• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ~Penerimaan Komuni Pertama~

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ~Penerimaan Komuni Pertama~"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 334/Thn. VI/13 Juni 2010

Th. C/ I I – Hari Minggu Biasa XI Tema Minggu I ni:

Warta Mingguan – Umat Paroki I bu Teresa

Inside This Issue:

Liputan Utama……… 2

I man Katolik……… 3

Berita Seputar Paroki……… 3

Renungan……… 4

I nfo Kategorial……… 6

Mengenal Orang Kudus…… 7

Orang Muda Katolik………… 8

Warta Paroki……… 9

Jadwal Pelayanan……… 10

Kalender Liturgi……… 10

Mutiara I man……… 11

“Dosamu Telah

Diampuni....Imanmu

Menyelamatkan

Engkau, Pergilah

dengan Selamat!”

(Luk 7:36 - 8:3)

(2)

Untuk Kalangan Sendiri

LIPUTAN UTAMA

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

~Penerimaan Komuni Pertama~

6 Juni 2010

Pada perjamuan terakhir, pada malam Yesus diserahkan, Penyelamat kita mengadakan Korban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian I a mengabadikan Korban Salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan Wafat dan Kebangkitan-Nya: sakramen cintakasih, lambang kesatuan, ikatan cintakasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan datang (Konstitusi Sacr osan ct u m Con ci l i u m tentang Liturgi Suci - SC, art. 47).

Gereja Katolik di seluruh dunia, pada tanggal 6 Juni 2010 memperingati Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, untuk mengenang dan menyadari cinta kasih Allah yang begitu besar melelaui Yesus putraNya, yang memberikan diriNYA seutuhnya untuk umat manusia. Bertepatan dengan ini, 157 orang anak di Paroki I bu Teresa Cikarang, menerima komuni untuk pertama kalinya. Tidak seperti minggu pagi biasanya, tempat misa di Trinitas sudah dipenuhi oleh umat. Misa juga dirayakan meriah, karena kedua Romo paroki hadir mempersembahkan misa ini dengan dibantu oleh petugas tata tertib dan koor dari Lingkungan Maria.

Anak-anak yang akan menerima komuni pertama sangat gembira, karena hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kehidupan iman mereka, dimana mereka untuk pertama kalinya akan menyambut kehadiran Tuhan sendiri dalam rupa Sakramen Mahakudus. Pada awal misa, perwakilan orang tua menyerahkan 157 anak tersebut kepada Romo agar diijinkan untuk menerima komuni pertama, setelah sekian lama mereka telah dipersiapkan dengan pelajaran agama, rekoleksi dan pengakuan dosa. Romo menerimanya dengan mengucapkan terima kasih kepada para pendidik dan para orang tua yang telah mempersiapkan anak-anak tersebut.

Dalam kotbahnya Romo Natalis menggambarkan kalau kita sedang makan, tentunya kita memilih, lalu memotong-motong lauknya dan memilah-milah mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak bisa dimakan, seperti kalau kita makan ikan, pasti kita potong-potong dan kita pisahkan duri-durinya agar tidak ikut termakan. Demikianlah Kristus yang sudah dipilih oleh Bapa untuk menyelamatkan umatnya. Maka pada setiap perayaan misa selalu ada prosesi pemecahan roti sebagai pralambang cinta kasih Allah dipecah-pecah untuk dibagikan kepada umatnya. Maka kita wajib mengucap syukur karena kita boleh menyambut ekaristi ini, dimana ada rahmat Tuhan yang begitu besar karena Tuhan telah memilih kita. Kepada ke-157 anak dan kepada seluruh umat yang hadir, Romo Natalis juga menjelaskankonsekw ensi kalau kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus, makakita juga harus mau dipilih dan dibagi-bagikan kepada orang lain yang membutuhkannya, seperti halnya Kristus. Memberikan diri kepada orang lain sebagai pribadi yang terpilih, mau berbagi dan melayani sesama. Berbagi bukan dari kelebihan kita saja, tetapi berbagi dari kekurangan kita, terlebih saat-saat ini kita akan merayakan 100 tahun I bu Teresa dari Kalkuta yang juga nama pelindung Paroki kita. Hendaknya semangat I bu Teresa juga menjadi teladan dan panutan, karena beliau mau memberikan kasih kepada orang lain.

(3)

Untuk Kalangan Sendiri

IMAN KATOLIK

BERITA SEPUTAR PAROKI

Dosa

Berdosa berarti melakukan yang jahat di hadapan Allah (bdk. Mzm 51: 6). Mengenai hakekat dosa pun Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa “ dosa adalah satu pelamggaran terhadap akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang baik; dosa adalah salah satu kesalahan terhadap kasih yang benarterhadap Allah dan sesama atas dasar satu ketergantungan yang tidak normal terhadap barang-barang tertentu. Dengan demikian, ia telah melukai kodrat manusia dan solidaritas manusiawi. Dosa dapat didefinisikan sebagaikata, perbuatan, atau keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi” (no. 18.49).

Dengan perkataan lain, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa dosa adalah suatu “tindakan” (pikiran, perkataan, dan perbuatan) melawan Allah. Bentuk dosa beraneka ragam, demikian pula dengan bobotnya. Dosa berakibat pada rusaknya relasi dengan Allah, dengan sesama, dengan alam, dan dengan sendirinya juga relasi dengan diri sendiri. Namun sebqgai umat beriman, kita tidak perlu merasa putus asa karena dosa-dosanya. Sejarah karya penyelamatan menunjukkan bahwa kasih setia serta kerahiman Allah ternyataunlimitedalias tanpa batas.

Sakramen Tobat sebagai Wujud Kerahiman Allah

Dalam kisah-kisah Kitab Suci kita temukan bagaimana kasih setia dan

kerahiman Allah yang tanpa batas itu menjadi nyata di dalam diri Yesus Kristus, yang datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang (bdk. Luk 19: 10; Luk 7: 36-8: 3).I a berkuasa mengampuni dosa (Luk 5:24). I a adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh 1: 29) dan mendamaikan kembali relasi manusia dengan Allah yang telah rusak akibat dosa.

Melalui Sakramen Tobat, Gereja memberikan pelayanan pengampunan dan pendamaianitu. Hal itu terlihat jelas dalam rumusan yang diucapkan imam ketika memberikan absolusi kepada peniten: “Allah Bapa telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya melalui Yesus Kristus Putera-Nya. I a telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa. Semoga berkat pelayanan Gerej, I a melimpahkan damai dan pengampunan kepada saudara/ i. dan saya melepaskan saudara/ i dari dari segala dosa, dalam nama Bapa, putera, dan Roh Kudus.”

Perlu juga dilihat bahwa Konsili Vatikan I I memilih menggunakan istilah “Sakramen Tobat”. Dengan memilih istilah “Sakramen Tobat” Gereja ingin mengatakan bahwa yang paling penting dalam proses ini adalah pertobatan manusia. Dengan menerima Sakramen Tobat diharapakan umat beriman semakin terbantu untuk tidak menuduh dan menyalahkan diri terus menerus, melainkan untuk mengalami anugerah kasih setia dan kerahiman Allahyang tanpa batas.( YNK)

Sumber: Mgr. I gnatius Suharyo. Th e Cat h ol i c W ay : Kek at ol i k an d an Kei n d on esi aan Ki t a. Penerbit Kanisius: Yogyakarta, 2009 (hlm. 22-25).

Pertandingan Olahraga Antar Lingkungan

(4)

Untuk Kalangan Sendiri

dengan pertandingan bulutangkis di GOR I ndosport, Cikarang Baru pada hari Minggu, 23 Mei 2010 sekitar jam 16.30 Sore. Pertandingan bulutangkis tersebut dibuka dengan partai yang paling atraktif dan sangat ditunggu, yaitu di sektor ganda putra. Bukan antara pemain pelatnas kita seperti Taufik Hidayat, Simon Santoso atau mungkin ganda putra andalan negara kita, Markis Kido/ Hendra Setiawan, tapi oleh Romo Sam yang berpasangan dengan Romo Nat melawan Pak Marcel yang berpasangan dengan Pak I wan. Partai tersebut akhirnya dimenangkan oleh Romo Sam dan Romo Nat.

Mens Sana in corpore Sano (didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat), adalah salah satu semboyan yang mendasari seseorang manusia untuk berolahraga. Atau Vini Vidi Vici adalah semboyan yang kebanyakan dipakai oleh olahragawan untuk termotivasi memenangi suatu pertandingan atau kompetisi (mengutip perkataan Julius Caesar, jenderal dari romawi 47 SM, Saya datang, Saya melihat, Saya menang). Akan tetapi untuk pertandingan atau kompetisi dalam rangka pesta nama Pelindung PI TC ini yang menjadi motivasi adalah supaya umat

tersebut bisa berpartisipasi dalam lingkungannya sehingga bisa kompak dengan sesama umat di lingkungannya, dan juga bisa mengenal dan akrab dengan umat di lingkungan lain. Atau seperti kata Romo Sam “Ga penting menang atau kalah, yang penting ikut main (berpartisipasi).” Karena sebenarnya yang dibutuhan umat PI TC saat ini adalah kekompakan dan persaudaraan yg lebih kuat untuk mewujudkan cita-cita bersama.

Setelah diawali pertandingan bulutangkis, maka pada tanggal 30 mei 2010 kompetisi tenis meja juga dimulai dan selanjutnya pada tanggal 6 Juni 2010 dimulai pertandingan volley. Dari pantauan penulis, untuk awal kompetisi volley ini umat kurang begitu antusias berpartisipasi dibanding dengan pada tahun lalu. Hal ini terlihat dengan kurangnya penonton yang hadir dan peserta yang berpartisipasi. Banyak pertandingan yang dimenangkan dengan WO karena ketidakhadiran lawan tandingnya. Semoga dipertandingan berikutnya semua cabang olahraga yang dikompetisikan akan ramai dihadiri dan diikuti oleh segenap umat PI TC. Mari kita dukung acara ini dengan minimal menghadiri dan menontan kompetisi tersebut untuk mewujudkan persaudaraan yang lebih kuat antara sesama umat PI TC. Bagi yang berminat bisa datang setiap Hari Sabtu Sore atau Minggu Sore di GOR I ndosport, Cikarang Baru atau Minggu pagi setelah Misa di Lapangan Volley Perumahan Taman Beverly.( BSW )

Lingkungan yang bertanding Jam Valentinus Vs I gnatius 10.00 Basilius Agung Vs Keluarga Kudus 10.00

Agustinus Vs Petrus 10.00

FX Vs Yohanes Bosco 10.00

Gregorius Vs Veronika 10.00 Vincentius Vs Sisilia 10.00

Lingkungan yang bertanding Jam Semua Lingkungan (37 Lingkungan) 10.00

Lingkungan yang bertanding Jam

FX Vs Yohanes Bosco 10.00

Gregorius Vs Veronika 10.00

Vincentius Vs Sisilia 10.00

Basilius Agung Vs Keluarga Kudus 10.00

Agustinus Vs Petrus 10.00

Pemenang FX-Y.Bosco Vs Pemenang Gregorius-Veronika 10.00 Jadw al Pertandingan Volley Putra, 20 Juni ’10

( Tempat: Lap.Beverlly,Lippo Cikarang)

Jadw al Pertandingan Volley Putri, 20 Juni ’10 ( Tempat: Lap.Beverlly,Lippo

Cikarang)

Jadual Pertandingan Balap Karung dan Tarik Tambang 20 Juni ’10 ( Tempat:

Lap.Beverlly,Lippo Cikarang) Saksikanlah Pertandingan Final Badminton dan Tenis Meja , Minggu 13 Juni ‘10,jam 17.00 bertempat di GOR I ndosport Cikarang Baru

Cinta ‘Bapa’ yang Membelenggu dan Cinta BAPA” yang

Memerdekakan

Bacaan I njil di hari minggu ini menarik untuk direnungkan. Yesus hadir di rumah seorang Farisi yang mengundangnya untuk sebuah acara pesta makan. Penginjil Lukas melalui peristiwa dan suasana makan ini

(5)

Untuk Kalangan Sendiri

menampilkan sosok tiga pribadi dengan karakteristiknya masing-masing. Orang Farisi dengan cara pandangnya yang diskriminatif dan menganggap dirinya lebih suci daripada orang lain karena mempunyai posisi dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa makan di rumah sang Farisi, menurut anggapannya, kiranya merupakan waktu untuk menunjukkan dirinya di hadapan Yesus, sekaligus mengharapkan pengakuan dan ‘pujian’dari pihak Yesus. Orang Farisi ini mengurung diri dalam benteng pertahanan dirinya yang membelenggu. Maka pusat kiblatnya adalah dirinya sendiri. Orang Farisi pasti merasa dirinya lebih baik dari perempuan yang datang untuk menjumpai Yesus. Penampilannya membawa pesan ganda. Wanita ini menjadi korban cinta ‘bapa’ yang membelenggu. I a menjadi korban keganasan hidup dari dunia dan masyarakat dimana dia berada. Penampilannya sekaligus adalah sebuah serah-diri yang ‘berdosa’, kehidupan yang tanpa daya dan tanpa arti. Si wanita menjadi representasi bentuk kehidupan yang terbuka, kepada yang lain dan Yang Lain, yang diyakini dapat memulihkan segala kenistaan diri dan hidup lama yang membelenggu. Wanita ini berserah-diri kepada kehidupan Yang Lain yang membebaskan atau memerdekakan. I a datang kepada tabibnya (Mrk.2: 17) dan mendapatkan pengampunan (43-47). Sikap dan penampilannya berbeda dengan Simon Farisi. Air mata perempuan itu menandakan penyesalan. Meskipun hidup lama penuh dosa terbayang-bayang, namun penyesalannya merupakan pengakuan, bahwa Tuhan pasti berbelas kasih. Dalam air matanya tampak kebahagiaan (Luk. 6: 21). Maka tak salahlah tanggapan dan jawaban Yesus. Sikap dan tindakan Yesus sungguh mulia. I a mewartakan Cinta Sang Bapa yang penuh belas kasih, cinta Bapa yang membebaskan, cinta Bapa yang memulihkan, cinta Bapa yang mempersatukan, tanpa ada diskriminasinya.

Model cinta ‘bapa’ yang membelenggu yang lain tentu saja tidak mungkin bertahan di hadapan cinta “Bapa” yang membebaskan. Manusia tidak mungkin bersandar hanya pada legalitas dan formalisme yang kaku. Bagi Paulus (bacaan kedua: Gal.2: 16,19-21), bukan hukum yang menyelamatkan, melainkan iman. Menurut Paulus, yang menaruh harapannya pada perbuatan hukum, meniadakan arti dan nnilai kebangkitan Kristus. Satulah yang penting: percaya kepada Kristus dan mempersilakan hidupNya berkembang dalam diri kita. “Aku hidup, tetapi bukan aku sendiri, melainkan Kristus yanghidup dalam diriku.” Paulus menghayati cinta Bapa yang memerdekakan dirinya dan sekaligus mengutusnya untuk menjadi wujud Cinta Bapa bagi umatnya. Paulus menanggalkan corak hidup dan praktek manusia lama yang ‘membelenggu’ dan ia mengenakan kehidupan baru dalam Kristus yang telah memenangkan dia dari maut.“Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalamn Putera Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku”(Gal.2: 19)

Umat Paroki I bu Teresa, adalah peresekutuan umat yang atas dasar baptis dan iman yang teguh kepada Kristus mau membuka diri dan seluruh hidupnya kepada Kristus, membiarkan diri dan hidupnya dibaharui oleh hidup Kristus, bahkan menjadikan dirinya “Sakramen” (tanda dan sarana) Cinta Kasih Allah Bapa yang memerdekakan orang lain khususnya, yang terbelenggu dan menjadi korban keganasan hidup dunia dan masyarakatnya, seperti contoh dan teladan dari Sang Pelindung, I bu Teresa dari Kalkuta.

Bagaimana caranya membangun hidup yang “ katolik” di Paroki I bu Teresa Cikarang? Ada empat karakteristik yang dapat mendekatkan kita kepada Tuhan dan pelindung kita. Pertama, jadilah pribadi dan hidup yang “karitatif”, artinya penuh cinta kasih dan terbuka kepada kebutuhan orang lain di sekitar teristimewa yang butuh uluran tangan kita. Kedua, bina cinta kasih yang “unitatif”, artinya terbuka dan mempersatukan semua pihak tanpa ada diskriminasi. Ketiga, diri dan hidup yang penuh cinta itu “dedikatif”, artinya rela berkorban dan melepaskan dirinya (selfless) demi kebahagiaan orang lain.

Keempat,hidup dan cinta kita adalah “kristiani”, artinya sesuai iman kepada Kristus sendiri.

(6)

orang-Untuk Kalangan Sendiri

INFO KATEGORIAL

orang yang menderita dan terbuang", kata I bu Teresa menjawab wartawan. "Mulailah, pelan saja, satu, satu, satu...." "Mulailah di rumah dengan mengatakan yang baik pada anak-anakmu, kepada suamimu, atau istrimu. Mulailah dengan melakukan apa saja, sekecil apa pun, sesuatu yang indah sebagai pelayanan pada Allah."’demikian pinta I bu Teresa kepada para pengagumnya. Salam !( Br u n o)

Silahturahmi Dewan Paroki Harian di

Lingkungan Petrus

Tidak terasa sudah tujuh bulan berlalu setelah Rapat Karya di Sekolah Pangudi Luhur pada bulan November 2009 lalu. Apa saja kah yang telah dilakukan oleh masing-masing lingkungan selama tujuh bulan tersebut? Oleh karena itu, Dewan Paroki Harian Paroki I bu Teresa Cikarang mengadakan silahturahmi dan kunjungan kerja ke masing-masing lingkungan di PI TC yang tercermin dari semangat untuk turun ke bawah mengunjungi umat-umatnya. Dan pada hari pertama di bulan Juni ini, lingkungan Petrus merupakan salah satu dari dua lingkungan yang dikunjungi oleh Dewan Paroki Harian kali ini.

Malam tersebut, di rumah I bu I gnatia Titi Rahayu Tri Marhaeni atau yang lebih akrab dipanggil dengan I bu Titi, telah ramai berkumpul umat lingkungan Petrus. Umat (terutama anak-anak) datang untuk menyambut para Dewan Paroki Harian yang terdiri dari Rm. Sam, I bu Rosi, Bp. Edi, Bp. Tri, Bp. I wan dan Bp. Marcel, yang hendak melakukan silahturahmi pada pk. 19.30. Acara pun segera dimulai dengan doa pembukaan dari Bp. Agus dan dilanjutkan dengan kata sambutan dan paparan tentang kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung serta hambatan-hambatan yang terjadi di lingkungan Petrus dari tuan rumah sekaligus ketua lingkungan Petrus, I bu Titi. Di lingkungan yang berkawasan di daerah Pasimal, Cikarang Baru yang meliputi Kasuari, Graha Karya dan Anggrek telah melaksanakan berbagai macam kegiatan seperti Bina I man, Misa lingkungan, doa I bu-I bu, fogging dan doa Rosario yang kerap dilakukan oleh umat lingkungan Petrus.

Meski demikian, seperti peribahasa tak ada gading yang tak retak, tiap lingkungan pastilah tidak sempurna dan masing-masing lingkungan mempunyai permasalahan. Hal ini juga terjadi di lingkungan Petrus dimana kurangnya personil prodiakon dalam lingkungan, kasus sweeping, modul dan pendamping Bina I man remaja, pelatihan tim St. Yusuf dalam perawatan jenazah, dan belum adanya paguyuban lansia. Rm. Sam berpendapat bahwa untuk menanggani hal-hal tersebut umat perlu proaktif dalam mencari informasi-informasi untuk mengatasi persoalan tersebut. Jika terjadi sweeping, perlu mencari data yang akurat dan menyamperin pengurus yang melaksanakan sweeping. Umat tidak perlu takut mencari tahu karena selama ini belum ada kasus sweeping yang dilakukan karena lingkungan dan juga perlu pergantian tempat untuk melaksanakan kegiatan koor dan Bina I man agar tidak mengganggu umat beragama lain. Untuk pembina Bina I man remaja, Rm. Sam menyarankan untuk mencari umat yang gaul dan berjiwa muda yang mau menjadi pendamping; dan untuk modulnya, Bp. Marcel menyarankan untuk bergabung ke lingkungan terdekat. Dan bagi pelatihan perawatan jenazah, perlu konfirmasi dengan lingkungan terdekat yang telah memiliki personil yang mampu merawat jenazah. Dan mengenai belum adanya paguyuban lansia di lingkungan juga menjadi permasalahan utama dimana di lingkungan Petrus telah memliki beberapa lansia. Berdasarkan pendapatan Bp. I wan, lingkungan harus memperhatikan lansia karena cikal bakal terbentuknya lingkungan juga dimulai dengan hadirnya para lansia di lingkungan tersebut.

(7)

Untuk Kalangan Sendiri

MENGENAL ORANG KUDUS

Beata Teresa dari Kalkuta

(lanjutan)

Mata dunia mulai terbuka terhadap I bu Teresa dan karyanya. Berbagai penghargaan dianugerahkan kepadanya, mulai dari I ndian Padmashri Award pada tahun 1962, Hadiah Perdamaian dari Beato Paus Yohanes XXI I I , dan penghargaan-penghargaan lainnya seperti: Magsaysay (Philipina), Warga Kehormatan I ndia, Albania, USA, Doktor Kehormatan bidang Teologi Kedokteran Manusia dan diberikan kehormatan berpidato di depan Majelis Umum PBB. Di samping itu berbagai media dengan penuh minat mulai mengikuti perkembangan kegiatannya. I bu Teresa menerima baik penghargaan maupun perhatian dunia “demi kemuliaan Tuhan atas nama orang-orang miskin.” Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. I a berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan.

Sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya, meskipun mengalami gangguan penyakit yang cukup parah, I bu Teresa tetap mengendalikan kongregasinya serta menanggapi kebutuhan orang-orang miskin dan Gereja. Pada tahun 1997, para biarawatinya telah hampir mencapai 4000 orang, tergabung dalam 610 cabang dan tersebar di 123 negara dari berbagai belahan dunia. Pada bulan Maret 1997, I bu Teresa memberikan restu kepada Sr. Nirmala MC, penerusnya sebagai Superior Jenderal Misionaris Cinta Kasih. Setelah bertemu dengan Paus Yohanes Paulus I I untuk terakhir kalinya, ia kembali ke Calcutta dan melewatkan minggu-minggu terakhir hidupnya dengan menerima kunjungan para tamu dan memberikan nasehat-nasehat terakhir kepada para biarawatinya.

Pada tanggal 5 September 1997 jam 9: 30 malam, hidup I bu Teresa di dunia ini berakhir. Jenazahnya dipindahkan dari Rumah I nduk ke Gereja St. Thomas, gereja dekat Biara Loreto di mana ia menjejakkan kaki pertama kalinya di I ndia hampir 69 tahun yang lalu. Ratusan ribu pelayat dari berbagai kalangan dan agama, dari I ndia maupun luar negeri, berdatangan untuk menyampaikan penghormatan terakhir mereka. I bu Teresa mendapat kehormatan dimakamkan secara kenegaraan oleh Pemerintah I ndia pada tanggal 13 September. Jenazahnya diarak dalam kereta yang sama yang dulu digunakan mengusung jenazah Mohandas K. Gandhi and Jawaharlal Nehru, melewati jalan-jalan di Calcutta sebelum akhirnya dimakamkan di Rumah I nduk Misionaris Cinta kasih. Segera saja makamnya menjadi tempat ziarah dan tempat doa bagi banyak orang dari berbagai kalangan agama, kaya maupun miskin. I bu Teresa mewariskan teladan iman yang kokoh, harapan yang tak kunjung padam, dan cinta kasih yang luar biasa. Jawaban atas panggilan Yesus, “Mari, jadilah cahaya bagi-Ku,” menjadikannya seorang Misionaris Cinta Kasih, seorang “ibu bagi kaum miskin”, sebagai simbol belas kasih terhadap dunia, dan sebagai saksi hidup bagi Tuhan yang dahaga.

26 April 2002, kurang dari dua tahun sejak kematiannya, mengingat reputasi I bu Teresa yang tersebar luas karena kekudusan dan karya-karyanya, Paus Yohanes Paulus I I memberikan persetujuan untuk dimulainya proses kanonisasi I bu Teresa. Pada tanggal 20 Desember 2002 Bapa Suci menyetujui dekrit keutamaan-keutamaannya yang gagah berani dan mukjizat yang terjadi atas bantuan doanya. 19 Oktober 2003 Paus Yohanes Paulus I I memaklumkan I bu Teresa sebagai “BEATA TERESA dari CALCUTTA”.

“Jangan pernah kita lupa akan teladan mengagumkan yang diwariskan oleh I bu Teresa, dan marilah kita mengingatnya bukan hanya dalam kata-kata belaka! Melainkan, dengan senantiasa memiliki keberanian untuk memberikan prioritas pada kemanusiaan.”

(8)

Untuk Kalangan Sendiri

ORANG MUDA KATOLIK

Empowerment Retreat (Retret Pemberdayaan)

-4 sampai 6 Juni

2010-Sudah dua kali OMK mengadakan Retret Pembebasan, pada kesempatan kali ini dan berdasarkan banyaknya minat dari para muda-mudi akhirnya diselenggarakan juga Retret Pemberdayaan. Retret kali merupakan kelanjutan dari Retret Pembebasan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Apa sih manfaat dari Retret Pemberdayaan yang diselenggarakan ini? Banyak sekali manfaat-manfaat yang diberikan dengan mengikuti Retret ini, antara lain: berpikir lebih optimis, menemukan kelebihan-kelebihan yang tersembunyi, membuat hidup lebih bersemangat, dan masih banyak hal-hal positif yang diperoleh. Dan tentu saja Retret Pemberdayaan ini sungguh cocok bagi kalangan muda-mudi yang saat ini ingin mencari jati diri dan arah tujuan hidup.

Retret yang akan dilaksanakan di Wisma Pratista, Cimahi pada tanggal 4-6 Juni 2010 kemarin diikuti oleh lebih dari 50 peserta. Dengan berkumpul pada pk. 13.00 di Pastoran di Jalan Pinus 7 No. 11A, kami berangkat dengan mobil yang telah disiapkan oleh umat seperti mobil Bu Evry, Pak Tri, dan yang lainnya. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan dari Cikarang ke Cimahi, banyak sekali rintangan yang kami hadapi seperti cuaca yang kadang-kadang tidak menentu dan juga sempat nyasar selama perjalanan. Untungnya berkat perlindungan dari Tuhan dan dibantu oleh umat, kami akhirnya sampai di Wisma Pratista. What a great view! I tulah yang terlintas di benak kami begitu kami sampai di Wisma Pratista. Di sana kami menemukan keindahan alam yang belum tersentuh oleh tangan manusia dan langsung juga kami berjalan-jalan di alam sekitar Wisma Pratista untuk menikmatinya.

Ting…tong…begitulah bunyi yang kami dengar saat pk. 18.00 dan kami pun berkumpul di sebuah ruangan untuk mengikuti Misa Jumat Pertama yang dibawakan oleh Rm. Samuel. Kemudian acara pun dilanjutkan dengan materi pertama yang dibawakan oleh Mbak Dian (harus dipanggil mbak, masih muda soalnya) yang bertemakan Mengenal Nyata Diriku. Tetapi sebelum acara dimulai, para pembimbing yang terdiri dari Bp. Marcel, Bu Betty, Pak Pri, Mbak Reni dan Mbak Dian memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada kami. Di dalam materi pertama ini, kami disuruh merenungkan siapakah kami masing-masing

ini dari bacaan Luk 1: 39 - 45 dan sebuah kisah berjudul I buku yang Kejam. Kami sungguh merenungkan dalam-dalam siapakah kami ini dan saling mensharingkan di dalam kelompok kami yang dibimbing oleh Rm. Samuel. Begitu banyak kisah masa lalu yang berbeda-beda, ada yang pahit dan bagus, tetapi dengan masa lalu tersebut, terbentuklah kami yang sekarang dan kami sungguh bersyukur atas sharing yang diberikan teman-teman karena kami menjadi lebih menerima diri kami sendiri dan juga teman-teman kami.

(9)

Untuk Kalangan Sendiri

JADWAL KEGIATAN PAROKI

PDKK ( Persekutuan Doa Karismatik Katolik)

• PDKK ELZA (Elisabeth Zakaria)

Tgl.16 Juni ‘10,pk. 19.30, diRuko Roxy B. 52, Lippo Cikarang, diadakan Persekutuan Doa Karismatik Katolik Elza dengan tema “Perayaan

Ekaristi yang Menyembuhkan dan

Meneguhkan”, dengan pembicara: Rm. V. I stanto Pramuja, SJ.

• PDKK Santa Maria

Tgl.16 Juni ‘10, pk. 19.30, diadakan Persekutuan Doa Karismatik Katolik Santa Maria di Ruko

Thamrin Blok F No. 12, Lippo Cikarang,

pembicara: Bp. Paul Budianto Yosgiarso (dari Paroki Sunter)

Orang Muda Katolik ( OMK)

Setiap Minggu ke-4, 19: 00 di Rumah Putih. I nformasi lebih lanjut, hubungi: Anes (0878-8232-2338)

Balai Latihan Kerja ( BLK)

Jadw al Kursus:

Setiap Selasa, 10: 00 – 12: 00 di Rumah Putih

Misa Senakel

Setiap Sabtu I , 06: 00 di Trinitas WARTA PAROKI

1

Dew an Paroki

Mengundang para anggota dewan pleno Paroki untuk hadir pada Rapat Pleno, Minggu, 13 Juni ’10, pk. 10:00 s/ d 13:00, bertempat diRumah Putih, Jl. Pinus Hijau 3 No. 24 Meadow Green Lippo Cikarang. Undangan dapat diambil di kotak komunikasi masing-masing lingkungan, bidang, dan seksi.

2

Sekretariat Paroki

Jadwal Kurus Persiapan Perkawinan tgl 10 dan 11 Juli ‘10. di Paroki St . Arnoldus Bekasi. Pendaftaran di Sekretariat Paroki paling lambat tgl4 Juli ‘10.

3

Tim Persekutuan

Akan diadakan Retret untuk Remaja pada tgl 09 s/ d 11 Juli ‘10, bagi Remaja silahkan mendaftar pada Panitia di depan Loby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas.

4

Tim Pew artaan

• Mengundang para Baptisan yang dibaptis tgl3 Apr ’10, untuk mengikuti pertemuan Mistagogi pada hariMinggu,13 Juni ‘10, pk.09.30, bertempat dilantai 2 gedung Trinitas.

• Akan diadakan retret bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik pada tgl31 Juni ‘10 s/ d2 Juli ‘10, bagi siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non katolik silahkan mendaftar pada Panitia di depan Lobby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas. • Jadwal baptisan bayi tgl 20 Juni,

pembinaan orangtua dan wali baptis tgl13 Juni,pk 09.00, bertempat di Ruang misa.

5

Sie Pasdior

Mengundang teman-teman Dirigen dan Pelatih koor lingkungan, pada pertemuan tgl 20 Juni ‘10,jam 10:00- 14:00, diRumah Putih, Jl. Pinus Hijau I I I / 24 Meadow Green, Lippo Cikarang. Acara:

• Membahas Rencana Pelatihan Koor Lingkungan.

• Sharing pengetahuan dan ketrampilan antar Dirigen

6

Panitia Perayaan Nama Pelindung Paroki Dibuka pendaftaran lomba non olahraga pada tanggal 12 - 13, 19 - 20 Juni ‘10di lobby trinitas setelah misa

Tanggal Lingkungan

15-Jun-2010 Lk. Stefanus & Lk. Thomas

22-Jun-2010 Lk. Maria Zakaria & Lk. Basilius Agung

Mohon Pengurus Lingkungan menginformasikan tempat dan alamat yang akan digunakan untuk tempat kunjungan ke sekretariat paroki.

(10)

Untuk Kalangan Sendiri

JADWAL PELAYANAN

Hari Tgl. Pk. Koor Sabtu 19-Jun-10 17: 30 Yakobus Minggu 20-Jun-10 7: 30 Koor Paroki Minggu 20-Jun-10 16: 00 Valentinus Sabtu 26-Jun-10 17: 30 Bernadet Minggu 27-Jun-10 7: 30 Yohanes Minggu 27-Jun-10 16: 00 Gembala Baik

Hari Tgl. Pk. Koor

Jumat 02-Jul-10 19: 00 Fransiskus Xaverius Sabtu 03-Jul-10 17: 30 Ratu Rosari Minggu 04-Jul-10 7: 30 I gnasius Loyola Minggu 04-Jul-10 16: 00 Keluarga Kudus Sabtu 10-Jul-10 17: 30 Veronika Minggu 11-Jul-10 7: 30 Dominikus

Jadw al Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Sabtu, 19 Juni 2010

17.30 WI B Minggu, 20 Juni 201007.30 WI B Minggu, 20 Juni 201016.00 WI B

Lektor / Lektris Rubin, Stella Tyas, Pranoto Sara, Devi

Komentator Herman Fany Hermawan

Prodiakon

A. P. Ram Rosanto, L. A. Sukirna, S. Tappi Mellese, M. Ody, Y. Romanus Reming

A. Sugiyo, A. Husein

Setianegara, S. Soedibyo, A. Z. Sardjono, Lucia M. Suwita, T. A. Catiarso Nugroho, N. Sudaryanto, Br. Petrus

Y. R. Kurniawan, Josef R. Raco

Putra Altar Fandy. Kevin, Bob, Brady, Stevandy

I gnas, Frans, Ansel, I van

Gustav, Rommy, Leon Delbert, Tonny, Gerry, Tommy

Tata Tertib &

Koor Lk. Yakobus Koor Paroki Lk. Valentinus

Organis Bpk. Pieter B. Sdr. Donny P. Bpk. Pieter B.

Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokter Jaga ( Mei – Juni 2010)

Tanggal Lingkungan Dokter Jaga Apoteker Peraw at / Bidan

13-Jun-10 Lk. Ratu Rosari dr. Budi Meta Kurniasih, San San Emerita, Sisil

20-Jun-10 Lk. Basilius Agung dr. Riani I ndo, Wulan Bernadeth, Shellyana Dewi

27-Jun-10 Lk. Vincentius dr. Andreas Yovita, Lina, Fransiska Rika Amalia, C. Novi I ndri

Tanggal Hari Raya/ Pesta - Bacaan Liturgi 14-Jun-10 Hari Biasa

1Raj. 21: 1-16; Mzm. 5: 2-3,5-6,7; Mat. 5: 38-42 15-Jun-10 Hari Biasa

1Raj.21: 17-29; Mzm.51: 3-4,5-6a,11,16; Mat.5: 43-48 16-Jun-10 Hari Biasa

2Raj. 2: 1,6-14; Mzm. 31: 20,21,24; Mat. 6: 1-6,16-18

17-Jun-10 Hari Biasa

Sir. 48: 1-14; Mzm. 97: 1-2,3-4,5-6,7; Mat.6: 7-15

18-Jun-10 Hari Biasa

2Raj. 11: 1-4,9-18,20; Mzm. 132: 11,12,13-14,17-18; Mat. 6: 19-23

19-Jun-10 Hari Biasa

2Taw. 24: 17-25; Mzm. 89: 4-5,29-30,31-32,33-34; Mat. 6: 24-34 20-Jun-10 Hari Minggu Biasa XI I

(11)

Untuk Kalangan Sendiri

MUTIARA IMAN

Wanita Jelek Itu Ibuku

banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewek-cewek jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul-betul seperti monster yang menakutkan. I a jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah I bu kandung A Be. Walau demikian, sang I bu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain.

Kondisi I bunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut I bunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang I bu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. I a semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang I bu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh I bunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang I bu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah I bu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang I bu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa -dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. "Yang sudah-sudah nak, I bu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi". Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa I bunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik. Ketika membaca kisah ini di media cetak, saya sempat menangis karena tidak sempat bersujud di hadapan mamaku. Mamaku telah meninggal 3 th lebih saat itu. Teman-teman yang masih punya I bu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada waktu.

(12)

Paroki

Ibu Teresa Cikarang

2010

Sekretariat Paroki I bu Teresa - Cikarang

Referensi

Dokumen terkait

Segala persiapan dilakukan agar upacara ini berjalan dengan baik, lancar, dan sempurna sehingga memberikan kesan mendalam bagi mereka yang menerima ko-muni

Marilah kita juga berdoa bagi mereka yang menderita karena dampak pandemi saat ini, agar Allah Bapa memberikan kesehatan kepada orang sakit, kekuatan kepada orang yang

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan