• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP 5.1 - Pengaruh risiko usaha terhadap capital adequacy ratio (car) pada bank umum swasta nasional devisa - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V PENUTUP 5.1 - Pengaruh risiko usaha terhadap capital adequacy ratio (car) pada bank umum swasta nasional devisa - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

112 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka data ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO dan FBIR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV tahun 2017. Besarnya pengaruh LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO dan FBIR terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah sebesar 30,1 persen, yang berarti bahwa 60,9 persen perubahan CAR bank-bank sampel penelitian dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang dihasilkan pada penelitian. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO dan FBIR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR adalah diterima.

(2)

Devisa sebesar 0,25 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa LDR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah ditolak.

3. Variabel IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh IPR secara parsial terhadap CAR pada bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 14,97 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah diterima.

(3)

mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah ditolak.

5. Variabel APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa risiko kredit secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh APB secara parsial terhadap CAR pada bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 0,34 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan bahwa APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah ditolak.

(4)

7. Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa risiko pasar secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh PDN secara parsial terhadap CAR pada bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 1,27 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa PDN secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah ditolak.

8. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode triwulan I tahun 2013 sampai dengan triwulan IV tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh BOPO secara parsial terhadap CAR pada bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 6,00 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah diterima.

(5)

bahwa risiko operasional secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR. Besarnya pengaruh FBIR secara parsial terhadap CAR pada bank Umum Swasta Nasional Devisa sebesar 19,71 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah diterima.

10.Diantara kedelapan variabel bebas LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap CAR adalah FBIR karena mempunyai nilai koefisien determinasi tertinggi sebesar 19,71 persen bila dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi parsial pada variabel bebas lainnya. Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional mempunyai pengaruh paling dominan terhadap CAR.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penilaian yang telah dilakukan masih memiliki banyak keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Periode penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya selama 5 tahun yaitu penelitian mulai triwulan satu tahun 2013 sampai dengan triwulan empat tahun 2017.

(6)

3. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yaitu PT Bank Bukopin,Tbk, PT Bank ICBC Indonesia dan PT Bank Sinarmas Tbk.

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan inimasih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan yang belum sempurna.Untuk itu penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian.

1. Bagi Industri Perbankan

a. Kepada bank sampel penelitian terutama bank yang memiliki rata-rata CAR terendah yaitu Bank Bukopin Tbk, diharapkan agar dapt meningkatkan modal dengan persentase lebih besar dibandingkan ATMR yang dimiliki.

b. Kapada bank-bank sampel penelitian terutama bagi Bank Bukopin dan Bank ICBC yang memiliki IRR dibawah 100% agar mengupayakan terjadi kenaikan IRSA lebih besar dibandingkan dengan kenaikan IRSL.

(7)

d. Kebijakan yang terkait dengan variabel BOPO, disarankan unttuk Bank Bukopin,Tbk yang memiliki rata-rata trend BOPO yang tertinggi sebesar 0,87 persen agar menurunkan BOPOnya yaitu denga cara meningkatkan total pendapatan operasionalnya dengan presentase yang lebih besar daripada presentase peningkatan total biaya operasional.

e. Kebijakan yang terkait dengan variabel FBIR, disarankan untuk Bank Bukopin,Tbk sebesar -0,19 persen. Agar meningkatkan FBIRnya yaitu dengan cara meningkatkan pendapatan opersional diluar pendapatan bunga dengan presentase yang lebih besar dari pada presentase peningkatan pendatan operasional.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil topik yang sama diharapkan menambah periode penelitian yang lebih dari enam tahun.

b. Sebaiknya untuk menambah subyek penelitian, tidak hanya terbatas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa saja, namun dapat menambahkannya dengan subyek yang lainnya seperti Bank umum Swasta Nasional Devisa Go Public agar memperoleh sampel penelitian lebih banyak lagi dari

peneliti sebelumnya.

(8)

DAFTAR RUJUKAN

Alfina Nur Afifah.2017. “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital AdequacyRatio (CAR) Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa”. Skripsi sarjana tidak diterbitkan.STIE Perbanas Surabaya.

Dendy Julius Pratama.2013.”Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy ratio (CAR) Pada Bank Swasta Nasional Go Public”.Skripsi sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.

GustafNaufanFebrianto, Anggraeni. 2016. Pengaruh Business Risk Terhadap CAR Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public. Surabaya: Journal of Business and Banking. Vol. 6, No. 1:147-166.

Julius, 2014.Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat, 2014. Kasmir. 2012. “Manajemen Perbankan”.Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers

(Raja Grafindo Grup).

Kuncoro Mudrajad, 2013. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 2013. Otoritas Jasa Keuangan, diambil dari www.ojk.go.id, Laporan Keuangan

Publikasi Bank.

Peraturan Bank Indonesia. No.15/12/PBI/2013. Tentang Bank yang ada di Indonesia Wajib Memenuhi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, No.18/POJK.03/2016. Penerapan Manajemen

Risiko Bagi Bank Umum.

Rika Novitasari.2016.”Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa”.Skripsi sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.

Shofiyan Siregar, 2013. “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPP Edisi Pertama:. Jakarta: Prenadamedia Group.

(9)

Veithzal Rivai, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, dan Arifiandy Permata Veithzal. 2013. “Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari Teori Praktik”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Website Bank Indonesia.www.bi.go.id. Laporan Publikasi Bank.

Website Otoritas Jasa Keuangan.www.ojk.go.id. Laporan Keuangan Publikasi Bank.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 terlihat adanya penurunan target dikarenakan pada tahun 2015 banyak kegiatan tambahan yang harus dilaksanakan oleh

Alat pengukuran yang digunakan pada pengujian ini adalah sensor Thermocouple tipe K (Sensor Temperatur) dan Data logger HE 804. Fungsi dari sensor Thermocouple tipe K adalah

We’ll explore Open CL ’s data structures and functions in detail and look at example applications that demonstrate their usage in code.. Chapter 1 introduces Open CL , explaining

Sebagai salah satu satu komponen SPF yang berperan dalam menentukan efektivitas dari SPF, personel harus memiliki pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang baik dan memadai

Fenomena kemampuan kognitif pada lansia di Desa Bakung Kecamatan Kanor, pada lansia yang baru berumur 60 tahun telah banyak yang mengalami penurunan fungsi kognitif

Melanjutkan kontribusi kami pada proses rekonstruksi Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca gempa bumi, bulan Juni 2008 yang lalu telah diresmikan tujuh pusat kebudayaan di

Metode yang dilakukan yaitu dengan cara kaji ulang dan pemutakhiran dokumen, proses penyusunan dokumen dengan metode PDCA dengan memperhatikan prinsip- prinsip

average response time for batch systems, it would be nice if it could be used for interactive processes as well. To a certain extent, it