

· Dua tegangan yang berbeda antara bit 0 dan bit 1

· Tegangan konstan selama interval bit

· Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero

Contoh:

· Lebih sering, tegangan negatif untuk satu hasil dan tegangan

positif untuk yang lain

· Ini adalah NRZ-L

2. Nonreturn to Zero Inverted(NRZI)

yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1′ untuk bit time tersebut; tidak ada transisi berarti binary ‘0′. Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) dalam kesatuan, pulsa tegangan konstan untuk durasi

bit, data dikodekan / diterjemahkan sebagai kehadiran(ada) atau

ketiadaan sinyal transisi saat permulaan bit time, 0 = tanpa tranmisi pada

permulaan interval(satu bit waktu) dan 1 = tranmisi pada permulaan

interval.

Keuntungan differensial encoding : lebih kebal noise, tidak

dipengaruhi oleh level tegangan. Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI :

keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan synchronisasi yang

(12)

10

3. MULTILEVEL BINARY

a. Bipolar-AMI (Alternate Mark Inversion) yaitu suatu kode dimana binary ‘0′ diwakili dengan tidak adanya line sinyal dan binary ‘1′ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif. Zero menggambarkan

tidak adanya line signal. Satu menggambarkan positif atau negatif

sinyal.

b. Pseudoternary yaitu suatu kode dimana binary ‘1′ diwakili oleh

ketiadaan line sinyal dan binary ‘0′ oleh pergantian pulsa-pulsa positif

dan negatif. Satu menggambarkan adanya jalur sinyal. Zero

menggambarkan perwakilan dari positif dan negatif.

4. BIPHASE

a. Manchester yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah

dari periode. Tiap bit : transisi low ke high mewakili ‘1′ dan high ke low mewakili ‘0′. Zero dari tinggi ke rendah di pertengahan interval. Satu dari rendah ke tinggi di pertengahan interval.

(13)

11

oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit. Zero Transisi di

pertengahan interval. Satu tidak ada transisi di permulaan interval.

Keuntungan rancangan biphase :

 Synchronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, receiver

dapat men-synchron-kan pada transis tersebut atau dikenal sebagai

self clocking codes.

 Tidak ada komponen dc.

 Deteksi terhadap error : ketiadaan dari transisi yang diharapkan,

dapat dipakai untuk mendeteksi error.

Kekurangannya :

(14)

12

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Dalam sistem komunikasi (Komunikasi Data) agar tidak terjadi kesalahan

atau error maka perlu adanya pengkodean data. Macam pengkodean data

diantaranya Kode Baudot, Kode ASCII, Kode BCD, Kode EBCID. Dan juga

duperlukan Teknik dalam pengkodean data agar dapat mempermudah, Teknik

tersebut diantaranya: nonreturn to zero-level (nrz-l), nonreturn to zero inverted

(15)

13

DAFTAR PUSTAKA

http://siraith.files.wordpress.com/2009/10/pengkodean-data.pdf

http://teknikinformatika.com/sistempengkodean/rkanFungsiSistemhttp://viamol.bl ogspot.com/2009/04/sistem.html diakses pada 23 Oktober 2015

https://hazky.wordpress.com/2008/03/28/teknik-endcoding/ diakses pada 23 Oktober 2015

http://haris-ti.blogspot.co.id/2012/04/teknik-encoding-data-digital-sinyal.html diakses pada 23 Oktober 2015

Gambar

Tabel Boudout
Tabel Binary
Tabel EBCDIC

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Berdasarkan dari hasil observasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan penelitian dari siklus I ke siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

pembahasan, dapat ditarik kesimpulan yaitu kontribusi fungsional peneliti Bappeda Provinsi Bengkulu terhadap fungsi kelitbangan masih sangat rendah berdasarkan pada

Pada parameter komponen hasil tanaman jagung, kombinasi perlakuan suhu normal dengan dan tanpa pengaplikasian pyraclostrobin mampu menghasilkan berat basah tongkol,

Peningkatan Ketahanan Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Hasil Kultur Jaringan Terhadap Penyakit Layu Fusarium Melalui Seleksi Asam Fusarat.. Jurnal Ilmiah

Bapak dan Ibu Dosen serta para staff STIESIA yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalankan studi sehingga dapat dipergunakan

Hasil penelitian ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa konseling oleh tenaga kesehatan seperti perawat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan