• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRIBADIAN pelaku kekerasan dalam kepribadian (11)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPRIBADIAN pelaku kekerasan dalam kepribadian (11)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEPRIBADIAN

Oleh : Nurul Wathaniyah

A. Sejarah Kepribadian

Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat. Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencari ciri-ciri khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.

Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.

Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah. Diantaranya yang terkenal, yaitu:

1. Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah ;

a. Chirologi atau ilmu guratan tangan (Jawa : Rajah)

Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang itu tidak ada yang sama satu sama lain, macannya adalah sebanyak orangnya. Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka dia akan dapat mengenal perebdaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.

(2)

Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia. Pada waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa; jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai sifat-sifat khas orang.

c. Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan

Dasar pemikiran grafologi itu adalah segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis dan selanjutnya tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu, merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseroang dengan baik, berarti dia juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya. Dalam menganalisis tulisan tangan itu hal yang diperhatikan antara lain : - Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik / menurun

- Condong atau gerakan tegaknya tulisan

- Jarak tulisan dari garis yang satu ke garis lainnya - Tumpul runcingnya tulisan

- Tebal – tipisanya tulisan,

- Jarak tulisan dari tepi dan sebagainya d. Phisiognomi atau ilmu tentang wajah

Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa.

e. Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak

(3)

ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat orangnya.

f . Onychologi atau ilmu tentang kuku

Oncychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orang.

2. Usaha-usaha yang lebih tinggi nilainya yaitu : a. Ajaran tentang cairan badaniah

Pendapat Hippocrates, yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, karena itu tidak heran kalau dia membahas kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu : tanah, air, udara, dan api (dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu: kering, basah, dingin, dan panas). Maka Hippocrates berpendapat bahwa begitu pula yang terdapat dalam diri manusia, yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh manusia:

1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning) 2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam) 3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan 4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

(4)

seseorang sebagai akibat daripada dominan-nya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya temperamen. Galenius sependapat dengan Hippocrates, bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu Chole, Melanchole, plegma dan sanguis.

B. Definisi kepribadian

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata Latin: persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peranan-perananya. Pada saat itu, setiap pemain sandiwara memainkan peranan-perananya masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Lambat laun, kata pesona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya..

Dalam penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti motif, sifat, dan tempramen, yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan. Tempramen misalnya lebih menunjuk pada dasar biologis dari perilaku, sementara motif dan sifat terkait dengan pengaruh-pengaruh lingkungan sosial.

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gordon W.Allport menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan yang diangkap paling lengkap. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai berikut : “kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”

(5)

Allport menggunakan istilah “system psiko-fisik” dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia merupakan suatu system yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sementara itu istilah khas dalam definisi kepribadian Allport memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadian sendiri. Tidak ada orang yang berkepribadian sama, sehingga tak akan ada dua orang yang bertingkah laku sama.

Koentjaraningrat (1980) menyebut “kepribadian” atau personality sebagai “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia.” Definisi tentang kepribadian tersebut, diakuinya sendiri, sangat kasar sifatnya dan tidak banyak berbeda dengan arti yang diberikan pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari.

Dalam bahasa popular, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.

Apabila definisi umum yang banyak menyerupai konsep dalam bahasa sehari-hari tersebut hendak kita pertajam, akan timbul banyak kesukaran. Hal itu sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi yang berasal memang merupakan tugas mereka, tetapi tidak ada satu definisi yang tajam dan seragam. Agaknya, konsep kepribadian merupakan konsep yang begitu luas, sehingga menjadi suatu konstruksi yang tidak mungkin dirumuskan dalam satu definisi yang tajam, namun bisa mencakup keseluruhannya.

Herman (1969), sebagaimana dikutip Monks, Knoers, dan Haditono (1984:3), berpendapat bahwa pengertian kepribadian yang masih bersifat teoritis ini, yang juga dapat disebut masih merupakan suatu “construct” sangat kabur definisinya. Oleh karena itu, menurut Herman, definisi lebih baik tu diberikan penelitian-penelitian lebih lanjut ketimbang diberikan sekarang.

Menurut para psikolog, istilah “kepribadian” mempunyai arti yang lebih daripada sekedar sifat menarik. Kepribadian seseorang itu tersusun dari semua sifat yang dimilikinya. Sifat itu bermacam-macam, antara lain berikut ini : 1. Ada yang berkenaan dengan cara orang berbuat

(6)

4. Yang terpenting ialah tempramen emosional, meliputi optimisme, pesimisme, mudah bergejolak dan tenang.

Adams (1954) berpendapat bahwa pengertian istilah kepribadian itu bisa digali jika diselidiki dengan seksama apa yang kita maksudkan dengan cakap setiap kali kita menggunakan istilah “saya”. Pada saat anda mengatakan “saya”, menurut Adams, pada dasarnya anda menyimpulkan segala sesuatu mengenai diri anda – apa yang disukai dan tidak disukai, pilihan dan kegemaran, ketakutan dan kebencian, kekuatan dan kelemahan anda.

Newcomb (1950) berpendapat bahwa kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perikelakuan. Kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seseorang untuk berbuat mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.

C. Teori-teori Kepribadian

1. Teori kepribadian psikoanalisis

Dalam mencoba memahami system kepribadian, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, superego. Ketiga sistem ini merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi prilaku manusia.

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati). Dimana, ego harus menghadapi konflik antara id dan superego.

Namun dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukan menghadapi konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan yang datang dari ketidaksadaran kolektif dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang yang diredam dalam ketidaksadaran. 2. Teori-teori sifat

(7)

stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku relative tetap dari situasi ke situasi.

Allport menekankan bahwa keunikan seseorang hanya satu-satunya yang dimiliki orang tersebut. Namun ada satu fokus yang kuat ketika kognitif internal dan proses motivasional seseorang mempengaruhi dan menyebabkan perilaku. Dia mengatakan bahwa sifat manusia itu unik. Sifat adalah sesuatu kesungguhan eksis, namun tidak terlihat. Itu terletak dalam bagian tertentu dalam system saraf. Meskipun tidak terlihat, kita bisa merasakan kehadirannya dengan mengamati konsistensi dari prilaku seseorang. Allport membagi sejumlah perbedaan diantara berbagai jenis sifat, yaitu : Sifat-sifat cardinal, Sifat-sifat sentral, Sifat-sifat sekunder.

3. Teori kepribadian behaviorisme

Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi berbagai criteria ilmiah. Umpamanya, ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian atau diri yang membimbing atau mengarahkan prilaku. Menurutnya individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukannlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu factor lingkungan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan tingkah laku yang khas pula pada individu tersebut.

Skinner telah menguraikan sejumlah tehnik yang digunakan untuk mengontrol prilaku. Tehnik tersebut adalah sebagai berikut :

(8)

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran. Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-faktor di luar di masukkan dalam lapangan psikologis atau lapangan kesadaran seseorang

D. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian itu dapat dibagi sebagai berikut:

1. Faktor biologis

Yaitu faktor yang berhubungan dengan jasmani, atau sering kali pula disebut faktor biologis. Faktor ini berasal dari keturunan atau pembawaan yang dibawa sejak lahir, yang mempunyai peran pada beberapa unsur kepribadian dan mempengaruhi tingkah laku seseorang.

2. Faktor sosial

Yang dimaksud dengan faktor sosial di sini adalah masyarakat; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Termasuk kedalam faktor social ini adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku di dalam masyarakat.

3. Faktor kebudayaan

(9)

E. Tipe-tipe Kepribadian 1. Tipe sanguin

Ciri-cirinya antara lain : Memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang tetapi tipe ini memiliki kelemahan cenderung implusif, bertindak sesuai emosinya/keinginannya, mudah di pengaruhi lingkungan, kurang bisa menguasai diri.

2. Tipe flegmatik

Ciri-cirinya antara lain : cenderung tenang, gejolak emosi tidak tampak, misalnya dalam kondidi sedih atau senang sehingga turun naik emosinya tidak terlihat jelas. Cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah di sekitarnya. Kelemahannya adalah cenderung untuk mengambil mudahnya, tidak mau susah (egois, tidak mau berkornban demi orang lain)

3. Tipe melankolik

Ciri-cirinya antara lain : terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat dan sangat sensitive. Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung (tidak mudah terangat dan tertawa terbahak-bahak).

4. Tipe kolerik

Ciri-cirinya antara lain : Cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas diembannya. Kelemahannya adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang menderita dan perasaanya kurang bermain.

5. Tipe asentif

(10)
(11)

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia, Bandung, 2003.

http://www.scribd.com/doc/53297715/mengenal-tipe-kepribadian-dan-kesadaran-manusia

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2260933-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepribadian/

Referensi

Dokumen terkait

Berapa banyak minimal bola yang harus diambil dari kotak agar pasti terdapat dua buah bola yang memiliki warna yang sama dan hasil penjumlahan angka-angka pada kedua

[r]

My aim is to investigate the intersections between the poetics and physics of light, paying special attention to poetic metaphors, symbols, and imagery

Untuk memeriksa apakah bilangan X adalah prima atau bukan, kita cukup mencari apakah terdapat bilangan prima yang kurang dari X dan habis membagi bilangan tersebut.. Contoh: ●

Studi Kasus tentang Family Quality of Life Pada Keluarga- Keluarga yang Memiliki Anak Down Syndrome di Lembaga Pendidikan X Bandung (Tesis).. Sekolah Pasca

d. Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal sebagai berikut: 1)

Jika peserta memilih lebih dari satu jawaban untuk satu soal, maka jawaban tersebut akan dinilai SALAH.. Jawaban BENAR diberi nilai 4 , jawaban SALAH diberi nilai -1

Selain sel mast, sel lainnya seperti neutrofil dan khususnya eosinofil, ikut berperan dalam memodulasi reaksi hipersensitivitas, baik secara langsung maupun tidak