• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saham Newmont dan Posisi Pemda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Saham Newmont dan Posisi Pemda"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Saham Newmont dan Posisi Pemda (Suara NTB, 2/10/2012)

Pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak permohonan pemerintah, arah divestasi saham PT. Newmont Nusa Tenggara (Newmont) kian tidak jelas. Setidaknya sampai tulisan ini dibuat, perkara ini masih terkatung menunggu persetujuan DPR. Dan belum lagi legislatif mengambil peran, konstelasi ekonomi bergulir cepat, jatuhnya harga batubara di pasaran dunia turut menyeret salah satu pemilik saham Newmont terjebak kesulitan keuangan. Kondisi ini kemudian membuka kembali diskursus lama tentang siapa yang paling layak mendapat besaran saham tersebut.

Perihal pengelolaan pertambangan, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) menekankan peran serta badan hukum dalam negeri yang terdiri dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta nasional (Pasal 97 ayat 2 PP No. 24/2012). Dalam klausul Pasal 97 ayat (1) dan (1a) PP tersebut, peran serta termaksud ditandai dengan ketentuan divestasi yang mewajibkan pemegang Ijin usaha pertambangan (IUP) dalam rangka penanaman modal asing untuk melakukan pelepasan saham sampai dengan besaran minimal 51 persen.

Selaku subjek hukum, pemerintah dan daerah memiliki hak dan kewajiban hukum dalam pengelolaan sumber daya pertambangan. Terutama bagi daerah penghasil, memiliki urgensi yang tidak sepele. Apalagi semenjak berlakunya UU. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, daerah mendapat jatah 80% dan pusat 20% (Pasal 18 huruf c). Bahkan dalam klausul UU ini, khusus untuk penerimaan iuran ekplorasi dan eksploitasi (royalti) tidak saja dinikmati oleh daerah dimana letak wilayah pertambangan (WP), namun oleh semua daerah lingkup yurisdiksi provinsi bersangkutan (Pasal 17 ayat 3). Oleh karenanya, semua pemerintah kabupaten/kota di NTB berkepentingan tidak saja terhadap kisruh divestasi ini namun pada keberadaan Newmont sebagai perusahaan penambang mineral.

Daerah: Harapan dan Dilema

Setidaknya terdapat empat isu penting yang melatari kepentingan pemerintah daerah: landrent, royalti, dividen, dan postur PAD. Ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU. No. 33/2004 menyatakan bahwa kabupaten/kota penghasil mendapat landrent sebesar 64% dan provinsi sebesar 16%. Artinya, Pemda Sumbawa, KSB, dan NTB mendapat jatah tetap dari hasil penjualan Newmont. Sehingga apabila menggunakan standar tarif sebagaimana ketentuan PP No. 45/2003 jo PP. No. 9/2012, dengan ketentuan USD4/ha/tahun, NTB harusnya mendapat landrent kurang lebih sebesar USD279.846. Dalam landrent aktual sebesar USD3/ha/tahun (ICW: 2011), Pemda mendapat USD209.880/tahun.

(2)

USD64.217.290, serta bagi rata untuk kabupaten/kota lainnya sebesar USD128.434.580. Terlepas dari dugaan kerugian daerah senilai USD189.920.485 sebagaimana temuan ICW (2011), Newmont memberikan sumbangsih cukup berarti bagi pendapatan daerah.

Kedua jenis penerimaan anggaran tersebut adalah bersifat nondeterministik. Artinya, ada tidaknya keterlibatan daerah dalam penguasaan saham Newmont tidak berimplikasi apa-apa terhadap landrent dan royalti. Sehingga dalam kaitan penerimaan dari dividen perusahaan, kisruh divestasi Newmont ini baru memiliki akar pijakan. Pengaturan dalam UU. No. 40/2007 (UU PT) sendiri, Pasal 5 ayat (1) huruf b menyatakan bahwa pemilik saham berhak menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.

Dengan komposisi pemilik saham: Nusa Tenggara Partnership (56%); PT. Indonesia Masbaga Investama (2,2%); PT. Pukuafu Indah (17,8%); dan PT. Multi Daerah Bersaing (24%), pemerintah maupun pemda memiliki kepentingan secara langsung dalam menguasai divestasi tujuh bersen sebagaimana yang selama ini ramai dibicarakan. Dan persis dalam konteks ini pula penerimaan dividen memiliki efek nyata terhadap besaran PAD Pemda, baik NTB maupun Sumbawa dan KSB.

PT. MDB yang merupakan perusahaan patungan pemda dan korporasi swasta nasional sendiri ternyata timpang dalam penguasaan sahamnya. Dengan hanya memiliki 25% saham atau sebesar 6% dari total saham Newmont, penguasaan saham divestasi 7 persen sendiri menjadi terkesan dilematis. Di satu sisi, anjloknya harga batubara yang menjadi komoditas utama induk PT. Multi Capital menjadikan masa depan PT. DMB sulit diprediksi. Dan dampak terburuknya adalah bubarnya usaha patungan.

Walau tidak perlu larut dalam fobia, kemungkinan tersebut ramai diramal berbagai pihak. Fluktuasi harga saham selalu saja mengancam eksistensi korporasi swasta. Hal ini mengingat intervensi pemerintah berupa penyuntikan modal dan penyelamatan aset tidak semudah seperti laiknya BUMN/BUMD. Dengan sendirinya, fluktuasi keuangan PT. Bumi Resources yang merupakan induk PT. Multi Capital berpengaruh terhadap eksistensi PT. MDB. Tepat disini pula kekhawatiran selalu saja membayangi kiprah dan kepentingan daerah ke depan.

Sementara di sisi lain, dengan tetap menjadi pemegang saham minoritas, daerah akan kehilangan peluang memperbesar penerimaan dividen yang juga berarti tidak dapat menggenjot pendapatan daerah. Apalagi dalam ketentuan UU PT maupun Perda No. 4/2010, daerah mendapat dividen bukan langsung dari Newmont, melainkan dari PT. MDB. Dalam pembagian dividen laba tahun 2010, Pemda hanya mendapat dividen sebesar USD30 juta atau Rp256.890 miliar (Detik, 5/7/11).

(3)

selain subsektor pertambangan dan penggalian belum menampakkan hasil berarti dalam menopang PAD.

Simalakama divestasi ini memang menjadi problema eksistensial tersendiri bagi NTB. Dan efeknya tidak saja bagi kabupaten/kota penghasil, namun juga untuk kabupaten/kota lain yang sampai sekarang masih terjebak kemiskinan pembangunan (infrastruktur dan IPM). Hemat penulis, dilema dividen tidak saja berakar dari seberapa besar penguasaan saham oleh daerah, namun justru pada keberadaan pemda selaku subjek hukum. Ada kerapuhan metodologis dalam iklim usaha yang tersemai.

Arifuddin Hamid

Referensi

Dokumen terkait

jenis font GeoSlab703 MdCn BT ukuran 44.665 pt maksud penggunaan jenis font ini agar mudah dibaca oleh konsumen baik dari jarak jauh maupun dekat pada saat

Berdasarkan hasil penelitian keanekaragaman spesies kupu-kupu di Desa Pasirlangu, total spesies famili Nymphalidae pada setiap titik lokasi penelitian menempati angka tertinggi

Sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, LHP BPK diserahkan kepada lembaga perwakilan (DPR/DPRD), entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan

Model kematangan PT Dian Megah Indo Perkasa pada DS11 Manage Data berada pada Level 1 Initial / Ad Hoc, maka berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dijadikan

Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan akhir Februari 2018 mencapai Rp121,46 triliun , setara dengan 15,85 persen target APBN 2018 atau sedikit lebih

Hasil penelitian Riyanti (2014) pada penelitian yang sama menunjukkan bahwa dosis ekstrak daun binahong tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hemoglobin, leukosit, dan

Jika dilihat dari pengaruhnya dana alokasi umum yang merupakan komponen dana perimbangan memiliki sumbangsih paling besar untuk memenuhi penerimaan pendapatan

Selain itu, rendahnya etika kerja dalam kalangan kakitangan perkhidmatan awam juga boleh memberi kesan kepada tingkah laku pekerja yang lain seperti komitmen terhadap