KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Oleh :
NIM. 061000161 P. ERNAWATI PANJAITAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NIM. 061000161 P. ERNAWATI PANJAITAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judu l :
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2005-2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NIM. 061000161
P. ERNAWATI PANJAITAN
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 21 Juni 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Prof. dr. Nerseri Barus, MPH
NIP. 194508171973022001 NIP. 195908181985032002 drh. Rasmaliah, M.Kes
Penguji II Penguji III
drh. Hiswani, M.Kes
NIP. 196501121994022001 NIP. 196404041992031005 Drs. Jemadi, M.Kes
Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
ABSTRAK
Kanker hati adalah tumor ganas yang menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi organ hati. Incidence rate (IR) kanker hati di dunia tahun 2000 yaitu 9 per 100.000 penduduk dengan CFR 96,85%. IR kanker hati di Indonesia tahun 2002 pada pria 20 per 100.000 penduduk sedangkan pada wanita IR 6 per 100.000 penduduk.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker hati di RS Santa Elisabeth Medan telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi dan sampel berjumlah 111 data penderita kanker hati (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif.
Trend kunjungan penderita kanker hati berdasarkan data tahun 2005-2009 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = 28,5 – 2,1x. Proporsi tertinggi penderita kanker hati pada umur 56-64 tahun 28,9%, laki-laki 68,5%, Batak 85%, Kristen Protestan 57%, petani 28%, nyeri perut kanan atas 70,3%, ada riwayat penyakit hati (hepatitis dan sirosis hati) 58%, non bedah 91%, lama rawatan rata-rata 7 hari, pulang berobat jalan 56%. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur dengan riwayat penyakit terdahulu (p=1,000). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan riwayat penyakit terdahulu (p=0,774). Pada penderita kanker hati yang meninggal, proporsi riwayat penyakit sirosis hati secara bermakna lebih tinggi daripada hepatitis (76,5% vs 23,5%; X2=9,622; p=0,008). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan riwayat penyakit terdahulu (p=0,400). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,655).
Pihak RS Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk melengkapi pencatatan rekam medis misalnya tingkat pendidikan, stadium klinis, dan riwayat penyakit sebelumnya. Diharapkan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan terjadinya kanker hati melalui imunisasi hepatitis B, tidak mengkonsumsi alkohol dan makanan yang mengandung aflatoksin dan deteksi dini pada kelompok yang berisiko agar segera dapat dilakukan tindakan pencegahan lanjut.
ABSTRACT
Liver cancer is a malignant tumor that causes damage to the form and function of liver. Incidence rate (IR) of liver cancer in the world in 2000 is 9 per 100.000 people with CFR 96.85%.IR liver cancer in Indonesia in 2002 in men 20 per 100. 000 population while in the IR 6 women per 100.000 population.
To determine the characteristics of liver cancer patients at Santa Elisabeth Hospital in Medan has conducted research with a descriptive case series design and proceed with statistical analysis. Population and sample data 111 liver cancer patients (total sampling). Data were analyzed by descriptive.
The trend of liver cancer patient requests based on data for 2005-2009 shows a decrease with the line equation y = 28,5 – 2,1x. The highest proportion of patients with liver cancer at age 56-64 years 28.9%, male 68.5%, 86,5% Batak, Protestant 56,8%, 28% farmer, upper right abdominal pain 70, 3%, have a history of heart disease (hepatitis and cirrhosis of the liver) 58,6%, non-surgical 91%, average length of stay 7 days, discharged 55,9%. There is no significant difference in proportion between age and previous disease history (p = 1.000). There is no significant difference in proportion between the gender with a previous disease history (p = 0.774). At liver cancer patients who died, proportion history of cirrhosis of the liver disease is significantly higher than hepatitis (76.5% vs 23.5%, X2= 9.622, p = 0.008). There is no significant difference in proportion between the average length of stay with a previous disease history (p = 0.400). There was no significant difference in proportion between the average length of stay with coming out of the hospital (p = 0.655).
Santa Elisabeth Hospital in Medan are expected to complete the recording of medical records which related with liver cancer such as educational level, clinical stage, and previous disease history. Expected to society to make the occurrence of liver cancer prevention through immunization with hepatitis B, do not consume alcohol and food containing aflatoxin and early detection at risk groups that can be done immediately to prevent further action.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : P. Ernawati Panjaitan
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta/ 01 Agustus 1988
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Bersaudara : 2 orang
Alamat Rumah : Jl. Pematang Siantar Simpang 3 Sibulele, Kecamatan
Balige
Riwayat Pendidikan
Tahun 1994-2000 : SD Katolik San Fransisco Balige
Tahun 2000-2003 : SLTP Budhi Dharma Balige
Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 2 Balige
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat
dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2005-2009”
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen
Epidemiologi FKM USU.
3. Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu drh. Hiswani M.Kes selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
6. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dr. Surya Dharma MPH. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
selama perkuliahan di FKM.
8. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
9. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
10.Kedua orang tuaku, D. Panjaitan dan R.Tampubolon, adikku yang
memberi dukungan baik moril maupun materil, untuk kelancaran penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-temanku (Anta, Elfrida, Metalina, Sairama, Yenni, Tuhozaro)
yang telah memberi dorongan, semangat dan doa menyelesaikan skripsi
ini.
12.Rekan-rekan peminatan Epidemiologi (Kiki, Rafiah, Bella, Enda, Tessi,
Dian, Wilma, Delvia, Marta dll.)
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa menyertai kita.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Hati ... 6
BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 24
3.2 Defenisi Operasional Variabel ... 24
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 28
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
4.2.1 Lokasi Penelitian ... 28
4.3. Populasi dan Sampel... 28
4.3.1 Populasi ... 28
4.3.2 Sampel ... 28
4.4 Metode Pengumpulan Sampel ... 29
4.5 Teknik Analisa Data ... 29
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Tahun ... 30
5.2 Sosiodemografi Penderita Kanker Hati ... 31
5.3 Keluhan Penderita Kanker Hati ... 33
5.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati ... 34
5.5 Stadium Klinis Penderita Kanker Hati ... 34
5.6 Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Hati ... 35
5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati ... 35
5.8 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati ... 36
5.9 Analisa Statistik ... 38
5.9.1 Umur Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 38
5.9.2 Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 39
5.9.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 40
5.9.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 41
5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 42
5.9.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 43
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Trend (Kecenderungan) Kunjungan Penderita Kanker Hati Berdasarkan Data Tahun 2005-2009 ... 44
6.2 Sosiodemografi Penderita Kanker Hati ... 45
6.2.1 Umur dan Jenis Kelamin ... 45
6.2.2 Suku ... 47
6.2.3 Agama ... 48
6.2.4 Pekerjaan ... 49
6.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keluhan ... 50
6.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 51
6.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 53
6.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati ... 54
6.8 Analisis Statistik ... 57
6.8.1 Umur Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 57
6.8.2 Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 58
6.8.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 59
6.8.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 60
6.8.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 62
6.8.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 63
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 64
7.2 Saran ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Tahun yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 30
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 31
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Suku yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 32
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Agama yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 32
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Pekerjaan yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………... 33
Tabel 5.6 Distribusi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keluhan yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun
2005-2009……….. 33
Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 34
Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 34
Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth
Medan Tahun 2005-2009……… 35
Tabel 5.10 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 35
Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati yang Meninggal di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……… 37
Tabel 5.13 Proporsi Umur Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 38
Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 39
Tabel 5.15 Proporsi Jenis Kelamin Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……….. 40
Tabel 5.16 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009……… 41
Tabel 5.17 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth MedanTahun 2005-2009………... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Trend (Kecenderungan) Kunjungan Penderita Kanker Hati Berdasarkan Tahun Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan…… 44
Gambar 6.2 Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 45
Gambar 6.3 Proporsi Suku Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 47
Gambar 6.4 Proporsi Agama Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 48
Gambar 6.5 Proporsi Pekerjaan Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 49
Gambar 6.6 Proporsi Keluhan Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 50
Gambar 6.7 Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009…….. 51
Gambar 6.8 Proporsi Jenis Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009…….. 52
Gambar 6.9 Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 53
Gambar 6.10 Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 55
Gambar 6.11 Proporsi Umur Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 57
Gambar 6.12 Proporsi Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 58
Gambar 6.14 Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 60
Gambar 6.15 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009………. 62
Gambar 6.16 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan
ABSTRAK
Kanker hati adalah tumor ganas yang menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi organ hati. Incidence rate (IR) kanker hati di dunia tahun 2000 yaitu 9 per 100.000 penduduk dengan CFR 96,85%. IR kanker hati di Indonesia tahun 2002 pada pria 20 per 100.000 penduduk sedangkan pada wanita IR 6 per 100.000 penduduk.
Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker hati di RS Santa Elisabeth Medan telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi dan sampel berjumlah 111 data penderita kanker hati (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif.
Trend kunjungan penderita kanker hati berdasarkan data tahun 2005-2009 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = 28,5 – 2,1x. Proporsi tertinggi penderita kanker hati pada umur 56-64 tahun 28,9%, laki-laki 68,5%, Batak 85%, Kristen Protestan 57%, petani 28%, nyeri perut kanan atas 70,3%, ada riwayat penyakit hati (hepatitis dan sirosis hati) 58%, non bedah 91%, lama rawatan rata-rata 7 hari, pulang berobat jalan 56%. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur dengan riwayat penyakit terdahulu (p=1,000). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan riwayat penyakit terdahulu (p=0,774). Pada penderita kanker hati yang meninggal, proporsi riwayat penyakit sirosis hati secara bermakna lebih tinggi daripada hepatitis (76,5% vs 23,5%; X2=9,622; p=0,008). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan riwayat penyakit terdahulu (p=0,400). Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,655).
Pihak RS Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk melengkapi pencatatan rekam medis misalnya tingkat pendidikan, stadium klinis, dan riwayat penyakit sebelumnya. Diharapkan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan terjadinya kanker hati melalui imunisasi hepatitis B, tidak mengkonsumsi alkohol dan makanan yang mengandung aflatoksin dan deteksi dini pada kelompok yang berisiko agar segera dapat dilakukan tindakan pencegahan lanjut.
ABSTRACT
Liver cancer is a malignant tumor that causes damage to the form and function of liver. Incidence rate (IR) of liver cancer in the world in 2000 is 9 per 100.000 people with CFR 96.85%.IR liver cancer in Indonesia in 2002 in men 20 per 100. 000 population while in the IR 6 women per 100.000 population.
To determine the characteristics of liver cancer patients at Santa Elisabeth Hospital in Medan has conducted research with a descriptive case series design and proceed with statistical analysis. Population and sample data 111 liver cancer patients (total sampling). Data were analyzed by descriptive.
The trend of liver cancer patient requests based on data for 2005-2009 shows a decrease with the line equation y = 28,5 – 2,1x. The highest proportion of patients with liver cancer at age 56-64 years 28.9%, male 68.5%, 86,5% Batak, Protestant 56,8%, 28% farmer, upper right abdominal pain 70, 3%, have a history of heart disease (hepatitis and cirrhosis of the liver) 58,6%, non-surgical 91%, average length of stay 7 days, discharged 55,9%. There is no significant difference in proportion between age and previous disease history (p = 1.000). There is no significant difference in proportion between the gender with a previous disease history (p = 0.774). At liver cancer patients who died, proportion history of cirrhosis of the liver disease is significantly higher than hepatitis (76.5% vs 23.5%, X2= 9.622, p = 0.008). There is no significant difference in proportion between the average length of stay with a previous disease history (p = 0.400). There was no significant difference in proportion between the average length of stay with coming out of the hospital (p = 0.655).
Santa Elisabeth Hospital in Medan are expected to complete the recording of medical records which related with liver cancer such as educational level, clinical stage, and previous disease history. Expected to society to make the occurrence of liver cancer prevention through immunization with hepatitis B, do not consume alcohol and food containing aflatoxin and early detection at risk groups that can be done immediately to prevent further action.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sedang mengalami transisi epidemiologi yaitu beban ganda
penyakit dimana pada saat penyakit menular masih banyak diderita oleh masyarakat,
di sisi lain terjadi peningkatan penyakit tidak menular (PTM). Perubahan pola
struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap
perubahan pola penduduk, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang pada akhirnya
memicu peningkatan penyakit tidak menular.1
Penyakit yang termasuk dalam PTM salah satunya adalah kanker. Kanker
merupakan masalah kesehatan di dunia yang perlu ditanggulangi karena sekitar
40,0% kejadian kanker dapat dicegah.2 Selain itu, kanker juga merupakan penyebab
paling umum kesakitan dan kematian. Setiap tahun ditemukan insiden kanker di
dunia lebih dari 10 juta kasus.3 Berdasarkan World Health Organization (WHO)
tahun 2002, insiden kanker di dunia yaitu 10,9 juta orang dengan Cause Spesific
Death Rate (CSDR) 108 per 100.000 penduduk dan tahun 2020 diperkirakan akan
meningkat menjadi 16 juta orang dengan CSDR 136 per 100.000 penduduk.4 Tahun
2002 Proportional Mortality Rate (PMR) kanker di dunia yaitu 12,5% dan tahun
2005 meningkat menjadi 13,0%.4,5
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, kanker merupakan penyebab
kematian ketujuh di Indonesia dengan proporsi 5,7% setelah stroke, TB Paru,
Indonesia tahun 2008 yaitu 4,3 per 1.000 penduduk.6 Setiap tahun Incidence rate (IR)
kanker di Indonesia yaitu 100 per 100.000 penduduk.7
Berdasarkan data Globocan (2000), proporsi kejadian kanker hati dari seluruh
kejadian kanker di dunia yaitu 5,59%.8 WHO tahun 2000 melaporkan IR kanker hati
di dunia yaitu 9 per 100.000 penduduk dengan CFR 96,85%.9 Berdasarkan data
Globocan (2002), IR kanker hati di negara-negara maju pada pria yaitu 0,44% dari
seluruh kejadian penyakit, dengan proporsi 0,99% dari seluruh kejadian kanker dan
CFR 84,09%, pada wanita IR 0,12%, dengan proporsi 0,27% dan CFR 91,66%
sedangkan di negara-negara berkembang pada pria IR 1,17%, dengan proporsi 2,63%
dan CFR 92,31%, pada wanita IR 0,94%, dengan proporsi 5,16% dan CFR 95,23%.4
Menurut data statistik kanker, tahun 2006 IR kanker hati di Amerika Serikat
yaitu 6,2 per 100.000 penduduk dengan CFR 87,52% dan meningkat pada tahun 2009
yaitu IR 7,33 per 100.000 penduduk dengan CFR 80,28%. Berdasarkan data
American Cancer Society (2002), rasio IR kanker hati pada pria : wanita, di Jerman
4,9 : 2,1 per 100.000 penduduk, di Denmark 3,4 : 2,3 per 100.000 penduduk, di
Afrika Selatan 5,8 : 2,2 per 100.000 penduduk, di Australia 3,4 : 1,5 per 100.000
penduduk.10 Di Vietnam (2002) IR kanker hati pria : wanita yaitu 25 : 8 per 100.000
penduduk dengan CFR pria : wanita yaitu 92 % : 87,5%.11
Di Indonesia, pada tahun 2002 IR kanker hati di Indonesia pada pria 20 per
100.000 penduduk dengan Sex Spesific Death Rate (SSDR) 17 per 100.000 penduduk
sedangkan pada wanita IR 6 per 100.000 penduduk dengan SSDR 5 per 100.000
penduduk.11 Berdasarkan sepuluh peringkat utama penyakit kankerdi beberapa rumah
ketiga dengan jumlah penderita kanker hati 4.177 orang (12,22%) sedangkan pada
pasien rawat jalan kanker hati berada di urutan kelima dengan jumlah penderita 1364
orang (4,55%).12
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan Puskesmas tahun 2006, dilaporkan
bahwa IR kanker hati 62 per 100.000 penduduk.13 Dan menurut pencatatan sepuluh
kasus kanker terbanyak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 1975-1999, kanker
hati berada pada urutan kedua setelah kanker leher rahim dengan jumlah penderita
3.426 orang (7,52%).14
Penelitian Marbun (2000) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
1995-1999 diperoleh jumlah penderita kanker hati 75 orang dengan jumlah penderita yang
meninggal 18 orang (24,0%).15 Menurut penelitian oleh Hutapea (2003) di Rumah
Sakit Haji Medan tahun 1997-2001 diperoleh jumlah penderita kanker hati 90 orang
dengan jumlah penderita yang meninggal 22 orang (24,44%).16
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di RS Santa Elisabeth Medan periode
2005-2009 tercatat 111 penderita kanker hati yang rawat inap yaitu 32 kasus tahun
2005, tahun 2006 terdapat 18 kasus, tahun 2007 terdapat 19 kasus, tahun 2008
terdapat 23 kasus, dan tahun 2009 terdapat 19 kasus. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita kanker hati rawat inap di RS Santa
Elisabeth Medan tahun 2005-2009.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009.
1.3.2Tujuan Khusus
a. Mengetahui trend (kecenderungan) kunjungan penderita kanker hati rawat
inap berdasarkan data tahun 2005-2009.
b. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati menurut sosio demografi
yaitu : umur, jenis kelamin, suku, agama, dan pekerjaan.
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan keluhan.
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan riwayat
penyakit terdahulu.
e. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan stadium
klinis.
f. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan
penatalaksanaan medis.
g. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker hati.
h. Mengetahui distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan keadaaan
i. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita kanker hati berdasarkan
riwayat penyakit terdahulu.
j. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita kanker hati berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
k. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin penderita kanker hati
berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.
l. Mengetahui distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita kanker
hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
m. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker hati berdasarkan riwayat
penyakit terdahulu.
n. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker hati berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai informasi dan bahan masukan bagi RS Santa Elisabeth Medan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dalam perawatan dan pengobatan bagi
penderita kanker hati.
1.4.2 Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain terutama yang berhubungan dengan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Hati 2.1.1 Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang
dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan
darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan
mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus
quadratus.17,18
Untuk mengetahui perbedaan bentuk hati normal dan tidak normal dapat
dilihat pada gambar berikut :
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : 19
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien
seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral.
b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica
mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat
racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan
nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan
ke peredaran darah tubuh.19
2.1.2 Fisiologi Hati
Fungsi utama hati yaitu : 17
a. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada
kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin
yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun
yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT).
c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi
toksin dan obat.
d. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua atau
rusak.
e. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam
2.2 Pengertian Kanker Hati
Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel baru pada suatu
organ yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan
gerakan yang berbeda dari sel asalnya serta merusak bentuk dan fungsi sel asalnya.
Kanker hati adalah pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali pada
hati sehingga merusak bentuk dan fungsi organ hati.20
Dalam keadaan normal sel hati akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel hati yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel-sel kanker akan membelah terus
sehingga terjadi penumpukan sel baru yang menimbulkan desakan dan merusak
jaringan normal pada hati. Kanker hati primer yaitu karsinoma hepatoseluler
merupakan kanker hati yang sering dijumpai dan salah satu kanker yang paling
banyak didunia. Penemuan dini kanker hati sukar dilakukan karena awalnya tidak
menimbulkan gejala. Akibatnya, sebagian besar penderita kanker hati terdeteksi
dalam stadium lanjut. 20
2.3 Patologi
Berdasarkan pengamatan secara makroskopis kanker hati terdiri atas 3 bentuk
yaitu :21
2.3.1 Tipe noduler, berbentuk multi noduler, biasanya hati membesar dengan nodul
yang bermacam-macam besar dan bentuknya dan sering disertai sirosis.
2.3.2 Tipe masif, bentuk masif yang besar pada salah satu lobus dengan hanya 1
nodul saja, tumor besar tersebut sering terdapat di lobus kanan dan pada lobus
2.3.3 Tipe difus, umumnya besar hati terdapat dalam batas normal tapi seluruhnya
terisi oleh sel-sel kanker dan kadang-kadang susah dibedakan dengan sirosis
portal.
Menurut WHO secara histologik tipe kanker hati berdasarkan struktur sel
tumor dibedakan atas trabecular (sinusoidal), pseudoglandula (asiner), compact
(padat), dan serous. 22
2.4 Epidemiologi Kanker Hati 2.4.1 Distribusi Frekuensi
a. Distribusi Frekuensi Menurut Orang
Kanker hati dapat terjadi pada semua golongan usia, tetapi jarang ditemukan
pada usia muda, kecuali di wilayah yang endemik infeksi virus hepatitis B (HBV)
serta banyak transmisi HBV secara perinatal. Umumnya dengan wilayah insiden
HBV tinggi, umur penderita kanker hati 10-20 tahun lebih muda daripada umur
penderita di wilayah yang insidennya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh infeksi
HBV sebagai salah satu penyebab kanker hati, banyak ditularkan pada masa
perinatal.22
Menurut penelitian Yang dkk. (2002) di Taiwan yang menggunakan desain
cohort, proporsi penderita kanker hati pada interval usia 40-59 tahun yaitu 55,54 %,
usia < 40 tahun yaitu 27,26%, dan usia >59 tahun yaitu 17,2 %.23 Di Indonesia kanker
hati banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun.20 Menurut penelitian Rifai A.
kejadian penyakit kanker hati adalah 47,5 tahun dengan rasio pria dengan wanita
5,7:1.24
Pada umumnya pria lebih banyak menderita kanker hati daripada wanita,
dengan perbandingan masing-masing negara yang berbeda-beda.21 Berdasarkan data
Globocan (2002), di negara-negara maju rasio penderita kanker hati pria : wanita
yaitu 3,3 : 1 sedangkan di negara-negara berkembang 2,5 : 1.4 Kejadian kanker hati
lebih tinggi pada pria, bisa disebabkan karena laki-laki lebih banyak terpajan oleh
faktor risiko kanker hati seperti virus hepatitis dan alkohol.22
b. Distribusi Frekuensi Menurut Tempat
Secara geografis di dunia terdapat tiga kelompok wilayah kanker hati yaitu
wilayah tingkat insiden rendah (kurang dari tiga kasus) ; menengah (tiga hingga
sepuluh kasus) ; dan tinggi (lebih dari sepuluh kasus per 100.000 penduduk). Tingkat
insiden tertinggi tercatat di Asia Timur dan Asia Tenggara serta di Afrika Tengah
sedangkan yang terendah di Amerika Tengah. Sekitar 80% kasus kanker hati di
dunia berada di negara berkembang seperti Asia Timur dan Asia Tenggara serta
Afrika Tengah yang juga diketahui sebagai wilayah dengan prevalensi tinggi virus
hepatitis.22
c. Distribusi Frekuensi Menurut Waktu
WHO tahun 2000 melaporkan IR kanker hati di dunia yaitu 9 per 100.000
penduduk.9 Tahun 1999 IR kanker hati pada pria : wanita di Amerika Tengah 2,06 :
1,64 per 100.000 penduduk, di Afrika Tengah 24,21 : 12,98 per 100.000 penduduk, di
Asia Timur 35,46 : 12,66 per 100.000 penduduk, dan di Asia Tenggara 18,35 : 5,7
100.000 penduduk dan di Filipina yaitu 21 per 100.000 penduduk. 26Di Indonesia
(2002) IR kanker hati pada pria : wanita yaitu 20 : 6 per 100.000 penduduk .9
2.4.2 Faktor Determinan Terjadinya Kanker Hati
a. Host
Kejadian kanker dapat menyerang semua usia dan golongan. Meskipun
demikian, risiko kanker lebih besar saat orang telah berusia lebih dari 40 tahun.27.
Berdasarkan jenis kelamin, kejadian kanker hati lebih banyak ditemukan pada pria.21
Menurut penelitian Hadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin yang menggunakan desain
case series, umur rata-rata penderita kanker hati yaitu 50,3 dan berdasarkan jenis
kelamin, tertinggi pada pria dengan proporsi 81,38% dan terendah pada wanita
dengan proporsi 18,62%.28
b. Agent
b.1 Sirosis Hati
Sirosis hati merupakan faktor risiko utama kanker hati di dunia dan
melatarbelakangi lebih dari 80% kasus kanker hati. Setiap tahun 3-5% dari pasien
sirosis hati akan menderita kanker hati, dan kanker hati merupakan salah satu
penyebab kematian pada sirosis hati.21 Pada tahun 2002, PMR sirosis hati di dunia
yaitu 1,7%.11 Waktu yang dibutuhkan dari sirosis hati untuk berkembang menjadi
kanker hati sekitar 3 tahun.20
Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor risiko terjadinya sirosis hati.
Penggunaan alkohol sebagai minuman, saat ini sangat meningkat di masyarakat.
Peminum berat alkohol (>50-70 gr/ hari dan berlangsung lama) berisiko untuk
konsumsi alkohol masih belum pasti, diperkirakan mekanismenya yaitu sel hati
mengalami fibrosis dan destruksi protein yang berkepanjangan akibat metabolisme
alkohol yang menghasilkan acetaldehyde. Fibrosis yang terjadi merangsang
pembentukan kolagen. Regenenerasi sel tetap terjadi tetapi tidak dapat mengimbangi
kerusakan sel. Penimbunan kolagen terus berlanjut, ukuran hati mengecil,
berbenjol-benjol dan mengeras sehingga terjadi sirosis hati.22
Sirosis hati dijumpai di seluruh negara, tetapi kejadiannya berbeda-beda tiap
negara, di negara Barat etiologi sirosis hati tersering diakibatkan oleh alkohol.21.
Menurut penelitian Coon dkk. (2008) di Nottingham dengan desain cohort, RR pada
peminum alkohol 2,34 untuk terkena kanker hati, RR HBV yaitu 6,41 dan RR HCV
yaitu 1,39.29 Sedangkan di Indonesia terutama diakibatkan infeksi virus hepatitis B
dan C. Virus hepatitis B menyebabkan sirosis hati sebesar 40-50%, virus hepatitis C
sebesar 30-40% dan 10-20% penyebabnya tidak diketahui.22
Menurut penelitian Rasyid (2006) di Medan dengan menggunakan desain
case series, pada 483 penderita kanker hati ditemukan 232 orang (63%) menderita
sirosis hati, 91 orang hepatitis B (25%) dan 44 orang (12%) hepatitis C, dengan
jumlah seluruhnya 367 orang (76%). Sedangkan 116 orang lagi (24%) tidak
berhubungan sama sekali dengan sirosis hati, hepatitis B ataupun hepatitis C.30 Dari
hasil penelitian Nurhasni (2007) di RS Haji Medan dengan desain case series pada
164 penderita sirosis hati, 35 orang (21,3%) sudah mengalami komplikasi kanker
b.2 Hepatitis B dan C
Hubungan antara infeksi HBV dan HCV dengan timbulnya kanker hati
terbukti. Sebagian besar wilayah yang hiperendemik HBV menunjukkan angka
kejadian kanker hati yang tinggi.22 Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia,
tahun 2003 IR hepatitis B di Indonesia yaitu 14 per 100.000 penduduk. Dan tahun
2005 di Sumatera Utara PR hepatitis B yaitu 52 per 100.000 penduduk.12 Pada tahun
2008, PR hepatitis C di Indonesia 3 per 100.000 penduduk, dengan PR tertinggi di
provinsi DKI Jakarta yaitu 31 per 100.000 penduduk.32
Berdasarkan penelitian Greten dkk. (2005) di Jerman pada 389 penderita
kanker hati tahun 1998-2003, penderita pria yaitu 309 orang (79,43%) dan wanita
yaitu 80 orang (20,57%). Penderita dengan riwayat penyakit sebelumnya hepatitis B
yaitu 57 orang (14,6%), hepatitis C yaitu 78 orang (20,05%), hepatitis B dan C yaitu
7 orang, hemokromatosis yaitu 17 orang (4,37%), dan sisanya tidak berhubungan
dengan riwayat penyakit sebelumnya.33 Menurut penelitian Nouso dkk. (2008) di
Jepang dengan desain cohort, RR penderita hepatitis C untuk terkena kanker hati 0,96
sedangkan RR penderita hepatitis B adalah 1,1.34
Karsinogenisitas HBV dan HCV pada hati terjadi melalui proses inisiasi,
promosi, dan progresi. Inisiasi diawali dengan integrasi virus hepatitis ke dalam
hepatosit yang menimbulkan kelainan kromosom sehingga mengubah sifat-sifat asli
hati dan menghambat aktifitas sel penekan tumor. Virus hepatitis terintegrasi meluas
ke sel hati karena sudah kebal terhadap respon imunitas. Pada tahap promosi terjadi
regenerasi berulang kali. Pada tahap progresi sel-sel telah mengalami transformasi
keganasan dan mengalami replikasi lebih lanjut.35
b.3 Aflatoksin
Aflatoksin B1 adalah zat racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus
flavus, sering ditemukan pada jenis polong-polongan yang sudah menghitam dan
mengeriput serta produk olahannya yang kadaluarsa seperti kacang tanah, kacang
kedelai, keju dll. Aflatoksin terbentuk dalam makanan yang disimpan berbulan-bulan
di lingkungan panas dan lembab. Mekanisme karsinogenisitas aflatoksin sehingga
dapat meningkatkan kejadian kanker hati yaitu dengan menghasilkan mutasi-mutasi
gen, di mana mutasi gen tersebut bekerja menggangu fungsi penekan tumor.36
Menurut penelitian Gameell dkk. (2009) di Mesir dengan menggunakan desain
penelitian case control, terdapat korelasi positif antara kejadian kanker hati dengan
kadar aflatoksin dalam tubuh (p<0,01) yaitu terjadi peningkatan kadar aflatoksin pada
penderita kanker hati.37
b.4 Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah kelainan genetik yang diturunkan yaitu
kecenderungan untuk menyerap jumlah besi yang berlebihan dari makanan di mana
unsur-unsur beracun tersebut akan terakumulasi dalam hati sehingga menyebabkan
kerusakan hati termasuk kanker hati.38 Kanker hati akan berkembang sampai dengan
30% dari pasien-pasien dengan hemokromatis keturunan. Pasien yang mempunyai
risiko yang paling besar adalah hemokromatosis yang disertai dengan sirosis hati.
Pengangkatan efektif kelebihan besi (perawatan hemokromatosis) tidak akan
c. Environment
Lingkungan fisik di Indonesia yang berada pada iklim tropis, ideal untuk
suhu pertumbuhan jamur Aspergillus flavus penghasil aflatoksin yaitu tumbuh di
tempat yang lembab dan panas.39 Selain itu, lingkungan psikologis secara tidak
langsung juga memberikan andil dalam perkembangan penyakit kanker misalnya
adanya stress, tekanan dan konflik dapat menimbulkan kecemasan, insomnia, dan
tidak nafsu makan yang pada akhirnya akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
penyakit mudah menyerang.27
2.5 Gambaran klinis
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita, berikut
gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu : 26
2.5.1 Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak
nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat tumpul
atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa terbebat
kencang karena pertumbuhan tumor yang cepat.
2.5.2 Massa abdomen atas : pemeriksaan fisik menemukan splenomegali
Kanker hati lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas,
pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa
nodul.
2.5.3 Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan fungsi
2.5.4 Anoreksia : timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran
gastrointestinal.
2.5.5 Letih, mengurus : dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan
berkurangnya masukan makanan.
2.5.6 Demam : timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit tumor,
umumnya tidak disertai menggigil.
2.5.7 Icterus : tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah stadium
lanjut, juga karena sumbat kanker di saluran empedu atau tumor mendesak
saluran hingga timbul icterus.
2.5.8 Ascites juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut
membuncit sering disertai odeme di kedua tungkai.
2.5.9 Lainnya : selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu
belakang, kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali,
venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul metastase
paru, tulang, dan organ lain.
2.6 Klasifikasi
Menurut sumber penyebab, Sherlock mengklasifikasikan kanker hati yaitu :22
2.6.1 Karsinoma hepatoseluler : merupakan tumor ganas yang berasal dari
hepatosit. Dari semua tumor ganas yang pernah didiagnosis, 85% merupakan
karsinoma hepatoseluler.
2.6.2 Kholangiokarsinoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel saluran
2.6.3 Sarkoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat hati.
2.6.4 Hemangioblastoma : merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan
pembuluh darah.
2.7 Stadium Klinis
Tingkat penyakit (stadium) kanker hati terdiri dari :22
2.7.1 Stadium I
Satu fokal tumor berdiameter ≤ 3 cm yang terbatas hanya pada salah satu
segmen.
2.7.2 Stadium II
Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm, tumor terbatas pada segmen I atau
multifokal tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
2.7.3 Stadium III
Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segmen IV) atau ke lobus kanan
segmen V dan VIII atau tumor dengan invasi periferal ke sistem pembuluh
darah atau pembuluh empedu tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau
lobus kiri hati.
2.7.4 Stadium IV
Multifokal tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati atau invasi
tumor ke dalam pembuluh darah hati ataupun pembuluh empedu atau invasi
tumor ke pembuluh darah di luar hati seperti pembuluh darah vena limpa
2.8 Pencegahan
2.8.1 Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah pencegahan yang dilakukan terhadap orang
yang belum terpapar faktor risiko. Pencegahan yang dilakukan antara lain :1,27
a. Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan
dengan gizi seimbang.
b. Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan
pengawet/ pewarna.
c. Konsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat
antioksidan, peningkat daya tahan tubuh.
2.8.2 Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan terhadap orang
yang sudah terpapar faktor risiko agar tidak sakit. Pencegahan primer yang dilakukan
antara lain dengan :20,27,30
a. Memberikan imunisasi hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir sehingga
pada generasi berikutnya virus hepatitis B dapat dibasmi.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis
(faktor-faktor risiko kanker hati) sehingga kejadian kanker hati dapat dicegah melalui
perilaku hidup sehat.
c. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol karena
d. Menghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena berisiko
mengandung jamur Aspergillus flavus yang dapat menjadi faktor risiko
terjadinya kanker hati.
e. Membatasi konsumsi sumber radikal bebas agar dapat menekan
perkembangan sel kanker dan meningkatkan konsumsi antioksidan sebagai
pelawan kanker sekaligus mangandung zat gizi pemacu kekebalan tubuh.
2.8.3 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang yang
sudah sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit melalui
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.1
a. Diagnosis
Melakukan pemeriksaan berkala bagi kelompok risiko tinggi seperti pengidap
virus Hepatitis B dan C, dokter, promiskus, dan bagi orang yang mempunyai anggota
keluarga penderita kanker hati. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali pada
penderita sirosis hati dengan HBsAg positif dan pada penderita hepatitis kronis
dengan HBsAg negatif atau penderita penyakit hati kronis atau dengan sirosis dengan
HBsAg negatif pernah mendapat transfusi atau hemodialisa diperiksa 6 bulan
sekali.21
Diagnosis dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. 21,40
a.1 Anamnesis
Sebagian besar penderita yang datang berobat sudah dalam fase lanjut dengan
kadang-kadang terasa hebat apabila bergerak. Di samping keluhan nyeri perut ada pula
keluhan seperti benjolan di perut kanan atas tanpa atau dengan nyeri, perut
membuncit karena adanya asites. Dan keluhan yang paling umum yaitu merasa badan
semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas kenyang.40
a.2 Pemeriksaan fisik
Bila pada palpasi abdomen teraba hati membesar, keras yang berbenjol-benjol,
tepi tumpul lebih diperkuat, bila pada auskultasi terdengar bising pembuluh darah
maka dapat diduga sebagai kanker hati.40
a.3 Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
Alfa-fetoprotein (AFP) yaitu protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal.
Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP meningkat pada
60%-70% pada penderita kanker hati.23 Selain itu, dapat juga dilakukan
pemeriksaan HBsAg karena pada penderita penyakit hati seperti kanker hati
ditemuka n HBsAg.21
2. Ultrasonografi (USG) Abdomen
Dengan USG, hati yang normal tampak warna keabu-abuan dan tekstur
merata. Bila ada kanker akan terlihat jelas berupa benjolan berwarna kehitaman,
atau berwarna putih campur kehitaman dan jumlahnya bervariasi pada tiap
pasien, benjolan dapat terdeteksi dengan diameter 2-3 cm Untuk meminimalkan
kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien sirosis hati dianjurkan pemeriksaan
3. Computed Tomography Scanning (CT Scann)
CT Scann adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan prinsip
daya tembus sinar-X digunakan untuk mendeteksi ukuran, jumlah tumor, lokasi
dan sifat kanker hati dengan tepat.22 Pemeriksaan dengan CT scann letak kanker
dengan jaringan tubuh sekitarnya terlihat jelas, dan kanker yang paling kecil
pun sudah dapat terdeteksi.41
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan gelombang
magnet (nonradiasi). Pemeriksaan dengan MRI dilakukan bila ada gambaran CT
scann yang masih meragukan atau pada penderita ada risiko bahaya radiasi
sinar-X. MRI dapat menampilkan dan membuat peta pembuluh darah kanker
hati serta menampilkan saluran empedu dalam hati, memperlihatkan struktur
internal jaringan hati dan kanker hati.41
b. Pengobatan
Pemilihan pengobatan kanker hati ini sangat tergantung pada hasil
pemeriksaan radiologi. Sebelum ditentukan pilihan pengobatan hendaklah dipastikan
besarnya ukuran kanker, spesifik lokasi kanker, lesi kanker serta ada tidaknya
penyebaran ke tempat lain.30
Berikut pengobatan yang dilakukan pada penderita kanker hati yaitu :
b.1 Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian anti tumor pada penderita kanker untuk
memperpanjang umur. Dilakukan dengan memberikan obat anti kanker ke
hati. Obat tersebut akan mengecilkan tumor. Obat kemoterapi yang banyak
digunakan adalah 5 Fluorourasil dan Adriamisin.21
b.2 Pembedahan
Pembedahan hati pada stadium dini penyakit merupakan pengobatan
yang paling baik dan paling bisa diharapkan memberikan penyembuhan
Pembedahan hanya dapat dilakukan bila tumor pada hati hanya 1 lobus saja
serta tidak terdapat tanda-tanda sirosis hati, karena pembedahan penderita
kanker hati yang disertai sirosis hati akan menimbulkan risiko yang tinggi
dalam pembedahan.21
b.3 Radiasi
Radiasi tidak banyak peranannya dalam pengobatan kanker hati. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya keganasan yang mengenai hati bersifat relatif
resisten terhadap pengobatan radiasi dan sel hati yang normal peka terhadap
radiasi.39
b.4 Embolisasi
Pengobatan kanker dengan cara memasukkan kateter ke dalam arteri
hati lalu menyuntikkan potongan-potongan kecil berupa gel foam. Embolisasi
merupakan salah satu pengobatan penderita kanker hati yang tidak bisa lagi
dibedah. Hanya saja, jika tidak berhasil malah dapat semakin memperburuk
b.5 Transplantasi Hati
Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang
lain ke dalam tubuh seseorang. Bila kanker hati ditemukan pada pasien yang
sudah ada sirosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau
sudah hampir seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang
masuk ke vena porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari
transplantasi hati. 41
c. Prognosis
Pada umumnya prognosis kanker hati adalah jelek. Tanpa pengobatan terjadi
kematian rata-rata sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan pengobatan
hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut penelitian Hadi
penderita kanker hati yang ditemukan pada stadium dini, masa hidup penderita dapat
lebih dari 6 tahun. Manifestasi terakhir sebelum kematian dapat berupa koma
hepatikum, perdarahan masif berupa hematemesis dan melena, syok yang didahului
oleh perasaan nyeri yang hebat di daerah hati. Nyeri yang hebat tersebut bisa
disebabkan oleh pecahnya tumor.21
2.8.4 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu berupa perawatan terhadap
penderita kanker hati melalui pengaturan pola makan, pemberian suplemen
pendukung penyembuhan kanker, dan cara hidup sehat agar dapat mencegah
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Kanker Hati 1. Trend tahun
2. Sosio demografi Umur
Jenis kelamin Suku
Agama Pekerjaan
3. Keluhan
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
5. Penatalaksanaan Medis
6. Lama Rawatan Rata-rata
7. Keadaan Sewaktu Pulang
3.2 Defenisi Operasional Variabel
Sesuai dengan masalah, tujuan, dan model penelitian maka defenisi
operasionalnya adalah sebagai berikut :
3.2.1 Penderita kanker hati adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker hati
berdasarkan diagnosa dokter yang tercatat pada kartu status di RS Santa
3.2.2 Sosio demografi dibedakan atas :
1. Umur adalah usia penderita kanker hati seperti yang tercatat di kartu
status yang dikategorikan menurut rumus Sturges yaitu :
1. 20-28 tahun 2. 29-37 tahun 3. 38-46 tahun 4. 47-55 tahun 5. 56-64 tahun 6. 65-73 tahun 7. 74-82 tahun 8. 83-91 tahun
Untuk analisa statistik dikategorikan menjadi :
1. ≤ 40 tahun 2. > 40 tahun
2. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker hati seperti yang
tercatat di kartu status yang dikategorikan menjadi :
1. Laki-laki 2. Perempuan
3. Suku adalah suku atau etnis penderita kanker hati seperti yang tercatat di
kartu status yang dikategorikan menjadi :
4. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh penderita
kanker hati seperti yang tercatat di kartu status yang dikategorikan
menjadi:
1. Islam
2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu
5. Budha
5. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita kanker hati
sehari-hari seperti yang tercatat di kartu status yang dikategorikan
menjadi :
1. PNS/TNI/POLRI
2. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3. Wiraswasta
4. Petani
5. Ibu Rumah Tangga
6. Karyawan/Pegawai swasta 7. Dan lain-lain
3.2.3 Keluhan adalah gejala yang dialami penderita kanker sehingga berobat ke
rumah sakit seperti yang tercatat di kartu status yang dikategorikan menjadi :
1. Nyeri perut kanan atas
2. Icterus
3. Perut membesar 4. Tungkai kaki bengkak
3.2.4 Riwayat penyakit terdahulu adalah keterangan mengenai ada tidaknya
penyakit yang berhubungan dengan kanker hati yang diderita pasien sebelum
menderita kanker hati sesuai dengan yang tercatat pada kartu status
dikategorikan menjadi :
3. Dan lain-lain
Untuk analisa statistik dikategorikan menjadi :
1. Hepatitis 2. Sirosis hati
3.2.5 Penatalaksanaan medis yang diberikan adalah tindakan medis yang dilakukan
terhadap penderita kanker hati untuk menyelamatkan jiwa penderita kanker
hati seperti yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan menjadi :
1. Bedah 2. Non bedah
3.2.6 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani
perawatan di rumah sakit dihitung rata-ratanya dari tanggal mulai dirawat
sampai keluar seperti yang terdapat di kartu status.
3.2.7 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada waktu pulang seperti
yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan menjadi :
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
case series.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Santa Elisabeth Medan dengan pertimbangan
bahwa di rumah sakit tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang kanker hati
pada tahun 2005-2009 serta memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Januari sampai Juni 2010.
4.3 Populasi dan Sampel 4..3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita penyakit kanker
hati yang rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 yaitu 111
penderita.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah seluruh data penderita kanker hati rawat inap di RS Santa
4.4 Metode Pengumpulan Sampel
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status
penderita kanker hati yang rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan, dan dicatat
sesuai dengan variabel yang dibutuhkan.
4.5 Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpul, dicatat, diolah dengan menggunakan komputer
program SPSS. Data univariat dianalisa secara deskriptif dan data biavariat dianalisa
dengan uji Chi-square, t-test dan uji Anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Tahun
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Tahun yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No. Tahun f Proporsi (%)
1 2005 32 28,9
2 2006 18 16,2
3 2007 19 17,1
4 2008 23 20,7
5 2009 19 17,1
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terdapat 32
penderita kanker hati (28,9%), tahun 2006 terdapat 18 penderita kanker hati (16,2%),
tahun 2007 terdapat 19 penderita kanker hati (17,1%), tahun 2008 terdapat 23
penderita kanker hati (20,7%), dan tahun 2009 terdapat 19 penderita kanker hati
(17,1%).
Berdasarkan metode kuadrat kecil (least squared) terjadi penurunan menurut
garis linier persamaan Y = 28,5 – 2,1x. Penurunan dari tahun 2005-2009 sebesar
5.2 Sosiodemografi Penderita Kanker Hati 5.2.1 Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No .
Umur (tahun)
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
f % f % f %
1 20-28 1 0,9 1 0,9 2 1,8
2 29-37 3 2,7 1 0,9 4 3,6
3 38-46 11 9,9 5 4,5 16 14,4
4 47-55 15 13,5 6 5,4 21 18,9
5 56-64 23 20,7 9 8,2 32 28,9
6 65-73 12 10,8 8 7,2 20 18,0
7 74-82 10 9,0 3 2,7 13 11,7
8 83-91 1 0,9 2 1,8 3 2,7
Total 76 68,5 35 31,5 111 100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat, proporsi tertinggi penderita kanker hati
berdasarkan umur adalah kelompok umur 56-64 tahun yaitu 32 orang (28,9%) dan
5.2.2 Suku
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan suku dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Suku yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Suku f %
1 Batak 96 86,5
2 Jawa 9 8,1
3 Aceh 3 2,7
4 China 2 1.8
5 Menado 1 0,9
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah suku Batak yaitu 96 orang (86,5%) sedangkan proporsi terendah adalah
Menado 1 orang (0,9%).
5.2.3 Agama
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Agama yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Agama f %
1 Islam 21 18,9
2 Kristen Protestan 63 56,8
3 Kristen Katolik 25 22,5
4 Budha 2 1,8
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah beragama Kristen Protestan yaitu 63 orang (56,8%) sedangkan proporsi
5.2.4 Pekerjaan
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan suku dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Pekerjaan yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah petani yaitu 31 orang (28,0%) dan proporsi terendah adalah karyawan/pegawai
swasta 7 orang (6,3%).
5.3 Keluhan Penderita Kanker Hati
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keluhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.6 Distribusi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keluhan yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Keluhan (n = 111) f %
1 Nyeri perut kanan atas 78 70,3
2 Icterus 50 45,1
3 Perut membesar 62 55,9
4 Tungkai kaki bengkak 23 20,7
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah keluhan nyeri perut kanan atas yaitu 78 orang (70,3%) sedangkan proporsi
5.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Kanker Hati
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Riwayat penyakit terdahulu f %
1 Ada 65 58,6
2 Tidak ada 37 33,3
3 Dan lain-lain 9 8,1
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat, proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah ada riwayat penyakit terdahulu yaitu 65 orang (58,5%), sedangkan proporsi
terendah tidak mempunyai riwayat penyakit yaitu 37 orang (33,3%).
Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit Terdahulu yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Ada riwayat penyakit f %
1 Hepatitis 36 55,4
2 Sirosis hati 29 44,6
Total 65 100
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat, proporsi tertinggi penderita kanker hati
adalah mempunyai riwayat penyakit hepatitis yaitu 36 orang (55,4%).
5.5 Stadium Klinis Penderita Kanker Hati
Distribusi proporsi penderita kanker hati berdasarkan stadium klinis tidak
dapat disajikan karena pencatatan tentang stadium klinis penyakit kanker hati tidak
5.6 Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Hati
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Penatalaksanaan medis f %
1 Bedah 10 9,0
2 Non bedah 101 91,0
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat proporsi penatalaksanaan medis tertinggi
adalah non bedah yaitu 101 orang (91%).
5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati
Lama rawatan rata-rata penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Hati yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Lama rawatan (hari)
Mean 7,07
Standard Deviation 4,948
95% CI 6,14-8,00
Coefficient of Variation 69,99%
Minimum 1
Maksimum 23
Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat lama rawatan rata-rata penderita kanker
hati rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 adalah 7,07 hari,
menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker hati bervariasi dengan
lama rawatan paling singkat 1 hari dan lama rawatan paling lama 23 hari.
5.8 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Hati
Distribusi proporsi penderita kanker hati rawat inap di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Keadaan sewaktu pulang f %
1 Pulang berobat jalan 62 55,9
2 Pulang atas permintaan sendiri 27 24,3
3 Meninggal 22 19,8
Total 111 100
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat karakteristik penderita kanker hati rawat
inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan keadaan sewaktu
pulang, proporsi tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 62 orang (55,9%),
Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Hati yang Meninggal di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
No Karakteristik f % Nyeri perut kanan atas
Icterus
Perut membesar Tungkai kaki bengkak
17 4 Riwayat penyakit
Hepatitis
5 Penatalaksanaan medis
Non Bedah 22 100
Total 22 100
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat karakteristik penderita kanker hati yang
meninggal, berdasarkan umur proporsi tertinggi pada kelompok umur >40 tahun yaitu
21 orang (95,5%), berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi pada laki-laki yaitu 15
orang (68,2%), berdasarkan keluhan proporsi tertinggi dengan keluhan perut
membesar yaitu 18 orang (81,8%), berdasarkan riwayat penyakit proporsi tertinggi
pada sirosis hati yaitu 13 orang (59,1%), dan berdasarkan penatalaksaan medis semua