• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DI KABUPATEN SAMOSIR

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil)

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ANDREAS MARTI OSCAR HUTAURUK

Disusun oleh :

060903051

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas berkat dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir”.

Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bukan merupakan hal yang baru,

namun diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir dan dapat menjadi pedoman

dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi

ini, untuk itu berbagai saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi

ini. Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala hormat dan

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Badarrudin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara FISIP USU.

3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu

(3)

4. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku dosen pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Dosen Wali yang

telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada Penulis selama duduk

di bangku kuliah.

6. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu

pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu di

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega dan kak Dian yang telah

mempermudah Penulis di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi

selama Penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada Bapak Drs. Kamar Siboro selaku Kepala Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Samosir yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Terima kasih kepada seluruh pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kabupaten Samosir yang telah meluangkan waktunya untuk membantu

(4)

10. Buat kedua orang tua yang ku cinta karena-Nya. Mamaku Yun Yusaniar

yang tanpa lelah mendoakan ku di setiap sujudnya. Bapakku Barita Hutauruk

yang berjuang sepenuh hati bekerja demi kehidupan anaknya. Terima kasih

juga kepada kedua orang tua ku yang telah membesarkan dan mendidik saya

serta memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak ternilai

harganya dengan apapun, maafkan aku yang selama ini menyusahkan kalian,

mudah-mudahan ini dapat memberikan suatu kebanggaan dalam diri kedua

orang tuaku, terimakasih juga telah menyadarkan aku terhadap pentingnya

keluarga, ternyata keluargalah yang nomor satu dari apapun.

11. Untuk abangku Samuel Parlindungan Hutauruk dan kakakku Ester Ersalinda

Hutauruk, Ruth Rohani Hutauruk, dan Lydia Arina Hutauruk terima kasih

atas segalanya yang kalian berikan kepadaku selama ini. Wisuda ini bukan

hanya untuk ku, tapi untuk kalian juga.

12. Untuk sahabat ku Martha Septianita Ritonga, A.Md dan dr. Fran Seman

Perangin-angin, sayangku sekarang aku udah wisuda. Sekarang kita semua

udah bisa bilang selamat datang di dunia orang sukses. Aku sayang kalian

beibh.. ”You are the best in my life”

13. Buat temen-temen ku sejak dalam kandungan, Hanna, Afrina, Juwita, Glow,

Anggi, Gibonk, woi aku yang pertama loo.. dewa..

14. Buat semua temen-temen yang udah mendahului aku. Dwi Isabella Milala,

Martalena Sibarani, Sonasa Insafan Gulo, Dedy Rolanda Limbong, Yovita

Sri Mulyani, Effry Pranata Saragih. (Gak enak la klen woi, masa klen dluan

(5)

15. Teman-teman kelompok magangku Diah Winarsih, Wenny Wisda Ningsih

Tarigan, Paramitha F. Lubis, Seridawati, Ulfa Saniah dan Ulfa Maulida.

Makasih banyak ya woy.. kalian bener-bener wanita yang handal..

16. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Administrasi Negara stambuk

2006, terutama buat Fadly Amshor (semangat kali kau ngerjain skripsi itu

genk..), Noach Cabrine (cepat nyusul ya wak..), Tantri Batara Simarmata

(gmna tan?), Roy Liston Tambunan dan semuanya. Makasih buat cerita

terindah selama penulis duduk di bangku kuliah, keep contact ya…

17. Untuk seniorku di AN tercinta, Putri Christina (senior yang merangkap jadi

sepupu), Juvin F. Purba, Santi Khalista, Wana Arwina, Rifatul Mahmudah,

Boy Rinaldi. Makasih ya kak-bang untuk semua termasuk buku-bukunya.

18. Untuk semua juniorku, Gratia Tomi, Sunarto Sitinjak, Yuni Karina, Leo,

John Hendrick, Herdiman Girsang dan smua yang gak bisa aku sebutin satu

persatu.

Terima kasih untuk semuanya.

Medan, September 2010

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……….……. v

DAFTAR TABEL ………..………. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….…. viii

ABSTRAKSI ………. ix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

I.1. Latar Belakang ……….. 1

I.2. Perumusan Masalah ……….. 5

I.3. Tujuan Penelitian ……….. 6

I.4. Manfaat Penelitian ……… 6

I.5. Kerangka Teori ……….… 7

I.5.1 Kebijakan Publik ………. 7

I.5.2. Implementasi Kebijakan ……….. 12

I.5.2.1. Pengertian Implementasi ……….. 12

I.5.2.2. Kinerja Implementasi ……….. 16

I.5.3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) ……….. 17

I.5.3.1. Pengertian SIAK ……….. 17

I.5.3.2. Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan ……….. 19

I.5.3.3. Manfaat SIAK ………. 19

I.5.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi SIAK ……….. 20

I.6 Defenisi Konsep ………... 21

I.7 Defenisi Operasional ……… 22

1.8 Sistematika Penulisan ……….. 23

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ………... 25

II.1. Bentuk Penelitian ………... 25

II.2. Lokasi Penelitian ……….... 25

II.3. Informan Penelitian ……….... 25

II.4. Teknik Pengumpulan Data ………. 26

II. 5. Teknik Analisa Data ………. 27

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ……… 29

III.1 Gambaran Umum Wilayah ……… 29

III.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir ………..…… 29

III.1.2 Kondisi Geografis Wilayah ……… 31

III.2 Kependudukan ………... 31

III.3 Visi dan Misi Kabupaten Samosir ………. 33

III.3.1 Visi ……….. 33

III.3.2 Misi ………. 34

(7)

III.4.1 Pariwisata ……… 35

III.5 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ……….. 36

III.5.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ……….. 36

III.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi ……… 37

III.5.3 Kondisi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ……… 39

III.5.4 Struktur Organisasi Dinas ………... 40

BAB IV PENYAJIAN DATA ………. 43

IV.1 Identitas Responden ………..… 43

IV.2 Hasil Wawancara ……….. 44

1. Standart dan Sasaran Kebijakan ………. 46

2. Sumber Daya ………. 49

3. Komunikasi ………... 52

4. Karakteristik Agen Pelaksana ………... 54

5. Sikap Masyarakat ……….. 56

BAB V ANALISIS DATA ………..… 58

V. 1 Standar dan Sasaran Kebijakan ……….… 58

V.2 Sumber Daya ……….. 61

V.3 Komunikasi ……….… 62

V.4 Karakteristik Agen Pelaksana ………. 64

V.5 Sikap Masyarakat ……… 65

BAB VI PENUTUP ……….. 67

VI.1. Kesimpulan ……… .. 67

VI.2. Saran ………. 69

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III. 1. Luas Daratan Menurut Kecamatan 31

III. 2. Jumlah Penduduk 32

III. 3 Daftar Struktur Organisasi Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil 40

IV.1 Identitas Responden 43

IV. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 44

IV. 3 Dana Anggaran Dinas Kependudukan dan Catatan

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Syarat Pengajuan Judul Skripsi

2. Permohonan Judul Skripsi

3. Penunjukan Dosen Pembimbing

4. Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

5. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

6. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

7. Surat Penelitian dari FISIP USU

8. Surat Rekomendasi/izin Penelitian dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Samosir

9. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Samosir

10.Indikator Kinerja Kunci

11.Standart Pelayanan Minimum (SPM) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

(10)

ABSTRAKSI

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Di Kabupaten Samosir

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) Nama : Andreas Marti Oscar Hutauruk

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti dimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Samosir yang telah mengalami otonomi daerah dan mengurus sendiri mengenai tatapemerintahannya juga telah menerapkan sistem ini dalam mengatur administrasi kependudukannya. Ini terlihat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 2 Tahun 2009 tentang pelaksanaan SIAK. Dengan adanya sistem ini diharapkan akan terlihat mengenai keadaan kependudukan yang sebenarnya dan diharapkan pula dengan adanya data kependudukan dapat membantu program pemerintah lainnya guna melanjutkan pembangunan ke arah yang lebih baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir, informan utama yaitu Kepala Bidang Pencatatan Sipil, Kepala Bidang Informasi Kependudukan dan Kepala Bidang Kebijakan dan Pendaftaran Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah Kasi pencatatan Perkawinanan, Perceraian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak, Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian, serta Kasubbag Umum dan Perlengkapan.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kepada masyarakat terlaksana secara baik yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah dapat dikatakan baik, walaupun perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik lagi

(11)

ABSTRAKSI

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Di Kabupaten Samosir

(Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) Nama : Andreas Marti Oscar Hutauruk

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti dimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Samosir yang telah mengalami otonomi daerah dan mengurus sendiri mengenai tatapemerintahannya juga telah menerapkan sistem ini dalam mengatur administrasi kependudukannya. Ini terlihat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 2 Tahun 2009 tentang pelaksanaan SIAK. Dengan adanya sistem ini diharapkan akan terlihat mengenai keadaan kependudukan yang sebenarnya dan diharapkan pula dengan adanya data kependudukan dapat membantu program pemerintah lainnya guna melanjutkan pembangunan ke arah yang lebih baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir, informan utama yaitu Kepala Bidang Pencatatan Sipil, Kepala Bidang Informasi Kependudukan dan Kepala Bidang Kebijakan dan Pendaftaran Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah Kasi pencatatan Perkawinanan, Perceraian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak, Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian, serta Kasubbag Umum dan Perlengkapan.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kepada masyarakat terlaksana secara baik yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah dapat dikatakan baik, walaupun perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik lagi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya

sangat besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang

tidak merata. Berbagai masalah yang merupakan akibat dari persebaran penduduk yang

tidak merata kerap kali muncul dan mendesak pemerintah untuk dapat sesegera

mungkin bertindak untuk mengambil sebuah kebijakan.

Disamping itu, faktor pertumbuhan penduduk yang besar dengan persebaran

tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan

yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang pesat

dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas SDM yang tinggi

mengakibatkan muculnya berbagai permasalahan-permasalahan kependudukan yang

antara lain adalah : kemiskinan, kesehatan, pengangguran.

Menyikapi berbagai permasalahan itu pemerintah berusaha memperoleh data

tentang kependudukan di Indonesia yang akurat untuk mampu membuat pemetaan yang

tepat guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat lokal dan nasional.

Data tersebut diperlukan untuk mampu membuat sebuah program dalam rangka:

pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk, pemerataan persebaran penduduk.

(http://www.crayonpedia.org/mw)

Tetapi hingga saat ini perolehan data kependudukan di Indonesia masih sangat

tergantung pada hasil sensus dan survei atau data administrasi yang diperoleh secara

(13)

identifikasi calon pemilih pemilu, penyaluran dana jaringan pengaman sosial, bantuan

untuk penduduk miskin, beasiswa untuk wajib belajar dan kegiatan perencanaan

pembangunan dirasakan masih belum akurat karena tidak diperoleh dengan cara

registrasi. Atas dasar pertimbangan tersebut maka diperlukan petunjuk pencatatan dan

pemutakhiran biodata penduduk.

Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah

kota/kabupaten, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung

tombak pendaftaran penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai

warga negara Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang administrasi kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan

benar dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa dapat pelayanan yang

memuaskan.

Sebagai salah satu langkah untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai

pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan berbagai standar yang diperlukan maka

pemerintah mulai membuat sebuah kebijakan dengan mengadakan program yang dahulu

dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) yang dibuat

sekitar tahun 1996. SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang diterapkan di daerah

kabupaten/kota, dan ditujukan untuk menangani status kependudukan dengan segala

perubahannya. SIMDUK itu sendiri merupakan suatu aplikasi untuk mengelola data

kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk

(KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan Demografi Penduduk. Aplikasinya dapat

digunakan untuk mengelola data kependudukan pada kecamatan atau kelurahan yang

lokasinya terpisah, akan tetapi karena didasarkan pada basis internet maka dapat

dikumpulkan di satu titik yaitu Internet Data Center.

(14)

Pada pelaksanaannya di lapangan ternyata didapati berbagai kelemahan

SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk mengelola data kependudukan. Dimana masih

banyak terdapat pemalsuan identitas karena disebabkan kurang detailnya data-data

mengenai penduduk. Seperti yang terdapat di ibukota Jakarta, ditemukannya berbagai

identitas ganda dengan nomor identitas yang berbeda pula.

Berdasarkan berbagai evaluasi terhadap kebijakan SIMDUK ini pemerintah

merasa perlu menggantinya dengan sebuah kebijakan yang baru. Kebijakan baru itu

tentunya juga lebih menjawab segala kebutuhan yang diperlukan untuk melengkapi data

kependudukan. Untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai pendaftaran

kependudukan yang sesuai dengan berbagai standar yang diperlukan maka pemerintah

merumuskan sebuah kebijakan baru yaitu Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK). SIAK merupakan suatu sistem informasi berbasis web yang disusun

berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata

sistem administrasi dibidang kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dan

juga membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas

Kependudukan didalam menyelenggarakan layanan kependudukan.

SIAK bisa menjadi solusi dari masalah kependudukan yang ada. Dengan adanya

pengelolaan data secara online maka kelemahan-kelemahan pengolahan data secara

konvensional dapat ditekan. SIAK sendiri memberikan banyak manfaat antara lain, hasil

perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut dapat digunakan sebagai bahan

perumusan dan penyempurnaan kebijakan, strategi dan program bagi penyelenggaraan

dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk,

serta kepentingan pembangunan lainnya.

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari

(15)

pembangunan. Penyelenggaraan administrasi kependudukan diarahkan pada pemenuhan

hak asasi setiap orang di bidang pelayanan administrasi kependudukan, pemenuhan data

statistik kependudukan secara nasional, regional, dan lokal serta dukungan terhadap

pembangunan sistem administrasi kependudukan guna meningkatkan pemberian

pelayanan publik tanpa diskriminasi.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 pasal 13 tentang Nomor

Induk Kependudukan maka pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan abru yang

tertuang dalam PP Nomor 37 Tahun 2007 yang memuat tentang pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006. Di Kabupaten Samosir sendiri program ini

dilaksanakan berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2009. Samosir merupakan salah satu

daerah yang telah menerapkan sistem ini. Perda Nomor 2 Tahun 2009 berisi tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten

Samosir. Salah satu latar belakang dibuatnya sistem ini tentunya untuk mampu

melakukan pemetaan yang tepat tentang komposisi penduduk Samosir, kepadatan

penduduk, masalah kemiskinan yang dihadapi penduduk di pelosok, serta melihat

kemajuan apa yang telah mampu dicapai oleh pemerintah untuk menanggulangi

kemiskinan dan kesehatan Samosir. Tentunya tujuan ini perlu koordinasi dengan dinas

lain yang bersangkutan. SIAK diharapkan mampu memberikan Nomor Induk

Penduduk yang telah terdaftar di Depdagri untuk memudahkan pemerintah pusat dan

daerah guna melihat permasalahan penduduk yang ada serta menjaga agar proyek

pembangunan di daerah memang telah tepat sasaran. Namun hingga saat ini masih ada

masyarakat Samosir yang belum memiliki nomor induk penduduk tersebut, sehingga

masih banyak masyarakat yang belum masuk hitungan ataupun perkiraan dapat dibantu

oleh pemerintah. Selain itu masyarakat yang terdapat di wilayah pelosok Kabupaten

(16)

daerah seperti kesehatan dan pendidikan sehingga belum tercapai standar pelayanan

minimal yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang

implementasi program SIAK secara langsung di lapangan yang meliputi

tahapan-tahapannya, manfaat, permasalahan dan hasil yang diperoleh oleh masyarakat. Oleh

karena itu penulis mengangkatnya ke dalam sebuah penelitian yang berjudul

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.

(http://www.hariansib.com)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan

masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Samosir?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan

masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Samosir.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami dalam Implementasi Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut adalah:

1. Manfaat secara ilmiah

Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah didalam studi administrasi dan

pembangunan umumnya dan pembangunan bidang pelayanan publik pada

khususnya dengan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK).

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Dapat dijadikan sebagai kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang

terkait dengan operasional Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

(SIAK).

b. Sebagai masukan baru bagi para penulis maupun dalam literatur

perpustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah studi administrasi dan

pembangunan.

3. Manfaat secara akademis.

Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Depatemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

1.5 Kerangka Teori.

Teori merupakan seperangkat preposisi yang menggambarkan suatu gejala yang

(18)

kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut peneliti perlu

menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari

sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. (Suyanto, 2005:34)

Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi

peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

1.5.1 Kebijakan Publik

Menurut Chandler dan Plano dalam Tangkilisan (2003) berpendapat bahwa

kebijakan publik adalah adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber

daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

Dalam kenyataannya kebijakan tersebut telah banyak membantu para pelaksana pada

tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah-masalah

publik. Selanjutnya dikatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu bentuk

intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan

kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut

berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.

Menurut H. Hugh Heglo dalam Abidin (2004:21) kebijakan adalah suatu tindakan

yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan tujuan tertentu. Sedangkan Anderson

dalam Abidin (2004:21) mendefenisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang

mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau

sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Sedangkan menurut Woll dalam Tangkilisan (2003:2) kebijakan publik adalah

sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah dimasyarakat, baik secara

(19)

pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari

tindakan pemerintah yaitu:

a. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai

pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk

mempengaruhi kehidupan masyarakat.

b. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut

pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan

membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan

masyarakat.

c. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat.

Konsep kebijakan publik ternyata juga dimaknai dan dirumuskan secara

beragam. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar defenisi yang

dikemukakan dipengaruhi oleh masalah-masalah tertentu yang ingin dilihat. Pandangan

pertama, ialah pendapat para ahli yang mengidentikkan kebijakan publik dengan

tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah. Beranggapan bahwa semua tindakan

yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya disebut sebagai kebijakan publik.

R.S Parker dalam Wahab (2008:51), menyatakan bahwa kebijakan publik adalah

suatu tujuan tertentu, atau serangkaian asas tertentu, atau tindakan yang dilaksanakan

oleh pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam kaitannya dengan suatu subjek atau

sebagai respon terhadap keadaan yang kritis. Sedangkan Thomas R. Dye merumuskan

kebijakan publik sebagai semua pilihan atau tindakan yang dilakukan pemerintah.

Dalam hal ini Dye beranggapan bahwa kebijakan publik itu menyangkut pilihan-pilihan

apapun yang dilakukan oleh pemerintah, baik untuk melakukan sesuatu ataupun untuk

(20)

Pandangan yang kedua, ialah pendapat para ahli yang memusatkan perhatian

pada implementasi kebijakan (policy implementation). Mereka melihat kebijakan publik

sebagai keputusan-keputusan yang mempunyai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran

tertentu dan mempunyai dampak dan akibat-akibat yang diramalkan (predictable), atau

dapat diantisipasikan sebelumnya. Seperti apa yang dikemukakan Nakamura dan Smal

Wood dalam Wahab (2008:52), bahwa kebijakan publik adalah serentetan

instruksi/perintah dari para pembuat kebijakan yang ditujukan kepada para pelaksana

kebijakan yang menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan

tersebut.

Namun pada hakekatnya, bahwa pendefenisian kebijakan tetap harus

mempunyai pengertian mengenai apa yang sebenarnya dilakukan daripada apa yang

diusulkan dalam tindakan mengenai suatu persoalan tertentu. Hal ini dilakukan karena

kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula tahap implementasi dan

evaluasi sehingga defenisi kebijakan yang hanya menekankan pada apa yang diusulkan

menjadi kurang memadai.

Seperti yang dikemukakan oleh James Anderson dalam Tangkilisan (2003:2)

bahwa kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang

ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau

persoalan. Konsep kebijakan publik ini kemudian mempunyai beberapa implikasi,

yakni:

a. Kebijakan publik selalu selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai

tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

b. Kebijakan publik itu berisi tindakan-tindakan pemerintah.

c. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi

(21)

d. Kebijakan pemerintah tersebut didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat

mengikat dan memaksa.

Dalam memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi kebijakan publik,

Dunn dalam (Tangkilisan 2003:6) mengemukakan bahwa ada beberapa tahap analisis

yang harus dilakukan, yaitu:

1. Agenda Setting (agenda kebijakan)

Tahap penetapan agenda kebijakan ini adalah penentuan masalah publik yang akan

dipecahkan, dengan memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi yang

menimbulkan masalah. Dalam hal ini isu kebijakan dapat berkembang menjadi agenda

kebijakan apabila memenuhi syarat, seperti: memiliki efek yang besar terhadap

kepentingan masyarakat, dan tersedianya teknologi dan dana untuk menyelesaikan

masalah publik tersebut.

2. Policy Formulation (formulasi kebijakan)

Formulasi kebijakan berarti pengembangan sebuah mekanisme untuk menyelesaikan

masalah publik. Dalam menentukan kebijakan pada tahap ini dapat menggunakan

analisis biaya manfaat dan analisis keputusan, dimana keputusan yang harus diambil

pada posisi tidak menentu dengan informasi yang serba terbatas. Pada tahap ini

diidentifikasi kemungkinan kebijakan yang dapat digunakan melalui prsedur

forecasting untuk memecahkan masalah yang di dalamnya terkandung konsekuensi

dari setiap pilihan kebijakan yang akan dipilih.

3. Policy Adoption (adopsi kebijakan)

Merupakan tahap untuk menentukan pilihan kebijakan yang akan dilakukan. Terdapat

(22)

pemerintah untuk merealisasikan masa depan yang dinginkan dan juga

mengidentifikasi alternatif-alternatif dengan menggunakan kriteria-kriteria yang

relevan agar efek positif alternatif kebijakan lebih besar dari pada efek negative yang

akan terjadi.

4. Policy Implementation (implementasi kebijakan)

Pada tahap ini suatu kebijakan telah dilaksanakan oleh unit-unit eksekutor (birokrasi

pemerintah) tertentu dengan memobilisasikan sumber dana dan sumber daya lainnya

(teknologi dan manajemen). Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang

diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur

cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah

diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara

efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung

pelaksanaan program.

5. Policy Assesment (evaluasi kebijakan)

Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian terhadap kebijakan

yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penilaian ini semua proses implementasi

dinilai apakah telah sesuai dengan yang telah ditentukan atau direncanakan dalam

program kebijakan tersebut sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria) yang telah

ditentukan. Evaluasi kebijakan dapat dilakukan oleh lembaga independen maupun

pihak birokrasi pemerintah sendiri (sebagai eksekutif) untuk mengetahui apakah

program yang dibuat oleh pemerintah telah mencapai tujuannya atau tidak. Apabila

ternyata tujuan program tidak tercapai atau memiliki kelemahan, maka perlu diketahui

apa penyebabnya sehinggga kesalahan yang sama tidak terulang di masa yang akan

(23)

1.5.2 Implementasi Kebijakan

1.5.2.1 Pengertian Implementasi

Kamus Webster dalam Wahab (1997:64), pengertian implementasi dirumuskan

secara pendek bahwa “to implement” (mengimplementasikan) berarti “to provide means

for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan sarana untuk melaksanakan

sesuatu; menimbulkan dampak/ berakibat sesuatu).

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan

dirumuskan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan

akan sia-sia belaka. Oleh karena itu implementasi kebijakan mempunyai kedudukan

yang penting di dalam kebijakan publik. Bahkan Udoji dalam Wahab (1997:65)

menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan

mungkin jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan

berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak

diimplementasikan.

Menurut Nakamura dan Smallwood dalam Tangkilisan (2003:17), hal-hal yang

berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi

masalah dan kemudian menerjemahkannya ke dalam keputusan yang bersifat khusus.

Sedangkan Pressman dan Wildavsky (1984), menyatakan implementasi adalah sebagai

interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai

tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara

yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya.

Jones dalam Tangkilisan (2003:18), implementasi merupakan suatu proses yang

dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang

(24)

yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang

diinginkan. Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi, yaitu

(1) penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke

dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan,

(2) organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam

tujuan kebijakan,

(3) penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan

lain-lainnya.

Proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut

perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan

menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut

jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak

langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan yang pada

akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan, baik yang negatif maupun yang positif

(Tangkilisan, 2003:19).

Kemudian dalam rangka untuk mengimplementasikan kebijakan publik ini

dikenal dengan beberapa model, antara lain:

1. Model Gogin

Untuk mengimplementasikan kebijakan dengan model Gogin, maka perlu diidentifikasi

variabel-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi

yakni: (1) Bentuk dan isi kebijakan, termasuk di dalamnya kemampuan kebijakan untuk

mensrukturkan proses implementasi, (2) Kemampuan organisasi dengan segala sumber daya

berupa dana maupun insentif lainnya yang akan mendukung implementasi secara efektif, dan

(3) Pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karakteristik, motivasi, kecenderungan

(25)

2. Model Grindle

Grindle menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan dan

hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebijakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi

kebijakan yang terdiri dari: (1) kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi, (2) jenis atau tipe

manfaat yang dihasilkan, (3) derajat perubahan yang diharapkan, (4) letak pengambilan

keputusan, (5) pelaksanaan program, dan (6) sumber daya yang dilibatkan. Pengaruh

selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari: kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor

yang terlibat, karakteristik lembaga penguasa, dan kepatuhan serta daya tanggap.

3. Model Meter dan Horn

Model implementasi kebijakan oleh Meter dan Horn dipengaruhi oleh enam faktor,

yaitu: (1) standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebijakan

secara menyeluruh; (2) sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi; (3)

komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk

memakai tujuan yang hendak dicapai; (4) karakteristik pelaksanaan, artinya karakteristik

organisasi merupakan faktor krusial yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu program;

(5) kondisi sosial ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan, dan (6) sikap

pelaksanaan dalam memahami kebijakan yang akan ditetapkan.

4. Model Deskriptif

William N. Dunn dalam Tangkilisan (2003:18) mengemukakan bahwa model

kebijakan dapat diperbandingkan dan dipertimbangkan menurut sejumlah banyak

asumsi, yang paling penting diantaranya adalah: (1) perbedaan menurut tujuan; (2)

bentuk penyajian; dan (3) fungsi metodologis model. Dua bentuk pokok dari model

kebijakan adalah: (1) Model deskriptif; dan (2) Model normatif. Tujuan model

(26)

kebijakan. Model kebijakan ini digunakan untuk memonitor hasil tindakan kebijakan

misalnya penyampaian laporan tahunan tentang keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan di lapangan.

1.5.2.2 Kinerja Implementasi

Sedangkan menurut Van Meter dan van Horn dalam Subarsono (2005:99)

menyatakan bahwa ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yakni:

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan.

Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan

mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.

2. Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun

sumber daya non manusia.

3. Komunikasi dan Penguatan Aktivitas

Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk

itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

4. Karakteristik agen pelaksana

Agar pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang

terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program.

(27)

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung

keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan

dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan

yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan

apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan.

6. Disposisi implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni (a) respon implementor

terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan

kebijakan, (b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan (c) intensitas

disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh imeplementor.

1.5.3 Sistem Informasi Admnistrasi Kependudukan (SIAK)

1.5.3.1 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Defenisi Sistem Informasi Admnistrasi Kependudukan, yaitu suatu sistem

berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi

khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai

tertib administrasi dibidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas dijajaran

Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan

kependudukan.

Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan (NIK)

yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan

melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, yang berlaku

selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi dan

Departemen Dalam Negri (Depagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak

(28)

Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara otomatis ketika instansi pelaksana

memasukkannya ke database kependudukan

Tujuan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), yaitu:

a. Database kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) nasional dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

kependudukan.

b. Database kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (statistika,

pajak, imigrasi, dan lain-lain).

c. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran

Penduduk, Catatan Sipil, dan lain-lain).

d. Standarisasi Nasional; melindungi hak-hak individu penduduk, melalui

pelayanan penerbitan dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta

Catatan Sipil) dengan mencantumkan NIK Nasional.

1.5.3.2 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan mempunyai peranan antara lain

1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil.

2. Penerbitan NIK Nasional.

3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu pendudukan untuk pelayanan

publik lainnya.

4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam rangka

(29)

1.5.3.3 Manfaat Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan memiliki beberapa manfaat,

antara lain:

1. Tercapainya tertib administrasi kependudukan, karena dengan adanya NIK maka

permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.

2. Tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam layanan publik (short time response),

sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik untuk mengurus

kepentingan mereka.

3. Terhubungnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan datang

menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat diterapkan

secepatnya di semua provinsi di Indonesia.

4. Tercapainya Good Coorporate Governance dalam public services di Dinas

Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat

KTP/KK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biaya yang mahal.

5. Untuk menyediakan data individu penduduk (mikro) dan data agregat (makro)

penduduk. Penyediaan data tersebut melalaui pengembangan SIAK dengan

membangun Bank Data Kependudukan Nasioanal yang dapat menyajikan

berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu, masyarakat,

pemerintah, dan kepentingan pembangunan lainnya.

6. Untuk pengeolahan data statistik vital (vital statistic) baik yang berhubungan

dengan peristiwa penting (lahir, mati, kawin, cerai dan lain-lain) maupun

peristiwa kependudukan (perubahan alamat, pindah datang dan perpanjangan

KTP). Hasil perhitungan dan pengolahan data statistik tersebut sebagai bahan

(30)

penyelenggara dan pelaksana pembangunan dibidang kualitas, kuantitas, dan

mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya.

1.5.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi SIAK terutama dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), yaitu:

1. Faktor Komunikasi

Faktor komunikasi yaitu suatu proses penyampaian informasi dari

pejabat atau instansi tertentu secara hirarkis berkedudukan lebih tinggi, kepada

pejabat atau instansi tertentu untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan

informasi yang diberikan yang dilihat dari aspek transmisi atau pengiriman

berita, aspek kejelasan dan konsistensi.

2. Faktor Sumber daya

Sumber daya yaitu sarana yang digunakan dalam implementasi, hal ini

dilihat dari aspek staf/personil, informasi dan fasilitas.

3. Faktor Sikap

Yaitu sikap dari para pelaksana dalam melayani masyarakat, dilihat dari

aspek pembagian tugas dan aspek insentif.

4. Faktor Struktur Birokrasi

Yaitu tatanan organisasi yang mengatur tentang pedoman kerja dan

penjabaran wilayah tanggung jawab bagi pelaksanaan, dan dilihat dari aspek

prosedur standart operasi dan pembagian wilayah tanggung jawab.

(31)

1.6 Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang

merujuk ke gejala nyata kedalam empirik. Konsep adalah sarana merujuk kedua

empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna (mutlak) dunia empiris bahkan konsep

bukanlah dunia empiris itu sendiri.

Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan,

maka penulis mendefenisikan konsep – konsep yang digunakan sebagai berikut:

a. Implementasi kebijakan adalah penerapan dari keputusan yang telah dibuat oleh

pemerintah, yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan kebijakan sebelumnya dengan masyarakat sebagai objeknya.

b. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah kebijakan baru

pemerintah dalam bidang kependudukan dan ditujukan untuk memudahkan

pelayanan kepada masyarakat.

c. Implementasi SIAK merupakan tindakan yang diambil pemerintah untuk

mencapai tujuan dalam menata sistem administrasi kependudukan sehingga

tercapai tertib administrasi dibidang kependudukan dan juga membantu bagi

petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil dalam menyelenggarakan layanan kependudukan.

1.7 Defenisi Operasional

Yang menjadi operasionalisasi dalam penelitian ini adalah dengan memasukkan

sejumlah indikator maupun faktor yang mempengaruhi implementasi Sistem Informasi

(32)

1. Standart dan sasaran kebijakan, yaitu kesesuaian antara tujuan adanya SIAK

dengan manfaat yang diperoleh.

2. Sumber daya, yaitu berupa dana dan pelaksana yang mendukung implementasi

program SIAK.

3. Komunikasi dan penguatan aktifitas yaitu meliputi koordinasi internal (Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil) dan sosialisasi eksternal antara pelaksana dan

masyarakat.

4. Karakteristik agen pelaksana, yaitu meliputi kompetensi dari implementor atau

pelaksana.

5. Sikap masyarakat dalam memahami pelaksanaan program SIAK yang

ditetapkan.

1.8 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis,

defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II : Metode Penelitian

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisa data.

Bab III: Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian.

(33)

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisa, serta memuat pembahasan atau

interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

Bab V : Analisa Data

Bab ini berisi analisa dari hasil dilapangan dan dokumentasi.

Bab VI: Penutup

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

(34)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan

fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian serta menggali informasi yang dibuthkan sesuai

dengan kenyataan sebagaimana adanya.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Kependudukan Kabupaten Samosir Provinsi

Sumatera Utara.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi

dan sampel (Bagong Suyanto, 2005:171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam

fokus penelitian ditentukan secara tidak sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan

yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau

(35)

terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu

dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.

Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa

macam, yaitu : 1) Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui

dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, 2) Informan

Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, 3)

Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama

yaitu sebagai berikut:

1. Informan Kunci (Key Informan) adalah Kepala Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil.

2. Sedangkan informan utama adalah :

a. Kepala bidang pencatatan sipil

b. Kepala bidang informasi kependudukan

c. Kepala bidang kebijakan dan pendaftaran kependudukan.

3. Yang menjadi informan tambahan adalah :

a. Kasi pencatatan perkawinan, perceraian, pengakuan, dan pengesahan

anak.

b. Kasubbag keuangan, dan kepegawaian.

c. Kasubbag umum dan perlengkapan.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi

(36)

1. Teknik pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan

penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan kepala

dinas kependudukan dan catatan sipil yang keseluruhan berjumlah 7 orang.

2. Teknik pengumpulan data sekunder:

a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi

melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku,

artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti

serta analisis peraturan daerah.

b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian

dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik kualitatif. Menurut Farids (1997 : 152)

bahwa analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan

kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi dan data. Jadi teknik

analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan

melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan dilapangan. Sehingga diperoleh

(37)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah

(38)

Penerapan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang–Undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi masyarakat di daerah

untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status

daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus

daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu Kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba

Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah – tengah

Propinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian peningkatan pemekaran Kabupaten Samosir

dengan melahirkan calon Kabupaten Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten

Samosir perlu segera dilakukan mengingat sudah waktunya pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.

Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Toba Samosir menjadi dua

kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD

Kabupaten Toba Samosir, maka kabupaten toba samosir diusulkan dan direncanakan

pemekarannya yaitu:

1. Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan

2. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan.

Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan kepada

DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara telah ditindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut dengan:

1. Keputusan DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002

tentang Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002

2. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002

(39)

3. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli

2002 perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk

membentuk Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur

Sumatera Utara

4. Terakhir, dari setiap argumen dan usulan DPRD dan Bupati Toba

Samosir, usulan ini diakomodir denngan keluarnya Undang – Undang

No 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan

Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003

Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk

memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Tujuan

pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka

perwujudan social, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk merespon

serta menstrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses

pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat sejajar dengan

kabupaten lainnya sehingga secara langsung akan mengangkat harkat hidup masyarakat

yang ada di kabupaten Samosir pada khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada

umumnya.

3.1.2 Kondisi Geografis Wilayah a. Batas Administrasi Daerah

Secara administrasi Kabupaten Samosir memiliki batas – batas, sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten

Simalungun.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang

(40)

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kasbupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak

Barat.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.

b. Luas Wilayah

Kabupaten Samosir mempunyai luas wilayah 2.069,05 Km²,yang terdiri dari luas

daratan 1.444,25 Km² dan luas danau 624,80 Km² (sesuai dengan UU NO. 36 Tahun

2003) yang secara administrative terdiri dari 9 kecamatan, 111 desa dan 6 kelurahan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

3.2 Kependudukan

Tabel 3.1 Luas Daratan menurut Kecamatan

(41)

Huta

9 Simanindo 15 1 198,20 13,72

Jumlah 111 6 1444,25 100,00

Sumber : Samosir dalam angka 2008

c. Topografi

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian

antara 904 – 2157 m di atas permukaan laut dengan topografi dan kontur tanah yang

beraneka ragam yaitu datar (± 10%), landai (± 20%), miring (± 55%) dan terjal (± 15%)

wsruktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

Kondisi Demografis

a. Jumlah Penduduk

Tabel. 3.2 Jumlah Penduduk

No Kecamatan Luas Wilayah

(42)

8 Pangururan 121,43 6.964 30.069 247,62

9 Simanindo 198,20 5.219 19.912 100,46

Tahun 2008 1.444,25 31.274 131.549 91,08

Tahun 2007 1.444,25 29.744 131.205 90,85

Tahun 2006 1.444,25 27.215 131.116 90,41

Sumber : Samosir dalam angka 2008

3.3 Visi dan Misi Kabupaten Samosir

3.3.1 Visi

Visi akan memberikan arah kemana pembangunan diselenggarakan, sedangkan

misi merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan untuk terlaksananya Visi yang

ditetapkan.

Visi Kabupaten Samosir adalah:

“Samosir Kabupaten Pariwisata 2010 yang Indah, Damai dan Berbudaya dengan

Agrobisnis Berwawasan Lingkungan Menuju Masyarakat yang Lebih Sejahtera”

3.3.2 Misi

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Samosir yang telah ditetapkan harus

mempunyai misi yang jelas juga. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan

instansi Pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Misi adalah suatu yang harus

diemban atau dilaksanakan oleh organisasi Pemerintahan sesuai visi yang ditetapkan

(43)

Misi dalam rangka mewujudkan visi Kabupaten Samosir dirumuskan dan

ditetapkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah untuk

mewujudkan prinsip Good Governance.

2. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan Kesehatan serta memberdayakan

masyarakat dalam Pembangunan.

3. Mengembangkan Industri Pariwisata.

4. Mengembangkan Pertanian Terpadu yang Organik.

5. Memantapkan Penataan Ruang Lingkup Wilayah dan mengembangkan

Infrastruktur.

6. Meningkatkan perbaikan kualitas lingkungan dan konservasi Sumber Daya

Alam.

7. Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.

8. Menggali dan melestarikan Budaya Batak.

9. Membangun jejaring dengan berbagai pihak.

10.Meningkatkan kesadaran Hukum, Politik, Ketertiban dan Keamanan

Masyarakat.

3.4 Potensi Daerah 3.4.1 Pariwisata

Wilayah Kabupaten Samosir dengan kondisi geografis yang unik mempunyai

potensi pariwisata antara lain :

a. Wisata Pantai

Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada hampir

(44)

dikembangkan berbagai event seperti Jet Sky, Volley Pantai, Dayung serta Renang dan

olahraga pantai lainnya.

b. Wisata Budaya

Kabupaten Samosir terkenal dengan sebutan asal-mula (tanah leluhur) bagi

semua suku batak sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat

unik dan menarik yang dapat disajikan sebagai objek tujuan wisata seperti Batuhobon,

dan perkampungan Si Raja Batak di Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Makam Raja

Sidabutar, Meja Persidangan Siallagan, Tari Tradisional Tortor dan Sigale-gale di

Kecamatan Simanindo, dan lain-lain.

c. Wisata Alam

Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, sehingga menciptakan

suatu panaroma alam yang indah sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam antara

lain Danau Sidihoni (danau di atas danau), Pea Porongan yang berada di Kecamatan

Ronggur Nihuta, Mata Air Tanjungan, pemandangan indah Tuktuk Siadong, Pulo Tao

dan Pulo Malau yang berada di Kecamatan Simanindo, Pemandian Air Panas di

Kecamatan Pangururan. Selain panaroma alam di atas masih banyak dijumpai objek

wisata alam lainnya.

d. Wisata Rohani

Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan

sebagai wisata rohani antara lain, pegunungan Pusuk Buhit yang saat ini sudah banyak

dikunjungi untuk wisata rohani yang berada di Kecamatan Pangururan dan Goa Maria

yang berada di Kecamatan Palipi.

Potensi besar tersebut ternyata belum secara signifikan mendatangkan

(45)

wisata, polesan budaya, dan situsnya maupun dukungan hulu dan hilir dalam konteks

industri pariwisata belum dibenahi.

3.5 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Daerah Kabupaten Samosir

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan salah satu dinas yang bediri

sejak adanya pemekaran Kabupaten Samosir dari Kabupaten Toba Samosir. Berdiri

sejak tahun 2005 dan memiliki kantor di Jalan Danau Toba No. 1 Telepon (0626) 20388

Pangururan – Samosir.

3.5.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Daerah Kabupaten Samosir

Visi :

“ Kependudukan dan Catatan Sipil yang berkualitas ”.

Misi :

1. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil.

2. Penyedian data dan informasi kependudukan.

3. Meningkatkan kualitas SDM di lingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil.

3.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Bupati Samosir Nomor 10 Tahun 2008 tentang

(46)

Samosir. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdiri dari Kepala Dinas dan

membawahi :

1. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Bidang Kebijakan dan Pendaftaran Penduduk

a. Seksi Perkembangan dan analisa dampak penduduk

b. Seksi Pelayanan Dokumen Kependudukan

c. Seksi Pendataan Penduduk

3. Bidang Pencatatan Sipil

a. Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian

b. Seksi Pencatatan Perkawinan, Pengakuan, Pengesahan Anak, dan Perceraian

4. Bidang Informasi Kependudukan

a. Seksi Sistem dan Teknologi Informasi Kependudukan

b. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan

Adapun tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai

dengan peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2007 tentang tugas pokok dan fungsi di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir yaitu :

1. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah pelaksanaan otonomi daerah di

bidang Kependudukan dan Catatan Sipil.

2. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

(47)

3. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam melaksanakan tugas sebagai yang

dimaksudakan pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan catatan sipil;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kependudukan dan catatan sipil;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan catatan sipil;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh Kepala Dinas

5. Kepala Dinas berkendudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekertaris Daerah.

3.5.3 Kondisi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir dalam pelaksanaan

pelayanan administrasi kependudukan, ruang lingkup tugasnya meliputi 16 jenis

pelayanan :

I. Pelayanan Pendaftaran Penduduk

1.Kartu Keluarga

2.Kartu Tanda Penduduk

3.Surat Keterangan Tinggal Sementara

4.Surat Keterangan Tinggal Tetap

5.Surat Keterangan Pindah WNI

6.SKPD tinggal tetap WNA

7.SKP tinggal terbatas WNA

(48)

9.Keterangan Pindah Luar Negri

10. Surat Keterangan Datang Luar Negri

II. Pelayanan Pencatatan Sipil

1.Akta Kelahiran dan Kematian

2.Akta Perkawinan dan Perceraian

3.Akta Pengakuan Anak

4.Akta Perubahan Nama

3.5.4 Struktur Organisasi Dinas

Tabel 3.3 Daftar Nama Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

No. Nama/NIP Jabatan

1. Drs. Kamar Siboro

Nip. 195604041982021001

Kepala Dinas

2. Drs. Parlindungan Hutasoit

Nip. 196410101989031007

Kabid. Pencatatan Sipil

3. Osman, S.E

Nip. 196202021992031014

Kabid. Informasi Kependudukan

4. Drs. Augus Sinaga

Nip. 1964404261985031006

Kabid. Kebijakan dan Pendaftaran

Kependudukan

5. Bilman Sihotang

Nip. 196104271982011001

Kasi. Pencatatan Perkawinan,

(49)

Pengesahan Anak

6. Roslan Simbolon

Nip. 195612311984022005

Kasubbag. Keuangan dan

Kepegawaian

7. Bisker Pandiangan

Nip. 195402031985031004

Kasubbag. Umum dan Perlengkapan

8. Roswita Dewi Barus

Nip. 196703171991032006

Staf

9. Morita Situmorang, S.Sos

Nip. 196806272006042010

Staf

10. Togar Naibaho, S.Kom

Nip. 198305292006041002

Staf

11. Florian H. Manurung

Nip. 198701182009041002

Staf

12. Ricardo Simbolon

Nip. 197909112009041002

Staf

13. Juntri Diana Ginting

Nip. 197806032009042003

Staf

14. Luberna Lubis Honorer

15. K. R. Meliana Situmorang Honorer

16. Hali Asef Syaiul Malip Honorer

17. Nella Gurning Honorer

18. Nany Yosefa Simbolon Honorer

19. Dorlina Sinaga Honorer

(50)

21. Hendrik Kissa Simbolon Honorer

22. Dorlan Hutajulu Honorer

(51)

Bagan organisasi dinas

(52)

PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui

wawancara, dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data

responden dalam kaitannya dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.

Adapun data-data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu data identitas

responden dan data variabel penelitian. Penyajian data mengenai karakteristik

responden adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh

responden yaitu meliputi jenis kelamin, usia, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

jumlah anggota keluarga. Sedangkan penyajian data tentang variabel penelitian adalah

untuk menjawab permasalahan penelitian. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut :

4.1 Identitas Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-Laki 7 100

2 Perempuan - 0

Jumlah 7 100

Sumber : Wawancara 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat identitas responden berdasarkan jenis kelamin

yaitu laki-laki 8 orang, dan perempuan tidak ada.

(53)

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD - 0

2 SLTP - 0

3 SLTA 3 42,86

4 Diploma/ Sarjana 4 57,14

Jumlah 7 100

Sumber : Wawancara 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan

pendidikan terakhir yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) tidak ada, sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

sebanyak 3 orang (42,86%) dan pada tingkat Diploma dan Sarjana sebanyak 4 orang

(57,14%).

4.2 Hasil wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para

informan kunci tentang implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependuduk an di

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir dalam memberikan

pelayanan kependudukan. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah

informan kunci sebanyak 1 (satu) orang. Orang yang ditetapkan sebagai informan kunci

dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan proses

implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependuduka n. Yang menjadi informan

kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Dinas Kepedudukan dan Catatan Sipil

Gambar

Tabel 3.1 Luas Daratan menurut Kecamatan
Tabel. 3.2 Jumlah Penduduk
Tabel 3.3 Daftar Nama Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saran bagi orangtua buruh pabrik perlunya menggunakan bahasa yang baik dalam menyampaikan suatu tugas atau perintah kepada anak, perlunya kerjasama antara ayah dan ibu dalam

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri yang berasal dari sampel tanah di Rumah Sakit Wijayakusuma dan mengidentifikasi resistensi

Berangkat dari beberapa pandangan dan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah makna dalam penerjemahan dapat digolongkan menjadi enam, yaitu Makna leksikal, makna

Sumber Andalan Mandiri PT SAM (Sumber Andalan Mandiri) bergerak di bidang pekerjaan kontraktor. PT SAM mepunyai misi dan visi ingin menjadi perusahaan berskala

Sedangkan untuk savana Lontar ( Borassus flabellifer ) di Kabupaten Kupang, rata-rata potensi simpanan karbon adalah sebesar 45,72 ton/ha. alba ) sangat perlu

Tim BOS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya harus memastikan bahwa sekolah mencadangkan separuh dari dana BOS triwulan II (20% dari alokasi satu tahun) di

Ayunda Asmawati, 201310225235, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan judul Perancangan Sistem Informasi Manajemen

Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui