THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TO FIRM VALUE WITH LEVERAGE AS AN
INTERVENING VARIABLE
(Study on Manufactured Companies Which Are Listed on The Indonesian Stock Exchange)
Disusun Oleh:
ERMA FEBY FEBRIANY 20130410294
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TO FIRM VALUE WITH LEVERAGE AS AN
INTERVENING VARIABLE
(Study on Manufactured Companies Which Are Listed on Indonesian Stock Exchange)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
ERMA FEBY FEBRIANY 20130410294
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v
Keberhasilan itu akan memberimu kebahagiaan tak ternilai”
“Apabila anda berbuat kebaikan terhadap orang lain, maka Anda telah
berbuat baik terhadap diri sendiri” -(Benyamin Franklin)-
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”
–(Evelyn Underhill)-
“Janganlah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan
vi
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT. dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan
rasa bangga dan bahagia saya persembahkan skripsi saya ini kepada :
1. Allah SWT. karena hanya atas izin dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. puji syukur yang tak terhingga pada Allah
penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.
2. Bapakku tercinta Bapak Herman Pratikto dan Ibuku tersayang Ibu Tubiatul
Maniah, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, serta doa
yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Karena tiada kata seindah lantunan
doa dan tiada doa yang paling khusyuk selain doa yang terucap dari orang tua.
Ucapan terima kasih saja tidak pernah cukup untuk membalas kebaikan,
ketulusan, cinta kasih orang tua. Karena itu, terimalah persembahan bakti dan
cinta ku untuk kalian Bapak dan Ibuku.
3. Bapak Wihandaru SP, Drs., M.Si. selaku pembimbing, penguji, dan pengajar
yang selama ini telah meluangkan waktunya dengan tulus dan ikhlas untuk
menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang
tiada ternilai harganya agar saya menjadi lebih baik.
4. Adik ku Lia Indriani, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,
senyum dan doanya untuk keberhasilan ini. Terima kasih dan sayangku
vii
untuk canda tawa, tangis, jalan-jalannya, cita-cita dan perjuangan yang kita
lewati bersama dan terima kasih untuk kenangan manis yang telah mengukir
selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa.
Semangaaaaaat!!
6. Sahabat tersayang Rika Kumala Wardani teman seperjuangan dari mataf,
teman curhat, teman makan es krim, teman nyasar. Terima kasih untuk
dukungan dan semangat yang tiada henti.
7. Moodbooster ku Rizza Eri Heripratomo, yang senantiasa memberi dukungan,
semangat, kesabaran, dan waktu untukku. Terima kasih sudah menjagaku di
Jogja dan sudah selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini sesegera
mungkin. Akhirnya aku wisudaaaa!!!
8. Tim horee kontrakan, Adira, Balquisa, dan Selfi.
9. Bapak dan Ibu kontrakan yang sudah menjagaku selama ngontrak disini.
10.Kelompok KKN 051 yang sudah memberikan pengalaman baru. We are
family!!
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, Akhir kata saya
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang sangat saya
sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan
viii
leverage sebagai variabel intervening studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Dalam penelitian ini sampel sebanyak 262 sampel dan 74 perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS 16 dan Eviews 7.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil profitabilitas, growth, dan Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas positif namun tidak signifikan terhadap leverage, growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage, Investment Opportunity Set (IOS) negatif tidak signifikan terhadap leverage. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ix
Stock Exchange period 2010-2014. In this study, samples of 262 sample and 74 companies were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is SPSS 16 and Eviews 7.
Based on the analysis that have been made the result are profitability, growth, and Investment Opportunity Set has positive significant effect to firm value, profitability has positive but no significant effect on leverage, growth has positive significant on leverage, Investment Opportunity Set has negative no significant on leverage. Leverage could significant mediating profitability, growth, and investment opportunity set on firm value.
x
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH
PROFITABILITAS, GROWTH, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LEVERAGE SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat
memberikan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dan
memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan, dan kemudahan selama penulis
menyelesaikan studi.
2. Ibu Retno Widowati P.A., M.Si., Ph.D. selaku Kepala Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universaitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk,
xi
4. Semua Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan bekal ilmu selama berada di bangku perkuliahan.
5. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan
dukungan, dorongan, dan perhatian hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Teman-teman dan sahabatku terima kasih atas dukungan, semangat
dan bantuannya.
Sebagai kata akhir tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan
pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya
tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 01 April 2017
xii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
A. Latar Belakang penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Penurunan Hipotesis ... 14
D. Model Penelitian ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23
A. Obyek/Subyek Penelitian ... 23
B. Jenis Data ... 23
xiii
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian ... 33
B. Analisis Faktor ... 34
C. Statistik Deskriptif... 35
D. Uji Analisis Data ... 37
E. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 44
F. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 61
A. Simpulan ... 61
B. Saran ... 62
C. Keterbatasan ... 63 DAFTAR PUSTAKA
xiv
4.2 Nilai Communalities ... 34
4.3 Statistik Deskriptif Persamaan 1 ... 36
4.4 Statistik Deskriptif Persamaan 2 ... 37
4.5 Uji Multikolonieritas Persamaan 1 ... 39
4.6 Uji Multikolonieritas Persamaan 2 ... 39
4.7 Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1 ... 40
4.8 Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2 ... 41
4.9 Uji Autokorelasi Persamaan 1 ... 42
4.10 Uji Autokorelasi Persamaan 2 ... 43
4.11 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1 ... 44
4.12 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2 ... 45
4.13 Uji Statistik F Persamaan 1 ... 46
4.14 Uji Statistik F Persamaan 2 ... 46
4.15 Uji Statistik T Persamaan 1 ... 47
4.16 Uji Statistik T Persamaan 2 ... 48
xv
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Dalam penelitian ini sampel sebanyak 262 sampel dan 74 perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS 16 dan Eviews 7.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil profitabilitas, growth, dan Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas positif namun tidak signifikan terhadap leverage, growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage, Investment Opportunity Set (IOS) negatif tidak signifikan terhadap leverage. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Stock Exchange period 2010-2014. In this study, samples of 262 sample and 74 companies were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is SPSS 16 and Eviews 7.
Based on the analysis that have been made the result are profitability, growth, and Investment Opportunity Set has positive significant effect to firm value, profitability has positive but no significant effect on leverage, growth has positive significant on leverage, Investment Opportunity Set has negative no significant on leverage. Leverage could significant mediating profitability, growth, and investment opportunity set on firm value.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan jangka panjang maupun
jangka pendek. Tujuan jangka pendek perusahaan salah satunya adalah
meningkatkan laba dengan cara memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki,
sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan salah satunya adalah meningkatkan
nilai perusahaan. Untuk perusahaan yang sudah go public pada umumnya
memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang sahamnya.
Kemakmuran para pemegang saham akan maksimal apabila harga saham
perusahaan tersebut meningkat. Mardiyati et al (2012) dalam Wulandari (2013)
berpendapat bahwa nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin
dalam harga saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan yang belum go public
nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual, prospek perusahaan, risiko
usaha, lingkungan usaha, dan lain-lain. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin
tinggi harga saham berarti semakin tinggi nilai perusahaan.
Tiga faktor utama yang menentukan harga saham sebagai representasi dari
nilai perusahaan yaitu faktor internal perusahaan, faktor eksternal perusahaan dan
faktor teknikal (Bambang dan Elen, 2010). Faktor internal perusahaan dapat
berupa pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti pengumuman
pendanaan yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. Sedangkan faktor
dalam maupun luar negeri. Serta faktor teknikal yang lebih bersifat teknis seperti
kecenderungan naik turunnya harga saham.
Profitabilitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan, profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Syafri, 2008:304). Menurut Suharli (2006) apabila profitabilitas
perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan
juga investor melihat sejauh mana laba yang diperoleh perusahaan baik dari
kinerja keuangannya maupun investasi perusahaan. Nilai perusahaan akan
meningkat apabila kinerja keuangannya baik.
Dari hasil penelitian yang di telah dilakukan oleh Sri (2012) mendapati
hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Gusaptono (2010) bahwa
profitabilitas tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tingkat pertumbuhan (growth) merupakan indicator yang mempengaruhi
nilai perusahaan, dimana growth mencerminkan tingkat produktivitas perusahaan
dan merupakan harapan dari pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Verawati dan Juniarti (2014) mendapati hasil
bahwa sales growth tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan nilai
tingkat pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Menurut Smith dan Watts (1992) dalam Dadri (2011) peluang
pertumbuhan perusahaan tersebut terlihat pada kesempatan investasi yang di
proksikan dengan berbagai macam kombinasi set kesempatan (Investment
Opportunity Set). Investment opportunity set (IOS) memiliki peranan penting bagi
perusahaan, karena Investment Opportunity Set merupakan keputusan investasi
dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang
akan datang dimana Investment Opportunity Set tersebut mempengaruhi nilai
suatu perusahaan (Pagalung, 2003). Investment Opportunity Set juga memiliki
peranan penting dari nilai pasar. Ini disebabkan karena Investment Opportunity
Set mempengaruhi cara pandang manajer, pemilik, kreditor maupun investor
terhadap perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland (1992) dalam Verawati dan Juniarti (2014)
leverage digambarkan sebagai alat untuk melihat sejauh mana asset perusahaan di
biayai oleh hutang dibanding dengan modal sendiri. Nilai perusahaan di pengaruhi
oleh striktur modal, dimana struktur modal merupakan struktur pembiayaan yang
dimiliki perusahaan. Struktur pembiayaan ini bisa berbentuk pembiyaan dari
internal maupun eksternal perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan
pembiayaan eksternal yaitu dengan hutang. Namun perusahaan yang banyak
melakukan pembiayaan dengan hutang, tidaklah sehat. Kelebihan hutang yang
besar akan memberikan dampak negatif pada nilai perusahaan. Sehingga
yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh,
akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh
menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif, (Ogolmagi,
2013).
Berdasarkan hasil yang berbeda yang telah didapatkan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya, maka hal tersebut yang mendasari peneliti-penelitian ini, ingin
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penurunan dan
peningkatan dari nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada,
penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Growth, Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan dengan Leverage sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Sri Hermuningsih pada tahun 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia”. Dengan menambahkan variabel leverage yang merupakan variabel intervening.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil penelitian yang sudah ada diperoleh adanya perbedaan hasil
penelitian (research gap) yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dijadikan
permasalahan dalam rumusan masalah ini. Berdasarkan permasalahan tersebut
maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah investment opportunity set berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap leverage?
5. Apakah growth berpengaruh terhadap leverage?
6. Apakah investment opportunity set berpengaruh terhadap leverage?
7. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
leverage sebagai variabel intervening?
8. Apakah growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
leverage sebagai variabel intervening?
9. Apakah investment opportunity set berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan leverage sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh growth terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set terhadap nilai
perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap leverage.
6. Untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set terhadap
leverage.
7. Untuk menganalisis peran leverage dalam menentukan pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
8. Untuk menganalisis peran leverage dalam menentukan pengaruh
growth terhadap nilai perusahaan.
9. Untuk menganalisis peran leverage dalam menentukan pengaruh
investment opportunity set terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Investor
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
2. Perusahaan
Sebagai acuan dalam memilih strategi untuk memaksimalkan nilai
perusahaannya.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya
dan dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan topiK yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Syafri, 2008:304). Laba perusahaan merupakan elemen dalam
penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa
mendatang.
Berdasarkan signaling theory, apabila ROE perusahaan mengalami
peningkatan respon positif diberikan investor atas keadaan tersebut yang
menyebabkan peningkatan harga saham sehingga terjadi kenaikan nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sri (2012) mendapati hasil bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap nilai perusahaan,
penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Ria (2013) yang
memperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap
nilai perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa apabila profitabilitas semakin
meningkat, maka nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
rasio yang yang kerap kali digunakan, yaitu profit margin, Return On Assets
(ROA), dan Return On Equity (ROE), (Mamduh 2014:42).
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa juga
diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran
efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Return on asset (ROA) mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang
tertentu. ROA sering juga disebut sebagai ROI (Return on investment). Return on
equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
modal tertentu. rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain
untuk pemegang saham. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan
hutang (leverage keuangan).
2. Growth
Secara keuangan tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan
mendasarkan pada kemampuan perusahaan. Pertumbuhan penjualan
mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan
sebagai prediksi pertumbuhan pada masa yang akan datang. Menurut Barton et al
(1989) pertumbuhan penjualan merupakan indicator permintaan dan daya saing
perusahaan dalam suatu industri. Apabila pertumbuhan penjualan tinggi, maka
akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga pembayaran dividen
cenderung meningkat. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi
penyediaan dana untuk membeli aktiva. Home dan Machowicz (2005)
mengemukakan teori bahwa tingkat pertumbuhan penjualan adalah hasil
perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di tahun
sebelumnya dengan penjualan di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari beberapa cara yaitu dengan
melihat pertumbuhan penjualannya, pertumbuhan laba operasi perusahaan,
pertumbuhan laba bersih, dan pertumbuhan modal sendiri.
3. Investment Opportunity Set
Investment opportunity set adalah sebuah pilihan investasi di masa depan
yang mempunyai return yang cukup tinggi sehingga mampu membuat nilai
perusahaan ikut terdongkrak. Hal ini dikarenakan besarnya nilai perusahaan
tergantung pada berbagai pengeluaran yang ditetapkan oleh pihak manajemen
perusahaan di masa depan (Gaver dan Gaver, 1993). Investment opportunity set
adalah tersedianya alternative investasi di masa mendatang perusahaan (Hartono,
1999). Menurut Myers (1977), investment opportunity set memberikan petunjuk
yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada
pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.
Investment opportunity set merupakan proksi kombinasi dari pertumbuhan
perusahaan yang digambarkan sebagai nilai pasar (Smith dan Watts, 1986).
Kombinasi antara asset in place (aktiva riil) dengan alternatif investasi di masa
depan yang mempunyai nilai bersih sekarang positif (Wardani dan Siregar, 2009).
diperlukan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi pula. Sedangkan untuk
meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan tentunya memerlukan biaya
yang besar. Biaya ini dapat diperoleh dari internal maupun eksternal Investment
Opportunity Set perusahaan. Untuk mengukur dapat dilakukan dengan Market
Book Value Of Assets, Market Book Value Of Equity, dan Price Earning Ratio.
4. Leverage
Leverage secara harfiah adalah pengungkit. Dalam keuangan, leverage
dikatakan sebagai pengungkit. Ini dikarenakan leverage bisa digunakan untuk
meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan (Mamduh, 2014:327).
Sedangkan menurut Bambang (2001:375) leverage diartikan sebagai penggunaan
aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap atau membayar beban tetap.
Kebijakan leverage timbul jika perusahaan dalam mempunyai kegiatan
operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau dana yang mempunyai beban
tetap. Perusahaan mengambil kebijakan leverage dengan tujuan yaitu
meningkatkan atau memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan.
Leverage merupakan rasio hutang yang menunjukkan proporsi hutang
perusahaan terhadap total asset. Terdapat dua jenis leverage yaitu operating
leverage dan financial leverage.
Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan
menggunakan beban tetap operasionalnya. Beban tetap operasional biasanya
Operating leverage biasa dihitung menggunaka Degree of operating leverage
(DOL), (Mamduh, 2014:329).
Financial leverage diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan yang
digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari
pembayaran bunga untuk hutang yang digunakan oleh perusahaan. Financial
leverage biasa dihitung dengan menggunakan Degree of financial leverage
(DFL), (Mamduh, 2014:332).
5. Nilai perusahaan
Nilai Perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dapat menggambarkan
keadaan perusahaan (Nurlela dan Ishaluddin 2008). Menurut Soliha dan Taswan
(2002) dalam Kusuma dan Sri (2011) menjelaskan bahwa nilai perusahaan lazim
diindikasikan dengan price to book value, yang merupakan tingkat kepercayaan
pasar pada prospek perusahaan ke depan.
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak didirikan
sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi,
yang sesuai dengan keinginan pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai
perusahaan maka kesejahteraan pemiliknya juga akan meningkat.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang
perusahaan juga tinggi. Indicator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan
diantaranya Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV).
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga
saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham
(Sutrisno, 2000). PBV yaitu rasio untuk mengukur nilai yang diberikan pasar
keuanagn kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999:92).
B. Teori
1. Signalling (Ross, 1977)
Ross (1977) dalam (Mamduh, 2014:316) mengembangkan model di mana
struktur modal (penggunaan utang) merupakan signal yang disampaikan oleh
manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan
baik, dan karenanya ingin agar saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan
hal tersebut ke investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung ‘perusahaan kami mempunyai prospek yang baik’.
Tentu saja investor tidak akan percaya begitu saja. Di samping itu, manajer ingin
memberikan signal yang lebih di percaya (credible). Manajer bisa menggunakan
hutang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible.
Perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan
yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Karena cukup yakin,
diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau signal positif.
2. Modigliani dan Miller (MM) dengan Pajak
Dengan memasukkan pajak, MM menambah dimensi baru ke dalam
analisis. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas
keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bungan bisa
dipakai sebagai pengurang pajak. Nilai perusahaan dengan hutang meningkat
proporsional dengan penggunaan hutang, (Mamduh, 2014:305).
Perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi, berusaha untuk
menghemat pengeluaran pajak, dengan cara meningkatkan rasio hutangnya.
Sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak.
C. Penurunan Hipotesis
1. Hubungan Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014) mendapati hasil
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan profitabilitas merupakan patokan penilaian investor terhadap
perusahaan, yang bisa dilihat dari seberapa besar laba yang dihasilkan perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mahendra et al (2012)
yang juga mendapati hasil profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
Sesuai dengan konsep signalling theory, profitabilitas akan menjadi sinyal
dari manajemen yang menggambarkan prospek perusahaan berdasarkan tingkat
profitabilitas yang terbentuk, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi nilai
perusahaan yang dicerminkan dari tingkat harga saham dipasaran.
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi maka dapat dikatakan
bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang prospek. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa tingkat profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi
kebijakan investor dalam menanamkan sahamnya di perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi. Sehingga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dari uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan diajukan
adalah sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan
2. Hubungan Growth dengan Nilai Perusahaan
Pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang menentukan struktur
modal perusahaan (Pandey, 2001). Pertumbuhan perusahaan dilihat dengan
semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin baik pula
nilai perusahaan tersebut. Kallapur dan Trombley (2001) menjelaskan bahwa
pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan ukuran perusahaan
melalui peningkatan aktiva.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2014) mendapati hasil bahwa
perusahaan. Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cheng et
al (2010) mendapati hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat
pertumbuhan penjualan dengan nilai perusahaan.
Dengan tingginya tingkat penjualan perusahaan, berarti perusahaan
tersebut tumbuh dengan baik. Pertumbuhan perusahaan yang baik ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut juga baik. Dengan semakin
tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang
di harapkan oleh para investor. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki
pertumbuhan yang tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor. Dengan
demikian pertumbuhan dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :
H2 : Growth Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan.
3. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Nilai Perusahaan
Investment opportunity set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang
besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang di tetapkan manajemen
di masa mendatang, yang pada saat ini masih merupakan pilihan-pilihan investasi
yang di harapkan akan menghasilkan return yang lebih besar (Gaver dan Gaver,
1993) dalam Nurul (2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Prastika (2012) yang mendapati hasil
bahwa investment opportunity set memiliki pengaruh yang positif signifikan
(2016) Investment opportunity set memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian Investment Opportunity Set melihat pertumbuhan
perusahaan dari kemampuan perusahaan mendapatkan mdan mengelola modalnya
sendiri. Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang besar maka pasar
sahamnya akan di minati oleh investor. Karena investor akan beranggapan bahwa
perusahaan tersebut memiliki return yang menjanjikan di masa yang akan datang.
Ini menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang dapat diajukan yaitu :
H3 : Investment Opportunity Set Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan
4. Hubungan Profitabilitas dengan Leverage
Teori signaling menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan hutang lebih besar. Hal ini
dikarenakan pihak manajemen perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
yang tinggi yakin bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik. Karena
cukup yakin maka manajemen perusahaan menggunakan hutang lebih besar.
Investor diharapkan menangkap signal tersebut. Signal bahwa perusahaan
memiliki prospek yang baik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) mendapati hasil
ini diikuti oleh penelitian yang dilakukan oleh Yahya (2011) yang juga mendapati
hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap leverage.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi, maka secara otomatis
akan mampu melunasi hutang-hutangnya, sehingga lembaga-lembaga yang
memberikan pinjaman berupa hutang percaya memberikan hutang kepada
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Berdasakan uraian
tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :
H4 : Profitabilitas Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Leverage
5. Hubungan Growth dengan Leverage
Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Bayu (2001) Perusahaan
yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal.
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana
untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan
mendatang, maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba
(Sartono, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Lina (2010) mendapati hasil bahwa growth
berpengaruh positif terhadap struktur modal, penelitian ini diikuti oleh Maharmya
(2010) yang juga mendapati hasil bahwa growth berpengaruh positif terhadap
leverage.
Perusahaan dengan pertumbuhan yang baik, tentunya memiliki sumber
pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun. Perusahaan
dengan nilai perusahaan yang baik cenderung akan menggunakan dana eksternal
sebagai acuan dalam menajalankan kegiatan operasionalnya. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :
H5 : Growth Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Leverage
6. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Leverage
Peningkatan pertumbuhan perusahaan mencerminkan adanya peningkatan
peluang investasi karena perusahaan yang mengalami peningkatan pertumbuhan
memerlukan dana dalam jumlah besar untuk membiayai investasinya sehingga
dapat mempertahankan pertumbuhannya. Perusahan juga cenderung ingin
menghemat pajak dengan cara meningkatkan rasio hutangnya. Karena perusahaan
memerlukan dana yang cukup besar tersebut maka perusahaan cenderung untuk
melakukan utang daripada menggunakan dana internal (retained earning) hal ini
sesuai dengan Teori Modigliani dan Miller (MM).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Saidi (2004) mendapati hasil bahwa
investment opportunity set memiliki pengaruh yang yang positif terhadap
leverage. Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Tirsono (2008)
yang juga mendapati hasil bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh positif
terhadap leverage.
Investment Opportunity Set dapat dikatakan bagaimana luasnya
kesempatan atau peluang investasi suatu perusahaan. Hal ini tergantung
pengeluaran untuk masa yang akan datang. Dari uraian tersebut, maka hipotesis
yang dapat diajukan yaitu :
H6 : Investment Opportunity Set Berpengaruh Positif dan Sigifikan Terhadap Leverage.
7. Hubungan Leverage dengan Nilai Perusahaan
Leverage menunjukkan kemampuan dari suatu perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban financial dari perusahaan tersebut seandainya
perusahaan tersebut di likuidasi (Agnes, 2004). Penggunaan hutang yang semakin
besar maka pajak yang dibayarkan semakin keci, yang berarti perusahaan bisa
menghemat aliran kas keluar (Mamduh, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2011) yang mendapati hasil
bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini diikuti oleh Rustendi dan Jimmy (2013) yang juga
mendapati hasil bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Penggunaan hutang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Karena dalam
perhitungan pajak,bunga yang dikenakan akibat penggunaan hutang dikurangkan
dahulu, sehingga mengakibatkan perusahaan memperoleh keringanan pajak.
Perusahaan menggunakan hutang dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh
lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya. Dengan demikian akan
nilai dari sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang
dapat diajukan yaitu:
D. Model Penelitian
(+)
Gambar 1 Profitabilitas
Growth
Investment opportunity set
leverage Nilai perusahaan
H5 (+)
H1 (+)
H4 (+)
H6 (+)
H2 (+)
H3 (+)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek/Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dalam penelitian ini
pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu
dengan pendekatan purposive samplingdengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada Desember
2014.
2. Perusahaan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3. Perusahaan tidak menunjukkan adanya ekuitas yang negatif selama
periode penelitian.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
meliputi :
1. Daftar perusahaan yang di tetapkan sebagai sampel beserta metode
pembayaran.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode studi pustaka. Berkaitan dengan data-data yang digunakan dalam
penelitian ini, data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder. Data mengenai
rasio keuangan, daftar perusahaan, dan jenis perusahaan target yang diperoleh dari
IDX statistic dan Bursa Efek Indonesia.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana variabel diukur,
sehingga peneliti dapat mengetahui baik atau buruk pengukuran tersebut. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, growth, dan investment
opportunity set (IOS) merupakan variabel bebas (X). sedangkan variabel
dependen atau variabel terikat (Y) adalah nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan leverage sebagai variabel intervening yang memediasi hubungan
keduanya.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan,
nilain perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut di jual (Husnan, 2004).
2. Variabel Independen
1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan
atau keputusan (Brigham dan Houston, 2001:89). Pengukuran
profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Equity (ROE),
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham
(Mamduh, 2014:42).
ROE
=
2. Growth
Pertumbuhan dalam manajemen keuangan diukur berdasar
perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa
pertumbuhan yang seharusnya dengan melihat keselarasan keputusan
investasi dan pembiayaan (Devic, 2003).
Growth of sales =
Keterangan :
Sales t = total current sales (total penjualan selama periode berjalan).
3. Investment Opportunity Set (IOS)
Investment opportunity set (IOS) merupakan variabel laten yaitu
variabel yang tidak dapat di observasi, oleh karena itu diperlukan proksi.
Kallapur dan Trombley (2001) dalam Utami (2007) menyatakan bahwa set
kesempatan investasi perusahaan tidak dapat diobservasi oleh pihak-pihak
diluar perusahaan.
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan proksi kombinasi
dari pertumbuhan perusahaan yang digambarkan sebagai nilai pasar
(Smith dan Watts, 1986). Investment Opportunity Set (IOS), merupakan
pilihan-pilihan investasi yang tersedia bagi individu atau perusahaan yang
dapat dilakukan perusahaan.
MBVA =
MBVE =
PPMVA
=
Dari ketiga proksi diatas tersebut, lalu di composite menjadi satu
3. Variabel Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah leverage. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih
besar dibandingkan dengan total asernya. Rasio ini memfokuskan pada sisi
kanan atau kewajiban perusahaan.
Leverage
=
E. Analisis Data
1. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini dalam pengujian hipotesisnya menggunakan regresi
berganda. Model ini dipilih karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu
variabel bebas. Menurut Alni, dkk (2014) pada penelitian yang memerlukan
kajian berbagai macam variabel yang bisa mempengaruhi satu variabel lain, maka
pilihan analisis regresi berganda akan bermanfaat. Tujuannya yaitu untuk
menganalisis pengaruh variabel independen yaitu profitabilitas, growth, dan
investment opportunity set terhadap nilai perusahaan serta leverage sebagai
variabel yang memediasi. Pengujian akan dilakukan dengan model regresi linier
berganda sebagai berikut :
Persamaan regresi linier berganda:
Keterangan :
Y = variabel tergantung
b0 = konstanta regresi/titik potong dengan sumbu Y b1 b2 b3 = koefisien regresi
X1 X2 X3 = variabel bebas/pengaruh
X4 = variabel intervening
e = 0
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel– variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90) maka tidak adanya korelasi yang tinggi
antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya, (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF >10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolonieritas 0,95.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
pengamatan yang lain. Jika variance residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskesdastisitas karena data ini menghimpun data
yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali,
2011:139).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data corrections (silang waktu), masalah autokorelasi relative
jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi
F. Pengujian Hipotesis
a. Uji T parsial
Uji t parsial bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y). jika nilai nilai Sig. <0,05
maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Sedangkan jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
b. Uji F simultan
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variable dependen atau terikat (Alni dkk, 2014:212).
Penggunaan tingkat signifikansinya beragam yaitu 0,01 (1%), 0,5 (5%), dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah padaperusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dan
mempublikasi laporan keuangan tahunan pada periode 2010-2014. Data
diperoleh dari laporan keuangan yang bersumber dari laporan keuangan
tahunan yang diakses dari idx.co.id. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode purposive samplingyaitu
pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. dari metode purposive
samplingmaka jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 262 sampel
dan 74 perusahaan. Adapun proses pemilihan sampel dapat dilihat dalam tabel
Perusahaan yang
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 2
B. Analisis Faktor
Analisis faktor merupakansalah satu cara untuk meringkas informasi
yang ada dalam variabel asli menjadi satu set dimensi baru atau variate
(faktor). Dalam penelitian ini analisis faktor dilakukan dengan menggunakan
software spss 16 yang digunakan untuk membentuk proksi gabungan dari
ketiga proksi yaitu market to book value (MBVA), market to book value of
equity (MBVE), dan property, plant, and equipment to firm value (PPMVA).
Analisis faktor yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan
variabel IOS. Untuk menentukan variabel IOS dapat dilihat dari nilai
communalities dari setiap proksi dan jumlah dari semua nilai communalities
sebagai penyebut, lalu hitung masing-masing dari setiap proksi. Setelah
menghitung dari setiap proksi dengan menggunakan nilai communalities, lalu
jumlahkan semua proksi sehingga menjadi variabel IOS (Hutchinson dan gul,
2004).
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa nilai communalities untuk proksi
MBVA sebesar 0,939, proksi MBVE 0,931, dan proksi PPMVA 0,117. Dari
ketiga proksi tersebut dapat diketahui jumlah nilai communalities sebesar
1,987. Untuk menentukan nilai variabel IOS dapat ditentukan dengan
perhitungan sebagai berikut:
1. MBVA =
2. MBVE =
3. PPMVA =
Ketiga hasil dari setiap proksi tersebut dijumlahkan sehingga akan
menjadi satu variabel yaitu Investment Opportunity Set.
C. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata–rata (mean), nilai standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari masing-masing variabel yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur
yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini hendak menguji pengaruh variabel
independen profitabilitas, growth, IOS terhadap nilai perusahaan sebagai variabel
dependen dengan leverage sebagai variabel intervening. Statistik deskriptif yang
digunakan merupakan hasil dari data yang sudah dihilangkan outliernya. Outlier
merupakan data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda
jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik
untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2011). Pada
z-score -3 > z > 3 akan dihilangkan karena termasuk data outlier. Adapun hasil
perhitungan statistik deskriptif adalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Persamaan 1
ROE Growth IOS Leverage PBV
Mean 0.161780 0.139053 2.051389 0.417312 2.439009
Maximum 0.703190 0.385420 9.139930 0.978730 12.07792
Minimum 0.002980 0.001940 0.304460 0.073820 0.000960
Std. Dev. 0.108326 0.082712 1.669847 0.192149 2.200824
Observation 237 237 237 237 237
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan dilampiran 4
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat jumlah observation sebanyak 237.
Variabel profitabilitas yang di proksikan dengan ROE memiliki nilai mean
sebesar 0,161780, nilai maksimum sebesar 0,703190, nilai minimum sebesar
0,002980, dan nilai standar deviasi sebesar 0,108326. Variabel growth memiliki
nilai mean sebesar 0,139053, nilai maksimum sebesar 0,385420, nilai minimum
sebesar 0,001940, dan nilai standar deviasi sebesar 0,082712. Variabel IOS
memiliki nilai mean sebesar 2.051389, nilai maksimum sebesar 9.139930, nilai
minimum sebesar 0.304460, dan nilai standar deviasi sebesar 1.669847. Variabel
leverage memiliki nilai mean sebesar 0.417312, nilai maksimum sebesar
0.978730, nilai minimum sebesar 0.073820, dan nilai standar deviasi sebesar
0.192149. Variabel nilai perusahaan memiliki nilai mean sebesar 2.439009, nilai
maksimum sebesar 12.07792, nilai minimum sebesar 0.000960, dan nilai standar
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Persamaan 2
ROE Growth IOS Leverage
Mean 0.162484 0.139279 2.047275 0.420441
Maximum 0.703190 0.385420 9.139930 1.161990
Minimum 0.002980 0.001940 0.304460 0.073820
Std. Dev. 0.108642 0.082611 1.667529 0.197725
Observation 238 238 238 238
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 4
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah observation sebanyak
238. Variabel profitabilitas memiliki nilai mean sebesar 0.162484, nilai
maksimum sebesar 0.703190, nilai minimum sebesar 0.002980, dan nilai standar
deviasi sebesar 0.108642. Variabel Growth memiliki nilai mean sebesar 0.139279,
nilai maksimum sebesar 0.385420, nilai minimum sebesar 0.001940, dan nilai
standar deviasi sebesar 0.082611. Variabel IOS memiliki nilai mean sebesar
2.047275, nilai maksimum sebesar 9.139930, nilai minimum sebesar 0.304460,
dan nilai standar deviasi sebesar 1.667529. Variabel Leverage memiliki nilai
mean sebesar 0.420441, nilai maksimum sebesar 1.161990, nilai minimum
sebesar 0.073820, dan nilai standar deviasi sebesar 0.197725.
D. Uji Analisis Data
1. Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah statistik yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel independen terhadap
satu variabel dependen. Regresi linear berganda dilakukan untuk melihat
variabel intervening. Uji regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan 2
persamaan, yaitu persamaan pertama merupakan pengaruh variabel
independen dan variabel intervening terhadap variabel dependen.
Persamaan kedua merupakan pengaruh variabel independen terhadap
variabel intervening. Adapapun persamaan regresi kedua persamaan
tersebut adalah sebagai berikut :
Persamaan 1
PBV = -1,028606 + 0,485385ROE + 1,236924Growth + 1,272273IOS + 1,531446Leverage + e
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Hasil
uji multikolonieritas di dalam model regresi dapat diketahui dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), yaitu faktor pertambahan
ragam. Apabila VIF kurang dari atau sama dengan 10 maka tidak terjadi
gejala multikolonieritas, tetapi jika VIF melebihi 10 maka terjadi
multikolonieritas. Hasil uji multikolonieritas ditunjukkan pada tabel
Tabel 4.5
Uji Multikolonieritas Persamaan 1
Variabel Centered VIF Keterangan
ROE 2,829768 Tidak terjadi multikolonieritas
Growth 1,919262 Tidak terjadi multikolonieritas
IOS 2,924479 Tidak terjadi multikolonieritas
Leverage 1,668221 Tidak terjadi multikolonieritas Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa centered VIF dari setiap
variabel yaitu variabel ROE sebesar 2,829768, variabel pertumbuhan
perusahaan sebesar 1,919262, variabel IOS sebesar 2,924479, dan
variabel leverage sebesar 1,668221. Dari hasil nilai centered VIF setiap
variabel menunjukkan tidak ada yang melebihi 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas pada model regresi
tersebut.
Tabel 4.6
Uji Multikolonieritas Persamaan 2
Variabel Centered VIF Keterangan
ROE 1,593508 Tidak terjadi multikolonieritas
Growth 1,018388 Tidak terjadi multikolonieritas
IOS 1,581580 Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa centered VIF dari setiap
variabel yaitu variabel ROE sebesar 1,593508, variabel pertumbuhan
perusahaan sebesar 1,018388, dan variabel IOS sebesar 1,581580. Dari
hasil nilai centered VIF setiap variabel menunjukkan tidak ada yang
melebihi 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual pengamatan satu ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitasnya tinggi atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila
nilai probabilitas < 0,05 maka berarti terjadi heteroskedastisitas, dan
apabila nilai probabilitasnya > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Harvey untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas atau tidak. Hasil pengujian
heteroskedastisitas ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1
Obs*R-squared Prob. Chi-square Keterangan
8,003083 0,0915 Tidak terjadi
heteroskedastisitas Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.7 dengan menggunakan uji Harvey dapat
diketahui bahwa nilai obs*R-squared sebesar 8,003083 dengan nilai
probabilitas chi-square sebesar 0,0915 > 0,05. Maka dapat disimpulkan
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2
Obs*R-squared Prob. Chi-square Keterangan
2,847336 0,4158 Tidak terjadi
heteroskedastisitas Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.8 dengan menggunakan uji Harvey dapat
diketahui bahwa nilai obs*R-squared sebesar 2,847336 dengan nilai prob.
Chi-square sebesar 0,4158 > 0,05. Maka dapat disimpulkan model tersebut
tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dapat
dikatakan adanya autokorelasi. Apabila probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Dalam penelitian ini menguji
autokorelasi dengan menggunakan metode collegram squared residuals
Tabel 4.9
Berdasarkan tabel 4.9 untuk menguji autokorelasi pada persamaan ke-1
menggunakan metode correlogram squared residuals dan dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
.|. | *|. | 31 -0.044 -0.070 24.083 0.807
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.10 untuk menguji autokorelasi pada persamaan ke-2
menggunakan metode correlogram squared residuals dan dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi pada model regresi tersebut.
E. Hasil Penelitian ( Uji Hipotesis )
Setelah dilakukan uji asumsi klasik selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda.
1. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
amat terbatas. Nilai adjusted R square ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1
Adjusted R square 0,989989
Berdasarkan tabel 4.11 nilai koefisien determinasi (adjusted R
square) diperoleh sebesar 0,989989 atau 98,9989%. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan variabel independen yaitu profitabilitas, growth, IOS,
dan leverage secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 98,9989% sedangkan sisanya (100% - 98,9989%) =
1,0011% dijelaskan variabel lain yang tidak masuk dalam model regresi.
Tabel 4.12
Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2
Adjusted R Square 0,038890
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.12 nilai koefisien determinasi (adjusted R
square) diperoleh sebesarr 0,038890 atau 3,8890%. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan variabel independen yaitu profitabilitas, growth, dan
IOS secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap leverage sebesar
3,8890%, sedangkan sisanya (100% - 3,8890%) = 96,111% dijelaskan
variabel lain yang tidak masuk dalam model regresiUji signifikan simultan
(uji statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka terdapat pengaruh secara
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh F-statistik sebesar 5853,417
dengan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti
bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen yaitu
profitabilitas, growth, IOS, dan leverage terhadap variabel dependen yaitu
nilai perusahaan.
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh f-statistik sebesar 4,196649
dengan nilai probabilitas f-statistik sebesar 0,006456 < 0,05 yang berarti
bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen yaitu
profitabilitas, growth, dan IOS terhadap variabel dependen yaitu leverage.
2. Uji signifikan parameter individual (uji statistik T)
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Apabila nilai probabilitas < 0,05
dependen. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
individual variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji
statistik t ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.15
Uji statistik T persamaan 1
Variabel Coefficient t-statistik Prob.
C -1.028606 -9.096721 0.0000
ROE 0.485384 2.029685 0.0435
Growth 1.236924 2.460471 0.0146
IOS 1.272273 71.73961 0.0000
Leverage 1.531446 12.01694 0.0000
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dirumuskan persamaan regresi
untuk persamaan 1 adalah :
PBV = -1,028606 + 0,485385ROE + 1,236924Growth + 1,272273IOS + 1,531446Leverage + e
Keterangan :
PBV = Nilai Perusahaan
ROE = Profitabilitas
Growth = Pertumbuhan Perusahaan
IOS = Investment Opportunity Set atau Kesempatan Investasi
Tabel 4.16
Uji Statistik T Persamaan 2
Variabel Coefficient t-statistik Prob.
C 0,374042 12.52901 0.0000
ROE 0.123885 0.846767 0.3980
Growth 0.462345 3.005885 0.0029
IOS -0.018622 -1.961049 0.0511
Sumber : Hasil Analisis Data, disajikan di lampiran 6
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dirumuskan persamaan regresi untuk
persamaan 2 adalah sebagai berikut :
Leverage = 0,0374042 + 0,123885ROE + 0,462345Growth – 0,018622IOS + e
Keterangan :
PBV = Nilai Perusahaan
ROE = Profitabilitas
Growth = Pertumbuhan Perusahaan
IOS = Investment Opportunity Set atau Kesempatan Investasi
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan tabel 4.15 profitabilitas yang di proksikan dengan
ROE memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0435 < 0,05 dengan nilai
koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,485384. Sehingga profitabilitas
terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti hipotesis