Nama : Novi Sunaini (16417149003) Kelas : IAN A 2016
“Bagaimana Menciptakan Pilkada yang Kompetitif dan Aman”
Pilkada merupakan proses pemilihan kepala daerah yang ada disuatu kabupaten/kota yang diselenggarakan oleh KPUD dan diawasi Panwaslu. Layaknya pemilihan umum, maka pilkada juga harus diselenggarakan secara luber jurdil serta berlangsung secara kompetitif dan aman. Dengan diadakannya pemilhan kepala daerah secara langsung, maka dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan dapat memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani. Pelaksanaan pilkada secara langsung di indonesia dimulai pada bulan juni 2005, dan merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat di negara yang demokrasi. Biasamya sebelum diadakannya pilkada secara serentak, dalam setiap kabupaten/kota di indonesia Kpud akan melaksanakan pembekalan kesetiap masyarakat agar tidak menerima kampanye hitam dari bakal calon.
Kampanye hitam ini sendiri merupakan cara dari bakal calon untuk mempengaruhi masyarakat yang kurang paham akan politik agar memilih mereka saat pilkada berlangsung. Cara mereka mempengaruhi masyarakat pun beragam, dengan tawaran dan janji yang manis tentunya sehingga dapat menarik hati dan perhatian masyarakat. adapun cara mereka mempengaruhi masyarakat seperti,
a. Money Politik
Money politik atau politik uang ini merupakan penyelewangan pilkada yang cukup fenomenal di indonesia. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat indonesia yang kurang mampu dan sangat mendewakan uang namun malas bekerja berat untuk mendapatkannya, sehingga ketika diberikan uang Cuma-Cuma tanpa harus disuruh bekerja berat maka mereka pun akan mudah terlena. Dengan fakta yang seperti ini, sangat mudah bagi bakal calon yang mempunyai banyak uang untuk mendapatkan suara dalam pilkada, mereka hanya tinggal memberikan sedikit uang kepada masyarakat dengan syarat agar yang diberikan uang tersebut memilih mereka pada saat pilkada. Hal ini juga terjadi di daerah penulis tinggal , namun taktik bakal calon sedikit berbeda , bakal calon memberikan uang kepada orang tertentu , yang dipercaya akan dapat memberikan sokongan besar kepada mereka. Dan untuk masyarakatnya bakal calon memberikan beras, baju, mukena yang sekiranya dapat menarik perhatian dan membuat masyarakat berfikir bahwa itu bukan politik uang dan menganggap yang memberikan itu adalah orang baik dan peduli terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga secara tidak langsung ada taktik perasaan yang dimainkan oleh bakal calon, untuk memenangkan pilkada.
b. Kampanye tidak sesuai waktu yang ditentukan
c. Kampanye Negatif
Kampanye negatif ini merupakan motif dari pendukung salah satu bakal calon, dimana untuk memenangkan bakal calon pilihannya, pendukung ini melakukan kampanye negatif seperti menjelek-jelekkan lawan, membeberkan aib, ISU, Hoax, atau hal hal yang bersifat menjatuhkan harkat dan martabat lawan. Dalam kampanye negatif ini media lah yang berperan sangat penting untuk menyebarkannya, sehingga masyarakat yang awam hanya akan melihat keburukan dari lawan bakal calon dan memilih bakal calon yang mereka dukung.
Beberapa hal yang terkait dengan kampanye hitam diatas, mencerminkan keadaan pilkada yang tidak kompetitif dan rawan kejahatan di indonesia. Walaupun sudah ada pembekalan yang sengaja diberikan oleh KPU dalam menanggulangi penyelewengan dalam pilkada, namun tetap saja kurangnya kesadaran masyarakat dan pemikiran mereka yang masih tradisional dalam berpolitik mempengaruhi terlakasanaya pembekalan tersebut. Sehingga cukup sulit untuk membuat masyarakat berfikir secara rasional dan berjiwa demokratis .
Di sisi lain, panwaslu kurang gesit dalam mencari adanya tindak penyelewengan dalam pilkada, sehingga membuat masyarakat yang kurang paham akan adanya kampanye hitam, merasa bahwa yang dilakukan oleh bakal calon bukan lah tindakan penyelewengan. Perlu diketahui bakal calon yang melakukan kampanye hitam, atau penyelewengan dalam pilkada, menandakan korupsi akan terus merajalela di indonesia. Karena untuk melakukan kampanye hitam, tidak dengan modal yang kecil. Ketika mereka pada akhirnya terpilih menjadi pemimpin suatu daerah, maka akan muncul pemikiran untuk mengembalikan modal yang mereka keluarkan dalam pilkada. Sehingga sangat memungkinkan bagi mereka untuk melakukan tidakan korupsi, pada saat pilkada mereka melakukan segala cara untuk menang sekalipun dengan cara yang kotor, begitupula ketika mereka telah terpilih.