Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM REGULER MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN NEW BUSINESS DEVELOPMENT (NBD) TERHADAP PROFITABILITAS
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
OLEH:
NAMA : ARIEF RACHMAN
NIM : 050503195
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program
S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang membuat pernyataan
Arief Rachman
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb,
Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa
Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari
ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut membantu
dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu,penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Meutia Ak selaku ketua
departemen akuntansi dan sekretaris departemen akuntansi.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan,
bimbimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku
Dosen Penguji I dan Penguji II saya yang telah memberikan arahan dan masukan
yang berharga mengenai penulisan skripsisaya.
5. Kedua orang tua saya : Ayah Jamaluddin Abdurrachman, ST dan Ibu Ida
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
dalam proses penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
berkat bagi keduanya.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
serta memberikan balasan kepada pihak – pihak yang telah bersedia membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Amin
Medan,
Yang Membuat Pernyataan
Arief Rachman
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari Investment
Opportunity Se (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas
perusahaan. Peneltian ini dijadikan sebagai dasar tolak ukur pengambilan keputusan pendanaan investasi perusahaan pada tahun 2006 dan 2007.. Data yang digunakan berupa laporan tahunan dari perusahaan sampel yang berjumlah 16 perusahaan pada tahun 2006 – 2007. Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel Investment Opportunity Set (IOS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur dan
New Business Development (NBD) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan manufaktur.
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
ABSTRAK
The purpose of this research is to examine the effect of Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development Into profitability of the company. This research can explain the decision making about the source of funds used by the manufacture companies listed in JSX for period 2005-2006. Those variabels are chosen in relation to the asumptions of pecking order theory and trade off theory. The data used are in form of financial ratios from 16 companies during 2005-2006. The statistical methods use in this research is multiple regressions.
The result of this research shows that Investment Opportunity Set (IOS) have significant effect to profitability of manufacture company, while New Business Development (NBD) have insignificant effect to profitability of manufacture company.
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Proksi Set Kesempatan Investasi……….……….………. 33
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu…...……… 46
3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur...……….... 53
4.1 Daftar Emiten Sampel……..……….. 53
4.2 Statistik Deskriptif...………. 54
4.3 One Sample Kolmogrov-Smirnov Test……… 56
4.4 Coefficients...………. 58
4.5 Hipotesis Keputusan Autokorelasi ...………. 60
4.6 Model Summary ………...
4.7 Coefficients...
4.8 ANOVA (b)...
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Kerangka Konseptual………. ………. 49
4.1 Histogram (data normal) ………. 50
4.3 Normal P-P Plot (data normal) ……..……… 51
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
DAFTAR ISI SKRIPSI
Halaman
PERNYATAAN……….. I
KATA PENGANTAR………... Ii
ABSTRAK……….. Iv
ABSTRACT………... V
DAFTAR ISI……… Vi
DAFTAR TABEL... X
DAFTAR GAMBAR………. Xi
DAFTAR LAMPIRAN………. Xii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A.Latar Belakang Masalah...……… 1
B.Perumusan Masalah...……… 5
C.Tujuan Penelitian...………. D.Manfaat Penelitian...………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..…... 7
A.Investment Oppotunity Set (IOS)……… 8
1. Proksi Berdasarkan Harga……….…… 8
2. Proksi Berdasarkan Investasi……..……….. 10
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
B.New Business Development (NBD)……… 14
1. Greenfield Development……… 16
2. Acquisition………. 18
C.Profitabilitas...……….. 1. Profit Margin...……….. 2. Return On Investment (ROI)... 3. Return On Equity (ROE)... 19 D. Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Profitabilitas..………… 23
E. Hubungan New Business Development (NBD) dengan Profitabilitas…...… 23
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu... G. Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 1. Kerangka Konseptual... 2. Hipotesis Penelitian... 24 BAB III METODE PENELITIAN………... 25
A.Jenis Penelitian……….. 26
B.Populasi dan Sampel Penelitian……… 27
C.Jenis dan Sumber Data………. 28
D.Tehnik Pengumpulan Data……….. 29
E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……..……… 29
1. Variabel Independen...………...………. 31
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
F. Metode Analisis Data……….………..
1. Pengujian Asumsi Klasik...
a. Uji Normalitas...
b. Uji Multikolinearitas...
c. Uji Heterokesdastisitas...
d. Uji Autokorelasi...
2. Pengujian Hipotesis...
32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN……….. 32
A.Data Penelitian……….. 36
B.Statistik Deskriptif……… 37
C.Pengujian Asumsi Klasik………. 37
1. Uji Normalitas……….. 37
2. Uji Multikolinearitas……… 39
3. Uji Heterokesdastisitas……….. 39
4. Uji Autokorelasi………. 40
D.Pengujian Hipotesis……….…. 40
1. Uji t (t-test)……….. 44
2. Uji F (Anova)……… 45
E.PembahasanHasil Penelitian………. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 46 A.Kesimpulan………... 46
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
C.Saran………. 48
DAFTAR PUSTAKA……….. 54
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan tatanan perekonomian dunia mendorong timbulnya tuntutan terhadap
perusahaan – perusahaan untuk dapat melakukan ide – ide bisnis baru. Perusahaan –
perusahaan yang ingin mengejar pertumbuhan menyadari bahwa brainstorming dan
penerapan ekspansi bisnis baru merupakan faktor penting agar perusahaan tersebut
dapat menjaga tingkat pertumbuhannya dan dapat bersaing dengan perusahaan –
perusahaan lain. Strategi bersaing yang dapat ditempuh oleh perusahaan yaitu
melakukan ekspansi bisnis serta strategi fokus dengan cara mengembangkan konsep
New Business Development (NBD).
Ekspansi bisnis dan strategi fokus yang dimaksud yaitu perusahaan tidak hanya
menekuni satu bidang bisnis pilihan dimana perusahaan sudah berpengalaman
menggarapnya, melainkan melakukan perluasan bidang bisnis yang disesuaikan dengan
core kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui apakah
perusahaan telah mengalami positioning pasar pengembangan bisnis dalam melakukan
multibisnis usaha, maka harus ada alat bantu yang lain yang dapat memberikan tolak
ukur yang jelas, seberapa jauh proses pengembangan usaha yang telah dilakukan bila
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
tuntutan untuk tampil menjadi perusahaan yang baik sudah ada dan juga terdapat
berbagai macam strategi dan pola pengembangan untuk dapat meningkatkan
pertumbuhan perusahaan dan menangkap info progress suatu peluang bisnis.
Akibatnya, sering kali perusahaan merasa memiliki info progress peluang bisnis yang
dapat membantu meningkatkan pertumbuhan akan tetapi tidak mampu untuk
merealisasikan hal tersebut dikarenakan perusahaan terlalu fokus terhadap main
product yang dihasilkan.
Aspek finansial adalah salah satu faktor yang ikut dipertimbangkan dalam
pengembangan bisnis termasuk dalam pembentukan New Business Development.
Pembentukan New Business Development harus menjadi stimulus untuk proses
pertumbuhan bisnis perusahaan serta peningkatan sistem kerja.. Pembentukan New
Business Development juga diperlukan sebagai salah satu cara agar perusahaan terus
memiliki tempat (posisi jabatan) untuk mempromosikan orang – orang terbaiknya
sehingga tidak pindah ke perusahaan lain (A. B Susanto, 2008). Dan juga menerjuni
bisnis baru merupakan salah satu justifikasi yang rasional dalam meminimalisir biaya
dan meningkatkan profit.
Biasanya dalam memutuskan melakukan ekspansi bisnis dan kesempatan
investasi, perusahaan akan dihadapkan dengan pertanyaan – pertanyaan berikut :
apakah profit yang dimiliki oleh perusahaan akan diberikan pada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau profit tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis
baru. Dalam memutuskan hal ini tidak jarang terjadi masalah kepentingan antara
manajemen dengan para pemegang saham. Di satu sisi, ada pihak yang menginginkan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Keadaan seperti ini dinamakan masalah keagenan (agency problem).
Pada umumnya, pihak manajemen cenderung untuk melakukan pembayaran
dividen sesuai dengan kebijakan dividen yang telah ditetapkan. Akan tetapi ada pihak
manajemen yang menahan kas mereka untuk melunasi kewajiban dan melakukan
investasi. Apabila kondisinya melakukan investasi maka perusahaan pada umumnya
melakukan ekspansi bisnis dan tetap melakukan pembayaran dividen kepada para
pemegang saham dalam jumlah yang relatif kecil.
Satu hal yang perlu diingat adalah kebijakan berinvestasi merupakan bagian yang
menyatu dengan kebijakan pendanaan perusahaan. Dengan melihat kesempatan
investasi dan peluang bisnis yang melibatkan keputusan pendanaan perusahaan yang
melibatkan laba ditahan maka dapat dilakukan evaluasi kelayakan investasi yang dapat
memaksimalkan profit perusahaan. Setiap periode, perusahaan harus memutuskan
apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan akan ditahan untuk pendanaan berinvestasi
atau akan didistribusikan ke para pemegang saham. Untuk sebagian perusahaan yang
memperoleh laba yang besar, terkadang tidak membagikan dividen kepada para
pemegang saham, akan tetapi lebih mencoba untuk melakukan pengembangan bisnis
dengan adanya pembentukan divisi organisasi pada suatu perusahaan untuk
mempelajari kelayakan investasi dan ekspansi bisnis. Hal ini menjadi menarik karena
pada dasarnya laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Lalu timbul pertanyaan, jika tidak membagikan dividen, untuk apakah
laba yang diperoleh tersebut? Jika perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk
mendanai seluruh investasi dan terdapat kelebihan dari dana tersebut, maka kelebihan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Horne & Wachowizc, 2005:496)
Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampua perusahaan untuk
mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam
perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam mengukut tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat misalnya dari tingkat pertumbuhan
penjualan, laba bersih sesudah pajak, pendapatan per lembar saham, dan sebagainya.
Hartono (2002) dalam Hartono (2004) suatu perusahaan dapat dikatakan bertumbuh
apabila terjadi pertumbuhan nilai aktiva, peningkatan laba, peningkatan penjualan,
peningkatan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merefleksikan apakah
perusahaan tersebut berkembang atau tidak. Pertumbuhan perusahaan secara terus
menerus adalah diperlukan agar dapat hidup dan memberi kemakmuran yang lebih
tinggi kepada pemilik saham. Untuk tumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih
besar untuk mendanai perluasan investasinya.
Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber baik sumber internal maupun
sumber eksternal. Sumber internal dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber
dana eksternal dapat berupa pinjaman dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya,
menjual obligasi atau menjual saham baru. Apabila perusahaan mengandalkan
pendaanaan investasi dengan menggunakan laba ditahan maka dividen yang dibagikan
akan berkurang. Sebaiknya bila perusahaan menggunakan sumber dana eksternal maka
ada kecenderungan membagikan dividen yang lebih besar.
Penerapan New Business Development merupakan salah satu bentuk cara investasi
perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis. Kelayakan investasi dalam
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
prospek. Kelayakan sisi keuangan dihitung dari potensi return, profitabilitasnya
dibandingkan dengan jika modal ditanam di bidang yang lain yang sama – sama
menguntungkan. Feasibility Study (studi kelayakan) keuangan dianggap sebagai tahap
terpenting karena pada tahap ini merupakan tahap dimana peluang dan ide bisnis dapat
diimplementasikan. Dari sisi kelayakan operasional dinilai dari adanya sumber
informasi seput ar hal – hal yang mungkin menjadi kendala bila bisnis mulai direalisasi.
Business Development bertujuan untuk melaksanakan misi perusahaan, yaitu
peningkatan kemampuan wirausaha dalam berbisnis dan perluasan kesejahteraan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penciptaan peluang usaha baru atau
melakukan pengembangan usaha baik dengan cara insentifikasi, ekstensifikasi, maupun
diversifikasi dari usaha serta penciptaan berbagai nilai tambah untuk mendukung
realisasi program community development (Madani News, 2008).
Dengan demikian peluang investasi perusahaan dapat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang memiliki semakin banyak peluang investasi
di masa depan akan memiliki semakin besar peluang untuk tumbuh, pilihan – pilihan
investasi yang memberikan pertumbuhan bagi perusahaan – perusahaan di masa datang
ini dikenal dengan isitilah Set Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set
(IOS).
Berdasarkan penelitian Suharli (2007), menunjukkan adanya pengaruh yang tidak
positif antara Investment Opportunity Set dengan profitabilitas. Penelitian lain seperti
yang dilakukan oleh Karsana (2004) dan Basuki (2004) juga menunjukkan Investment
Opportunity Set mempunyai pengaruh yang negatif, bahkan ketika dimasukkan sebagai
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
adanya pengaruh positif antara New Business Development dengan profitabilitas, ini
ditunjukkan dengan beberapa perusahaan khususnya di Indonesia menjaga
pertumbuhannya dengan strategi ekspansi bisnis. Namun semuanya melibatkan dan
juga dipengaruhi oleh motivasi, baik individu maupun organisasi atau perusahaan
secara menyeluruh.
Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan melakukan pembuktian
apakah memang terdapat pengaruh yang signifikan antara Investment Opportunity Set
(IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas. Oleh karena itu,
penelitian kali ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia dengan judul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan
New Business Development Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas dan hasil
penelitian – penelitian terdahulu yang kontradiktif mengenai hubungan antara
Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap
profitabilitas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : Apakah
Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development (NBD) perusahaan
manufaktur berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial?
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set
(IOS) dan New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas perusahaan –
perusahaan manufaktur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini baik bagi peneliti, maupun bagi perusahaan,
bagi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan pihak lain adalah:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi salah satu upaya untuk mendapat pengalaman dan
pengetahuan dalam menulis karya ilmiah dan menjadi bahan masukan apabila
ditanya pendapatnya mengenai pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan
New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas
2. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini memberikan kontribusi bahwa Investment Opportunity Set (IOS)
dan New Business Development (NBD) memberikan pengaruh terhadap
profitabilitas, sehingga perusahaan harus dengan cermat melakukan investasi
dan secara terus menerus meningkatkan laba, sehingga akan mendorong tingkat
pertumbuhan perusahaan.
3. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (FE.USU)
Sebagai bahan referensi dan bacaan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan menjadi stimulan dan referensi dalam penelitian –
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investment Opportunity Set (IOS)
Istilah Investment Opportunity Set (IOS) atau Set Kesempatan Investasi pertama
kali diperkenalkan oleh Myers (1977, dalam Leman 2005) yang menguraikan perusahaan
sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan.
Opsi investasi masa depan ini kemudian dikenal dengan istilah Investment Opportunity
Set (IOS) atau Set Kesempatan Investasi. Investment Opportunity Set (IOS) sebagai opsi
investasi masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek – proyek
perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dalam
mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan. IOS bersifat tidak dapat
diobservasi, untuk itu perlu mengukurnya.
Beberapa proksi yang digunakan dalam menghitung Investment Opoortunity Set
(IOS) : proksi berdasarkan harga, proksi berdasarkan investasi, dan proksi berdasarkan
varian.
a. Proksi berdasarkan harga
Proksi berdasarkan harga ini percaya pada gagasan bahwa jika prospek yang
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan
aktiva riilnya (assets in place).
b. Proksi berdasarkan investasi
Proksi berdasarkan investasi ini percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan
investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada nilai IOS suatu perusahaan (Leman,
2005). Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi yang
semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan di masa berikutnya.
c. Proksi berdasarkan varian
Proksi berdasarkan varian ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi
yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva
(Leman,2005). Berikut ini adalah beberapa proksi set kesempatan investasi (Erlina, 2008
; )
Tabel 2.1
No Set Kesempatan Investasi
Proksi Berdasarkan Harga
1 Market Value of Equity plus book of debt 2 Market to book value of assets
3 Market to book value of equity 4 Book to market value equity 5 Book to market value assets
6 Market value of the firm to book value of assets
7 Book value of propertyv, plant and equitment to firm value 8 Tobin's-q
9 Depreciation to firm value 10 Earning to price ratio
11 Gross proprty, plant and equitment to market value of the firm 12 Depreciation to total assets
Proksi Berdasarkan Investasi
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
2 R & D expense to firm assets 3 R & D expense to sales
4 Capital expenditure to market value of assets 5 Capital expenditure commited to total assets 6 Capital expenditure to book value of assets 7 Capital addition to assets book value 8 Capital addition to marketvalue of assets
Proksi Berdasarkan Varians
1 Varians of total return 2 Market value beta 3 Assets beta
4 Varians of assets- deflacted sales
Ukuran Komposit
1 Score factor 2 Instrument variabel
B. New Business Development
New Business Development merupakan suatu area spesialisasi dalam suatu
perusahaan yang berisikan beberapa tehnik investasi dan tanggung jawab yang memiliki
tujuan untuk meraih customer baru dan mencoba untuk meraih pangsa pasar baru.
Beberapa tehnik yang dapat dilakukan yaitu : mengakses beberapa peluang pasar dan
target, mengumpulkan pengetahuan mengenai pelanggan dan competitor, mengumpulkan
informasi dalam kemungkinan penjualan, memberikan draft mengenai proses investasi
yang akan berkembang, mengikuti proses investasi, memberikan model desain bisnis
yang akan diekspansi.
Hal – hal yang termasuk dalam Business Development adalah mengevaluasi
beberapa peluang investasi dan bisnis dengan menggunakan beberapa pola yang dapat
dipertimbangkan,yaitu : pemasaran, manajemen informasi yang berhubungan dengan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
perusahaan memiliki suatu tujuan bahwa perusahaan tersebut tetap mengembangkan
investasi perusahaan dan juga ekspansi bisnis yang akan dilakukan. Dengan tidak hanya
berfokus kepada main product/main business yang memiliki perusahaan, secara tidak
langsung dengan melakukan pemgembangan investasi akan meningkatkan pertumbuhan
laba pada perusahaan tersebut.
Pengembangan bisnis selalu membutuhkan pendekatan disiplin disamping
mengembangkan bisnis. Beberapa konsultan merekomendasikan beberapa strategi dalam
peningkatan bisnis, yang didalamnya termasuk financial, legal dan advertising skill.
Kemampuan kreativitas juga sangat dibutuhkan dalam bentuk investasi ini. Business
development memiliki dua metode dalam penggunaannya . yaitu antara lain : Sales – oriented (client – facing), Operational function to support expansion.
Dalam metode sales – oriented, Business Development berkonsentrasi terhadap
pengembangan strategi channel relationship. Metode ini menggunakan pendekatan
dimana investasi bisnis yang akan dilakukan dengan metode pendekatan terhadap relation
(hubungan) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam metode operational fuction
support expansion, business development berkonsentrasi terhadap analisis mengenai
deskripsi bisnis yang akan dilakukan perusahaan yaitu dimana perusahaan melakukan
job – search engine ,hal ini dilakukan perusahaan untuk menerapkan system bahwa
investasi dalam bidang pengembangan bisnis dilakukan untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
New business development merupakan salah satu opsi perusahaan dalam
menentukan aliran kas bebas perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan yang berjalan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
resources. Hal ini dapat digunakan untuk pengembangan bisnis baru (Andrew, 2008:94).
Bila perusahaan memiliki slack resources, dibutuhkan lembaga dalam suatu grup
(holding) perusahaan dengan peran sebagai advisor yang tugasnya mempelajari peluang.
Mencari dan mengevaluasi semua peluang bisnis baru yang bisa direalisasikan
hingga menegosiasikan dan melakukan deal proyek investasi merupakan tahap yang
harus dilakukan dalam business development. Beberapa tahap lainnya yaitu merancang
tahap – tahap pada tiap proyek investasi dan mengawasi semua tahap pentingnya.
Melakukan studi kelayakan dalam semua aspek mulai dari pendanaan hingga operasional,
serta menyiapkan materi usulan kerja sama dengan calon mitra investasi antara lain :
Private equity investor, Hedge fund, Investment Bank, Bank, Perusahaan asuransi. Tidak
hanya itu New Business Development dilakukan sebagai salah satu bentuk pertanggung
jawaban mecari investasi baru selain menjaga mitra lama. Dan juga harus memonitor
semua proyek investasi yang tepat untuk masing – masing proyek tersebut.
Ada beberapa model dalam New Business Development, yaitu : Greenfield
Development, Acquisition (Akuisisi).
a. Greenfield Development
Dalam memasuki bisnis baru ada kalanya sebuah perusahaan merintis dengan
mendirikan entitas Perseroan Terbatas (PT) baru, atau sering dikenal sebagai model
Greenfield Development. Model Greenfield Development biasanya digunakan karena
memungkinkan perusahaan membangun budaya perusahaan dan karakterisitik sumber
daya manusia yang sesuai dengan platform di grup itu. Namun model ini memiliki
beberapa kelemahan antara lain tidak dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan.
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Perusahaan juga melakukan model alternatif lain yaitu pola akuisisi yaitu pola
dimana perusahaan tersebut berpatungan (joint venture) agar dapat mempercepat
pertumbuhan bisnis perusahaan dan juga meminimalisir resiko yang dapat ditanggung
bersama. Ada berbagai pola akuisisi yang dilakukan antara lain : Leverage Buyout (LBO),
Management Buyout (MBO), Akuisisi Saham Biasa.
Leverage Buyout (LBO) terjadi bila perusahaan mengambil alih kendali suatu
perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas dengan menggunakan uang pinjaman
atau hutang. Atau, kalaupun menggunakan uang sendiri porsi yang muncul lebih kecil
dari dana pinjaman itu sendiri. Pola Leverage Buyout (LBO) banyak diterapkan untuk
mengejar pertumbuhan karena biaya modalnya tidak besar berhubung mengandalkan
pihak ketiga. Leverage Buyout (LBO) merupakan instrument yang banyak dilirik karena
suatu perusahaan tidak harus mempunyai uang cash sendiri yang berjumlah besar untuk
melakukan akuisisi. Perusahaan bermitra dengan investment bankers, pengelola dana
pihak ketiga yang memang juga aktif mecari peluang investasi baru. Bahkan tidak hanya
investment bankers, tetapi bisa juga dari private equity investors, hedge fund, bank dan
perusahaan asuransi. Dalam model Leverage Buyout (LBO) diharuskan untuk mempunyai
hubungan baik dengan barisan pengelola dana besar tadi.
Management Buyout (MBO) merupakan pola akuisisi dimana sebuah perusahaan
mengakuisisi sebuah perusahaan lengkap dengan tim manajemennya, dan biasanya Chief
Excecutive Officer (CEO) di perusahaan yang baru diakuisisi kemudian diberi hadiah
saham. Ide untuk akuisisi dengan pola MBO bisa berasal dari calon investornya yaitu
grup usaha yang sedang mencanangkan pertumbuhan bisnis, dan hal ini juga bisa timbul
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Akuisisi Saham Biasa merupakan pola akuisisi dimana investor publik melalui
penawaran saham biasa / Initial Public Offering (IPO) di bursa, dengan cara menjual
sebagian saham ke masyarakat atau mengeluarkan obligasi. Dalam hal ini, tidak mungkin
perusahaan meng-go public-kan unit bisnis baru karena belum menguntungkan. Dan hal
ini pasti tidak akan diterima pihak regulator bursa. Cara yang umum dilakukan adalah
menjual sebagian saham perusahaan induk atau subholding dan diumumkan bahwa dana
hasil Initial Public Offering (IPO) akan digunakan untuk membiayai pengembangan
bisnis baru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa New Business Development (NBD)
merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan profit perusahaan tersebut.
C. Profitabilitas
Pada umumnya profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Menurut Sartono (2001:120), “profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena
profitabilitas mungkin merupakan satu – satunya indikator yang paling baik mengenai
kesehatan keuangan perusahaan.
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return
On Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor
dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio
keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola
sumber – sumber yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hanafi (2005 : 42) “Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilka keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu”. Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001)
dalam Almilia dan Devi (2007) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang dikur diukur
dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat asset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan, yaitu : profit margin, return on investment, return on equity.
a. Profit Margin
Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa
diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya – biaya (ukuran
efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005 : 42). Untuk menghitung
profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut :
PROFIT MARGIN =
Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Assets (ROA).
ROI mengukur kemampuan perusahaan – perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat assets tertentu.
Laba Bersih setelah pajak
Penjualan
Profit Margin yang tinggi menunjukkan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Untuk menghitung ROI digunakan rumus sebagai berikut :
ROI =
ROE = Laba Bersih setelah pajak
Total Ekuitas
Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi.
Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang
sebenarnya (Hanafi, 2005 : 43).
Bowlin et al (1980 : 30) membagi rasio profitabilitas menjadi dua kategori.
- Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan
Profitabilitas dalam kategori ini merefleksikan kemampuan manajemen
perusahaan dalam mengontrol beban dan merubah penjualan menjadi laba. Untuk
mengukur profitabilitas dalam kategori ini, digunakan rasio Gross Profit Margin.
- Peofitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
Laba Bersih setelah pajak
Total Assets
Semakin tinggi tingkat Return On Investment suatu perusahaan, semakin baik
perusahaan tersebut.
c. Return On Equity (ROE)
Syamsuddin (2000 : 64) menyatakan “Return On Equity (ROE) merupakan suatu
pengukuruan dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”
Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kategori profitabiitas ini bertujuan untuk mengukur profitabilitas perusahaan
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
laba. Oleh karena itu, rasio profitabilitas yang digunakan dalam kategori ini dalam
mengukur keefektifan manajemen perusahaan secara keseluruhan. Untuk mengukur
profitabilitas dalam kategori ini, digunakan rasio Return On Investment atau Return On
Assets.
D. Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Profitabilitas
Selain untuk didistribusikan kepada para pemegang saham, sebagian sisa laba
yang diperoleh oleh perusahaan akan digunakan untuk membiayai investasi. Apabila
kondisi perusahaan sedang baik, perusahaan cenderung untuk melakukan investasi
daripada membayar dividen dalam jumlah yang besar (Suharli, 2007). Hal yang seperti
ini, tentu saja akan menimbulkan masalah kepentingan antara pemegang saham dan pihak
manajemen. Apabila perusahaan mempunyai banyak aliran kas bebas, maka perusahaan
cenderung untuk meningkatkan penggunaan uang kas untuk keuntungan perusahaan atau
dengan kata lain perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi yang mempunyai
nilai positif. Dengan demikian dapat dikatakan, apabila perusahaan mempunyai
Investment Opportunity Set yang besar, maka profitabilitas pada perusahaan tersebut
mengalami pertumbuhan.
E. Hubungan New Business Development dengan Profitabilitas
Investasi pengembangan bisnis merupakan bagian dari laba yang didistribusikan
oleh pihak manajemen untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Semakin banyak
investasi dalam sektor pengembangan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, sangat
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
dapat dikatakan bahwa apabila perusahaan melakukan investasi bisnis dengan
menerapkan New Business Development, maka profitabilitas perusahaan semakin
meningkat.
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pengaruh suatu variabel bebas x
terhadap variabel terikat profitabilitas. Adapun tinjauan terdahulu tersebut antara lain,
NO Nama Peneliti dan Tahun Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Suharli, 2007 dan arus kas bebas
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Kebijakan Dividen dan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi
dividen, kalaupun ada hubungannya sangat
kecil
Suharli (2007) melakukan penelitian yang mempelajari hubungan antara
Profitabilitas dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Kebijakan Tunai dengan
Likuiditas sebagai Moderating Variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kebijakan Tunai perusahaan secara positif dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat
likuiditasnya dan Investment Opportunity Set (IOS) memberikan pengaruh yang negatif
terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Kasana (2004)
berusaha menganalisa Moderasi Set Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen
dan Aliran Kas Bebas dengan Tingkat Leverage Perusahaan. Hasil analisa ini
menunjukkan bahwa Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set)
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen dan aliran kas bebas dengan tingkat
leverage perusahaan.
Penelitian Basuki (2004) meneliti hubungan aliran kas bebas dengan kebijakan
Dividen perusahaan dengan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam aliran kas bebas secara individual berhubungan
negatif dan tidak signifikan dengan kebijakan dividen tanpa memasukkan moderasi Set
Kesempatan Investasi, demikian juga ketika menguji hubungan aliran kas bebas dengan
kebijakan dividen memasukkan Set Kesempatan Investasi sebagai variabel moderasi
hasilnya menggambarkan hubungan negatif dan tidak signifikan. Temuan empiris ini
menjelaskan bahwa Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set) tidak mampu
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
adalah sangat kecil.
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana Hubungan
suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Berdasarkan uraian dari teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel
independent penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business
Development (NBD) dan variabel dependen adalah profitabilitas.
Perusahaan yang memiliki Investment Opportunity set yang baik dan juga
memiliki pusat pengembangan bisnis (business development) yang berkembang dengan
bak dalam melakukan ekspansi bisnis merupakan berita yang baik bagi investor dan calon
investor serta memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Menurut Van Horne (2005 : 222) “ profitabilitas merupakan ratio yang menghubungkan
laba dari penjualan dan investasi”. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan keuntungan
perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk melakukan inve4stasi
dan melakukan ekspansi bisnis. Investasi Oppurtunity Set (IOS) merupakan opsi
investasi masa depan perusahaan yang tidak semata – mata hanya ditunjukkan dengan
adanya proyek – proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja ,
tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dala mengeksploitasi
kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
opportunity set yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas dalam perusahaan atau laba
perusahaan yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk pengembangan bisnis
baru yang akan mendukung pertumbuhan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Suharli (2007) menunjukan bahwa adanya pengaruh
antara Invesment opportunity set (ISO) dengan kebijakan deviden dengan kata lain hal ini
menunjukan bahwa Investment Oppurtunity set menunjukan pengaruh positif terhadap
pengembangan bisnis dan ekspasi perusahaan. Penelitian Karsana (2004) dan Basuki
(2004) menunjukan hasil yang sama yaitu Invesment Opurtunity set berpengaruh positif
terhadap investasi namun berpengaruh sebaliknya terhadap kebijakan deviden.
Profitabilitas akan diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI),
Investment Oppurtunity Set (IOS) akan diukur dengan Market Value Of Equity to Book Value Of Equity (MVEBVEA) dan Capital Expenditure to Book Value Of Assets (CAPBVA) dan New Business Development (NBD) akan diukur dengan Dummy Variabel.
Maka hubungan antara Invesment Opportunity Set (IOS), dan New Business
Development (NBD) dengan Profitabilitas dapat digambarkan sebagai berikut :
Tingkat Profitabilitas
Y Investment
Opportunity Set (IOS)
X1
New Business Development
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
. 2. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2007: 41) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan
maksud untuk diuji secara empiris’’.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara terhadap masalah akan yang diuji kebenaranannya, melalui analisis data yang
relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan
tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya., Hipotesis dalam
penelitian ini adalah “Investment Opportunity Set dan New Business Development
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian adalah asosiatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006 :
11) dengan bentuk hubungan kausal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New Business Development
(NBD) terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini Investment Opportunity Set (IOS) dan
New Business Development (NBD) merupakan variabel independent, dan profitabilitas
sebagai variabel dependen
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; Objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006;72). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2006 – 2007, yang berjumlah 142 perusahaan. Dipilihnya satu
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri. Disamping itu sektor
manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.
2. Sampel Penelitian
Sampel berarti contoh,yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian (Mardialis, 2005 : 55). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode
purposive sampling yaitu ”teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan
tertentu” (Indrianto dan Supomo, 1999:131). Dalam hal ini sampel yang diambil harus
memenuhi karakteristik yang diisyaratkan. Secara umum, karakteristik tersebut adalah
sebagai berikut : perusahaan sampel adalah perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 –
2007 dan terus melakukan investasi pengembangan bisnis sepanjang periode pengamatan,
perusahaan tidak pernah ter-delisting selama periode pengamatan, perusahaan tidak
pernah mengalami kerugian selama periode pengamatan.
Adapun hasil sampel perusahaan adalah 16 perusahaan manufaktur, antara lain :
No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Business Development
1 PT Gajah Tunggal Tbk
Industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis kendaraan, barang
atau alat
Perdagangan umum dan keuangan
2 PT Gudang Garam
Tbk Industri rokok Kertas
3 PT Indal Aluminium Industry Tbk
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur
aluminium sheets rolling mill, extrusion plant dan papan gypsum.
Software, konstruksi dan investasi
4 Bakrie Sumatera
Plantations Tbk Penanaman karet Minyak Kelapa Sawit, dan perkebunan plasma 5 ATPK Resources Tbk Supply berbagai yarn ke pabrik
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
6 Bumi Resources Tbk Hotel dan turis industri Gas natural dan minyak industri 7 PT Dynaplast Tbk Komponen, kemasan dan lembaran
plastik Perdagangan prototyype dan model untuk mold 8 PT Indofood Sukses
Makmur Mie dan penggilingan tepung
Pelayaran, makanan bayi, biskuit, jasa investasi dan manajemen
9 PT Alumindo Light Metal Industry
Aluminium sheet, aluminium foil dan
roll foming building decoration Plat stainless steel 10 PT Kedawung
Industrial Tbk
Barang-barang logam, aluminium, karton, email dan barang-barang
plastik dan kerajinan tangan, terutama alat dapur
Kotak karton bergelombang dan tempat penyimpanan telur
11 PT Eratex Djaja Tbk
Pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian
jadi
Konsultasi manajemen di bidang komputer dan internet 12 PT Semen Gresik
(Persero) Tbk Semen
Industrial Real Estate, Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat
13 PT Indah kiat Pulp and Paper Tbk
Pulp dan kertas, pengelolaan pelabuhan khusus, perdagangan,
pertambangan dan kehutanan
Distribusi dan Jasa Keuangan 14 PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk Semen
Pabrikasi beton siap pakai, investasi pada perusahaan asosiasi, perdagangan
15 PT Mustika Ratu Tbk Jamu dan Kosmetik Tradisional Penyewaan Properti 16 PT Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Pulp dan kertas Bidang keuangan dan distributor 17 PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk Bahan Makanan Hewan
Minuman, makanan, Real Estate, Investasi dalam bentuk surat berharga
a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu
data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data dalam
penelitian ini bersifat pooling yaitu gabungan antara time series dan cross section yaitu
laporan tahunan perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2006 dan
2007. Data ini merupakan data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak
lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 147). Data laporan tahunan diperoleh dari Pusat
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jumlah buku akuntansi dan buku –
buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan
data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independent (bebas)
Menurut Sugiyono (2005 : 3) ”variabel independen atau variabel bebas adalah
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Investment
Opportunity Set (IOS), dan New Business Development (NBD).
a. Investment Opportunity Set (IOS)
Istilah Investment Opportunity Set pertama kali diperkenalkan oleh Myers (1977)
yang menguraikan perusahaan sebagai kombinasi antara aktiva riil (assets in place)
dengan opsi investasi di masa yang akan datang. Opsi atau pilihan investasi masa yang
akan datang ini kemudian disebut sebagai Investment Opportunity Set.
Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah proksi berdasarkan harga yang
digunakan yaitu Market Value Equity to Book Value of Equity (MVEBVE)
(Jumlah lembar saham x harga penutupan saham) MVBEBVE =
Total Ekuitas
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
to Book Value of Assets (CEPBVA). Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan
modal saham perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi aktiva
produksinya (Rokhayati, 2005).
(Nilai buku aktiva tetap t – Nilai buku aktiva tetap t1) CEPBVA =
Total Assets
b. New Business Development (NBD)
New Business Development adalah suatu area spesialisasi dalam suatu perusahaan
yang berisikan beberapa tehnik investasi dan tanggung jawab yang memilki tujuan untuk
meraih customer baru dan mencoba untuk meraih pangsa pasar baru. Pengungkapan New
Business Development dapat diukur dengan Dummy Variable yaitu dengan menggunakan
metode skor 1 jika ada pengembangan investasi bisnis yang baru dan skor 0 jika tidak
ada.
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2005 : 3) ”variabel dependen atau terikat adanya variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas. Van Horne (2005 : 222) ”
profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”.
Indikator dari tingkat profitabilitas adalah rasio Return On Investment (ROI).
Laba bersih setelah pajak ROI =
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan metode analisis
statistik dan menggunakan software SPSS 15.0. Penggunaan metode analisis regresi
dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskesdasitas, uji autokorelasi.
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah
data berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik probability plot, histogram dan
uji Kolmogorov-Smirnov.
b. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk deteksi terhadap ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflaction Factor) dan nilai
toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai
VIF kurang dari 10.
c. Uji heterokesdastisitas
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain (Erlina,
2007 : 108). Model Regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokesdasitisitas. Uji ini
dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, di mana bila ada titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka
tidak terjadi heteroskesdastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau
sebelumnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin – Watson (DW-test).
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a. Bila nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4-DU, maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari
nol, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau DW
terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali,
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.
Regresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan
New Business Development (NBD) terhadap profitabilitas dengan model persamaan
sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = profitabilitas
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi
X1 = Market Value Equity to Book Value of Equity
X2 = Capital Expenditure to Book Value of Assets
X3 = New Business Development
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Pembahasan tentang analisa pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan New
Business Development (NBD) terhadap profitabilitas harus terlebih dahulu
memperhatikan data para emiten. Data para emiten perlu dianalisa terlebih dahulu
sebelum melakukan pembahasan hubungan antara variabel independent dan variabel
dependen. Jumlah populasi emiten perusahaan sector manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2006-2007 adalah 142 perusahaan. Dari jumlah ini hanya 16
perusahaan yang menjadi sample, yaitu perusahaan yang telah mempublikasikan laporan
tahunan dan laporan keuangan melalui situs Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2006 –
2007 serta mengungkapkan
No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan Business Development
1 PT Gajah Tunggal Tbk
Industri pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis
kendaraan, barang atau alat
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
2 PT Gudang Garam Tbk Industri rokok Kertas
3
PT Indal Aluminium Industry Tbk
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur aluminium sheets rolling mill, extrusion plant dan papan gypsum.
Software, konstruksi dan investasi
4
Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Penanaman karet
Minyak Kelapa Sawit, dan perkebunan plasma 5 ATPK Resources Tbk Supply berbagai yarn ke pabrik tekstil coal trading
6 Bumi Resources Tbk Hotel dan turis industri Gas natural dan minyak industri
7 PT Dynaplast Tbk Komponen, kemasan dan lembaran plastik
Perdagangan prototyype dan model untuk mold
8 PT Indofood Sukses Makmur Mie dan penggilingan tepung
Pelayaran, makanan bayi, biskuit, jasa investasi dan manajemen
9
PT Alumindo Light Metal Industry
Aluminium sheet, aluminium foil dan roll foming building decoration
Plat stainless steel
10 PT Kedawung Industrial Tbk
Barang-barang logam, aluminium, karton, email dan barang-barang plastik dan kerajinan tangan,
terutama alat dapur
Kotak karton bergelombang dan tempat penyimpanan telur
11 PT Eratex Djaja Tbk
Pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian jadi
Konsultasi manajemen di bidang komputer dan internet
12
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Semen
Industrial Real Estate, Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat
13
PT Indah kiat Pulp and Paper Tbk
Pulp dan kertas, pengelolaan pelabuhan khusus, perdagangan, pertambangan dan kehutanan
Distribusi dan Jasa Keuangan
14
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Semen
Pabrikasi beton siap pakai, investasi pada perusahaan asosiasi,
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
16
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Bahan Makanan Hewan
Minuman, makanan, Real Estate, Investasi dalam bentuk surat berharga
B. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata – rata dan standart deviation (simpangan baku) data yang digunakan dalam
penelitian. Data statistik deskriftif ditampilkan dalam tabel 4.6.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NBD 32 0 1 .63 .492
Ln_MV 32 -1.68 1.79 -.0274 .99403
Ln_CEP 32 -7.01 -1.40 -3.5041 1.34135 Ln_Profit 32 -6.48 -.87 -3.3073 1.18432
Valid N (listwise) 26
1. Variabel New Business Development (NBD) memiliki jumlah sampel (N)
sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) 0, nilai maksimum (terbesar) 1 dan
mean (nilai rata-rata) 0.63. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 0.492,
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
2. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) berdasarkan rasio Market Value Equity
to Book Value of Equity (MVEBVE) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32,
dengan nilai minimum (terkecil) -1.68, nilai maksimum (terbesar) 1.79. Standart
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.99403.
3. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) berdasarkan rasio Capital Expenditure
to Book Value of Assets (CEPBVA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32,
dengan nilai minimum (terkecil) -7.01, nilai maksimum (terbesar) -1.40. Standart
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.34135.
4. Variabel profitabilitas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai
minimum (terkecil) -6.8, nilai maksimum (terbesar) -0.87. Standart Deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 1.18432.
C. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji
hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah
normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta
autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
• berdistribusi normal,
• non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,
• non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling korelasi,
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Regression Standardized Residual
3 2
1 0
-1 -2
Frequency
15
10
5
0
Mean = -2.69E-17 Std. Dev. = 0.938
N = 26
Dependent Variable: Ln_Profit Histogram
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a analisis grafik
b analisis probability plot
c test kolmogorov smirnov
Berikut penjabaran uji normalitas yang dilakukan oleh penulis
Grafik histogram menunjukkan perubahan distribusi menjadi normal, hal ini dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E
xpect
ed
C
um
P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 Dependent Variable: Ln_Profit
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
b. Analisis Normal Probability Plot
Arief Rachman : Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan New Business Development (NBD) Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), 2010.
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar di sekitar garis
diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan denikian dapat
dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas.
Grafik normal probability plot yang terdapat dalam gambar 4.2 diatas menunjukkan data
berdistribusi normal.
c. Uji statistik non-parametrik Kolomogorov Smirnov (K-S)
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui
apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis
sebagai berikut:
H0: data terdistribusi normal
Ha: data residua l terdistribusi tidak normal.
Berikutnya uji data statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov juga dilakukan