• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Konversi Operasional dan Pencatata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Konversi Operasional dan Pencatata"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODEL KONVERSI OPERASIONAL DAN PENCATATAN AKUNTANSI UNIT USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI DENGAN

POLA SYARIAH:

Studi Kasus Koperasi Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Umiyati

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract

Today, more and flourishing cooperatives, financial management institutions, and banks, are established in sharia pattern. UIN Jakarta as a collegiate institution within Islamic identity, in operating its institutions (management and managers), and in all management activities, should properly based on the islamic way (syar’i), according to its position as the lighthouse of Islamic studies in Asia. The purpose of this research is to create the conversion model of operational and accounting for savings and loans unit (USP) Cooperative Employee of UIN Jakarta within Islamic pattern. These efforts are purposed to prevent activities that contain usury, for they (members) who believe that interest or credit service of cooperatives are usury and haraam (sura al-Baqarah: 275-276). This research also tries to provide the innovation for the USP cooperative employee of UIN Jakarta and strengthened the image of UIN Jakarta as an Islamic college, so that more can be recognized because the cooperative uses syar’i system. Research methods which is used to analyze the data are descriptive and exploratory performing through case studies, observations and historical. Instrument and techniques are used through an intensive interview, study documentation, and observation of objects in USP cooperative employees of UIN Jakarta. In this study, data collections are collected through library research and field research. For the result of this research, USP employee cooperative of UIN Jakarta, therefore, should gain the conversion from changing their constitutions and bylaws, products, policies and procedures and accounting record according to conform with the rules and regulations based on Islamic principles. The application of sharia in the USP cooperative pattern of UIN Jakarta employees is undeniable, because the pattern of Islamic instrument on margin and profit share can create profit and falah oriented to its member.

Keywords : model of operational conversion, accounting record, saving and loans unit, pattern of Islamic

I. PENDAHULUAN

Koperasi merupakan inspirasi yang dibangun untuk menolong dan memperbaiki taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, selain menekankan unsur bekerja sama dan

demokrasi, koperasi merupakan wadah bagi golongan lemah. Masalah unsur demokrasi, kekeluargaan, dan sebagai media bantu untuk golongan lemah, ini dengan tegas dinyatakan alam Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 pasal 1.

Disebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotan orang seorang atau badan hokum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat (media bantu dan perbaikan ekonomi) yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Undang-undang ini merupakan hasil persemaian dari bab III pasal 3 Undang-undang Koperasi No. 14 tahun 1965.

Koperasi berbeda dengan badan-badan usaha yang pelaku ekonominya lebih mengutamakan modal dan mencari profit yang sebesar-besarnya. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang terorganisir untuk memperbaiki nasib dan

meningkatkan taraf hidup anggota-anggotanya agar makmur dan sejahtera. Ini adalah tujuan utama koperasi. Sedangkan tujuan ekonomi-komersialnya yaitu apa yang

(3)

anggota dan untuk anggota. Koperasi menjadi besar dan tegar apabila pengurus –

khususnya-- dan para anggotanya –umumnya, memahami dan menjiwai makna dan konsep koperasi.

Koperasi secara umum memiliki sub unit jasa simpan-pinjam. Sebuah unit yang

menjadi media penyimpanan dan peminjaman bagi para anggotanya. Operasional traksaksinya biasanya menggunakan system bunga, seperti halnya bank. Simpan-pinjam juga bisa menjadi nama sebuah koperasi. Seperti halnya yang didirikan dan dikenalkan

oleh seorang Pamong Praja Ratih R. Aria Wiria Atmaja I Purwokerto Jawa Tengah pada tahun 1896. Model koperasi yang dikenalkan oleh Ratih R. Aria Wiria Atmaja

merupakan bentuk dari rasa keprihatinan pada kondisi masyarakat saat itu, yang diharapkan dapat menjadi alternative solusi bagi masyarakat dalam transaksi simpan-pinjam. Walaupun bersistem bunga, namun prosentasinya lebih rendah dari bunga bank

saat itu. Karena kala itu masyarakat banyak terjebak dan terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga sangat tinggi. Dengan demikian, koperasi yang memberikan layanan simpan-pinjam sudah ada sejak zaman penjajahan.

Secara legalistik, pada tahun 1927 perekonomian & perkoperasian di Indonesia telah mendapatkan respon. Namun Pada tahun 1970 koperasi di Indonesia baru

mendapatkan perhatian yang serius. Hal itu terbukti dengan didirikannya Pusat Latihan Penataran Koperasi (PUSLATPENKOP), Latihan Jaminan Kredit Koperasi (LJKK), dan Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Sebagai bukti keseriusan pemerintah terhadap

perkoperasian, pada tahun 1992 dilahirkan peraturan Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tentang perkoperasian, yang kemudian menjadi rujukan bagi semua koperasi yang ada di seluruh Indonesia.

Hampir semua institusi, lembaga, maupun perusahaan memiliki koperasi, seperti halnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Misi dari pendirian koperasi secara umum

dimaksukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan daerah disekitarnya. Pengelolaan keuangan koperasi yang digunakan hingga kini umumnya masih menggunakan system konvensional yang dilandaskan pada PSAK (Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan) nomor 27. Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menggunakan konvensional sebagai system operasionalnya. Di mana model simpan-pinjamnya masih menggunakan system bunga, atau lebih tepatnya jasa.metode akuntansi

(4)

Konvensional memiliki makna berbalik atau bertentangan dengan syariah. Secara umum, pemahaman konfensional menggunakan system bunga sedangkan syariah menggunakan margin. Sudah menjadi maklumat bersama bahwa segala transaksi yang

ada indikasi bunga itu dianggap riba. Riba dalam Islam secara tegas dijelaskan di Alquran surat al-Baqarah ayat 275-276, mengenai riba dan adzab orang yang memakan hasil riba.

Sebagian ulama menganggap bahwa koperasi adalah sebagai syirkah ta’awuniyyah dengan akad mudharabah, yaitu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih, dimana satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak yang lain sebagai pelaku usaha yang didasarkan

pada system profit sharing.

Dengan demikian, sebenarnya koperasi bukanlah lembaga yang di dalamnya ada unsur kedzaliman dan ekploitasi. Karena itu, koperasi dapat dibenarkan eksistensi dan

substansinya oleh Islam bila pengelolaannya yang demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (SHU), dan tidak keluar

dari prinsip-prinsip syariah.

Koperasi simpan pinjam dalam konteks keislaman selaras dengan keinginan pemerintah yang mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah Republik Indonesia No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah (Juklak KJKS). Nama koperasi jasa keuangan syariah adalah bentuk dari koperasi simpan pinjam, atau

baitul maal wattanwil. Eksistensi koperasi simpan pinjam yang berpola syariah sangat diperlukan sebagai lembaga keuangan syariah yang berorientasi pada usaha mikro.

Mengingat, selain sangat dekat dengan masyarakat tingkat bawah, pelayanan dan prosedurnya tidak sulit dan lebih terbuka.

Untuk menjamin pelaksanaan dalam pengelolaan supaya berjalan sesuai harapan

dan tujuan, maka diterapkan sebuah standart operasional prosedur (SOP). Prosedur operational diterapkan sebagai standar dan pedoman pada sebuah lembaga atau organisasi yang dijadikan pijakan bersama dan dilaksanakan dengan sebenar-benarnya.

Dalam satu definisi disebutkan bahwa standar operasional adalah pedoman operasional yang menyangkut peraturan dan kebijakan serta tata cara kerja dan atau system prosedur

(5)

sebuah lembaga atau organisasi menjadi wewenang pihak manajemen, tapi

keberadaannya bersifat mengikat.

Pada saat ini, telah banyak berdiri koperasi, lembaga pengelola keuangan, dan bank-bank yang menggunakan pola syariah. Namun, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menjadi Islamic Development Center, yang mana notabene pengurus dan anggotanya Islam, memiliki koperasi yang masih menggunakan pola konvensional. Ini ironis. Seharusnya koperasi UIN Jakarta bisa menjadi pioneer dan menjadi pihak yang memiliki

perhatian serius terhadap manajemen dan system operasional serta pencatatan akuntansi koperasinya untuk menuju ke pola syariah. Khususnya dalam pengelolaan unit

simpan-pinjamnya. Dengan alasan ini tulisan dari hasil penelitian ini disajikan. Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa menjadi daya tawar dan solusi alternative untuk menjadikan unit simpan pinjam koperasi UIN Jakarta dari pola konvensional menjadi syariah.

Batasan masalah yang menjadi pembahasan tulisan kali ini terfokus pada operasionalisasi dan metode pencatatan akuntansi yang digunakan unit usaha simpan-pinjam koperasi pegawai UIN Jakarta, operasionalisasi dan metode pencatatan akuntansi

yang digunakan pada unit usaha simpan-pinjam syariah. Kemudian melakukan konversi dan membuat model operasionalisasi dan pencatatan akuntansi pada unit usaha

simpan-pinjam koperasi pegawai UIN Jakarta dengan pola syariah.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Skema pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Mulai

Mengidentifikasi Permasalahan

Pengumpulan Data

Liberary Reseach (teori): buku,

majalah, literature lain. wawancara, observasi, dll. Field Reseach (lapangan):

Analisis

Teori Komparatif

Hasil Analisis

Kesimpulan

(6)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, observasi, dan histori. Sedangkan metode analisa yang digunakan adalah deskriptif dan eksploratif. Instrument dan teknik yang digunakan yaitu melalui wawancara intensif, studi dokumentasi dan

historis. Sedangkan obyek penelitian ini yaitu unit usaha simpan-pinjam di koperasi pegawai UIN Jakarta. Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melakukan

liberary reseach dan field reseach. Field reseach dilakukan di unit simpan pinjam koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan koperasi syariah Bank Muamalat.

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Nama Koperasi Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebenarnya bernama Koperasi Pegawai Simpan Pinjam IAIN Syarif Hiayatullah Jakarta. Nama itu tertuang

pada akta pendirian koperasi yang dikeluarkan oleh Kepala Jawatan Koperasi Daerah Tingkat I Jakarta Raya Nomor 30/BH-I/61 tanggal 23 Juni tahun 1961. Pendirinya yaitu M. Sjahar AG, Sutrisman D, Hasbullah, Asidi, dan Abdul Rahman. Koperasi simpan

pinjam pegawai IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapat legalitasnya pada tahun 1968 melalui Surat Keputusan Kepala Direktorat Koperasi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta nomor 024/Bangwas/1968. Dengan pengesahan itu kemudian disusun

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Struktur organisasi Koperasi Simpan Pinjam Pegawai UIN Syarif Hiayatullah

Jakarta dapat digambarkan sebagai berikut:

Rapat Anggota

Dewan Penasehat

Pengawas

Ketua

Bendahara Sekretaris

Devisi Perdagangan Umum

Devisi T o k o

Devisi Simpan Pinjam

Manajer

Devisi Administrasi Umum 1. Administrasi Bisnis

2. Administrasi Organisasi

Devisi Keuangan 1. Akunting

2. Treasury

Devisi Operasional 1. Pemasaran

(7)

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa Devisi Simpan Pinjam merupakan bagian

dari usaha-usaha yang dimiliki oleh Koperasi Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. System operasionalisasi yang digunakan sama dengan devisi perdagangan umum dan devisi toko. Dimana proses pengelolaan transaksinya diolah oleh devisi adminitrasi,

devisi keuangan, dan devisi operasional yang dipimpin oleh manajer.

Dari reseach dan analisa yang dilakukan di Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai UIN Syarif Hiayatullah Jakarta, system operasionalisasi yang digunakan dalam

bertransaksi, baik simpanan maupun pinjaman, adalah model konvensional yang mengacu pada PSAK no. 27. Untuk membuat suatu model operasional dengan pola

syariah, penulis melakukan studi komparatif pada unit simpan pinjam koperasi pegawai yang berpola syariah, yaitu Koperasi Pegawai Berkah Muamalat.

Persamaan dan Perbedaan Sistem Operasional Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai UIN Jakarta dengan Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai Syariah

Dalam operasionalnya, unit simpan pinjam (USP) Koperasi Pegawai UIN Jakarta

dengan unit simpan pinjam (USP) Koperasi Syariah sebenarnya memiliki beberapa persamaan. Seperti dalam hal teknis proses penerimaan uang dari simpanan atau

pembiayaan, pemotongan gaji anggota, dan syarat pembiayaan. Tetapi dalam hal akad, aspek legal, struktur organisasi, lingkungan kerja, mekanime pembiayaan, perhitungan keuntungan, dan metode pencatatan akuntasi ada perbedaan yang siginifikan. Persamaan

dan perbeaannya dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. Akad dan Aspek Legalitas

USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta USP Koperasi Pegawai Syariah

Akad yang dilakukan hanya memiliki konsekuensi duniawi saja. Karena hanya berdasarkan hokum positif.

Akad yang dilakukan memiliki

konsekuensi duniawi dan ukhrowi. Karena berdasarkan hokum Islam.

2. Struktur Organisasi

USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta USP Koperasi Pegawai Syariah

Tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah, namun untuk memantau kegiatan

operasional koperasi ada dewan

penasehat dan pengawas yang berasal dari pejabat UIN, seperti rector dan

pembantu rector.

(8)

3. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture

USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta USP Koperasi Pegawai Syariah

Lingkungan kerja memiliki kultur yang bersifat konvensional. Karyawan yang berkerja hanya sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh pihak manajemen koperasi saja.

Memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Etika, amanah, dan shidiq menjadi landasan kinerja setiap karyawan. Reward dan punishment diberlakukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

4. Mekanisme Pembiayaan dan Perhitungan Keuntungan

Dalam mekanisme pembiayaan di unit simpan pinjam Koperasi Syariah, khususnya mudharabah, anggota selalu melaksanakan penggunaan dana

pembiayaan sesuai dengan akadnya. Misalnya untuk keperluan pembelian elektronik (televisi), maka anggota harus membuktikan kuitansi pembelian. Unit simpan pinjam Koperasi Syariah dalam menetapkan keuntungan disesuaikan

dengan jenis produk yang digunakan. Apabila produk itu murabahah, maka keuntungan ditetapkan berdasarkan margin. Jika produknya mudharabah, maka keuntungan ditetapkan berdasarkan bagi hasil. Dan jika produknya qard, maka

tidak dikenakan biaya. Berbeda dengan unit simpan pinjam Koperasi Pegawai UIN Jakarta. Penetapan segala mekanisme pembiayaan dan perhitungan

keuntungan ketentuannya didasarkan pada kesepakatan bersama dalam Rapat Anggota.

5. Metode Pencatatan Akuntansi

Unit simpan pinjam Koperasi Pegawai UIN Jakarta dalam metode pencatatan akuntansinya standarnya berdasarkan pada PSAK No. 27. Sedangkan

unit simpan pinjam Koperasi Syariah dalam metode pencatatan akuntansinya standar yang digunakan menggunakan PSAK dari IAI, yaitu PSAK No. 59.

Dengan demikian, secara prinsip dalam pencatatan akuntansinya antara USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta dengan USP Koperasi Syariah mengalami perbedaan. Walaupun dalam setiap melakukan pencatatan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Ilustrasinya dapat dijabarkan sebagai berikut:

USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta USP Koperasi Pegawai Syariah

(9)

PSAK No. 27 tentang perkoperasian, PSAK yang relevan, dan prinsip akuntansi yang berlaku umum

adalah PSAK No. 59 tentang akuntansi perbankkan syariah, PAPSI 2003, PSAK, dan prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya selama tidak bertentangan dengan syariah.

Prinsip entitas, obyektifitas, dan cost Prinsip entitas, obyektifitas, cost harus selalu melekat pada nilai

pertanggungjawaban, keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Dalam transaksi pembiayaan atau pinjaman

menggunakan perangkat bunga

Dalam transaksi pembiayaan atau pinjaman menggunakan perangkat margin keuntungan dan bagi hasil (sesuai dengan produknya). Asumsi dasar pengakuan:

a. Pendapatan dan beban diakui secara akrual basis.

b. Tidak ada system bagi hasil untuk simpanan sukarela, kecuali penyertaan modal dari pihak ke-3, itupun menggunakan system bunga.

Asumsi dasar pengakuan:

a. Pendapatan dan beban diakui secara akrual basis.

b. Disusun rekonsiliasi untuk menentukan besarnya hasil untuk bagi hasil simpanan atau tabungan mudharabah.

Tidak terdapat pencatatan hutang simpanan anggota yang dicatat pada sisi pasiva dan disajikan setelah kewajiban

Terdapat pencatatan investasi tidak terikat yang merupakan tabungan dan simpanan mudharabah yang dicatat pada sisi passive, dan penyajiannya dilakukan setelah kewajiban karena perlakuannya berbeda dengan kewajiban umumnya.

Terdapat pemisahan pencatatan piutang berdasarkan produk pinjaman saja, karena

semua transaksi timbul dengan

menggunakan system bunga. Yang

membedakan adalah jumlah bunga yang harus dibayarkan anggota seperti:

a. Piutang untuk aktiva yang berasal dari transaksi jual beli dan sewa, seperti piutang murabahah, salam, istishna, dan piutang ijarah. b. Pembiayaan yang berasal dari

transaksi yang mendasarkan pada prinsip bagi hasil, seperti

pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

Tidak terdapat dewan pengawas syariah. Transaksi akan dicatat sesuai dengan standar akuntansi saja.

Setiap transaksi yang akan dicatat, baik itu penghimpunan dana atau penyaluran dana (pembiayaan), harus sesuai dengan pendapat atau ketentuan Dewan

Pengawas Syariah.

(10)

Dari hasil studi komparatif yang dilakukan dan berdasarkan teori yang didapat untuk membuat model operasional , sesuai dengan ketentuan peralihan pada pasal 50 dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(JUKLAK KJSK), yang perlu dilakukan oleh pihak Koperasi Pegawai UIN Jakarta diantara sebagai berikut:

1. Melakukan perubahan Anggaran Dasar yang mencantumkan perubahan pembiayaan konvensional menjadi kegiatan usaha pembiayaan pola syariah.

2. Melakukan konversi data keuangan system lama (konvensional) menjadi syariah

yang disertai permohonan ijin perubahan pola operasional menjadi pola syariah. 3. Mengajukan pengesahan perubahan anggaran dasar dan perubahan operasionalnya

menjadi system syariah.

Kebijakan adalah sebagai garis besar manajemen alam pelaksanaan kegiatan. Bentuk kebijakan berupa pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud, yang

dijadikan sebagai garis pedoman untuk manajemen. Kebijakan dibutuhkan agar operasional dapat berjalan dengan baik, lancar, dan mencapai sasaran sesuai misi yang ingin dicapai. Eksistensi kebijakan sangat penting guna mempermudah proses dalam

pembuatan atau pengambilan keputusan. Perubahan konvensional ke pola syariah secara implicit harus ada perubahan dan penyesuaian agar kebijakan selaras dengan prinsip Islam.

Secara struktur organisasi, Koperasi Pegawai UIN Jakarta telah memiliki struktur yang sempurna. Dalam rangka proses konversi, ada dua posisi dalam struktur yang perlu

ada perubahan Tupoksi dan Wewenang, yaitu pengawas dan manajer. Dua posisi harus mendapatkan titik tekan dan perhatian serius, baik orang yang menjabat maupun tupoksi wewenangnya. Dua posisi tersebut memiliki peran besar dalam membawa

koperasi ke pola syariah secara yang sebenarnya. Pengawas harus melakukan tindakan pengawasan serta pemeriksaan dalam kegiatan usaha (operasional) agar selalu dalam koridor prinsip syariah. Sedangkan manajer sebagai perencanaan kebijakan strategis,

pengawasan operasional lapangan, dan pengendalian. Ini sangat penting dalam rangka menciptakan corporate cultur yang Islami. Agar proses pengelolaan, pengendalian, dan

pengawasan berjalan efektif, pengangkatan seorang manajer dari luar kalangan UIN Jakarta harus terus dipertahankan.

Dalam proses perubahan menuju system operasional yang berpola syariah, maka

(11)

menyangkut kebijakan umum maupun administrasi, juga harus disesuaikan dengan

ketentuan dalam Islam. Seperti ilustrasi pada tabel persamaan dan perbedaan di atas, ketentuan dan prosedur system penyimpanan, pembiayaan, dan pinjaman menggunakan system akad murabahah, muharabah muthlaqah, musyarakah, dan qard. Eksistensi akad

memiliki posisi penting dalam proses transaksi. Karena halal dan haramnya suatu transaksi tergantung pada obyek yang dijadikan transaksi dan cara bertransaksi. Untuk itu, transaksi yang syariah secara Islam dianggap sah dan halal apabila sudah melalui

proses akad. Produk unit simpan pinjam yang dikonversi juga dirubah dari system bunga diganti menjadi system yang sesuai dengan syariah, yaitu margin atau bagi hasil.

Baik itu produk simpanan, pinjaman, pembiayaan, maupun produk kredit dari bank mitra.

Untuk kebijakan analisa pembiayaan dan pinjaman yang bermasalah tidak perlu

dikonversi karena pada dasarnya sama dengan kebijakan yang ada pada koperasi syariah. Selama masih selaras dengan ketentuan syariah, masih bisa dipergunakan. Begitu pula untuk prosedur operasionalnya. Selama masih sesuai dengan pola syariah dan tidak

melanggar syariah Islam, maka prosedur operasional yang ada bisa dipergunakan. Sebagaimana ilustrasi perbedaan dan persamaan dalam pencatatan akuntansi di

atas, standar pencatatan akuntansi harus sesuai dengan kaidah pencatatan syariah yang berlaku, yaitu mengacu pada pasal 50 JUKLAK KJKS mengenai ketentuan peralihan dari USP Koperasi Konvensional ke Syariah. Dan, metode pencatatan akuntansinya

yang digunakan harus mengacu pada PSAK No. 59, PAPSI tahun 2003, dan PSAK serta prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Selain itu, metode pencatatan akuntasinya harus mengacu pada standar

akuntansi untuk lembaga keuangan yang dibuat oleh lembaga AAOIFI (Accounting and

Auditing Standart for Islamic Financial Institutions).

Dalam mengkonversi metode pencatatan akuntansi, penulis hanya akan mengkonversi metode pencatatan akuntansi untuk simpanan manasuka (tabungan) dan semua metode pencatatan akutansi produk-produk USP Koperasi, hal ini dilakukan

Karen karakteristik dari transaksinya sangat berbeda. Berikut ini akan penulis uraikan model pencatatan akuntansi USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta untuk menjadi pola syariah, dengan membandingkan dengan metode pencatatan akuntansi USP Koperasi

(12)

a. Transaksi penerimaan Simpanan Manasuka

Motode Konvensional Metode Syariah

Kas

Simp. Manasuka (Modal)

Kas

Simp. Mudharabah (Imvestasi tdk terikat)

b. Pada USP Koperasi Syariah simpanan tersebut setiap bulan akan diperhitungkan

bagi hasilnya dengan system distribusi pendapatan :

Motode Konvensional Metode Syariah

Tidak ada Jurnal Beban bagi hasil Investasi tdk terikat Kas

c. Transaksi Pembayaran Simpanan Manasuka

Motode Konvensional Metode Syariah

Simpanana Manasuka Kas

Simpanana Mudharabah (Investasi tdk terikat) Kas

Untuk simpanan pokok dan wajib tidak perlu dikonversi pencatatan akuntansinya karena tidak mengalami perubahan dengan pencatatan

konvesional, yaitu diposting ke modal usaha, yang perlu dikonversi terletak pada penggunaan akad, yaitu akad musyarakah.

2. Model metode pencatatan transaksi pembiayaan :

a. Trasaksi penyaluran pinjaman dan penerimaan angsuran pinajaman produk simpan pinjam yang dikonversi menjadi produk pinjaman qord

Keterangan Metode Konvensional Metode Syariah

1. Penyaluran dana Piutang SP Kas

(Jurnal penerimaan angsuran sebesar angsuran pokok pinjaman qord)

b. Transaksi penyaluran pinajaman, penerimaan angsuran dan penerimaan pendapatan atas pinjaman produk Paket Kredit Sekolah (PKS) yang dikonversi menjadi pembiayaan murabahah dan mudharabah :

 Pencatatan transaksi pada saat penyaluran pinjaman :

Keterangan Metode konvensional Metode syariah

(Motode Penjualan Cicilan) Murabahah Mudaharabah 1.Memberikan pembelian barang kpd anggota)

Pembiayaan Mudharabah Kas

(13)

2.Menerima barang

Tidak ada jurnal Persediaan Murbahah Piutang Wakalah (Jurnal penerimaan pembelian barang yang diwakilkan anggota)

(Jurnal penyerahan barang yang telah dibeli oleh

Harga Pokok Penjualan Laba kotor yang Ditangguhkan

(Jurnal penutupan penjualan & HPP)

Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

 Pencatatan transaksi pada saat penerimaan angsuran dan pendapatan :

Keterangan Metode konvensional Metode syariah

(Motode Penjualan Cicilan) Murabahah Mudaharabah 1.Menerima angsuran piutang usaha PKS)

Laba kotor yg direalisasi (Jurnal pengakuan laba yang

Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal Kas

Pendapatan bagi hasil Mudharabah

(Jurnal penerimaan bagi hasil atas pembiayaan mudharabah)

3. Model metode pencatatan transaksi pinjaman kredit via Bank Mitra USP

Pinajaman kredit Via Bank USP merupakan produk pelengkap, USP hanya

sebagai perantara (mediator) dan penjamin hutang anggota, untuk mengkonversi produk ini terletak pada pemilihan mitra Bank yang sudah syariah, namun selama bank mitra USP masih bekerjasama dengan bank konvensional maka Fee yang

(14)

hasan yang akan digunakan untuk kepentingan umum yang bersifat social, dan akan dilaporkan pada laporan sumber dan penggunaan dana qordul hasan. Kemudian untuk pencatatan penerimaan dan pembayaran hutang tidak mengalami perubahan,

maka yang berubah adalah pencatatan transaksi pendapatan atau fee dari Bank Mitra USP Konnvensioal, berikut jurnalnya :

Motode Konvensional Metode Syariah

Kas

Penadapatan fee Bank

Kas

Penadapatan Qordhul Hasan

4. KESIMPULAN

Sistem yang mengacu pada syariah dapat membuat sejahtera dan keadilan dapat ditegakkan. Tidak hanya bank, koperasi dengan produk simpan pinjamnya juga dapat

diterapkan sistem yang berpola syariah, khususnya USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta. Dari data yang telah penulis kumpulkan dan uraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1) Unit USP Koperasi Pegawai UIN operasionalnya masih menggunakan system konvensional, yaitu menggunakan instrumen bunga pada setiap

produk-produknya. Begitu pula metode pencatatan akuntansi yang digunakan mengacu kepada PSAK No. 27 dan Standar akuntansi yang relevan dengan kegiatan usaha koperasi.

2) Pada Unit USP Koperasi syariah kegiatan operasionalnya berlandaskan pada

prinsip syariah yaitu Alqur’an dan Sunnah, sehingga pada setiap produknya tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil dan margin. Pencatatan transaksi USP Koperasi Syariah berpedoman paa PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, PAPSI 2003, dan JUKLAK KJKS Pasal 34 tentang bentuk penyajian

laporan keuangan serta standar akuntansi keuangan lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah.

3) Untuk menjadikan Unit USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta dengan pola

syariah, maka penulis membuat suatu model operasional yang meliputi kebijakan dan prosedur, produk-produk, dan pencatatan akuntansi yang sesuai dengan

(15)

akuntansi dengan melakukan analisa persamaan dan perbedaan antara USP

Koperasi Pegawai UIN Jakarta dengan Koperasi Simpan pinjam Pola Syariah, yang meliputi akad dan aspek legal, sruktur organisasi, lingkungan kerja, mekanisme pembiayaan dan perhitungan keuntungan, dan metode pencatatan

akuntansi.

Supaya model operasional USP yang berpola syariah dapat diterapkan di Koperasi Pegawai UIN Jakarta, terlebih dahulu harus disetujui oleh Rapat Anggota yang

kemudian akan ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Dari data dan informasi yang tersusun dalam penelitian ini, ada beberapa saran

yang hendak disamapaikan kepada pihak-pihak terkait, yaitu :

1) Sudah saatnya Unit simpan pinjam Koperasi Pegawai UIN Jakarta yang dibawah naungan UIN Jakarta, melakukan perubahan untuk kembali kepada tujuan asar

koperasi yaitu untuk menyejahterakan anggotanya dan meninggalkan system yang menjerat anggota dengan bunga yang relative tinggi. Dengan melaksanakan sistem dan manajemen yang berpola syariah, maka misi UIN Jakarta dapat terwujud dengan

sempurna, karena misi untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan dapat dijalankan pula oleh koperasi pegawainya.

2) Pemberlakuan pola syariah dalam operasional dan manajemen koperasi pada saat sekarang ini, merupakan keniscayaan dan sangat tepat pada kondisi saat ini, karena dengan pola syariah yang menggunakan instrument bagi hasil dan margin dapat lebih

menyejahterakan anggotanya. Sehingga tidak ada lagi anggota yang kecewa karena tidak ada lagi system bunga yang memberatkan yang dibebankan USP kepada anggota, azaz kekeluargaan dapat lebih dibina, dan tidak akan ada lagi hubungan

kredit dan debiur. Dengan demikian tujuan atau orientasi USP Koperasi Pegawai UIN Jakarta akan berubah menjadi Profit dan falah oriented.

REFERENSI

Ahmed Riahi-Belkaoui, Teori Akuntansi, cet ke-1, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Aji Erlangga, Makalah Pengantar Akuntansi Syariah, disampaikan pada acara Pelatihan Pengembangan dan Pembiayaan KSP/USP Pola syariah, oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil & Menengah Propinsi DKI Jakarta, Mei 2005.

(16)

Arifin Sitio & Homoan Tamba, Koperasi: Teori & Praktek, Erlangga, Jakarta, 2001

Arifinal Chaniago, Koperasi Indonesia, Angkasa, Bandung, 1997

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Balai Pustaka, Jakarta, 2002.

H. Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 2000

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah: Membahas Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktek, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Husein Syahatah, Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam, diterjemahkan oleh Husnul Fatarib, Lc., Akbar Media Eka Sarana, Jakarta, 2001

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian, edisi revisi 1998, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 tentang Akuntansi Perbankkan Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Kementerian Koperasi dan UKM (PT. Permodalan Nasional Madani), Standar Operasional Manajemen dan Prosedur Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, 2005.

Kementerian Koperasi dan UKM, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Jakarta, 2005.

Kepala Djawatan Koperasi Daerah Tk I, Akta Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Pegawai IAIN Jakarta, Jakarta, 17 September 1960.

M. Ali Hasan, Zakat Pajak Asuransi dan Lembaga Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.

Ninik Widiyati & YW. Sunindhita, Koperasi dan Perekonomian di Indonesia, Rineka Cipta & Bina Diaksara, Jakarta, 2003.

(17)

Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, disahkan (Presiden Soeharto) dan diundangkan (Sekertariat Jenderal Moerdiono) paa tanggal 21 Oktober 1992, Bagian Penjelasan.

Referensi

Dokumen terkait

Aspek penting dari berbagai hubungan dan pengaruh terhadap pelayanan publik, dapat dilihat dari alur atau jalur variabel komunikasi berhubungan dan berpengaruh

Kebijakan yang lebih sering dilakukan oleh pemerintah adalah menetapkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari pada yang ditentukan oleh pasar bebas.. Kebijakan harga yang

2) Bahan hukum sekunder diperoleh dari buku–buku atau literatur mengenai hukum pidana dengan kasus yang diteliti maupun hukum acara pidana pada khususnya tentang pendapat ahli hukum

Hasil analisis angket menunjukkan 76,3% responden pernah menggunakan lulur, 70% responden menggunakan lulur dalam bentuk semi padat, 86% responden belum pernah menggunakan lulur

Senyawa DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak reaktif

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan positif antara Nilai- nilai Islami dengan Pemaknaan Sholat, Budaya Perusahaan, Kepuasan Kerja dan

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan produk hukum daerah tentang Pajak dan Retribusi di Kota Baubau serta permasalahan yang dihadapi dalam