• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review teori Kontruktivisme dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Critical Review teori Kontruktivisme dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Critical Review teori Kontruktivisme dan Analisis Masyarakat Ekonomi

ASEAN dengan Teori Kontruktivisme

Disusun Oleh:

Novia Alatas

HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN

UNIVERSITAS PARAMADINA 2016

Jl. Gatot Subroto kav. 97, Mampang

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

(021) 79181188

(2)

I

International Relations Theories

Tim dunne, Milja kurki & Steve Smith Chapter 10, Constructivism

Kontruktivis adalah salah satu teori yang sekarang berpengaruh terhadap tatanan dunia internasional, munculnya Konstruktivis pada masa perang dingin tahun 1980 dalam tatanan HI Amerika. Banyak negara yang geram terhadap penemuan kekuatan baru didunia yaitu nuklir oleh blok barat dan blok timur, banyak pihak yang melarang Uni Soviet dan Amerika Serikat melakukan perlombaan senjata. Banyak negara yang mengkritisi tentang status quo dari nuklir tersebut pada masa perang dingin, sehingga mulailah muncul tentang perubahan dan konstruksi sosial yang terjadi pada hubungan internasional. Konstruktivis mengakhiri perang dingin dengan peningkatan norma-norma dan penyebaran nilai demokrasi di dunia. Dalam hal ini konstruktivis luas untuk di definisikan karena menekankan tentang bagaimana dimensi sosial dalam hubungan sosial. Menurut Onuf (1998 : 1) Konstruktivis bukanlah sebuah teori melainkan sebuah cara untuk mempelajari hubungan internasional.

Kontruktivis sosial melihat hubungan internasional yang terjadi itu bisa membangun sifat dasar manusia yang pada awalnya mereka adalah mahluk sosial. Konstruktivis ini tidak sependapat dengan teori neorealisme yang mementingkan material, konstruktivis ini lebih menekankan kepada kehidupan sosial. Konstruktivis ini menunjukan pentingnya sebuah norma dan aturan yang berlaku di dalam negara. Ada seorang konstruktivis berpendapat “a world is our making” (Onuf 1989) maksudnya disini adalah bagaimana kontruktivis menekankan tentang proses interaksi, walaupun aktor dapat bebas memilih keadaan mereka tetapi aktor sendiri dapat memilih proses berinteraksi dengan orang lain yang akan menciptakan realitas yang terjadi sehingga akan menjadi sebuah historis. Dalam hal ini banyak para kaum konstruktivis memberi kritik secara rasionalis terdapat 4 point, yaitu:

a. Social being

(3)

struktur sosial yang dilaksanakan oleh individu. Bagi para konstruktivisme dan rasionalisme sebuah struktur sosial itu penting tapi mereka member perbedaan cara masing-masing. Untuk para rasionalis struktur yang di bentuk adalah fungsi terhadap persaingan dan struktur menjadi pembatas negara dalam melakukan tindakan, mereka memikirkan tingkat konsekuensi tindakan yang mereka lakukan. Konstruktivis lebih fokus terhadap norma-norma dan pemahaman bersama, dalam pemahaman mereka sebuah struktur sosial bukan hanya membatasi perbuatan melainkan sebuah identitas aktor.

b. Mutual Constitution

Struktur sosial yang terjadi terhadap individu dengan negara mempengaruhi apa yang terjadi dilingkungan mereka. Pada faktanya sebuah anarki yang terjadi dengan negara satu dengan negara lain merupakan keadaan, tetapi terjadinya anarki ini mengubah keadaan negara tersebut dengan perkembangan hubungan mereka seperti contoh Amerika dengan Inggris sekarang menjadi teman dulu mereka adalah musuh. Banyak negara yang melakukan kerja sama padahal dulunya kedua negara tersebut adalah musuh. Subjek politik internasional negara-negara tidak seragam mereka memiliki identitas yang berbeda dibentuk oleh situasi budaya,sosial, dan politik mereka selalu berkembang saat melakukan interaksi satu dengan yang lain.

c. Social Facts

Konstruktivis disini berpendapat mereka menganggap pentingnya sebuah kepentingan dalam dunia sosial, mereka akan menyatukan kepentingan tersebut dengan subjek. Identitas juga bisa terbentuk karena konflik yang terjadi terhadap negara seperti contoh Amerika menciptakan rudal dan produksi masal senjata nuklir setelah pasca Perang Dunia Kedua atau selama Perang Dingin itu adalah respon terhadap konflik dengan Uni Soviet. Fakta sosial terjadi karena sepakatnya manusia dengan keberadaan mereka.

d. Social Cognition

Sebuah ketidakkonsistenan yang timbul dalam hubungan sosial ini timbul karena pemikiran yang berpisah internal individu dan dunia luar, individu terbentuk karena struktur yang pasti dalam otonomi sosial.

(4)

pendekatan-pendekaran HI. Seperti Rasionalis dan Poststruktualis yang banyak mengundang perdebatan, middle ground yang dimaksud disini adalah menekankan antara ontologi sosial dan epistomologi sosial

(5)

II

Introduction to International Relations: Theories and Approaches, fifth edition Robert Jackson & Georg sorensen

Chapter 8, Social Constructivism

Munculnya konstruktivis dimulai pada tahun 1980-an yang semakin signifikan khususnya di Amerika Utara., selama perang dingin ada penyeimbangan diantara dua blok yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Berakhirnya perang dingin dan bubarnya Uni Soviet muncul logika dari kaum neorealis yang mengatakan bahwa negara-negara lain akan menyamakan dengan Amerika Serikat karena menyeimbangi kekuatan Amerika Serikat diyakini menjamin keamanan negaranya sendiri. Kontruktivis pun membantah dan mengatakan teori tersebut terlalu materialis, mereka berpendapat bahwa fokus pada pemikiran dan ide itu akan menyebabkan perimbangan kekuatan yang lebih baik. Berbeda dengan sebagian kaum liberal yang sebelumnya mereka menerima asumsi kaum neorealis terhadap analisis tetapi akhirnya mereka menyetujui peran dan ide-ide khususnya kemajuan ide liberal didunia. Sehingga konteks historis pasca perang dingin pembahasan teoritis oleh pakar HI khususnya kaum neorealis dan liberal membantu untuk menetapkan pendekatan Kontrutivis.

(6)

memandu sebuah tindakan-tindakan sosial, struktur ini lah yang membatasi para aktor tetapi aktor tersebut yang membuat struktur.

Ilustrasi pandangan kontruktivis dalam teori sosial adalah “500 senjata nuklir di inggris kurang mengancam Amerika Serikat dibanding 5 senjata nuklir di Korea Utara” (Wendt, 1995 : 73) disini menjelaskan bahwa sedikit fakta material jumlah nuklir bukanlah sebuah masalah melainkan bagaimana para aktor saling memikirkan ide dan keyakinan mereka terhadap kekuatan negara lain. Oleh karena itu perbedaan pandangan materialis yang dipegang oleh kaum neorealis dan neoliberal dan pandangan ideasional yang dipegang kaum kontruktivis. Menurut pandangan materialis kekuasaan dan kepentingan nasional ada penggerak dalam politik internasional untuk menjadi kemampuan militer dan ekonominya. Menurut pandangan ideasional yang dipegang oleh konstruktivis sosial ide-ide selalu menjadi penting, dunia material tidak dapat menentukan konteks yang lebih leluas tetapi ide tersebut yang dapat mendefinisikan makna kekuasaan material yang lebih luas.

Norma-norma yang berlaku terhadap masyarakat internasional bisa mempengaruhi identitas dan kepentingan negara. Perilaku sebuah negara bisa didefinisikan melalui sebuah identitas dan kepentingan, identitas dan kepentingan itu sendiri menjadi kekuatan internasional. Bagi kaum neorealis identitas dan kepentingan adalah suatu pemberian jadi negara bisa mengetahui siapa mereka dan apa yang mereka inginkan. Tetapi bagi kaum kontruktivis interaksi terhadap negara lain yang dapat memberikan satu struktur identitas dan kepentingan daripada faktor lainnya. Jadi, dalam pakar konstruktivis mengatakan bahwa pentingnya sebuah lingkungan internasional terhadap pembentukan identitas negara.

(7)

Kaum kontruktivis selalu mempelajari perubahan, perubahan yang dimaksud inilah yang bisa membuat kaum kontruktivis bekerja sama dengan kaum liberal dalam teori masyarakat internasional. Kaum liberal itu sendiri memfokuskan pada proses demokratisasi, interdependensi dan institusi internasional sehingga bisa menjadi inspirasi terhadap kaum kontruktivis yang menjelaskan aktor untuk bebas bekerja sama dan bahkan menjadi teman. Masyarakat internasional menekankan keberadaan kepentingan umum dan nilai bersama antara negara, hal itulah yang membuat hubungan antar negara menjadi suatu masyarakat internasional. Dengan demikian kaum kontruktivis dapat bekerja sama dengan kaum liberal melalui teori masyakakat internasional.

(8)

III

Perbandingan

Pembahasan mengenai kontruktivis sebenarnya memiliki sama inti tetapi yang membedakan adalah titik berat fokus diantara review buku pertama dengan review buku pembanding. Kontruktivis mulai muncul pada masa perang dingin tahun 1980 masuk dalam tatanan HI Amerika. Kontruktivis ini muncul karena ada penyeimbangan diantara dua blok yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Disini penulis akan membandingkan antara buku pertama dengan judul International Relations Theories dan buku kedua Introduction to International Relations: Theories and Approaches, fifth edition yang membahas tentang kontruktivis.

Pada buku pertama menjelaskan bahwa kuatnya masalah antara 2 blok saat masa perang dingin sehingga mengakibatkan munculnya perubahan konstruksi sosial pada hubungan internasional dengan cara meningkatkan norma-norma. Di buku pertama ini melihat bahwa sifat dasar manusia itu adalah mahluk sosial, karena manusia butuh sosial dalam kehidupannya. Konstruktivis disini berpendapat mereka menganggap pentingnya sebuah kepentingan dalam dunia sosial

Kontruktivis sama dengan rasionalisme yang merasa bahwa sebuah struktur sosial dalam kehidupan itu penting, tapi ada perbedaan diantara keduanya. Bagi rasionalis struktur bisa terbentuk karena ada fungsi terhadap persaingan dan struktur tersebut menjadsi sebuah pembatas dalam melakukan tindakan. Sedangan konstruktivis struktur sosial merupakan pemahaman bersama tetapi struktur tersebut menjadi identitas aktor.

di buku pertama ini menjelaskan sebuah bahasa adalah penting jika melakukannya menurut tindakan yang sesuai dengan aturan. Mereka yakini bahwa penggunaan bahasa merupakan sifat sosial. Pengunaan kata ini merupakan makna dalam melakukan sosial, tanpa bahasa kita tidak berkomunikasi dengan yang lain.

(9)

terhadap masyarakat internasional bisa mempengaruhi identitas dan kepentingan negara. Tetapi tantangan utama kontruktivis adalah bagaimana mereka menunjukan bahwa ide-ide tersebut bermanfaat bagi hubungan internasional daripada asumsi oleh perspektif teori lain.

Persamaan antara kedua buku ini adalah bagaimana mereka membahas bahwa kontruktivis ini adalah sebuah perubahan sosial yang terjadi pada masa perang dingin. Persamaan kedua buku ini menjelaskan bahwa kontruktivis tidak sependapat dengan neorealisme yang mementingkan material mereka memfokuskan tentang kekuatan negara itu bergantung oleh kekuatan material dan kekuatan ekonomi. Konstruktivis ini lebih menekankan kepada kehidupan sosial, norma dan aturan yang berlaku di dalam negara, mereka berpendapat bahwa aspek hubungan internasional yang paling penting itu adalah sosial bukan material. Kaum konstruktivis yakin bahwa sistem internasional disusun oleh ide-ide bukan disusun oleh kekuatan material sebuah negara.

(10)

IV

Analisis kasus Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam pandangan Kontruktivisme

Berdasarkan teori konstruktivisme dari dua buku yang sudah di review, terbentuknya regionalisme Asia Tenggara karena adanya kontruksi sosial terhadap negara-negara yang ada di dalam ASEAN tersebut. Terbentuknya Asean karena ada rasa ingin membangun kerja sama antar regional agar dapat mencapai tujuan bersama. Sebenarnya Asia Tenggara merupakan regional yang lemah sehingga mereka butuh pembentuan dari negara-negara maju di dunia. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini juga di latarbelankangi oleh persiapan kemajuan ekonomi dan perdagangan dunia dalam menghadapi persaingan global terutama Tiongkok dan India. Dalam hal ini melalui asumsi kontruktivis berarti terbentuknya MEA membentuk sistem-sistem regional dalam bidang ekonomi dengan meningkatkan kerjasama untuk mencapai tujuan regional ASEAN sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia terutama Tiongkok dan India dalam aspek globalisasi ekonomi dan pasar bebas.

(11)

V

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan total penga- ruh partisispasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem infor- masi melalui dukungan manajemen puncak

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil jawaban siswa, siswa yang memiliki kemampuan problem solving tinggi diketahui bahwa siswa tersebut sudah

Kekayaan daerah, total aset, jumlah penduduk, tingkat ketergantungan, dan temuan audit secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Berdasarkan fenomena, peneliti tertarik untuk menguji lebih dalam dan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah terhadap