• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) untuk Klasifikasi Fungsi Senyawa Aktif Menggunakan Notasi Simplified Molecular Input Line System (SMILES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) untuk Klasifikasi Fungsi Senyawa Aktif Menggunakan Notasi Simplified Molecular Input Line System (SMILES)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

6160

Penerapan Metode

Learning Vector Quantization

(

LVQ

) untuk Klasifikasi

Fungsi Senyawa Aktif Menggunakan Notasi

Simplified Molecular Input

Line System

(

SMILES

)

Suhhy Ramzini1, Dian Eka Ratnawati2, Syaiful Anam3

1, 2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

3Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Senyawa aktif merupakan suatu zat (obat) yang mampu memberikan efek baik terhadap kondisi buruk tubuh manusia. Penggunaan senyawa aktif adalah untuk proses pencegahan bahkan penyembuhan suatu penyakit. Senyawa aktif sangat dibutuhkan dan berperan penting dalam dunia medis. Notasi Simplified Molecular Input Line System atau disingkat dengan SMILES merupakan representasi dari suatu senyawa (ikatan karbon) yang diciptakan oleh David Weininger pada tahun 1980. Tersusun dari karakter ASCII (AmericanStandardCodeforInformationInterchange) sehingga dapat disimpan dalam variabel string dan diproses oleh komputer dengan mudah. Jumlah senyawa (notasi SMILES) saat ini sangat banyak dan perlu dilakukan klasifikasi untuk senyawa yang sudah teruji mampu dijadikan sebagai obat (senyawa aktif). Penelitian ini dilakukan untuk proses klasifikasi fungsi senyawa aktif menggunakan notasi SMILES menerapkan metode Learning Vector Quantization (LVQ) dengan dua kelas fungi senyawa aktif, yaitu kelas senyawa aktif untuk penyakit metabolisme dan kelas senyawa aktif untuk penyakit kanker. Terdapat 467 dataset dengan masing-masing data memiliki 11 fitur. Dalam proses pengujian didapatkan nilai learning rate sebesar 0,1, nilai decrement alpha sebesar 0,3, nilai minimum alpha sebesar 1 ∗ 10−14, dan maksimal epoch sebanyak 15 dengan menggunakan persentase data latih 80% dan data uji 20% dihasilkan akurasi sebesar 76,34%.

Kata kunci: senyawa aktif, notasi simplified molecular input line system, metode learning vector quantization, learning rate, decrement alpha, minimum alpha, maksimal epoch

Abstract

Active compound is a substance (medicine) capable of providing kind effect when the human bodies are in bad shape. Active compound often used for preventing or curing a disease. Active compound takes an important role in medical world. SimplifiedMolecular Input Line System notation, in short SMILES notation is representation of compound (carbon bond) created by David Weininger in 1980. SMILES notation composed of ASCII (AmericanStandard CodeforInformationInterchange) characters so that it can be stored in string variable and easily processed by the computer. Currently, there are numbers of compounds (SMILES notation) and it makes the classification for tested compound that can be made into a medicine (active compound) becomes necessary. The purpose of this research is to classify the active compound function utilizing SMILES notation with Learning Vector Quantization (LVQ) method by using 2 active compound function classes, one for metabolic disease, and another for cancer disease. There are 467 datasets with each 11 features. On testing process, the obtained value for learning rate is 0.1, decrement alpha is 0.3, minimum alpha is 1 ∗ 10−14, and maximum epoch is 15 by using a percentage of 80% training data and 20% testing data which produce accuracy of 76.34%.

Keywords: active compound, simplified molecular input line system notation, learning vector quantization method, learning rate, decrement alpha, minimum alpha, maximum epoch

1. PENDAHULUAN

Senyawa aktif merupakan zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia karena

(2)

memberikan efek fisiologis terhadap organisme lain dan biasanya senyawa aktif ditemukan dalam hewan dan tumbuhan (Salni etal, 2011). Pada dunia medis, penggunaan senyawa aktif ditujukan untuk melakukan penyembuhan atau pencegahan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien. Pada tahun 80-an, David Weininger melakukan sebuah penelitian dan dalam penelitian itu dia berhasil membuat sebuah notasi yang berisi informasi-informasi dari kimia modern. Notasi kimia ini terdiri dari karakter ASCII (American Standart Code for Information Interchange), sehingga membuat notasi kimia ini dapat disimpan dalam suatu variabel string. Simplified Molecular Input Line System atau disingkat dengan SMILES adalah nama dari bentuk representasi ikatan kimia atau ikatan karbon. Setiap senyawa aktif memiliki notasi SMILES, hal tersebut berfungsi agar pada saat proses komputerisasi dapat berjalan dengan mudah dan dapat disimpan dalam komputer dengan ukuran yang kecil (Junaedi, 2011).

Fungsi dari senyawa aktif sangatlah berguna dan dibutuhkan oleh para akademisi kesehatan agar dapat dilakukan penelitian dan dapat dijadikan sebagai obat untuk proses penyembuhan atau pencegahan suatu penyakit. Sebuah aplikasi atau program untuk memberikan informasi apakah senyawa yang didapatkan merupakan senyawa aktif yang dapat dijadikan obat penyembuhan atau pencegahan penyakit pada pasien belum ada di Indonesia, begitupun juga mengenai penggunaan notasi SMILES dalam hal untuk mengetahui fungsi senyawa aktifnya masih jarang dilakukan di Indonesia.

Jumlah senyawayang ada saat ini sangat banyak, ada senyawa yang sudah dijadikan sebagai obat dan ada juga senyawa yang belum dapat dijadikan obat (masih dalam penelitian). Senyawa yang sudah dijadikan obat disebut sebagai senyawa aktif. Karena jumlah senyawa yang ada saat ini sangat banyak dan di antaranya banyak senyawa yang belum diketahui fungsi aktivitasnya (kegunaannya), maka perlu dilakukan klasifikasi agar dapat dikatehui fungsi senyawa aktif yang terdapat di dalamnya (sebagai obat penyakit tertentu pada manusia).

Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu ilmu pembelajaran yang di dalamnya terdapat metode untuk melakukan klasifikasi dan proses ini dapat dilakukan terhadap senyawa aktif. Salah satu metode yang biasa dipakai dalam proses klasifkasi adalah Learning Vector Quantization (LVQ). Metode ini disebut sebagai supervised karena adanya proses pembelajaran

melalui data latih, proses ini dinamakan training. Sehingga dengan adanya training, metode LVQ mampu mengenali pola dari suatu objek dengan menghasilkan nilai bobot optimal (Martinuva, 2015). Kelebihan dari metode ini adalah mampu melakukan peringkasan terhadap dataset yang berukuran besar menjadi kecil, kemudian dibandingkan metode Backpropagation nilai error yang dihasilkan metode LVQ lebih kecil (Sela etal, 2011).

Berdasar alasan yang sudah disampaikan sebelumnya, solusi yang perlu dilakukan adalah dengan membuat program yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kegunaan dari senyawa aktif agar dijadikan sebagai obat penyembuh atau pencegah suatu penyakit pada manusia. Program dibangun dengan menerapkan metode LVQ untuk melakukan proses klasifkasi, sedangkan notasi SMILES adalah objeknya.

Pada penelitian ini dilakukan juga pemrosesan teks (preprocessing) menggunakan regular expression (regex), karena notasi SMILES tersusun dari deretan karakter huruf, angka, dan simbol. Regex berfungsi untuk melakukan pencocokan terhadap pola teks atau string (Yunmar, 2011). Regex digunakan dalam penelitian ini agar bisa menemukan masing-masing atom yang terdapat dalam notasi SMILES. Atom yang dicari adalah karbon (C), boron (B), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S), fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), dan juga senyawa hidroksida (OH). Preprocessing juga berperan dalam menentukan jumlah masing-masing atom dan panjang dari notasi SMILES, kemudian dilakukan operasi pembagian terhadap keduanya dan hasil dari proses ini dijadikan sebagai nilai fitur untuk perhitungan menggunakan metode LVQ.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1. Kajian pustaka

Dasar dari pelaksanaan penelitian ini berasal dari beberapa studi literatur dan penelitian yang dilakukan sebelumnya menggunakan metode Learning Vector Quantization (LVQ) dengan objek penelitian yang berbeda.

(3)

Status Gizi Anak” dihasilkan akurasi sebesar 88% (Budianita etal, 2013).

2.2. Senyawa aktif

Suatu zat yang mampu bereaksi untuk penyembuhan atau pencegahan pada saat tubuh dalam kondisi yang tidak stabil (buruk) diakibatkan oleh penyakit tertentu disebut sebagai senyawa aktif (Rizki et al). Senyawa aktif dapat ditemukan pada organisme lain seperti hewan dan tumbuhan. Senyawa aktif dimanfaatkan sebagai bahan obat yang mampu memberikan efek fisiologis terhadap organisme lain, senyawa aktif disebut juga sebagai senyawa bioaktif (Salni et al, 2011). Berdasarkan beberapa pendapat sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa senyawa aktif adalah zat untuk dijadikan sebagai obat penyembuhan atau pencegahan penyakit tertentu pada manusia.

2.3. Simplified Molecular Input Line System (SMILES)

Notasi SMILES diciptakan oleh David Weininger pada tahun 1980 sebagai pemroses dari informasi-informasi dalam kimi modern. Notasi ini merupakan representasi dari ikatan kimia atau ikatan karbon. SMILES terdiri dari karakter-karakter ASCII (American Standard Code for Information Interchange) sehingga mampu disimpan ke dalam variabel string dan dapat lebih mudah diproses oleh komputer (Junaedi, 2011).

Suatu notasi SMILES terdiri dari beberapa atom dan senyawa, adapun atom-atom yang biasanya terdapat dalam notas SMILES menurut Weininger. (1988):

 Karbon (C).  Boron (B).  Nitrogen (N).  Oksigen (O).  Fosfor (P).  Belerang (S).  Fluor (F).  Klor (Cl).  Brom (Br).  Yodium (I).

 Senyawa hidroksida (OH).

Dalam notasi SMILES ikatan antar atom dilambangkan dengan tanda “-“ (strip) artinya ikatan tunggal, tanda “=” (sama dengan) artinya ikatan rangkap dua, dan tanda “#” (kres/pagar) artinya ikatan rangkap tiga. Kondisi

percabangan dilambangkan dengan atom yang berada dalam tanda “( )” (kurung buka dan kurung tutup). Terakhir adalah kondisi apabila atom berikatan siklik (melingkar) diberikan angka yang mengikuti atom, seperti contoh notasi SMILES C1CCCBrCOC1 (Weininger, 1988).

2.4. Learning Vector Quantization (LVQ)

LVQ adalah metode yang melakukan pembelajaran terarah agar mampu mengenali pola suatu objek. Konsep dari metode ini adalah competitive learning neural networks, maksudnya dalam metode ini terjadi proses training sel agar terbentuknya lapisan masukan (input layer) (Akbari et al, 2017). LVQ akan menghasilkan keluaran yang merupakan representasi dari sebuah kelas dan melalukan pengelompokann dengan jumlah kelas yang sudah ditentukan. Berikut kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh metode LVQ, yaitu (Sela, 2011):

1. Nilai error yang dihasilkan lebih kecil dibanding backpropagation.

2. Mampu meringkas dataset yang besar dan mengubanya menjadi lebih kecil.

3. Tidak ada pembatasan dimensi seperti pada nearest neighbour.

4. Dapat melakukan update model secara bertahap.

5. Setiap atribut perlu dilakukan perhitungan jarak.

6. Besar akurasi yang dihasilkan bergantung pada inisialisasi model dan parameter masukan, serta jumlah data latih.

LVQ memiliki arsitektur single layer net sehingga pada lapisan masukan akan terhubung secara langsung dengan setiap neuron yang ada pada lapisan keluaran. Penghubung antar neuron adalah bobot (Martinuva, 2015). Struktur jaringan LVQ terdiri dari lapisan masukan (input layer), lapisan kompetitif (competitive layer), dan lapisan keluaran (output layer). Dalam lapisan kompetitif, input akan berkompetisi agar dapat masuk ke dalam suatu kelas klasifikasi.

Berdasarkan Gambar 1, simbol 𝑥1− 𝑥5 adalah parameter masukan, simbol 𝑤1− 𝑥2 merupakan nilai bobot, kemudian simbol ||𝑥 −

𝑤1|| dan ||𝑥 − 𝑤2|| merupakan proses

(4)

0. Inisialisasi bobot dan alpha.

1. Selama kondisi berhenti belum terpenuhi, kerjakan langkah 2-6.

2. Setiap parameter masukan, kerjakan langkah 3-4.

3. Tentukan 𝐽 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 dari ||𝑥 − 𝑤𝑗|| (1) 4. Melakukan update bobot 𝑤𝑗 dengan syarat

𝑇 = 𝐶𝑗, maka

𝑤𝑗(𝑏𝑎𝑟𝑢)=𝑤𝑗(𝑙𝑎𝑚𝑎)+𝛼[𝑥 − 𝑤𝑗(𝑙𝑎𝑚𝑎)]; (2)

𝑇 ≠ 𝐶𝑗, maka

𝑤𝑗(𝑏𝑎𝑟𝑢)=𝑤𝑗(𝑙𝑎𝑚𝑎)−𝛼[𝑥 − 𝑤𝑗(𝑙𝑎𝑚𝑎)]; (3) 5. Pengurangan nilai alpha.

6. Cek kondisi berhenti dengan syarat iterasi sudah mencapai maksimal atau alpha lebih kecil dari minimal alpha.

Gambar 1. Struktur Jaringan LVQ

2.5. Preprocessing

Preprocessing adalah proses untuk melakukan perubahan bentuk data yang semula tidak terstruktur menjadi bentuk data terstruktur. Proses ini juga berfungsi dalam mengetahui posisi dan banyak dari suatu huruf atau kata (Manning et al, 2009). Regular expression (regex) formula yang digunakan dalam proses pencarian pola string/kalimat (Muliantara, 2009). Penggunaan regex ini adalah dalam pencarian dan mengambil karakter huruf, angka, atau simbol yang diinginkan.

Pada penelitian ini, penggunaan regex dalam proses preprocessing terhadap notasi SMILES adalah untuk melakukan pencarian dan mengambil lambang atom yang terdapat pada notasi sehingga dapat ditentukan jumlah masing-masing atom dan panjang notasi SMILES. Jumlah masing-masing atom dan panjang SMILES akan dilakukan proses pembagian, kemudian hasilnya dijadikan sebagai nilai fitur dalam proses perhitungan metode LVQ.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengumpulan data

Data notasi SMILES didapatkan pada websitehttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Total jumlah data notasi SMILES yang terkumpul adalah sebanyak 467 yang terdiri dari 340 data notasi SMILES yang berfungsi untuk penyakit atau gangguan pada metabolisme dan 127 data notasi SMILES yang berfungsi untuk penyakit kanker. Data notasi SMILES akan dibagi menjadi data latih dan data uji dalam proses perhitungan LVQ. Berdasarkan data notasi SMILES yang didapatkan, maka akan ada dua pola kelas yang akan dipelajari oleh metode LVQ yaitu kelas metabolisme dan kelas kanker. Hasil akhir dari proses ini adalah hasil kelas klasifikasi notasi SMILES yang berfungsi untuk dijadikan obat penyakit pada metabolisme atau penyakit kanker.

3.2. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan agar program atau aplikasi dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan yang diperlukan dalam membangun program klasifikasi fungsi senyawa aktif menggunakan notasi SMILES dengan menerapkan metode LVQ ini parameter masukan berupa nilai fitur. Kemudian kebutuhan yang harus terpenuhi oleh program adalah dapat menerima masukan berupa notasi SMILES, mampu melakukan preprocessing menggunakan regex terhadap notasi SMILES, mampu melakukan klasifkasi dengan menerapkan metode LVQ, terakhir adalah dapat memberikan hasil (output) berupa informasi mengenai fungsi senyawa aktif dari notasi SMILES yang dimasukkan oleh pengguna.

4. PERANCANGAN

4.1. Perancangan perangkat lunak

Program klasifikasi fungsi senyawa aktif menggunakan notasi SMILES dengan menerapkan metode LVQ yang dibuat ini berbasis bahasa pemrograman PHP. Dalam proses penyimpanan data digunakan database MySQL.

(5)

Setelah nilai fitur didapatkan, maka akan dilakukan proses selanjutnya:

-Pelatihan data

Proses metode LVQ untuk melakukan pembelajaran terhadap pola masing-masing kelas yang akan diklasifikasikan yaitu kelas metabolisme dan kelas kanker. Proses ini memerlukan nilai fitur dan nilai bobot awal, alpha, decrementalpha, minimum alpha, serta maksimum epoch.

-Pengujian data

Proses ini adalah untuk menguji data latih agar diketahui kelas fungsi senyawa aktifnya. Proses pengujian juga dapat memberikan besar akurasi dari klasifikasi kelas.

Gambar 2. Alur Proses Program

4.2. Preprocessing

Preprocessing menggunakan regex terhadap notasi SMILES bertujuan untuk melakukan pencarian dan mengambil lambang atom yang terdapat pada notasi SMILES, sehingga diketahui jumlah masing-masing atom dan panjang notasi SMILES. Hasil akhir dari preprocessing menggunakan notasi SMILES

adalah berupa nilai fitur yang didapatkan dari proses operasi pembagian antara jumlah masing-masing atom dan panjang notasi SMILES. Nilai fitur digunakan untuk proses perhitungan menggunakan metode LVQ. Adapun 11 fiturnya yaitu atom C, atom Cl, atom B, atom Br, atom O, senyawa OH, atom N, atom S, atom P, atom I, dan atom F yang masing-masing atom sudah dilakukan operasi bagi dengan panjang notasi SMILES.

4.3. Pelatihan data

Proses pelatihan data dilakukan setelah nilai fitur didapatkan pada saat preprocessing. Sebagian dari nilai fitur yang didapatkan akan dijadikan sebagai nilai bobot awal kelas. Proses ini memerlukan nilai alpha, decrement alpha, minimum alpha, dan epoch maksimal sebagai masukan (inputan). Kemudian dilakukan perhitungan nilai euclidian terhadap masing-masing kelas. Dari hasil perhitungan ini, akan ditentukan kelas mana yang memiliki nilai euclidian terkecil, sehingga dapat dijadikan sebagai kelas keluaran. Terkahir adalah melakukan pembaharuan (update) bobot terhadap kelas dengan nilai euclidian terkecil. Pelatihan data bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada metode LVQ agar mampu mengenali pola masing-masing kelas dan menghasilkan bobot optimal. Bobot optimal yang didapatkan adalah nilai yang mewakili setiap kelas klasifikasi dan dipakai pada saat proses pengujian data uji. Alur dari proses pelatihan data menggunakan metode LVQ terdapat pada Gambar 3.

4.4. Pengujian data

Setelah dilakukan proses pelatihan data, maka akan dihasilkan bobot akhir yang berfungsi sebagai bobot optimal dan digunakan sebagai bobot kelas pada proses pengujian data. Hasil dari proses pengujian adalah kelas klasifikasi fungsi senyawa aktif dari notasi SMILES.

(6)

Gambar 3. Alur Proses Pelatihan Data

Gambar 4. Alur Proses Pengujian Data

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Skenario pengujian yang dilakukan pada program klasifikasi fungsi senyawa aktif menggunakan notasi SMILES dengan menerapkan metode LVQ adalah:

1. Pengujian untuk mengetahui pengaruh jumlah data latih terhadap besar akurasi. 2. Pengujian untuk mengetahui pengaruh

learningrate terhadap besar akurasi.

3. Pengujian untuk mengetahui pengaruh decrementalpha terhadap besar akurasi. 4. Pengujian untuk mengetahui pengaruh

minimumalpha terhadap besar akurasi. 5. Pengujian menggunakan crossvalidation.

5.1. Pengujian pengaruh jumlah data latih

Dataset yang digunakan pada pengujian ini berjumlah 467 data yang terdiri dari 340 data kelas metabolisme dan 127 data kelas kanker. Masing-masing kelas diambil dengan persentase sebanyak 40%, 50%, dan 80% untuk data latih dan 20% sebagai data uji. Nilai alpha, minimum alpha, decrement alpha, dan epoch maksimal secara berturut-turut adalah sebesar 0,1, 1 ∗

10−14, 0,15, dan 15. Pengujian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh jumlah data latih terhadap akurasi yang dihasilkan.

Gambar 5. Grafik Besar Akurasi Jumlah Data Latih Pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak komposisi jumlah data, maka akurasi yang dihasilkan meningkat. Sebaliknya semakin sedikit komposisi jumlah data, maka akurasi yang dihasilkan menurun. Penggunaan komposisi data latih dengan persentase 80% menghasilkan akurasi terbaik, yaitu sebesar 76,34%. Proses pembelajaran LVQ berjalan dengan baik dalam mengenali pola data kelas metabolisme namun hanya sedikit pola data kelas kanker yang dikenal, karena komposisi data latih kelas kanker lebih sedikit dibandingkan komposisi data latih kelas

40% 50% 80%

Besar

akurasi 24,73% 53,76% 76,34% 0,00%

20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

A

k

ur

a

si

(7)

metabolisme.

5.2. Pengujian learningrate

Data latih yang digunakan pada pengujian ini adalah data latih pada pengujian sebelumnya, yaitu data latih dengan persentase 80%. Data berjumlah sebanyak 374 yang terdiri dari 272 data kelas metabolisme dan 102 data kelas kanker. Sebanyak 20% data dijadikan sebagai data uji (data yang sama pada pengujian sebelumnya). Nilai learningrate yang ingin diuji adalah 0,1 sampai 0,9. Nilai minimum alpha, decrement alpha, dan epoch maksimal secara berturut-turut adalah sebesar 1 ∗ 10−14, 0,15, dan 15. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh learning rate terhadap besar akurasi yang dihasilkan.

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa learningrate yang menghasilkan akurasi terbaik pada klasifikasi data uji notasi SMILES adalah 0,1 dengan besar 76,34%. Disimpulkan bahwa dengan penggunaan learning rate yang berbeda, maka akan memengaruhi besar akurasinya.. Pada penelitian ini, semakin besar learning rate, maka membuat algoritme berjalan tidak stabil dan akurasi yang dihasilkan menurun. Sedangkan semakin kecil learning rate, maka besar akurasi yang dihasilkan meningkat. Hal itu terjadi karena proses pembelajaran LVQ dalam mengenali pola data kelas metabolisme dan pola data kelas kanker berjalan lebih lama.

Gambar 6. Grafik Besar Akurasi LearningRate

5.3. Pengujian decrementalpha

Data latih yang digunakan pada pengujian ini adalah data latih pada pengujian sebelumnya, yaitu data latih dengan persentase 80%. Nilai learning rate adalah sebesar 0,1 karena menghasilkan akurasi terbaik pada proses

sebelumnya. Data berjumlah sebanyak 374 yang terdiri dari 272 data kelas metabolisme dan 102 data kelas kanker. Sebanyak 20% data dijadikan sebagai data uji (data yang sama pada pengujian sebelumnya). Nilai decrement alpha yang ingin diuji adalah 0,1 sampai 0,9. Nilai minimum alpha dan epoch maksimal secara berturut-turut adalah sebesar 1 ∗ 10−14 dan 15. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh decrement alpha terhadap besar akurasi yang dihasilkan.

Gambar 7. Grafik Besar Akurasi DecrementAlpha

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa decrement alpha yang menghasilkan akurasi terbaik pada klasifikasi data uji notasi SMILES adalah pada saat penggunaan 0,3, 0,5, dan 0,7 dengan besar 76,34%. Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan decrement alpha yang berbeda, maka akan memengaruhi besar akurasinya. Decrement alpha tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil, karena akan menghasilkan akurasi yang kurang baik bahkan sangat jelek. Artinya LVQ tidak mampu melakukan pengenalan pola data kelas secara baik dan benar apabila decrement alpha terlalu besar atau terlalu kecil.

5.4. Pengujian minimumalpha

Data latih yang digunakan pada pengujian ini adalah data latih pada pengujian sebelumnya, yaitu data latih dengan persentase 80%. Nilai learning rate dan decrement alpha berturut-turut adalah sebesar 0,1 dan 0,3 karena menghasilkan akurasi terbaik pada proses sebelumnya. Data berjumlah sebanyak 374 yang terdiri dari 272 data kelas metabolisme dan 102 data kelas kanker. Sebanyak 20% data dijadikan sebagai data uji (data yang sama pada pengujian sebelumnya). Nilai minimum alpha yang ingin diuji adalah 1 ∗ 10−6, 1 ∗ 10−8, 1 ∗ 10−10, 1 ∗ 0,1 0,3 0,5 0,7 0,9

Besar

akurasi76,34% 74,19% 73,12% 73,12% 73,12% 71,00%

Pengaruh

learning rate

terhadap

akurasi

0,1 0,3 0,5 0,7 0.9

Besar akurasi 27,95% 76,34% 76,34% 76,34% 73,12% 0,00%

Pengaruh

decrement alpha

terhadap

(8)

10−14, dan 1 ∗ 10−16. Banyak epoch maksimal

adalah 15. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minimum alpha terhadap besar akurasi yang dihasilkan.

Pada Gambar 8 dapat dilihat semua minimum alpha yang diujikan menghasilkan besar akurasi yang sama yaitu 76,34%. Disimpulkan bahwa dengan penggunaan minimum alpha yang berbeda pada klasifikasi data notasi SMILES tidak memengaruhi besar akurasi yang dihasilkan.

Gambar 8. Grafik Besar Akurasi Minimum Alpha

5.5. Pengujian cross validation

Pengujian cross validation bertujuan untuk mengetahui apakah dengan melakukan pertukaran data latih menjadi data uji dan data uji menjadi data latih akan memengaruhi besar akurasi yang diperoleh. Dalam pengujian ini terbagi menjadi 5 fold (kelompok data) denga nama L1, L2, L3, L4, dan L5. Masing-masing kelompok akan berisi 93 data yang terdiri dari 68 (340 data dibagi 5) data kelas metabolisme dan 25 (127 dibagi 5) data kelas kanker. Adapun learning rate, decrement alpha, minimum alpha yang digunakan adalah nilai yang menghasilkan akurasi terbaik pada proses pengujian sebelumnya dan epoch maksimal berturut-turut

0

,1, 0,3, 1 ∗ 10−14, dan 15.

Tabel 1. Pengujian Cross Validation

FOLD DATA

RATA-RATA AKURASI 72,16%

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa dengan adanya proses pertukaran data latih menjadi data uji dan data uji menjadi data latih dapat memengaruhi besar akurasi yang dihasilkan. Pada pengujian ini, fold 2 menghasilkan akurasi terbaik yaitu 75,26% dengan data latih merupakan gabungan dari kelompok data L1, L2, L3, dan L5 sedangkan data ujinya adalah kelompok data L4. Terjadinya perbedaan besar akurasi yang dihasilkan pada masing-masing fold karena adanya perbedaan pola data notasi SMILES yang dikenali atau dipelajari oleh metode LVQ pada saat proses pelatihan data.

6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Cara melakukan preprocessing terhadap notasi SMILES adalah pertama dengan membuat pola regular expression (regex) untuk proses menemukan dan mengambil karakter. Digunakan fungsi preg_replace yang terdapat pada PHP agar dapat melakukan manipulasi karakter sehingga mampu membedakan atom O dan OH. Kemudian menghitung panjang notasi SMILES dan jumlah masing-masing atom. Terakhir adalah melakukan operasi pembagian antara jumlah masing-masing atom dengan panjang notasi SMILES, sehingga dapat diketahui nilai fitur untuk proses perhitungan LVQ.

2. Nilai fitur yang didapatkan pada preprocessing digunakan untuk proses pembelajaran LVQ dengan pelatihan data. Dari proses pelatihan data didapatkan bobot optimal masing kelas (kelas metabolisme dan kelas kanker). Proses terakhir adalah pengujian data dengan menggunakan nilai

(9)

bobot optimal sebagai penentu kelas klasifkasi dari data uji. Hasil yang diberikan adalah kelas klasifikasi dari metode LVQ terhadap data uji (notasi SMILES).

3. Penggunaan persentase 80% data latih, nilai learning rate sebesar 0,1, nilai decrement alpha sebesar 0,3, nilai minimum alpha sebesar

1 ∗ 10−14, dan epoch maksimal adalah sebanyak 15 dalam klasifikasi terhadap data notasi SMILES dihasilkan akurasi sebesar 76,34%. Setiap perubahan nilai learningrate dan decrement alpha pada pelatihan data notasi SMILES akan memengaruhi besar akurasi yang didapat, sedangkan perubahan nilai minimum alpha tidak memengaruhi besar akurasi.

6.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan melakukan penambahan terhadap data kanker agar metode LVQ dapat melakukan pembelajaran dalam mengenali pola kelas kanker dengan baik, sehingga nilai akurasi yang dihasilkan lebih besar. Perlu dicoba dengan penggunaan metode lain seperti LVQ2 dan LVQ3 yang bertujuan untuk dijadikan sebagai pembanding besar akurasi yang dihasilkan, sehingga dapat diketahui metode dengan akurasi terbaik dalam melakukan klasifikasi data notasi SMILES.

DAFTAR PUSTAKA

Akbari, M I. H. A. D., A. Novianty, dan C. Setianingsih. 2017. Analisis Sentimen Menggunakan Metode Learning Vector Quantization. e-Proceeding of Engineering(4): 2283-2292.

Arifianto, A. S., M. Sarosa, dan O. Setyawati. 2014. Klasifikasi Stroke Berdasarkan Kelainan Patologis dengan Learning Vector Quantization. Jurnal EECCIS(8): 117-122.

Budianita, E., dan W. Prijodiprodjo. 2013. Penerapan Learning Vector Quantization (LVQ) untuk Klasifikasi Status Gizi Anak. IJCSS(7): 155-166.

Fausett, L. 1994.

Fundamentals of neural

networks: architectures, algorithms,

and applications

. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

Junaedi, H. 2011. Penggambaran Rantai Karbon dengan Menggunakan Simplified Molecular Input Line System (SMILES).

Prosiding Konferensi Nasional “Inovas i dalam Desain dan Teknologi”IdeaTeh ch 2011. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya:219-226.

Manning, C. D., P. Raghavan, dan H. Schütze. 2009. An Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press.

Martinuva, E. D. 2015. Implementasi Learning Vector Quantization (LVQ) Dalam Pemilihan Keminatan (Studi Kasus: Program Studi Teknik Informatika Universitas Brawijaya). S1. Universitas Brawijaya.

Muliantara, A. 2009. Penerapan Regular Expression dalam Melindungi Alamat Email dari Spam Robot pada Konten Wordpress. Jurnal Ilmu Komputer(2): 16-23.

Rizki, M. I., dan E. M. Hariandja. 2015. Aktivitas Farmakologis, Senyawa Aktif, dan Mekanisme Kerja Daun Salam (Syzygium polyanthum). Prosiding Seminar Nasional &

Workshop “Perkembangan Terkini

Sains Farmasi & Klinik(5): 239- 244. Salni, H. Marisa, dan W. R. Mukti. 2011.Isolasi

Senyawa Antibakteri Dari Daun Jengkol (Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains(14): 38-41

.

Sela, E. I., dan S. Hartati. 2011. Pengenalan Jenis Penyakit THT Menggunakan Jaringan Learning Vector Quantization. Prosiding Seminar Nasional Riset Teknologi Informasi(5): 71-76.

Weininger, D. 1988. SMILES, a Chemical Language and Information System. 1. Introduction to Methodology and Encoding Rules. Journal of Chemical Information and Cumputer Sciences(28): 31-36.

Gambar

Gambar 1. Struktur Jaringan LVQ
Gambar 2. Alur Proses Program
Gambar 4. Alur Proses Pengujian Data
Gambar 7. Grafik Besar Akurasi Decrement Alpha
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini menggunakan metode LVQ ( Learning Vector Quantization ), dimana masing-masing komentar akan dihitung dengan bobot dari hasil data learning serta

Learning Vector Quantization (LVQ) adalah salah satu algoritma jaringan saraf tiruan yang dapat digunakan untuk mengenali karakter dari suatu huruf.. Metode ini

Fitur ciri kemudian diuji untuk proses klasifikasi menggunakan Jaringan Saraf Tiruan metode Learning Vector Quantization (LVQ). LVQ mengklasifikasikan vektor uji

Pengguna Narkoba Menggunakan Metode Learning Vector Quantization (LVQ) ” dapat diketahui bahwa parameter seperti learning rate , pengali learning rate , jumlah data

Untuk menyederhanakan masukan jaring syaraf tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) sebagai classifiernya, diperlukan pentransformasian dari citra yang mengandung fitur

Judul Tesis : ANALISIS ACCURATE LEARNING PADA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENGENALAN..

Sehingga diharapkan dengan penelitian ini dapat mengetahui cara menerapkan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) berdasarkan data nilai yang ada

Penelitian ini melakukan pengembangan sistem klasifikasi pola sidik jari menggunakan algoritma Fuzzy Learning Vector Quantization (Fuzzy LVQ) dan Fuzzy Backpropagation, untuk