• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CURHAT MASAL

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI DUKUHSETI 01 KABUPATEN PATI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pradanawan Abdul Gani1 prada_20@rocketmail.com

Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, perubahan perilaku belajar siswa, dan seberapa besar peningkatan prestasi belajar kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 Pati. PTK ini dilakukan dua siklus. Hasil siklus 1, 63,64% (7 siswa) tuntas KKM dan 36,36% (4 siswa) tidak tuntas. Perilaku belajar siswa 80,11%, dan nilai rata-rata kelas 71,27. Terjadi peningkatan pada siklus 2 yaitu 72,73% (8 siswa) tuntas KKM dan 27,27% (3 siswa) tidak tuntas KKM. Perilaku belajar siswa 83,72%, dan nilai rata-rata kelas 78,18.

Kata kunci: kenampakan permukaan bumi, model pembelajaran Curhat Masal, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Powler (dalam Samatowa 2006) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Konsep yang ada dalam IPA telah dikaji secara luas dan mendalam melalui berbagai proses telaah hingga dapat disajikan secara sistematis. Konsep-konsep dalam IPA merupakan hal yang lekat dalam kehidupan sehari-hari sehingga penting bagi siswa untuk memahami alam sekitarnya yang tertuang dalam mata pelajaran IPA.

(2)

pembelajaran ideal yang diinginkan belum tercapai. Penyebab rendahnya prestasi belajar siswa tersebut antara lain siswa kurang berminat dalam pembelajaran IPA dan kurangnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Peneliti merasa perlu untuk melakukan sebuah usaha perbaikan atau tindakan dengan penerapan model pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran “Curhat Masal” (Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual). Alasan utama peneliti memilih model pembelajaran Curhat Masal adalah siswa SD kelas III termasuk dalam usia anak-anak yang pada dasarnya sifat mereka senang bermain dalam kelompok.

Model pembelajaran Course Review Horay mengemas pembelajaran seperti model permainan “bingo” sehingga siswa akan belajar dengan cara seolah-olah bermain dalam kelompok. Sedangkan media audio visual digunakan untuk membantu siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru melalui gambaran secara konkret. Alasan yang memperkuat penggunaan media audio visual ini adalah karena siswa kelas III SD termasuk dalam tahap operasional konkret menurut teori kognitif Piaget sehingga siswa perlu dihadapkan pada gambaran objek secara konkret. Media audio visual yang digunakan yaitu video pembelajaran didukung media gambar, foto, dan slide presentasi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana proses pembelajaran kenampakan permukaan bumi sesuai dengan model pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?; 2) bagaimana perubahan perilaku belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Curhat Masal pada materi kenampakan permukaan bumi di kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?; 3) seberapa besar peningkatan prestasi belajar kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?

(3)

kenampakan permukaan bumi dengan menerapkan model pembelajaran Curhat Masal, memberikan motivasi dan pengalaman baru bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar, serta memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran yang inovatif.

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Prestasi Belajar

Belajar menurut Slameto (2010:2) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi memiliki definisi sebagai hasil atau pencapaian yang diraih oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha tertentu. Menurut Hetika (2008:23) prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian yang diraih oleh individu untuk menunjukkan kemampuan baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Prestasi belajar memiliki keterkaitan yang erat dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang dialaminya. Hasil belajar tersebut juga dapat mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kenampakan Permukaan Bumi

Permukaan bumi terdiri atas daratan dan lautan. Sepertiga bagian dari bumi berupa daratan, sedangkan dua pertiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan. Daratan dapat berupa pegunungan, lereng, gunung, bukit, perbukitan, lembah, danau, sungai, dan tepi pantai. Lautan dapat berupa pantai, teluk, selat, dan laut. Beraneka ragam jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) terdapat di antara pedalaman lautan sampai ke daerah gunung (Rositawaty & Muharam, 2008:114).

(4)

lain: (1) pada saat terjadi gerhana bulan, bayangan bumi yang jatuh pada bulan kelihatan menutupi bulan dan bentuknya bulat; (2) foto bumi yang diambil dari satelit bulan di ruang angkasa menunjukkan bahwa bumi bulat; (3) jika kita berlayar terus ke satu arah, maka akhirnya kitaakan kembali ke tempat permulaan kita berlayar; (4) Kapal yang menuju pelabuhan tidak langsung terlihat seluruhnya. Awalnya ujung tiang kapal yang terlihat. barulah kemudian terlihat badan kapalnya.

Model Pembelajaran

Menurut Joice dan Weil dalam Sugandi (2007:103) model pembelajaran adalah suatu rencana pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam pengaturan pembelajaran maupun pengaturan lainnya. Sedangkan Soekamto dalam Trianto (2009:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Kardi dan Nur dalam Trianto (2009:23) menerangkan bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri-ciri khusus, antara lain: (1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(5)

Model Pembelajaran Course Review Horay

Model pembelajaran Course Review Horay termasuk salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, yaitu cara belajar dengan melibatkan kerjasama siswa dalam tim untuk mencapai tujuan pembelajaran. Course Review Horay dilaksanakan dengan menguji pemahaman siswa menggunakan soal yang jawabannya dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan apabila kelompok menjawab soal tersebut dengan benar, maka nomor pada kotak jawaban benar diberi tanda checklist. Apabila tanda checklist tersebut telah menjadi satu deret penuh pada kotak jawaban baik secara vertikal, horizontal, maupun diagonal, maka kelompok harus bersorak “hore!” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Kelompok yang menang ditentukan berdasarkan jumlah jawaban yang benar dan banyaknya horay yang diperoleh.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Course Review Horay menurut Suprijono (2011:129) yaitu: 1) guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, 2) guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik, 3) guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan tanya jawab, 4) guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 5) untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angka secara acak sesuai dengan selera masing-masing kelompok, 6) guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda checklist (v) dan salah diisi tanda silang, 7) siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertikal, horizontal, atau diagonal harus berteriak “hore!” (horay) atau menyanyikan yel-yel kelompoknya, 8) nilai siswa dihitung dari jumlah jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh, 9) penutup.

Media Audio Visual

Ada berbagai macam media pembelajaran, antara lain media audio, visual, dan audio visual. Asra, dkk (2007:5-8) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, sound slide. Sedangkan menurut Rohani dalam Sanjaya (2011:23) audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi

(6)

media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah media pembelajaran modern yang dapat dilihat secara visual dan juga dapat didengarkan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar. Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini antara lain video pembelajaran dengan didukung oleh media foto, gambar, dan slide presentasi. Adapun peralatan yang digunakan untuk menayangkan media audio visual ini yaitu laptop, speaker portabel, dan LCD proyektor. Melalui media audio visual, siswa akan mendapatkan gambaran secara lebih konkret tentang materi kenampakan permukaan bumi sehingga siswa dapat lebih memahami penyampaian materi dari guru.

Pada penelitian ini, media audio visual digunakan sebagai penunjang proses pelaksanaan model pembelajaran Course Review Horay, sehingga peneliti menyebut model pembelajaran ini sebagai model Curhat Masal, yang merupakan akronim dari Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual. Media audio visual ini juga akan digunakan oleh guru untuk menjelaskan prosedur yang harus dilakukan siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran tersebut.

Kerangka Berpikir

(7)

untuk melakukan aktivitas bermain dalam kelompok sesuai karakteristik perkembangan usianya.

Berdasarkan teori perkembangan menurut Piaget, siswa SD kelas III termasuk dalam tahap operasional konkret. Siswa mampu memahami berbagai konsep namun masih terbatas pemikirannya pada benda konkret. Media audio visual mampu memberikan visualisasi dari berbagai konsep secara real pada siswa sehingga siswa akan mudah mencerna materi pembelajaran. Melalui kombinasi model pembelajaran Course Review Horay dan media audio visual, akan memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa. Model pembelajaran Curhat Masal memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan karakteristik usia perkembangannya, sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku belajar siswa ke arah yang lebih positif dan memberikan hasil belajar yang optimal. Adanya hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan pada sub bab Hasil Penelitian yang Relevan juga menjadi dasar asumsi bahwa model pembelajaran Curhat Masal dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) model pembelajaran Curhat Masal diduga efektif untuk mengubah perilaku belajar menjadi lebih baik, 2) model pembelajaran Curhat Masal diduga efektif untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi di kelas III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati.

METODE PENELITIAN

(8)

Subjek penelitian ini adalah prestasi dan perilaku belajar siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi melalui penerapan model pembelajaran Curhat Masal. Adapun sumber data dari penelitian ini: 1) siswa yang berjumlah 11 orang, terdiri atas 6 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, 2) guru kelas, dan 3) teman sejawat.

Data yang dikumpulkan dalam PTK ini menggunakan dokumentasi, teknik tes, dan teknik non tes. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk: (1) mencari data kondisi awal pretasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan alat pengumpulan data berupa daftar nilai siswa, (2) sebagai refleksi pendukung dari pelaksanaan model pembelajaran Curhat Masal dengan dokumentasi foto dan video sebagai alat pengumpulan data. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi kenampakan alam setelah memperoleh kegiatan belajar dengan model Curhat Masal. Alat pengumpul data yang digunakan adalah butir soal tes tertulis. Teknik non tes berupa pengamatan atau observasi yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran dengan model Curhat Masal meliputi data perilaku belajar siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi.

Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan indikator kinerja. Sedangkan data dari hasil observasi dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Indikator kinerja penelitian ini adalah: 1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa minimal sebesar 75, 2) ketuntasan belajar klasikal dengan KKM 70 mencapai 75% dari 11 siswa, atau sedikitnya 8 siswa dengan pembulatan ke bawah, 3) perilaku belajar siswa dari tidak aktif menjadi aktif dan mencapai persentase keaktifan ≥ 70%.

(9)

aturan permainan Course Review Horay melalui media slide powerpoint, 4) guru memberi soal secara acak, menampilkan teks soal tersebut pada slide powerpoint serta membacakannya, kemudian memberi kesempatan pada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut dan menuliskan jawabannya pada nomor kotak yang ditentukan, 5) setelah semua kelompok dipastikan sudah menuliskan jawaban soal, guru langsung mendiskusikan jawaban soal tersebut dengan memberi kesempatan pada masing-masing kelompok untuk mengutarakan pendapat, kemudian menunjukkan jawaban soal pada answer box di powerpoint, 6) apabila kelompok menjawab benar, kelompok memberi tanda checklist (v) pada kotak kartu jawaban sesuai nomor soal, namun apabila salah, kotak jawaban diberi tanda silang (x), 7) guru membacakan soal 2, 3, dan seterusnya sampai soal ke-9 dengan melakukan proses yang sama, 8) setiap kali kelompok berhasil mendapat 3 tanda checklist secara vertikal, horizontal, maupun diagonal, harus berteriak “hore!” (horay), 9) guru mencatat perolehan “horay” dari masing-masing kelompok dan sesekali membacakan perolehan “horay” masing-masing kelompok, 10) kelompok yang mendapat “horay” paling banyak dinyatakan sebagai juara, 11) apabila ada dua kelompok yang mendapat jumlah “horay” sama, game dilanjutkan dengan pertanyaan tambahan dari guru untuk kedua kelompok tersebut, dan juara ditentukan dari kelompok yang paling banyak berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, 12) guru memberi reward pada kelompok juara.

Pada siklus II, muatan materi fokus tentang lautan dan bentuk permukaan bumi. Langkah-langkah pelaksanaan Course Review Horay pada siklus II sama seperti pada siklus I, namun pada siklus II peneliti lebih menekankan siswa untuk tidak berbuat curang. Peneliti juga meminta siswa untuk menutup buku catatan selama pelaksanaan Course Review Horay.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Hasil Penelitian

(10)

rata-rata nilai hanya sebesar 62,45. Secara lebih rinci, dari 11 siswa kelas III hanya 5 siswa atau 45,45% yang mendapat nilai 70 ke atas. Sedangkan 6 siswa lainnya atau 54,55% mendapat nilai di bawah 70. Bahkan, dari 6 siswa yang nilainya di bawah 70, hanya 1 siswa yang tuntas KKM, yaitu nilai KKM 63. Sedangkan 5 siswa lainnya tidak tuntas KKM. Artinya, ketuntasan klasikal hanya mencapai 54,55%.

Selain masalah hasil belajar di atas, kondisi awal menunjukkan siswa terkesan tidak tertarik pada pembelajaran dan lebih suka melakukan aktivitas lain saat pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang lain yaitu kurangnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tidak banyak siswa yang berani mengutarakan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dipelajari. Kalaupun ada yang berani berpendapat, siswa masih kurang tepat dalam menjelaskan pendapatnya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong rendah.

Hasil Penelitian Siklus I

Proses Pembelajaran dengan Model Curhat Masal

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dideskripsikan, peneliti menyusun rencana pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi diberikan dengan menerapkan model pembelajaran Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual (Curhat Masal). Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2016, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2016. Kegiatan pembelajaran dengan model Curhat Masal ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer.

(11)

Gambar 1. Guru menyajikan video pembelajaran

Gambar 2. Guru memandu pelaksanaan Course Review Horay

Gambar 3. Kelompok mendiskusikan

jawaban Gambar 4. Observer melakukanpengamatan

Gambar 5. Kelompok yang mendapatkan “horay” bersorak kegirangan

(12)

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus 1.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada siklus I dan prestasi belajar pada kondisi awal. Rata-rata nilai tes formatif siklus I lebih besar daripada kondisi awal, terpaut 8,82.

Berdasarkan perolehan data hasil belajar siklus I, maka hasil belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini, karena rata-rata nilai hasil belajar siswa belum mencapai 75, dan ketuntasan klasikal belum mencapai 75% atau sedikitnya 8 siswa. Hanya 7 siswa yang tuntas belajar pada pelaksanaan siklus I.

Perubahan Perilaku Belajar Siswa

Data hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran Curhat Masal pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus I

(13)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perilaku belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 77,27%, dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi sebesar 82,95%. Rata-rata persentase perilaku belajar siswa pada siklus I sebesar 80,11%. Data perolehan tersebut menunjukkan bahwa siswa menunjukkan perilaku belajar yang aktif, dan keaktifan siswa tersebut telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu ≥ 70%.

Refleksi Siklus I

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III materi kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Pada pelaksanaan siklus I, diketahui perolehan data rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71,21, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan kondisi awal. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 63,64%, lebih baik daripada ketuntasan klasikal pada kondisi awal yang hanya mencapai 54,55%. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I belum berhasil karena nilai rata-rata hasil belajar siswa < 75 dan ketuntasan klasikal < 75%.

Data hasil observasi perilaku belajar siswa pada siklus I menunjukkan keaktifan perilaku siswa dalam belajar mencapai 80,11% dan sudah melebihi indikator kinerja pada poin keaktifan siswa, yaitu ≥ 70%. Sebelum diberikan tindakan pembelajaran dengan model Curhat Masal, siswa terlihat tidak antusias ketika mengikuti kegiatan belajar IPA. Namun setelah peneliti menerapkan model pembelajaran Curhat Masal, siswa terlihat sangat antusias, senang mengikuti pembelajaran, menjadi lebih fokus ketika peneliti menyampaikan materi pembelajaran, bahkan suasana kelas terkesan gaduh ketika siswa berkelompok untuk mengikuti Course Review Horay.

Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai idikator kinerja, sehingga pembelajaran harus ditingkatkan dan dilanjutkan pada siklus II.

Hasil Penelitian Siklus II

(14)

Berdasarkan refleksi siklus I, peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada hasil pelaksanaan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016. Kegiatan pembelajaran dengan model Curhat Masal ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer.

Aktivitas proses pembelajaran siklus I dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus II.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Melalui pelaksanaan tes formatif siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,18. Nilai tertinggi 97, sedangkan nilai terendah 50. Jumlah siswa Gambar 7. Guru menjelaskan materi

pelajaran dengan media audio visual Gambar 8. Masing-masing kelompokmendiskusikan jawaban

Gambar 9. Kelompok yang mendapat “horay” bersorak kegirangan

(15)

yang tuntas KKM nilai 70 sebanyak 8 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72,73%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 27,27%.

Indikator kinerja mensyaratkan ketuntasan klasikal sebesar 75% (8 siswa). Apabila dihitung, 75% dari jumlah 11 siswa diperoleh angka 8,25. Karena angka 8,25 tersebut menunjukkan jumlah siswa, maka harus dibulatkan ke bawah sehingga menjadi 8 siswa. Berdasarkan perolehan data hasil belajar siklus II, maka hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini, karena rata-rata nilai hasil belajar siswa memenuhi syarat ≥ 75, dan ketuntasan klasikal mencapai 75% atau sebanyak 8 siswa tuntas KKM.

Perubahan Perilaku Belajar Siswa

Data hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran Curhat Masal pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus II

No. Perilaku yangDiamati

(16)

Refleksi Siklus II

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III materi kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Pada pelaksanaan siklus II, diketahui perolehan data rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,18, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan hasil siklus I, dengan selisih nilai 6,91. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 72,73%, lebih baik daripada ketuntasan klasikal pada siklus I, dengan selisih 9,09%. Apabila dibandingkan dengan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II telah berhasil karena nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai indikator kinerja yaitu ≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 75%.

Data hasil observasi perilaku belajar siswa pada siklus II menunjukkan keaktifan perilaku siswa dalam belajar mencapai 83,72%, melebihi keaktifan perilaku belajar siswa pada siklus I dengan selisih 3,61%. Karena hasil pada siklus II telah mencapai indikator kinerja, maka proses pembelajaran kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada penelitian ini selesai dan berhenti di siklus II.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini, siswa sangat menerima perlakuan pembelajaran dengan model Curhat Masal. Siswa terlihat lebih bergairah dalam mengikuti proses belajar, dan tampak bahwa siswa memandang model pembelajaran Curhat Masal sebagai proses pembelajaran yang sangat mengasyikkan yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Hal ini menjawab teori dari Rohani dalam Sanjaya (2011:23) yang menyatakan bahwa audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

(17)

perolehan perilaku belajar siswa pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa memiliki perilaku belajar yang aktif dalam model pembelajaran Curhat Masal. Keaktifan perilaku belajar siswa telah memenuhi syarat pada indikator kinerja, yaitu ≥ 70%. Keaktifan perilaku belajar siswa pada setiap siklus juga menunjukkan keaktifan belajar dengan kategori tinggi.

Berdasarkan data-data tersebut, diketahui terdapat perbedaan perilaku belajar siswa. Sebelum diberikan pembelajaran dengan model Curhat Masal, siswa terkesan kurang bergairah dalam belajar. Namun setelah peneliti melakukan tindakan dengan melakukan model pembelajaran Curhat Masal, perilaku belajar siswa berubah menjadi aktif dan prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini menjawab teori dari Slameto (2010:2) yang menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku belajar siswa dari tidak aktif menjadi aktif dalam penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Winkel dalam Purwanto (2011:39) yang berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I membuat peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik, dan melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih maksimal. Perolehan data hasil belajar membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Curhat Masal berdampak positif pada pencapaian prestasi belajar siswa. Penggunaan media audio visual yang mampu memberikan gambaran konkret dari suatu objek, dapat membantu siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Hal ini menjawab teori dari Piaget, yang menyatakan bahwa anak usia 7-11 tahun (kelas III rata-rata usia 8-9 tahun) termasuk dalam tahap operasional konkret, yaitu anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret.

(18)

Sutrisno (2007:1.19) yang menyatakan bahwa IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat.

Proses belajar yang dilakukan secara berkelompok dalam Course Review Horay yang mengandung unsur bermain juga memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori dari psikolog perkembangan anak yang memberi sebutan anak pada masa usia 6-12 tahun sebagai “usia berkelompok”, karena pada usia ini rata-rata anak ingin diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompoknya. Minat dan kegiatan bermain siswa yang dipadukan dengan proses belajar dalam Curhat Masal dapat membantu siswa mengoptimalkan prestasi belajarnya.

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka kedua hipotesis tindakan yang diajukan diterima, yaitu: (1) Model pembelajaran Curhat Masal efektif untuk mengubah perilaku belajar menjadi lebih baik dalam pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi di kelas III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati; dan (2) Model pembelajaran Curhat Masal efektif untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi di kelas III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati.

PENUTUP Simpulan

(19)

Saran

Untuk mengintensifkan model pembelajaran Curhat Masal, peneliti memberikan saran: 1) Kepala Sekolah hendaknya lebih banyak memberikan motivasi pada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif bagi siswa; 2) Guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya dengan model pembelajaran Curhat Masal. Dalam penerapan Curhat Masal, guru hendaknya mampu menjadi motivator yang baik bagi siswa dengan selalu memberikan dorongan kepada siswanya untuk selalu aktif dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Hetika. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. (online). (gugutlutfichasepti.blogspot.com, diunduh 21 Februari 2016)

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rositawaty, S. Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press.

Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugandi, A. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(20)

Gambar

Gambar 6. Pemberian reward padaperwakilan kelompok juara
Tabel 1 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus IPertemuan 1Pertemuan 2
Gambar 7. Guru menjelaskan materipelajaran dengan media audio visual
Tabel 3 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “ Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda- bedakan orang” yang menentukan asas sederhana agar dalam proses beracara

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh koefisien regresi Kepemimpinan transformasional sebesar 0,883 (positif). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial

Nama nama penerima bantuan keuangan jasa penerangan kepada masyarakat melalui desa untuk pemasangan KWH METER adalah hasil seleksi dari para Kepala

Adapun hasil distribusi angket dari 70 siswa di MAN 1 Banda Aceh dengan 15 pertanyaan yang meliputi aktifitas kokurikuler siswa, jenis aktifitas kokurikuler yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama proses fermentasi kecap ikan rucah (10, 20 dan 30 hari) dengan penambahan koji yang berbeda menunjukkan nilai

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Citra merek merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen sehingga menimbulkan niat beli (Simamora,2011) dan penelitian yang dilakukan

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan