Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan
Oleh :
Nama : Ade Irmayani N.I.M : 090462201009 Jurusan : Akuntansi
ABSTRAKSI
CV. Kawal Pantai Bintan bergerak di bidang dagang, kegiatan utama CV. Kawal Pantai Bintan adalah pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) yang berasal dari alam, berupa ikan laut dalam. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam akuntansinya maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan PSAK No.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yangdigunakan adalah data sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip perusahaan pada tahun 2012. Kemudian data yang telah kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konversi pada pengukuran persediaan, biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan sebagai beban dan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberi jasa pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan metode penilaian FIFO pada rumus biaya, dan jika persediaan barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai beban.
A.Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Akuntansi merupakan control dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola persediaan. Dalam perhitungan rugi laba, nilai persediaan mempengruhi besarnya harga pokok sehingga mempengaruhi laba operasioal perusahaan. Sebaliknya dalam neraca, persediaan akhir tercatat dalam aktiva lancar. Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan keuangan persediaan merupakan hal yang sangat penting.
Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula organisasi perusahaan. Sehingga semakin besar pula pendelegasian wewenang yang harus dilakukan. Dalam mengontrol pendelegasian wewenang dan tanggungjawab tersebut haruslah dibentuk akuntansi persediaan yang dapat menjamin keamanan persediaan.
CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha perdagangan, dimana barang-barang yang dijual oleh perusahaan tersebut berupa bahan mentah atau bahan baku. Kegiatan CV. Kawal Pantai Bintan adalah dalam pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) dan catering untuk masyarakat pada umumnya dan untuk pabrik, perkantoran, hotel dan lain-lain. Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan mendatangkan barang-barang melalui prosedur penerimaan, pemprosesan, penyimpanan dan pengeluaran persedian yang semua kegiatan tersebut memerlukan pengawasan yang memadai terhadap persediaan tersebut, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal dapat terwujud.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan”.
2. Rumusan Masalah
Apakah Akuntansi persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan PSAK No.14?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan PSAK No.14.
4. Sistematika Penulisan Penelitian
BAB I : Dalam bab ini dijabarkan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini akan menguraikan kerangka teoretik yang berhubungan dengan variabel penelitian, dan penelitian terdahulu.
BAB III : Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian, Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Analisa Data. BAB IV : Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian
BAB V : Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran B.Tinjauan Teori dan Hipotesis
1. Pengertian Persediaan Barang
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.14 paragraf 05 (2008:14.2) memberikan definisi persediaan sebagai berikut :
Persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud seperti : Persediaan adalah asset :
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
2. Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh Soemarso (2007 : 3) bahwa akuntansi adalah proses mendefinisikan, mengatur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
C.Metode Penelitian 1. Pengumpulan Data
Teknik ataupun metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip (Sumarni dan Salamah 2006 : 85).
Dalam penelitian ini ada 3 teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara :
a. Observasi, dimana metode ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainnya (Umar, 2007 : 87). Teknik ini dilakukan guna mengumpulkan data-data berupa data dokumentasi tentang prosedur pengiriman dan penerimaan barang dagang seperti ikan yang merupakan hasil tangkapan yang di akan eskpor dan dijual oleh CV. Kawal Pantai Bintan, faktur-faktur pengiriman dan penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi persediaan ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan.
b. Wawancara/Interview, yang digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010:194). c. Studi Literatur (Kepustakaan), merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku yang relevan baik yang dibeli maupun yang ada diperpustakaan provinsi kepulauan riau.
2. Analisis Data
Data yang peneliti kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara objektif. Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
D.Pembahasan
1. Jenis – Jenis Persediaan
Persediaan barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan adalah meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008) dalam paragraf 7 (14.3) menyatakan bahwa persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali. 2. Metode Pencatatan Persediaan
CV. Kawal Pantai Bintan menggunakan sistem perpetual. Dengan menggunakan sistem ini maka perusahaan akan senantiasa mengetahui saldo persediaan yang ada pada saat tertentu dengan cara melihat buku persediaan (buku tekong) dan juga memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan persediaan barang yang ada dalam gudang. Setiap barang yang didistribusikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan terlebih dahulu harus dicatat dalam buku besar persediaan. Pencatatan persediaan ini sangat penting karena menyangkut seluruh aktifitas perusahaan juga berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan. Apabila pencatatan persediaan dilakukan dengan tepat, maka laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan benar.
Dengan penerapan sistem pencatatan perpetual, pencatatan dilakukan secara terus menerus tiap terjadi transaksi persediaan. Persediaan yang ada disesuaikan dengan jumlah pemesanan dari konsumen. Jika persediaan belum mencukupi dengan jumlah permintaan maka ikan akan diendapkan paling lama satu minggu agar ikan tidak mengalami penurunan kualitas daging. Jadi dengan melihat sistem pencatatan yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan, dapat diketahui bahwa perusahaan telah melaksanakan sistem pengawasan yang memadai terhadap persediaan barang dagangan yang dimiliki.
3. Metode Penilaian Persediaan
Berdasarkan penelitian, CV Kawal Pantai Bintan menggunakan metode FIFO (First In First Out), Perusahaan menggunakan metode FIFO ini untuk memudahkan penghitungan cost. Hal ini dikarenakan barang yang di beli lebih dahulu (masuk) adalah barang yang paling dulu dijual (keluar). Dengan demikian barang-barang yang ada dalam persediaan, berasal dari pembelian-pembelian yang terakhir karena barang-barang yang berasal dari pembelian sebelumnya telah dijual (dikeluarkan). Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir oleh karenanya, barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang-barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya di cocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca. Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali.
4. Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Persediaan akhir barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan telah tercantum dalam laporan rugi labakhususnya pada bagian harga pokok penjualan. Nilai persediaan pada laporan rugi laba ini adalah cukup tinggi mengingat CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha dagang yang investasi terbesarnya terletak pada persediaan barang dagangan. Dalam laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan, persediaan barang dagangan akan muncul dalam harga pokok penjualan yang terdiri dari : persediaan awal ditambahkan dengan pembelian periode tersebutsehingga diperoleh barang yang tersedia untuk dijual. Kemudian dikurangkan dengan nilai dari persediaan akhir pada tahun periode berjalan sehingga bisa diperoleh harga pokok penjualannya (HPP). Jika penjualan bersih dikurangkan dengan harga pokok penjualan maka laba kotor operasi perusahaan bisa didapatkan hasilnya seperti yang terlihat pada laporan rugi laba.
Nilai persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan adalah merupakan nilai persediaan akhir pada laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan tahun 2012. Dapat disimpulkan penyajian persediaan dalam laporan keuanganCV. Kawal Pantai Bintan telah sesuai PSAK Nomor 14, dimana persediaan disajikan pada laporan rugi laba yaitu pada bagian harga pokok penjualan, dan dalam neraca persediaan dapat disajikan dalam aktiva lancar.
Berikut disajikan data harga pembelian dan penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan :
Tabel 4.1. Harga Pembelian dan Penjualan IkanLuar Negeri (Ekspor/Kg)
No. Jenis Ikan
Harga Beli Harga Jual
Maret s/d Agustus
September s/d Februari
Maret s/d Agustus
September s/d Februari
Ikan Beku
Tabel 4.2. Harga Pembelian dan Penjualan Ikan Dalam Negeri (Domestik/Kg)
No. Jenis Ikan
Harga Beli Harga Jual
Maret
Berdasarkan data di atas dapat dilakukan analisis pendapatan dari penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai Bintan. Analisis laba bersih penjualan ikan dalam satu tahun :
CV.Kawal Pantai Bintan LAPORAN RUGI / LABA PER 01 Januari - 31 Desember 2012
HARGA POKOK PENJUALAN
Rp (11,284,488,000) Laba Kotor / Laba Usaha
Biaya Operasional Biaya Non Operasional
Total Biaya Non Operasional
Berdasarkan analisis Laporan Rugi/Laba di atas diperoleh laba bersih, yang cukup baik bagi perusahaankarena CV. Kawal Pantai Bintan selalu melakukan pengontrolan terhadap kualitas ikan yang diekspor kepada konsumen di Singapura dan Malaysia dan pasar lokal Tanjungpinang. Demikian halnya sisa stok yang dijual eceran ke konsumen di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang. Pengendalian persediaan selalu dilakukan oleh bagian gudang terhadapikan yang masuk dari nelayan segera dikemas dalam box yang diberi es untuk menjaga kualitas daging ikan. Kemudian bagian gudang akan langsung mengirimkan sejumlah box ikan ke konsumen sesuai dengan permintaan, sedangkan sisanya akan disimpan dalam gudang sebagai persediaan dan sebagian sisa ikan akan diolah menjadi ikan beku untuk menjaga persediaan pada saat terjadinya musim tidak melaut, sehingga jika terjadi pemesanan ikan maka masih ada stok ikan beku yang dapat dikirimkan ke konsumen. Walaupun harga ikan beku lebih rendah daripada harga ikan segar, jumlah persediaan diakui sebagai biaya selama periode berjalan, perusahaan memiliki persediaan atau modal yang melebihi dari kewajiban atau hutang, total jumlah harga persediaan menurut jenis ikannya dicatat dalam rincian harga pokok penjualan
Analisis harga pokok penjualan (HPP) pada CV. Kawal Pantai Bintan dapat dilihat pada hasil perhitungan di bawah ini :
Persediaan Awal Ikan Pari Air
Segar Rp 296,100,000 Beku Rp 76,500,000 Ikan Pari Pasir
Segar Rp 258,500,000 Beku Rp 110,000,000 Ikan Pari Minki
Segar Rp 166,400,000 Beku Rp 66,200,000 Ikan Tongkol Putih
Segar Rp 209,000,000 Beku Rp 97,500,000 Ikan Jahan
Segar Rp 256,000,000 Beku Rp 136,000,000 Ikan Merah
Segar Rp 543,500,000 Beku Rp 310,400,000
Rp 2,526,100,000 Pembelian
Ikan Pari Air Rp 1,252,400,000 Ikan Pari Pasir Rp 1,604,000,000 Ikan Pari Minki Rp 615,800,000 Ikan Tongkol
Putih Rp 1,284,000,000 Ikan Jahan Rp 1,155,500,000 Ikan Merah Rp 2,990,025,000 Ikan Tongkol
Merah Rp 205,338,000
Ikan Pinang Rp 242,976,000 Ikan Kembung Rp 380,160,000 Ikan Kaci Rp 618,045,000 Ikan Tukak Rp 248,544,000
Ikan Sebelah Rp 102,950,000 Ikan Selikur Rp 327,710,000 Ikan Selar Rp 478,640,000
Barang tersedia untuk dijual Rp 14,032,188,000 Persediaan Akhir
Ikan Pari Air
Segar Rp 333,600,000 Beku Rp 86,500,000 Ikan Pari Pasir
Segar Rp 279,000,000 Beku Rp 120,000,000 Ikan Pari Minki
Segar Rp 166,400,000 Beku Rp 76,200,000 Ikan Tongkol Putih
Segar Rp 221,000,000 Beku Rp 111,000,000 Ikan Jahan
Segar Rp 248,500,000 Beku Rp 136,000,000 Ikan Merah
Segar Rp 637,600,000 Beku Rp 331,900,000
Rp 2,747,700,000
CV. Kawal Pantai Bintan Neraca
Per 31 Desember 2012
Aktiva Lancar Aktiva Kewajiban Dan Modal Kas 1.348.790.000 Hutang Lancar
Piutang Dagang 1.418.854.000 Hutang dagang 2.679.724.000 Persediaan 2.747.700.000
Perlengkapan Kantor 138.273.000 Prlgk Gudang 131.125.000 Total Aktiva Lancar 5.784.742.000
Aktiva Tetap
Peralatan Modal 6.951.622.000
Box 1.732.470.000
Akm. Peny. Box (35.760.000) 1.696.710.000
Freezer 1.483.270.000 Akm. Peny. Freezer (18.892.000)
1.464.382.000
Peralatan Kantor 699.729.000 Akm. Peny. Kantor (14.217.000)
685.512.000
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, dapat dibuat suatu tabel perbandingan antara kegiatan akuntansi persediaan pada CV.Kawal Pantai Bintan dengan PSAK No.14 (Revisi 2008) sebagai berikut :
Tabel 3. Analisis kesesuaian PSAK No. 14 (Revisi 2008) dengan hasil penelitian di CV. Kawal Pantai Bintan
No Analisis PSAK No.14 CV.Kawal Pantai Bintan Sesuai Tidak
Sesuai 1 Pendefinisian Istilah Pendefinisian
Persediaan adalah aset :
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. dalam proses produksi untuk
penjualan tersebut ; atau
c. dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Definisi, persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali
a. CV. Kawal Pantai Bintan memiliki bahan mentah yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usahanya.
Di CV. Kawal Pantai Bintan persediaan adalah ikan yang dibeli dari nelayan, disimpan dan untuk dijual kembali.
√
√
2 Pengukuran 1. Pengukuran persediaan
a.Biaya persediaan
Biaya persediaan harus meliputi
semua biaya pembelian, biaya
konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
b.Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali oleh identitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan
biaya pembelian.
CV. Kawal Pantai Bintan
telah memperhitungkan
segala jenis biaya yang timbul sampai persediaan
berada di lokasi yang
dicantumkan dalam ikhtisar rugi laba yang meliputi biaya persediaan seperti biaya es,biaya air.
CV. Kawal Pantai Bintan
telah memperhitungkan
segala jenis biaya pembelian seperti biaya pembelian ikan dari nelayan.
√
c.Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait unik yang diproduksi, misalnya
biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan
variabel yang timbul dalam
mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif
konstan, tanpa memerhatikan
volume produksi yang dihasilkan seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan
biaya manajemen dan biaya
administrasi pabrik. Overhead
produksi variabel adalah biaya
produksi tidak langsung yang
berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
d.Biaya Lain-Lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini. Misalnya, dalam keadaan
tertentu diperkenankan untuk
memasukkan overhead non produksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
e.Biaya Persediaan Pemberi Jasa Sepanjang pemberi jasa memiliki
persediaan, mereka mengukur
persediaan tersebut pada biaya
produksinya. Biaya persediaan
tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia
lainnya yang secara langsung
menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead
yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia penjualan
Tidak ada
Tidak ada
Pada CV. Kawal Pantai Bintan biaya persediaan pemberi jasa terdiri dari biaya listrik, telepon, biaya
penyusutan barang,
Penyusutan gedung biaya
perawatan box, biaya
administrasi dan umum, gaji pegawai, dan upah buruh
√
√
dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan
faktor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.
2. Teknik Pengukuran a.Biaya Standar
Biaya standar memperhitungkan
tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir. b.Metode eceran
Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item
yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang
sesuai. Persentase tersebut
digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen eceran.
Tidak ada biaya standar
Biaya eceran karena barang yang diekspor adalah barang yang mudah rusak jadi
harganya sewaktu-waktu
bisa berubah dan turun sesuai dengan keadaan barang saat diterima oleh konsumen dan biaya tersebut disesuaikan dengan sesuai musim dan fluktuasi harga
Mengasumsikan item persediaan
yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga
item yang tertinggal dalam
persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.
bahwa biaya persediaan
harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya
masuk pertama keluar
pertama (MPKP).
b. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang
Biaya setiap item ditentukan
berdasarkan biaya rata-rata
tertimbang dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.
Perhitungan rata-rata dapat
dilakukan secara berkala atau pada
setiap penerimaan kiriman,
tergantung pada keadaan entitas.
Tidak ada √
3 .
Pengakuan Pengakuan sebagai beban
a. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
b. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi
bersih dan seluruh kerugian
persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.
c. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, harus diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban persediaan pada
periode terjadinya pemulihan
tersebut.
diakui sebagai modal
dagang ikan pada perode terjadinya pembelian ikan tersebut. Kemudian dari CV. Kawal Pantai Bintan ikan tersebut akan dijual kembali kepada konsumen dengan harga yg lebih besar dari pembelian.
Dalam CV. Kawal Pantai Bintan apabila terjadinya penurunan harga jual ikan,
Bintan apabila terjadi
kerusakan kualitas ikan maka ikan tersebut tidak bisa dipulihkan kembali dan
persahaan mengakui
kerusakan ikan dengan
kerugiannya
√
√
4 .
Pengungkapan Pengungkapan dalam Laporan
Keuangan
a.Kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam pengukuran persediaan,
termasuk rumus biaya yan
digunakan.
b.Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
c.Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
d.Jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban selama periode
berjalan
e.Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai
beban dalam periode berjalan
sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf 32
f.Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
sebagai pengurang jumlah
persediaan yang diakui sebagai
beban dalam periode berjalan
sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 32
g.Kondisi atau peristiwa penyebab
terjadinya pemulihan nilai
persediaan yang diturunkan
sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 32
Dalam CV. Kawal Pantai
Bintan pengukuran
persediaan menggunakan
biaya pembelian dan dengan rumus MPKP/ FIFO
Total jumlah harga
persediaan menurut jenisnya dicatat.
Jumlah persediaan dicatat
dengan nilai yang
sebenarnya dikurangi
dengan biaya operasional
Jumlah persediaan yang
diakui sebagai biaya selama periode berjalan.
Dalam CV. Kawal Pantai
Bintan apabila terjadi
penurunan harga jual ikan, maka kerugian tersebut akan diakui, hal ini bisa terjadi apabila terjadinya kerusakan kualitas saat ikan diterima
konsumen, tetapi tidak
diungkapkan di laporan
keuangan.
Dalam CV. Kawal Pantai
Bintan apabila terjadi
kerusakan kualitas ikan maka ikan tersebut dihargai lebih rendah dari harga
pembelian tidak bisa
dipulihkan kembali dan
tidak ada peningkatan
kualitas ikan dan perusahaan mengakui kerusakan ikan dan kerugian.
Dalam CV. Kawal Pantai Bintan tidak ada pemulihan
persediaan dikarenakan
persediaan berupa ikan yang tidak bisa dipulihkan karena
h.Nilai tercatat persediaan yang
diperuntukkan sebagai jaminan
kewajiban
Perusahaan memiliki
persediaan yang nilainya
diperuntukkan sebagai
jaminan kewajiban.
√
E.Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konverrsi pada pengukuran persediaan,biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan sebagai bebandan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberijasa pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan metode penilaian FIFO pada rumusbiaya, dan jika persediaan barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai beban.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan : a. CV.Kawal Pantai Bintan
1) Semestinya CV. Kawal Pantai Bintan menambah beberapa karyawan lagi untuk menghindari terjadinya peyelewengan dan menghindari terjadinya perangkapan tugas dan tanggung jawab.
2) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya mempunyai gudang yang dipisahkan dengan barang yang akan dikirim langsung dengan barang yang masih disimpan di gudang untuk memudahkan dalam pengecekan barang (persediaan). Diperlukan box-box yang baru karena box-box yang digunakan untuk menyimpan bahan baku tersebut sudah banyak yang rusak sehingga menganggu kualitas bahan baku.
3) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya melakukan pencatatan/pelaporan tentang penurunan nilai/harga jual saat terjadinya kerusakan kualitas dalam Laporan Rugi/Laba.
4) Sebaiknya CV.Kawal Pantai Bintan melakukan pencatatan pengungkapan dalam laporan keuangan dan membuat biaya standar dalam pengukuran biaya yang digunakan.
b. Peneliti Yang Lain
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, W. W. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi I. Jakarta: Erlangga.
Mulya, Hadari. 2010. Memahami Edisi Dasar. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat. Munawir S. 2007. Akuntansi Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bandung: Ghalia Indonesia.
Priyambodo B. 2007. Manajemen Industri, edisi ke-1. Yogyakarta: Global Pustaka Utama .
Rangkuti, Freddy. 2005. Great Sales Forecast For Marketing. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : alfabeta. Sadeli L. 2008. Dasar Dasar Akuntansi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Bandung : Alfabeta.
Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Andi.
Umar, Husein. 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan , Jakarta : Salemba Empat.
Wasif, Said Khaerul, dan Muhammad Gade. 2010. Akuntansi Keuangan 1. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, cet. 4. Yogyakarta : Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2008). Jakarta : Salemba Empat.