• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUSYÛZ ISTERI DAN SUAMI DALAM AL-QURẦN (Sebuah Pendekatan Tematis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NUSYÛZ ISTERI DAN SUAMI DALAM AL-QURẦN (Sebuah Pendekatan Tematis)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NUSYÛZ

ISTERI

DAN

SUA M I

DALA M

AL-QUR

N

(SebuahPendekatanTematis)

Erman

FakultasSyariahdanIlmuHukumUINSuskaRiau E-mail:erman_gani@yahoo.com

Abstrak: This article discusses regarding nusyuz of wife and husband in al-Quran perspective. The discussing is focused on the meaningofnusyuz,kindsofnusyuz,andsolutionwhichcan applyto solveit.Accordingtoal-Quran,therearethreestepsthatcanbeused by husband if his wife nusyûz. They are giving advice to wife, aparting bed room, and blowing. Vice versa, when the husband nusyuz, al-Qur'angives referenceto performtheagreementof peace. Whentheagreement ofpeacewhichofferedby thewifeis notfulfilled by thehusband,thenshedoesnotridha, shecandokhulû' ordivorce wherethewifegivesransomsothatherhusbanddivorceher.

KataKunci:nusyûz, isteri, suami,perkawinan

PENDA HULUA N

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk rumah tangga(keluarga) yang bahagiadankekalberdasarkan KetuhananYang Maha Esa.1 Sedangkan Kompilasi Hukun Islam menyebutkan bahwa perkawinan

(2)

Kehidupan rumah tangga sakînah, mawaddah dan rahmah bisa diraih bilaantarasuamiisterimenjalankanhakdan kewajibannyadenganbaiksesuai ketentuan yang berlaku dalam kehidupan rumah tangga. Suami mesti melaksanakan kewajibannya terhadap isteri dalam bentuk memenuhi kebutuhan isteri baik lahir maupun batin sesuai dengan kemampuan sang suami. Sedangkan kewajiban isteri adalah berbakti lahir dan batin kepada suamidalambatas-batasyangdibenarkanhukumIslam.

Bila seorang isteri atau suami tidak mau melaksanakan kewajibannya sebagaimana layaknya kewajiban dalam rumah tangga, seperti suami tidak maumemperdulikan isterinya,atauisteri tidakmaumentaati suaminya,maka hukumIslam memberikanpenjelasanmengenaipersoalantersebutyangdalam alQur’andikenaldenganisitilahnusyûz.Tulisaninimembahasmengenainusyûz dalam perspektif al Qur’an yang meliputi pengertian nusyûz, bentuk nusyûz isteri atau suami menurut al Qur’an dan bagaimana solusi terhadap nusyûz istriatausuamimenurutalQur’an.

PEM BA HASA N

Ayat-ayatal-QurantentangNusy ûz

QS.AlNisa’[4]:34;

ª!$#

@

Òsù

$yJÎ/

Ïä!$|¡ÏiY9$#

n?tã

cqãBº§qs%

A%y`Ìh

9$#

öNÎgÏ9ºuqøBr&

ô`ÏB

(#qà)xÿRr&

!$yJÎ/ ur

<Ù÷èt/

4

n?tã

óOßg

Ò÷èt/

$yJÎ/

É=ø

tóù=Ïj9

×M»sàÏÿ»ym

ìM»tGÏZ»s%

àM»ysÎ=»¢Á9$$sù

4

ÆèdqÝàÏèsù

Æèdy

qà±èS

tbqèù$s

rB

ÓÉL»© 9$#ur

4

ª!$#

xáÏÿym

÷bÎ*sù

(

£`èdqç/ Î

ôÑ$#ur

ÆìÅ_$

ÒyJø9$#

Îû

£`èdrã

àf÷d$#ur

© !$#

¨bÎ)

3

¸x

Î6y

£`Íkö

n=tã

(#qäóö7s?

ÇÌÍÈ

#Z

xsù

öNà6uZ÷èsÛr&

Î6

2

$w

Î=tã

c%x.

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena

Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memeliharadiri ketikasuaminyatidak ada, olehkarenaAllahtelah memelihara (mereka), wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyûznya, makanasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untukmenyusahkannya,sesungguhnyaAllahMahaTinggilagiMahabesar.3

QS.AlNisa’[4]:128;

÷rr&

qà±çR

$ygÎ=÷èt/

.`ÏB

ôMsù%s{

îor&z

öD$#

ÈbÎ)ur

$yJæhuZ÷

t/

$ysÎ=óÁã

br&

!$yJÍkö

n=tæ

yy$oYã_

xsù

$ZÊ#{

ôãÎ)

(3)

$yJÎ/

c%x.

© !$#

cÎ*sù

(#qà)-

­­Gs?ur

(#qãZÅ¡ósè?

bÎ)ur

4

£x

±9$#

ÇÊËÑÈ

#Z

Î6yz

cqè=yJ÷ès?

Artinya:Danjikaseorang wanitakhawatirakannusyûzatau sikaptidakacuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaianitu lebihbaik(bagimereka) walaupun manusiaitu menurut tabiatnyakikir. Dan jikakamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyûz dan sikap tak acuh), Maka SesungguhnyaAllahadalahMahamengetahuiapayangkamukerjakan.4

Kata للﺎﺟﺮﻟااadalahjamak dari ﻞﺟرر yang secara bahasaberarti laki-laki.5

Namun dalam al Qur’an, kataal rijâl memiliki beberapamakna, di antaranya bermaknalaki-laki6,orang baik(baiklaki-laki maupunperempuan),7 nabiatau

rasul,8 ada juga al rajul dalam artian budak.9 Sedangkan kata ننﻮﻣااﻮﻗsecara

bahasaberartiﺮﻣﻻﺎﺑﻞﻔﻜﺘﻤﻟاا(yangmenanggung,bertanggungjawab),ataumenjaga dan memelihara.10 Departemen Agama menterjemahkannya dengan

’pemimpin’.11 Di sisi lain, masih diragukan apakah kata qawâmah bisa

diterjemahkan dengan ‘pemimpin’ dalam bahasaIndonesia. Sedangkan Yusuf Alisebagaimanadikutip NasharuddinUmarmenterjemahkankedalambahasa Inggrisdengan: man are theprotector and maintainersof women(laki-laki adalah pelindungdanpemeliharaperempuan)12.Kataززﻮﺸﻧberasaldariﺰﺸﻧyangberarti ممﺎﻘﻓااﺪﻋﺎﻗننﺎﻛ(duduklalu berdiri)13 Muhammad AlialSâyis,menjelaskannusyûz

secarabahasa ﻊﻔﺗﺮﻤﻟااننﺎﻜﻤﻟاا(tempatyang tinggi) dan maksud nusyûzdalam ayat di atas ننﺎﯿﯿﺼﻌﻟاا(durhaka) dan ﮫﮫﻋﺎﻄﻤﻟااﻦﻋ ﻊﻓﺮﺘﻟاا14. Sedangkan kata ﺎﺿااﺮﻋadalah masdar ضضﺮﻋااyangberartiberpaling.15

Asbâb Nuzûl al Âyat (1) QS. Al Nisa’[4]: 34 di atas turun berkenaan dengan seorang Anshar bersama isterinya datang kepada Nabi Muhammad SAW. Siisteribertanya: ” WahaiRasulullah,adaisteridarisuamiAnsharyang bernama fulan bin fulan yang dipukul oleh suaminya sehingga berbekas di wajahnya.” Maka Rasulullah bersabda: ” Dia tidak berhak berbuat demikian kepadaisterinya.” MakaAllahSWT.menurunkanayatQS.AlNisa’[4]:34.16QS.

Al Nisa’[4]: 128 turun berkenaan dengan Saudah binti Zum’ah yang merasa khawatir akan diceraikan oleh Rasulullah SAW, maka dia berkata: ” Wahai Rasulullah, janganlah engkau menceraikan saya. Saya akan memberikan satu hariuntukengkaugunakanmenggilirAisyah.” MakaNabimelakukannya,dan turunlahQS.AlNisa’[4]:128. Riwayatlain, dariAisyahbahwaadaseseorang yangmemilikiisteriyangsudahtua.Dandiatidakmaumemilikibanyakisteri, makadiahendakmenceraikannya. Kemudiansi isteri berkata: ” Sayatetapkan sebagian kepentinganku tak perlu kamu penuhi.” Maka turunlah QS. Al Nisa’[4]:128.17

(4)

Dalam al Qur’an kata nasyaza dengan berbagai bentuknya ditemukan dalam al Qur’an sebanyakempatkali, danduadiantaranyaberbicaratentang

nusyûz suamidanisteri.18

PengertianNusy ûz

Seperti dijelaskansebelumnya,nusyûz secarabahasaberarti’duduklalu berdiri’, atau tempat yang tinggi. Maksudnya adalah sikap tidak patuh dari suami atau isteri. Kata nusyûz berkembang pemakaiannya menjadi kata ‘durhaka’. Ibn Manzur dalam kitab Lisân al ’Arab mendefinisikan nusyûz

sebagai rasa kebencian salah satu pihak (suami atau isteri ) terhadap pasangannya.

Sementaraitu Wahbahal Zuhailimemberikan pengertianbahwanusyûz adalah ketidakpatuhan salah satu pasangan terhadap apa yang seharusnya dipatuhidan/ ataurasabenciterhadappasangannya/ .19

Kompilasi Hukum Islam menjelaskan bahwa seorang isteri dianggap

nusyûz bilaiatidakmelaksanakankewajibanutamasebagaiseorang isteriyaitu berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan hukum Islam.Isteri mesti menyelenggarakan dan mengaturkeperluan rumah tanggasehari-haridengansebaik-baiknya/20

SementaraituDepartemanAgamaRIdalamalQur’andanTerjemahannya memberikan definisi nusyûz yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri,

nusyûz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.

nusyûz dari pihak suami ialah bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinyadantidakmaumemberikanhaknya.21

Bilaterjadipembangkanganterhadap sesuatuyang memangtidakwajib ditaati, makasikap tersebuttidakbisadikategorikansebagai nusyûz.Misalnya suami menyuruh isterinya berbuat maksiat kepada Allah SWT. Sikap ketidakpatuhan isteri terhadap suaminya itu tidak berarti isteri nusyûz

terhadap suaminya. Atau apabila seorang isteri menuntut sesuatu di luar kemampuan suaminya, lalu suaminya tidak memenuhinya, maka suami tersebuttidakdapatdikatakannusyûzterhadapisterinya.

BentukNusyzIsteridanSuami

Nusyûz merupakan bentuk permulaan keretakan dalam rumah tangga. Keadaan ini muncul dari salah satu pihak, isteri atau suami yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baikatau salah satu pihak menunjukkan ketidakpatuhannya. Bila ketidakpatuhan itu muncul dari keduanya, suami isteri sekaligus, maka levelnya naik dari nusyûz ke siqâq, sebagaimana dijelaskandalam QS.AlNisa’[4]:129:

ô`ÏiB

$VJs3ym

(#qèWyèö/ $$sù

$uKÍkÈ]÷

t/

s-

­­$s)

Ï©

óOçFøÿÅz

÷bÎ)ur

$[s»n=ô¹Î)

!#y

Ì

ã

bÎ)

!$ygÎ=÷dr&

ô`ÏiB

$VJs3ymur

¾Ï&Î#÷dr&

(5)

Artinya:Dan jikakamukhawatirkanadapersengketaanantarakeduanya,Maka

kirimlah seoranghakamdari keluargalaki-lakidan seorang hakamdari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscayaAllahmemberitaufikkepadasuami-isteriitu.SesungguhnyaAllahMaha MengetahuilagiMahaMengenal.

Pembicaraan tentang syiqâq dalam al Qur’an dijelaskan secara panjang lebar setelah menjelaskan mengenai nusyûz isteri dan solusi yang bisa dilakukanolehsangsuamibilaisteriyangbersangkutanmelakukannusyûz.

Bentuk Nusy ûzIsteri

Dasar hukum nusyûz isteri dalam al Qur’an adalah QS. Al Nisa’[4]: 34. Terdapatbeberapaide-idealQur’andidalamayattersebut.Pertama,berbicara mengenaitanggungjawab seorang laki-laki terhadap perempuandalamrumah tangga; kedua, kriteria seorang isteri yang shalehah yang taat dan melakukan pemeliharaan ketika suaminya tidak ada; ketiga, sikap yang dilakukan oleh suamiketikaterjadinusyûzdarisangisteri.

Ayat tersebut tidak menjelaskan secara rinci batasan-batasan nusyûz seorang istri,namunagaknyakitabisamemberikanpemahamanbahwanusyûz adalah lawan kata qânut (senantiasa patuh) yang dijelaskan juga dalam ayat tersebutsebelummenyebutkantentangnusyûz,yaitu

xáÏÿym

$yJÎ/

É=ø

tóù=Ïj9

×M»sàÏÿ»ym

ìM»tGÏZ»s%

M»ysÎ=»¢Á9$$sù

ª!$#

Ayat tersebut menerangkan bahwa ’isteri yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara(mereka).’ Biladipahami kalimat di atas, berarti isteri yang nusyûz memiliki akhlak yang berbeda atau bertolak belakang dengan akhlakwanitashaleh.

Al Qurthuby dalam tafsirnya menjelaskan bahwa suatu ketika RasulullahSAWbersabda yangdiriwayatkanolehAbuHurairah:

وإذا

ﻚﺗﺮﺳ

ﺎﻬﻴﻟإ

تﺮﻈﻧ

إذا

ﻲﺘﻟا

ءﺎﺴﻨﻟا

ﺮﻴﺧ

ﺎﻬﺴﻔﻧ

ﻲﻓ

ﻚﺘﻈﻔﺣ

ﺎﻬﻨﻋ

ﺖﺒﻏ

وإذا

ﻚﺘﻋﺎﻃأ

ﺎﻬﺗﺮﻣأ

ﻚﻟﺎﻣو

Artinya: Sebaik-baik wanita ialah seorang isteri yang jika kamu

memandangnya maka ia menyenangkanmu, jika kamu menyuruhnya dia mentaatimu, jika kamu tidak ada ia menjaga dirinya untukmu dan menjaga hartamu.

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, kemudian beliau membaca QS. Al Nisa’[4]: 34 dari awal ayat sampai selesainya.22 Perkataan Rasulullah

tersebut memberikan gambaran bagaimana posisi seorang isteri terhadap suamididalamrumahtangga.

(6)

isteri terhadap suaminyadi atas’tempattidur’ dan sang isterienggan, maka malaikat akan melaknat sang isteri hingga terbit fajar. Hadis tersebut lengkapnyasebagaiberikut:

ﻦﻋ

ىﺪﻋ

ﻰﺑا

ﻦﺑا

ﺎﻨﺛﺪﺣ

رﺎﺸﺑ

ﻦﺑا

ﺪﻤﺤﻣ

ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻰﺿر

ةﺮﻳﺮﻫ

ﻰﺑا

ﻦﻋ

ﺰﻣﺎﺣ

ﻰﺑا

ﻦﻋ

نﺎﻤﻴﻠﺳ

ﻦﻋ

ﻪﺒﻌﺷ

:

ل

ﺎﻗ

ﻢﻠﺳ

و

ﻪﻴﻠﻋ

ﻪﻠﻟ

ا

ﻰﻠﺻ

ﻰﺒﻨﻟ

ا

ﻦﻋ

ﻪﻨﻋ

ﻪﻠﻟ

ا

ﺊﺠﺗ

ﺎــﻧ

ﺖﺑﺄﻓ

ﻪﺷاﺮﻓ

ﻰﻟا

ﻪﺗأﺮﻣا

ﻞﺟﺮﻟا

ﺎﻋد

اذا

ﺢﺒﺼﺗ

ﻰﺘﺣ

ﺔﻜﺋﻼﻤﻟا

ﻪﺘﻨﻌﻟ

Artinya: Muhammad Ibn Basysyar telah membicarakan kepada kami, Ibn Abi Ada’ membicarakan kepadakamidari Syu’bahdariSulaiman dari AbiHazam dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. Bersabda: Apabila seorang laki-laki mengajakistrinyaketempat tidur, makasang istri enggan untukmendatangi ajakansuamimakamalaikatakanmelaknatsangistrihinggafajar.23

Dalam kontekshadisdiatas,Imamal-Syafi’imenjelaskanbahwalaknat malaikat itu terjadi jika penolakan istri dilakukan tanpa adanya alasan yang dibenarkan syara’ (bi al-ghair ‘uzrin syar’iyyin). Mustafa Muhammad Imarah jugaberpendapatbahwalaknatitu terjadijikapenolakanistridilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syara. Demikian juga menurut Wahbah al-Zuhaili, laknat di dalam hadis di atas harus diberi catatan selagi istri dalam keadaan longgar dan tidak takut disakiti. Keharusan istri melayani keinginan suami dapatdibenarkankecualidalam keadaansedang mengerjakankewajibanyang tidak bisa ditinggalkan. Penolakan istri juga dapat dibenarkan apabila dia merasaakandizalimiolehsuaminya.24

Bahkan, lebih tegas lagi al-Syirazi mengatakan bahwa meskipun pada dasarnya istri wajib melayani permintaan suami, tetapi jika memang tidak terangsang untuk melayaninya, ia boleh menawarkan atau menangguhkan sampai batas tiga hari. Adapun bagi istri yang sedang sakit atau tidak enak badan, tidak wajib baginya untuk melayani ajakan suami sampai sakitnya hilang.25

Sesungguhnya,ketaatanseorang isterikepadasuaminyadidasarkanpada keadaan di mana seorang suami berada pada posisi pemberi nafkah dalam rumah tangga, termasuk juga kelebihan-kelebihan laki-laki terhadap perempuan. Kelebihan-kelebihan tersebut terletak pada mahar, waris, kekuatan,wali,saksi,dalamibadah,danlainnya.26

IbnKatsîrmenjelaskan bahwawanitayang nusyûzadalahwanitayang mengadukan hal ihwal suaminya kepada orang lain, menolak perintahnya, berpalingdarisuaminya,danmembuatsuaminyamarah.27

(7)

seorang suami berhak untuk menjatuhkan sanksi kepada istrinya. Dia juga tidak wajib memberikan nafkah kepada istrinya. Jika istrinya telah kembali, atau tidaknusyûz lagi,maka sang suami tidakberhak lagiuntuk menjatuhkan sanksi kepada istrinya, dan pada saatyang sama dia pun wajib memberikan nafkahistrinya.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ketika syariat telah menetapkan hak seorang suami secara umum untuk memerintahkan istrinya melakukan sesuatu, atau melarangnya, syariat juga telah men-takhshîsh beberapahaldarikeumumantersebut.Misalnya,syariatmembolehkanseorang wanita untuk melakukan transaksi bisnis, mengajar, melakukan silaturahmi, pergikemasjid,menghadiriceramah,seminar,ataupunkajian.Denganadanya

takhshîshini, konteksnusyûz tersebutbisalebih dideskripsikan sebagai bentuk pelanggaran seorang istri terhadap perintah dan larangan suami, yang berkaitan dengan kehidupan khusus (al-hayâh al-khâshah), dan kehidupan suami-istri(al-hayâhaz-zawjiyyah).

Diluarsemuaitu tidakdianggap nusyûz.Artinya,hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan umum (al-hayâh al-'ammâh), seperti jual-beli di pasar, atau belajar di masjid, dan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan suamiisteritidaktermasukdalam kategorinusyûz. Jikasuamimemerintahkan istrinyamenyiapkanmakananuntuknya,menutupauratdidepanlaki-lakilain, memerintahkannya shalat, puasa, mengenakan pakaian tertentu, atau tidak membuka salah satu jendela, tidak menjawab orang yang mengetuk pintu, tidakdudukdiberandarumah,tidakmencucipakaiansuaminya,keluarrumah danlain-lainyangberkaitandengankehidupankhusus,ataukehidupan suami-istri,makasyariattelahmemerintahkanseorang istriuntukmentaati suaminya dalam perkara-perkara tersebut. Jika dia melanggar dan tidak mentaatinya, maka dia layak disebut melakukan nusyûz, dan kepadanya berlaku hukum

nusyûz.

(8)

BentukNusy ûzSuami

Dasar nusyûz suami dalam al Qur’an QS. Al Nisa’[4]: 128. Berbeda denganQS.AlNisa’[4]:34tentang nusyûzisteri,nuzyuzsuamidisiniditambah dengan istilah i’râd. Nusyûz pihak suami kepada isteri lebih banyak berupa kebencian atau ketidaksenangan terhadap isterinya, sehingga suami menjauhi dantidakmemperhatikanisterinya.Selainistilah nusyûzpihaksuami,adajuga istilah i’râd (berpaling)/ Perbedaannya adalah jika nusyûz suami menjauhi isteri, sedangkan i’râd suami tidak menjauhi isterinya melainkan hanya tidak mauberbicaradan tidakmenunjukkankasihsayang kepadaisterinya.Dengan demikian setiap suami nusyûz pastilah i’râd, sedangkan suami i’râd belum tentunusyûz.

SolusiIsteridanSuamiNusy ûz SolusiNusyûzIsteri

Firman Allah SWT bahwa wanita-wanita yang kamu khawatirkan melakukan nusyûz, yakni wanita-wanita yang dikhawatirkan berbuat nusyûz kepadasuaminya,diantaranyamengadukanhalihwalsuaminyakepadaorang lain, menolak perintahnya, berpaling dari suaminya dan membuat suaminya marah, jika tanda-tanda itu terlihat, maka nasihatilah dan ingatkanlah akan siksaAllahlantarandiamendurhakainya,karenaAllahSWTtelahmewajibkan isteri untuk taat kepada suaminya, karena ketaatan itu merupakan hak sang suami, dan Allah mengharamkan kepada wanita mendurhakai suaminya karenasuamiitumemilikikeutamaandankeunggulanatasisterinya.29

Bila suami melihat tanda-tanda seorang isteri nusyûz, maka al Qur’an memberikansolusisepertitermaktubdalamayatitusendiri:

£`èdqç/ Î

ôÑ$#ur

ÆìÅ_$

ÒyJø9$#

Îû

£`èdrã

àf÷d$#ur

ÆèdqÝàÏèsù

(

Ayat di atas menjelaskan tahapan-tahapan penyelesaian isteri nusyûz

,(a). ﻦھھھھﻮﻈﻌﻓ yaitu memberikan nasehat. Dalam artian seorang isteri diberikan bimbingan, petunjuk dan peringatan tentang ketakwaan kepada Allah SWT serta hak dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga. Nasehat kepada isteri yang nusyûz harusdilakukan dengan carabijaksana dan lemah lembut. Apabila dengan cara lemah lembut tidak dapat merubah sikap nusyûz isteri maka suami diperkenankan untuk mengancam isteri nusyûz itu dengan menjelaskan bahwa sikap nusyûz seorang isteri terhadap suaminya, dapat menggugurkanhak-hakisteriatassuaminya.

Sementara itu al Qurthuby menjelaskan bahwa makna dari ﻦھھھھﻮﻈﻌﻓ itu adalah ﷲ ببﺎﺘﻜﺑ, artinya mengingatkan kepada isteri bahwa Allah telah mewajibkan atasmerekauntukbergauldan berbuatbaikterhadap suami, dan bagaimana kemuliaan yang didapatkan seorang isteri atas perbuatannya.30

(9)

تﺮﻣأ

ﻮﻟ

:

لﺎﻗ

ﻢﻠﺳ

و

ﻪﻴﻠﻋ

ﻪﻠﻟا

ﻰﻠﺻ

ﻲﺒﻨﻟا

ﺈــﻧ

ﺎﻬﺟوﺰﻟ

ﺪﺠﺴﺗ

ﺄــﻧ

أةﺮﻤﻟا

تﺮﻣﻷ

ﺪﺣﻷ

ﺪﺠﺴﻳ

ﺄــﻧ

اﺪﺣأ

Artinya:Jikalauseseorangdiperintahkan sujudkepadaoranglain,niscayaaku

perintahkanseorangisterisujudterhadapsuaminya.31

Kemudian al Qurthuby juga mengutip hadis tentang laknat malaikat terhadap isteri bila menolak ajakan suaminya ke tempat tidur sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Agaknya, inilah tema-tema yang disampaikan oleh suami dalam memberikan nasehat terhadap isteri yang nusyûz. Penyampaian hadisdiatasolehalQurthubybukanlahdalamartianisteriseolah-olahmenjadi budakbagisuami,sebabhadistersebutmaknanyatidak sepertizhahirteksnya, tapi dalam rangka memberikan gambaran mengenai kewajiban seorang isteri terhadapsuami.(b) ﻊﺟﺎﻀﻤﻟااﻲﻓﻦھھھھووﺮﺠھھھھووyaituberpisahranjangdantidakbertegur sapa. Tahap ini adalah tahap lanjutan, yakni jika tahap pertama tidak dapat merubah sikap nusyûz isteri. Khusus mengenai tidak bertegur sapa hanya diperbolehkantigaharitigamalam,berdasarkanhadisRasulullahSAW:” Tidak halalbagiseorang muslim untuktidakbertegursapadengansaudaranyalebih dari tiga hari tiga malam (HR. Abu Daud dan al Nasai).32 (c). ﻦھھھھﻮﺑﺮﺿااوو yaitu

memukul isteri yang nusyûz, namun dengan pukulan yang tidak sampai melukainya.MenurutMuhammadAliAshâbunidanWahbahalZuhaili,ketika melakukan pukulan harus menghindari bagian muka, karena muka bagian tubuh yang paling dihormati, bagian perut dan bagian tubuh lainnya yang dapat menyebabkan kematian karena pemukulan ini bukan bermaksud mencederai apalagi membunuh isteri yang nusyûz melainkan untuk merubah sikapnusyûz-nya.Memukulhanyapadasatutempatkarenaakanmerubahrasa sakit dan akan memperbesar kemungkinan timbulnya bahaya.33 Dalam

memukul Mazhab Hanafi menganjurkan agar menggunakan alat berupa sepuluhlidiataukurang dariitu, ataudenganalatyang tidaksampaimelukai. Hal ini berdasarkan hadis dari Rasulullah SAW: Tidakdibenarkan salah seorang

kamu memukul dengan pemukul lebih dari sepuluhlidi kecuali untukmelakukan hal yang telah ditetapkan Allah SWT. (HR. Bukhari dan Muslim)34. (d) Tahapan

keempat ini sesungguhnya tahap yang diberikan untuk menyelesaikan persoalan siqâq, namun demikian apabila tahap pertama, kedua dan ketiga tidak berhasil sementara nusyûz isteri telah menimbulkan kemarahan suami dan menjurus kepada siqâq maka diperlukan juru damai, sebagaimana yang disebutkanAllahdalamQS.alNisa;[4):129.

SolusiNusyûzSuami

Suami nusyûz bisa diselesaikan dengan cara melakukan perdamaian, sepertidisebutayat:

4

$[sù=ß¹

$yJæhuZ÷

t/

$ysÎ=óÁã

br&

!$yJÍkö

n=tæ

yy$oYã_

xsù

(10)

Apabila seorang wanita khawatir akan kedurhakaan suaminya, yaitu bersikap congkak padanya, tidak suka kepadanya, dan tidak acuh padanya, makadalamkondisisepertiinisebaiknyadiadakanperbaikandiantaramereka berdua,dengancaramenggugurkan haknyayang wajib atas suaminyaagaria tetap bersama suaminya itu, yaitu rela dengan lebih sedikit dari yang seharusnya berupa nafkah, pakaian, tempat tinggal atau pembagian hari dengan cara menggugurkan haknya atau memberikan jatah hari atau malamnyakepadasuaminyaataukepadamadunya. Bilamerekaberduatelah sepakat dengan kondisi seperti itu, maka tidaklah berdosa dan tidak salah merekaberduamelakukan itu.Tidakmengapabagisuamidan tidakmengapa pula bagi isteri. Karena itu suaminya boleh tetap bersama isterinya tersebut dalamkondisisepertiitu,danitulebihbaikdaripadabercerai,itu maksud dari kalimat ﺮﻴﺧ ﺢﻠﺼﻟوا (danberdamaiitulebihbaik).35

Dari keumuman lafaz ayat dapat diambil kesimpulan bahwa perdamaian antara dua orang yang masing-masing mempunyai hak atau perselisihandalamperkaraapapun,adalahlebihbaikdaripadamasing-masing dari mereka berdua itu saling ngotot dalam mempertahankan hak-haknya, karenadenganberdamaiakanmenjaditenangdantetap beradadalamsuasana saling mencintai serta sama-sama memakai sifat toleransi dan saling memaafkan.

Perbuatan tersebut boleh dalam segala perkara, kecuali dalam perkara menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, karena sesungguhnya hal itu bukanlah merupakan suatu perdamaian, akan tetapi menjadisebuahtindakanmelampauibatas.

Ibn Katsỉr menambahkan bahwa firman Allah SWT tentang: ’Perdamaian adalahlebihbaik’,yakni damainyasiisteri dengan mengabaikan beberapa haknyayang wajib diberikan oleh suaminyadan penerimaan suami ataspemberianisterinya ituadalahlebihbaikdaripadaperceraiansecaratotal, sebagaimanaNabi tetap mengawini Saudah binZum’ah. Nabi melakukan hal demikian supaya umatnya menjadi akrab terhadap berlaku dan bolehnya praktiktersebut.Jadipraktikitu lebihbaikbagiNabi.Tatkalakerukunan lebih dicintai oleh Allah daripada perceraian, maka Allah berfirman: ” Perdamaian itulebihbaik.” dan perceraianitudibenciAllahSWT.36

Bila perjanjian damai yang ditawarkan oleh sang isteri tidak juga dipenuhi oleh sang suami, di mana suaminya tetap memperlihatkan sikap-sikap nusyûz-nya, kemudian isterinya tidak ridha, maka ia bisa menempuh jalan khulû’, di mana secarabahasa berarti ’menanggalkan’. Hal ini diartikan demikian karenaantarasuamiisteri laksanapakaian antarayang satu dengan lainnya.37 Sedangkansecaraistilahkhulu’ adalahperceraianantarasuamiisteri

dengan memberikan tebusan kepada pihak suami dengan ucapan thalâkatau

khulủ’.SedangkanmenurutIbnRusyd,khulû’adalahisterimemberikantebusan agarsuamimenceraikannya.38

(11)

Secara umum dapat disimpulkan bahwa nusyûz adalah kedurhakaan salah satu pihak (suami atau isteri) dalam rumah tangga. Perbuatan nusyûz tersebut bisadilihat dari sikap yang diperlihatkan oleh masing-masing pihak terhadap pasangannya.Solusiatasnusyûztersebutbisadiselesaikanolehkedua belah pihakberdasarkankesepakatan dantindakan-tindakanyang dibenarkan Islam.

Terdapat perbedaan solusi yang disampaikan al Qur’an dalam menyelesaikan nusyûz isteri dan suami. Bila yang nusyûz isteri, maka al al Qur’an memberikan tiga tahapan, yakni memberikan nasehat, pisah tempat tidurdan denganpukulan. Sedangkanbila nusyûz daripihaksuami,makaal Qur’an memberikan acuan diadakannya perjanjian, di mana sang isteri rela mengurangi hak atas suaminya. Agaknya, perbedaan ini terjadi karena berbedanyafungsisuamidanisteridalamrumahtangga.

Nusyûz merupakan awal dari pertengkaran dalam rumah tangga, bila perselisihan itu terjadi oleh keduabelahpihaksecaraterusmenerus,makahal itudisebutdengansiqâq.

Endnotes:

1 DefinisiperkawinanmenurutUndang-undangNo.1Tahun1974

2 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 2 dan 3, Lihat: Abdul Gani Abdullah. 1994. Pengantar KompilasiHukumIslamDalamTataHukumIndonesia.Jakarta:GemaInsaniPers.hlm.78. 3 DepartemenAgamaRI.1977.alQur’andanTerjemahannya.Jakarta:BumiRestu.hlm.123 4 Ibid.hlm.128

5 AhmadWarsonMunawwir.1997.alMunawwir.Surabaya:PustakaProgressif,hlm.479 6 SepertidalamQS.AlNisa’[4]:32dan34tentangpembagianwarisan.

7 QS.alA’raf[7]:45;

Dxä. tbqèùÍ ÷êt ×A%y`Í Å$#z ÷äF{$# n?tãur 4 Ò>$pgÉo $yJåks]÷ t/ ur 4 öNä3ø n=tæ íN»n=y br& Ïp¨Ypgø:$# |=»ptõ¾r& (#÷ry $tRur 4 öNà 8yJ Å¡Î0

ÇÍÏÈ tbqãèyJôÜt öNèdur $ydqè=äzô t óOs9 8 QS.alAnbiya’[21]:7 10 Muhammad Ali al Shâbuni, Op.cit., hlm. 462 .Atau lihatjuga: Al-Thabari,

AbûJa`farMuhammadbinJarîr.1978.Tafsîral-Thabariy.juz4.Beirut:Dâr al-Fikr.

11 DepagRI. loc.cit.

12 Lihat: Nasaruddin Umar. 2001. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al Qur’an. Jakarta: Paramida.hlm.279

13 Munawwir,op.cit., hlm. 1418

14 Muhammad AlialSâyis. 2001.TafsîrAyât alAhkâ.Beirut: Dâral Ihya’ alTuratal‘Arabi. hkm.319

(12)

16 Muhammad AlialShâbun. 1997. Rawâi’ulBayânTafsîrAyâtalAhkâmminalQur’a.Beirut: DaaralIhya.hlm.466

17 Lihat: IbnKatsîr.tt. TafsîrAl-Quranal-Azîim. Beirut:Daral-Andalus. 18 FathalRahmanliThâlibalQur’an.tt:Indonesia.MaktabahDahlan.hlm.435

19 WahbahalZuhaili.1984.FiqhIslâmwaAdillatuhu.juz.IXDamsik:DaaralFikr.hlm.6855 20 KompilasiHukumIslam,Pasal83danPasal84.

21 DepagRI, Op.cit.,hlm.123

22 Al-Qurthubiy,Abu Abdillah al-Anshariy. tt. Jami` al-Ahkam al-Quran. jilid 8 Kairo: Ar al-Kutubal-Arabiy. hlm.161

23 ImamBukhari. KitâbalNikâhbâbIzâBâtatalMar’ahalMuhâjirahFirâsyZaujihi,haditsnomor 5194, op.cit.,jilidV,halaman479-480.

24 MustafaImarah.tt. Jawâhiral-Bukhâri.Surabaya:Maktabahal-Hidayah.hlm.338:lihatjuga: Wahbahal-Zuhali.1989. Fiqhal-IslâmwaAdilltuhu.Beirut:Daral-Fikr.hlm.335

25 AbuIshaqal-Syirazi.tt.al-MazâhibfiFiqhal-Imâmal-Syafi’i.Beirut:Daral-Fikr,hlm65. 26 AlQurtuby,op.cit.,hlm.161

27 IbnKatsir, Op.cit., hlm. 292

28 http:/ / www.aliisright.com/ details.asp?id=41 29 IbnKatsir,loc.cit.

30 AlQurtuby,op.cit.,hlm.161. 31 Ibid.

32 WahbahalZuhailid, loc.cit.

33 MuhammadalShâbuni,loc.cit,WahbalalZuhaili,loc.cit 34 Ibid

35 IbnKatsir,loc.cit. 36 Ibid.

37 AbuYahyaZakariaalAnshori.tt. FathulWahab.Beirut:DâralFikri.hlm.66 38 IbnRusyd.tt.BidâyahalMujtahid.Beirut:DâralFikri.hlm.50

DAFTA RPUSTAKA

Abdullah, Gani, Abdul. 1994. Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata HukumIndonesia.Jakarta:GemaInsaniPers.

AlAnsori,Zakaria,AbuYahya.tt.FathulWahab.Beirut:DâralFikri.

AlBukhari.1992.ShahîhBukhâri.Beirut:DâralKutub.

Al Sâyis, Ali, Muhammad. 2001. Tafsîr Ayât al Ahkâm. Beirut: Dâr al Ihya’ al Turatal‘Arabi.

Al Shâbuni,Ali, Muhammad. 1997. Rawai’ul Bayân TafsîrAyât al Ahkâmminal

Qur’an.Beirut:DâralIhya.

Al Thabari, Abu Ja`far Muhammad bin Jarir. 1978. Tafsîr al-Thabariy. Juz 4. Beirut:DâlFikri.

AlZuhaili,Wahbah.1984.FiqhIslâmwaAdillatuhu.juz.IX.Damsik:DaaralFikr.

Al-Harrasiy, Kiya. 1983. Ahkâm al-Quran. Jilid I. Beirut: Dâr al-Kitâb al-Ilmiyyah.

(13)

Al-Qurthubiy, Abu Abdillah al-Anshariy. tt. Jami` al-Ahkâm al-Quran. jilid 8. KairoAral-Kutubal-Arabiy

Al-Thabathaba’i, Muhammad Husein. tt: al-Mizân fi Tafsîr al-Quran, Beirut. al-Muassasatal-Islamiy.

Al-Zarqaniy,Muhammadal-`Azhim.tt.Manâhilal-IrfânfiUlûmal-Quran.Kairo: Isaal-Babal-Halabiy

DepartemenAgamaRI.1977.Al-Qur’andanTerjemahannya.Jakarta:BumiRestu.

Hayyan, Hayyan,al-Andalusi,Abu Yusuf, Muhammad.1978. Tafsỉr al-Bahr

al-Muhîth. Jilid3.Beirut:DâralFikri.

Ibn Katsîr, al-Qurasyi al-Dimasqiy. tt. Tafsîr Al-Quran al-Azhîm, jilid 2. Beirut. Dâral-Andalus.

IbnRusyd.tt.BidâyahalMujtahid.Beirut:DaaralFikri.

Munawwir,Warson, Ahmad.1997.alMunawwir.Surabaya:PustakaProgressif. 1997

Ridha, Rasyid, Muhammad. tt. Tafsîr al-Quran al-Hakîm. Kairo: Maktabat al-Qahiroh.

Referensi

Dokumen terkait

• Membantu Project Manager menyusun Activity Plan untuk implementasi sistem yang baru.. • Melakukan High Level Opportunity

Perawat instrumen atau tehnisi yang melakukan setting ada peralatan untuk setiap kasus harus mengatakan bahwa steriliasi sudah dilakukan dan untuk yang

Ketua BNN dijabat oleh Kapolri, sedangkan operasionalnya dipimpin oleh Kepala Pelaksana harian (Kalakhar). Pendirian BNN ini sebagai upaya penanggulangan bahaya narkoba

Untuk menjawab dan memecahkan masalah yang diajukan melalui identifikasi dan rumusan masalah pada penelitian ini dilakukan dengan mencari dan mendapatkan

Seperti dalam ungkapan Burhanuddin (2003: 10) yang menyatakan bahwa Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common

3.1 Pembinaan Soalan Ujian 59 4.1 Taburan Responden Mengikut Jantina 66 4.2 Taburan Tahap Tertinggi Pendidikan Bapa/Penjaga 67 4.3 Taburan Tahap Tertinggi

Karakter tanda bintang (*) yang terdapat dalam PPI sangat penting untuk harmonisasi deskripsi varietas secara internasional dan harus selalu diperiksa dalam setiap uji BUSS

jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri