• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Model Model Pembelajaran Ipa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Model Model Pembelajaran Ipa"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah:

MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN

Mata Kuliah:

BELAJAR dan PEMBELAJARAN 1

Disusun oleh:

Mahasiswa Program Studi Matematika

FKIP UNRAM

Angkatan 2011

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

1.DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN

Menurut Isjoni (dalam Anonim: 2011:1), model pembelajaran

adalah strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, sikap beajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis,

memiliki keterampilan sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang

lebih optimal. Menurut Didang (dalam Rahmi, 2011:1), model

pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan

proses

rincian dan penciptaan situasi

lingkungan yang memungkinkan siswa

berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri

siswa. Jadi, model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

pembelajaran yang secara khas disajikan oleh guru guna menciptakan

iklim belajar yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. Lebih lanjut Ismail (dalam Widdiharto, 2006: 3) menyebutkan

bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:

- rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,

- tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,

- tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut

berhasil,

- lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

tercapai.

2.MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN

Berikut adalah macam-macam model pembelajaran

1. Model pembelajaran langsung

2. Model pembelajaran kooperatif

2.1. Model pembelajaran kooperatif tipe Make and Match

(3)

2.3. Model pembelajaran kooperatif tipe

berpikir-berpasangan-bereempat

2.4. Model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal

2.5. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor

2.6. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor

berstruktur

2.7. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu

2.8. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok

2.9. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing

2.10. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelas

2.11. Model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran

besar

2.12. Model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu

2.13. Model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan

2.14. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

2.15. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

2.16. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share

3. Model pembelajaran missouri mathematics project (MMP)

4. Model pembelajaran penemuan terbimbing

5. Model pembelajaran berdasarkan masalah

6. Model pembelajaran problem posing

7. Model pembelajaran TGT

8. Model pembelajaran problem solving

(4)

9. Model pembelajaran kontekstual

10.

Model pembelajaran example non example

11.

Model pembelajaran role playing

12.

Model pembelajaran group investigation

13.

Model pembelajaran cooperative integrated reading

and composition (CIRC)

3.LANGKAH-LANGKAH PADA MODEL PEMBELAJARAN

Tiap model pembelajaran memiliki sintaksnya masing-masing.

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang

menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada

umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks

(pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan

1.

Menjelaskan tujuan

pembelajaran dan

mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan TPK, informasi

latar belakang pembelajaran,

pentingnya

pelajaran

dan

memberi informasi tahap demi tahap

3.

Membimbing

pelatihan

Guru merencanakan dan memberi

bimbingan pelatihan awal

(5)

pemahaman

dan

memberikan umpan

balik

berhasil melakukan tugas dengan

baik dan memberikan umpan balik

5.

Memberikan

kesempatan untuk

pelatihan

dan

penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan

melakukan pelatihan lanjutan,

khusus penerapan pada situasi

1.

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan cara demonstrasikan

atau lewat bahan bacaan

2.

Mengorganisasikan

siswa dalam

kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efsien

3.

Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan

tugas-tugas

4.

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang dipelajari dan

juga terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok

5.

Memberi

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai upaya atau hasil belajar

individu maupun kelompok

(6)

2.1.Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

N

o

Langkah-langkah

Peran Guru

1

Langkah 1

Guru menyampaikan materi

pembelajaran ke siswa secara klasikal

(paling sering menggunakan model

pembelajaran langsung,

2

Langkah 2

Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok (setiap kelompok

terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen,

baik dari segi kemampuan, agama,

jenis kelamin, atau lainnya).

3

Langkah 3

Dilanjutkan diskusi kelompok untuk

penguatan materi (saling bantu

membantu untuk memperdalam

materi yang sudah diberikan)

4

Langkah 4

Guru memberikan tes individual,

masing-masing mengerjakan tes tanpa

boleh saling bantu membantu diantara

anggota kelompok.

5

Langkah 5

Guru memberi penghargaan pada

kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan individual dari skor dasar

ke skor kuis (cara penilaian akan

dijelaskan di akhir bab ini)

(7)

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut

dengan kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa

dengan kemampuan yang heterogen). Setiap anggota

kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan

mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada

5 materi/topik).

Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan

pilihannya , mereka langsung membentuk kelompok ahli

berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya adalah sebagai

berikut:

(8)

Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator,

yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam

kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal

berjalan secara efektif dan optimal.

Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai

menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok

ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal

harus dikerjakan secara individual.

Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar

pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing kelompok.

Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di

akhir bab pembelajaran kooperatif ini.

2.3.Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share

Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga

disarankan .

Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.

Guru memberikan soal yang dikerjakan siswa berdasar

persyaratan soal sebagai problem.

Siswa dipandu guru menyelesaikan soal.

(9)

Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan

pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum

diuangkapkan para siswa

Guru memberi kesimpulan

Penutup

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make and Match

 Dikembangkan oleh Lama Curran (1994)

 Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang meyenangkan

 Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik

Sintaknya:

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes ujian). b) Setiap siswa mendapatkan satu kartu.

c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalkan, pemegang kartu yang bertuliskan “SBY” berpasangan dengan pemegang kartu yang bertuliskan “PRESIDEN RI”.

d) Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu 3+3 membentuk kelompok dengan pemegang kartu 2x4 dan 1x5 (Turmuzi, 2012: 125).

2.5. Model pembelajaran kooperatif tipe Bertukar pasangan

Memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik

Sintaknya:

(10)

a. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa melakukan prosedur MAKE AND MATCH). b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan

pasangannya.

c. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.

e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula (Turmuzi: 2012:125-126)

2.6. Model pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-bereempat

Dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong.

Memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Optimalisasi partisispasi siswa.

Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas.

Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenai dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Sintaknya:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.

b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

(11)

d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kemampuan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

2.7. Model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal

Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilannya.

Siswa membuat pertanyaan sendiri, sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.

Cocok untuk persiapan menjelang ujian dan tes.

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik.

Sintaknya:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok yang lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.

b. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (Salam kelompok bisa berupa sorak kelompok seperti yang dijelaskan).

c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain. d. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan

dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

2.8. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor

Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk salaing membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

(12)

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Sintaknya:

a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawabannya. d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

2.9. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor berstruktur

Teknik belajar ini merupakan pengembangan dari teknik Kepala Bernomor.

Memudahkan pemberian tugas

Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan sekelompoknya. Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Sintaknya:

a. Siswa dibagi dalam kellompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor.

b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya: Siwa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpukan data yang mungkin berhubungan dengan

penyelesaian soal. Siswa nomor 2 mencari penyelesaian soal. Siwa nomr 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.

(13)

Catatan: Untuk efsiensi pembentukan kelompok dan penstrukturan tugas, Teknik Kepala Benomor ini bisa dipakai dalam kelompok dan nomornya sepanjang semester. Supaya ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor bisa diubah-ubah. Misalny siswa nomor 1 bertugas mengumpulkan data kali ini, tapi akan bertugas melaporkan pada kesempatan lain.

Untuk Variasi: Struktur Kepala Bernomor ini juga bisa dilanjutkna untuk mengubah komposisi kelompok dengan cara yang efsien, pada saat-saat tertentu, siswa bisa keluar dari kelopok biasanya dan

bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari

kelompok lain. Cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kebosanan jika guru mengelompokkan secara permanen.

2.10. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu

Dikembangkan Spencer Kagan (1992).

Dapat diguanan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor.

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.

Sintaknya

a. Siwa bekerja sama dengan kelompok seperti biasa.

b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya danmasing-masing bertamu ke dua kelompok.

c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

2.11. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok

 Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.

(14)

 Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusu mereka dan mendenganrkan pandangan dan pemikiran anggota lain.

Sintaknya:

a. Salah satu siswa masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.

b. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.

c. Demikian, seterusnya, giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputan jarun jam atau dari kiri ke kanan.

2.12. Model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing

Dikembangakan oleh Spencer Kagan (1992)

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompom mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendenganrkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.

Dalam banyak kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya ada juga anak yang pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situai seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapau karena ank pasif terlalu menggantungkan diri kepada rekannya yang lebih dominan.

Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

Sintaknya:

(15)

b. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa masing-masing kelompok mendapatkan 2 atau 3 buah kancing (jumlah kancing tergantun pada sukarnya tidaknya tugas yang diberikan).

c. Setiap siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah.

d. Jiak kancing yang dimiliki siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancingnya.

e. Jiak semua kancing sudah habis padahal tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulang prosedurnya kembali.

2.13. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelas

Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Bila teknik ini digunakan anak-anak tingkat dasar, maka perlu disetai dengan manajemen kelas yang baik supaya tidak terjadi kegaduhan.

Measing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk memamerkan hasil kerjanya dan melihat hasil kerja kelompok lain.

Sintaknya:

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa.

b. Setelah selesai, masing-masing kelompok memamerkan hasil kerja kelompoknya. Hasil-hasil ini bisa dipajang di beberapa bagian kelas jika berupa poster atau gambar-gambar.

c. Masing-masing kelompok berjalan keliling kelas dan mengamati hasil karya kelompok lain.

2.14. Model pembelajaran kooperatif tipe lingkaran kecil lingkaran besar

Dikembangkan oleh Spencer Kagan.

Untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasipada saat yang bersaman.

(16)

Pendekatan ini bisa digunakan dlam beberapa mata pelajaran seperti ilmu sosial, agama, bahasa, matematika. bahan pelajaran yang paling cocok digunakan untuk teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa utnuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dlaam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk megolah informasi dan meningkatkanketerampilan berkomunikasi.

Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Sintaknya:

LINGKARAN INDIVIDU

a. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlahnya terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil. Mereka berdiri melingkar menghadap keluar.

b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran ayang pertama. Artinya mereka berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran dalam.

c. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil yang memulai. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dlam waktu yang bersamaan.

d. Kemudian siswa yang beradadi lingkaran kecil dian di tempat, sementara siswa berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara in, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. e. Sekrang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang

membagikan informasi. Demikian seterusnya.

LINGKARAN KELOMPOK

(17)

b. Kelompok berputar seperti prosedur lingkaran individu yang dijelaskan di atas dan saling berbagi.

2.15. Model pembelajaran kooperatif tipe tari bambu

Teknik ini dikembangkan dari teknit Lingkaran Besar dan Lingkaran Kecil.

Di banyak kelas, dalam Lingkaran Besar dan Lingkaran Kecil sering tidak dapat dipenuhi karena kondisi penataan ruang kelas tidak menunjang. Tidak ada cukur ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di luar empat dinding ruang kelas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memang ditata dengan model kalsikal/tradisional. Bahkana banyak penataan tradisiolan ini bersifat permanen, yaitu kusri dan meja sulit dipindahkan.

Teknik ini diberu nama Tari Bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang jugapopuler di beberapa daerah di Indonesia.

Dalam kegiatan belajar mengajar teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.

Pendekatan ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPS, agama, matematika, dan bahasa.

Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dalam teknik ini adalah bahan ynag membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antarsiswa.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

(18)

Sintaknya:

Tari bambu individu

a. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat.

b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran pertama. c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. d. Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu

jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakuakn terus sesuai kebutuhan.

Tari bambu kelompok

a. Satu kelompok berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.

b. Kelompok bergeser seperti prosedur Tari Bambu Individu di tas dan saling berbagi.

2.16. Model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan

Teknik ini bisa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan atau berbicara.

Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Pendekatan ini bisa pula digunakna dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, agama dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan denga teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif.

(19)

Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikin dan berimajinasi, buah pemikiran mereka akan dihargai, sehingga siswa merasa makin terdorong untuk belajar.

Teknik ini bisa digunakan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

Sintaknya:

a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.

b. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiata brainstorming ini dimaksudkan untukmengaktifkan skema siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, pengajar pelu menekankan bahwa memberikan tebakan yang benar buaknalah tujuannya. Yang lebih penting adalah kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan pelajaran yang akan diberikan hari itu.

c. Siswa dipasangkan.

d. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.

e. Kemudian siswa diminta untuk membaca atau mendenganrkan (dalam pelajran di laboratorium).

f. Sambil membaca/mendengarkan, siswa diminta untuk mencatat dan mendaftar bebrapa kata ata frasa kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Jumlah kata atau frase biasa disesuaikan dengan panjangnya teks bacaan.

g. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata atau frase kunci dengan pasangan masing-masing.

h. Sambil mengingat bagian yang telah dibaca sendiri, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca atau didengarkan berdasarkan kata atau frase yang diberikan pasangannya. Siswa yang mendapatkan materi pertama berusaha menuliskan apa yang akan terjadi selanjutnya sedangkan siswa

(20)

yang mendapat materi kedua berusaha menuliskan apa yang terjadi sebelumnya.

i. Tentu saja, versi karangan sendiri tidak harus sama dengan aslinya. Tujuan kegiatan ini bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar tetapi untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai menulis, bebrapa siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka.

j. Kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belu terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut. k. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam

bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

3. Model pembelajaran missouri mathematics project (MMP)

Sintaknya menurut Widdiharto (2006:30):

Langkah pertama : Review

dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,

membahas tugas yang diberikan /pekerjaan rumah.

Langkah kedua

:

Pengembangan

penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika

yang terdahulu

penjelasan tentang diskusi, demonstrasi, dengan contoh

kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.

Langkah ketiga

: Latihan Terkontrol

siswa merespon soal

guru mengamati

(21)

Langkah keempat

: Seatwork

siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan

konsep

Langkah kelima

: Pekerjaan Rumah

Tugas membuat pekerjaan rumah.

4. Model pembelajaran penemuan terbimbing

Langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut :

Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data

secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang

menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa

tidak salah.

Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,

mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Bimbingan guru

dapat diberikan sejauh yang di perlukan. Bimbingan sebaiknya

mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju,

melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work

sheet).

Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang

dilakukan

Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini

digunakan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,

sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur

teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan

kepada siswa untuk menyusunnya.

Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru

menyediakan soal latihan atau soal tambahan.

(22)

5.

Model pembelajaran berdasarkan masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang diperlukan,

memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif

dalam aktivitas pemecahan masalah yang

dipilihnya

2

Mengorganisa

sikan siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mendefnisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dan

melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah

4

Mengembang

kan dan

menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan, video, dan model dan membantu

mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan

(23)

Prinsipnya:mewajibkn siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui

belajar soal secarr mandiri.

Sintaknya adalah sebagai berikut:

a. guru menjelaskan materi pelajaran, alat peraga disarankan,

b. memberikan latihan soal secukupnya,

c. siswa mengajukan soal yang menantang dan dapat

menyelesaikan. Bisa secara kelompok,

d. pertemuan berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal

temuan di depan kelas,

e. guru memberikan tugas rumah secara individual.

7. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

a. Beri informasi secara klasikal

b. Bentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa

heterogen)

c. Diskusi kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang

dikaitkan dengan kuis/latihan yang telah diberikan (mempelajari

kembali)

d. Permainan/turnamen (dalam setiap kelompok diwakili satu orang)

e. Beri soal untuk dilombakan

f. Beri penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus

sampai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

8. Model pembelajaran problem solving

Syarat (siswa)

a. Memlki prasyarat untuk mngerjakan soal tersebut.

b. Belum tahu cara pemecahan soal tersebut.

(24)

c. Soal terjangkau

d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut

Langkah guru

a. Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga disarankan .

b. Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.

c. Guru memberikan soal yang dikerjakan siswa brdsar persyaratan

soal sebagai problem.

d. Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.

9. Model pembelajaran kontekstual

Konstruktivisme

o

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman

baru berdasar pada pengetahuan awal

o

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses

“mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan

Inquiri (menemukan)

o

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

o

Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berpikir siswa

o

Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam

pembelajaran yang berbasis inquiry

Learning Community (masyarakat belajar)

o

Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar

(25)

o

Tukar pengalaman

o

Berbagi ide

Modeling (pemodelan)

o

Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir,

bekerja dan belajar

o

Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa

mengerjakannya

Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)

o

Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa

o

Penilaian produk (kinerja)

o

Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual

o

Reflection (refleksi)

o

Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari

o

Mencatat apa yang telah dipelajari

o

Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok

10.

Model pembelajaran example non example

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

Langkah-langkah :

i.

Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

ii.

Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

OHP.

iii.

Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa

untuk memperhatikan/menganalisa gambar.

(26)

iv.

Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari

analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

v.

Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

vi.

Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

vii.

Kesimpulan.

11.

Model pembelajaran role playing

Langkah-langkah :

Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari

sebelum kbm

Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan

skenario yang sudah dipersiapkan

Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing

sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang

diperagakan

Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan

kertas sebagai lembar kerja untuk membahas

Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

Guru memberikan kesimpulan secara umum

(27)

Penutup

12.

Model pembelajaran group investigation

Langkah-langkah :

Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga

satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda

dari kelompok lain

Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada

secara kooperatif berisi penemuan

Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan

hasil pembahasan kelompok

Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi

kesimpulan

Evaluasi

Penutup

13.

Model pembelajaran cooperative integrated reading and

composition (CIRC)

Langkah-langkah :

Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara

heterogen

Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran

Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan

ditulis pada lembar kertas

(28)

Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

Guru membuat kesimpulan bersama

(29)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a. Model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan pembelajaran

yang secara khas disajikan oleh guru guna menciptakan iklim

belajar yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.

b. Macam-macam model pembelajaran yaitu: Model pembelajaran

langsung, kooperatif, missouri mathematics project (MMP),

penemuan terbimbing, pembelajaran

kontekstual, model

pembelajaran example non example, role playing, group

investigation dan cooperative integrated reading and composition

(CIRC).

c. Model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa tipe yaitu

tipe Make and Match, tipe bertukar pasangan, tipe

berpikir-berpasangan-bereempat, tipe berkirim salam dan soal, tipe kepala

bernomor, tipe kepala bernomor berstruktur, tipe dua tinggal dua

tamu, tipe keliling kelompok, tipe kancing gemerincing, tipe keliling

kelas, tipe lingkaran kecil lingkaran besar, tipe tari bambu, tipe

bercerita berpasangan, tipe STAD, tipe jigsaw, dan tipe think pair

and share.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Produktif Multimedia Siswa Kelas X SMKN 1 Cerme Gresik.

http://blog.tp.ac.id/penerapan-model-pembelajaran-

kooperatif-tipe-

group-investigation-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-mata-pelajaran-produktif-multimedia-siswa-kelas-x-smkn-1-cerme-gresik

(diakses 2 April 2013)

Ismail. 2003.

Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran)

, Modul

Diklat Terintegrasi

Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta: Direktorat PLP

Rahmadi Widdiharto. (2006).

Model-model Pembelajaran Matematika

.

Makalah Diklat Guru

Pengembang Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG

Matematika.

Rahmi, Ulfa. 2011.

Model-Model Sistem Pembelajaran

.

http://tepenr06.wordpress.com/

2011/09/07/model-model-sistem-pembelajaran/ (Diakses 2 April 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Tugas Akhir ini dilakukan penelitian dengan mengevaluasi kinerja dari segi biaya dan waktu pada proyek reparasi kapal A di PT.XXX menggunakan metode Earned Value

Peta Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (Sesuai SK Dirjen PHKA No Nomor : SK.. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa

Çalışma sonucunda elde edilen bulgulara göre; mülakata katılanlar tarafından Türk dizilerinin ilgi ile izlendiği ve oldukça beğenildiği saptanır- ken, Yunanistan’da

Hal ini didukung dengan data deskriptif yang menunjukkan total mean dari jawaban responden yang rata-rata memberikan penilaian yang sangat baik terhadap dukungan manajemen

• Alat gigi sudah sering rusak di RS dan Klinik Krakatau - Usulan RKAP 2017 dari Estimasi 2016.. • Sedang dilakukan investasi pengadaan alat di

brackishwater ponds.  Agricultural

Model pembelajaran diharapkan mudah diterapkan pendidik dalam mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sehingga dapat membantu siswa agar dapat

Fans yang bertahan akan mem- bully fans yang berpindah ataupun fans yang multi-fandom (menjadi anggota dari beberapa kelompok penggemar) dengan sebutan