MODUL
KEWIRAUSAHAAN DAN PERENCANAAN USAHA
(BISNIS PLAN)
KERJASAMA
GITA PERTIWI - ACCESS
GITA PERTIWI
JL GRIYAN LAMA NO 20,BATURAN- COLOMADU-JAWA TENGAH
TELP/FAX +62-271-710465/718956
KATA PENGANTAR
Modul Kewirausahaan dan Bisnis Plan (Perencanaan Usaha) , merupakan modul yang disusun dalam rangka peningkatan kapasitas kepemimpinan perempuan dalam pengembangan ekonomi pedesaan berbasis potensi lokal. Modul ini disusun berdasarkan kerjasama antara Gita Pertiwi dan Access dalam rangka peningkatan kapasitas mitra langsung dalam topik tersebut di atas.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk menjadi pegangan para fasilitator/pendamping lapangan dalam melakukan training dan asistensi kepada kelompok dampingannya dalam membangun jiwa kewirausahaan dan merencanakan sebuah usaha.
Dengan adanya modul ini, kami berharap dapat menjadi sumber belajar bagi fasilitator-fasilitator yang peduli terhadap gerakan mendorong pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal.
Modul ini bisa diterapkan, dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Oleh karena itu masukan,saran dan kritikan sangat diperlukan untuk menyempurnakan modul ini.
TIM PENYUSUN
Penulis:
1. Titik Eka Sasanti 2. Nunik Sulistiyani 3. Suparlan
4. Isnaeni Rahmat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
PENYUSUN MODUL 3
DAFTAR ISI 4
BAB I. PENDAHULUAN 5
A. Dasar Pemikiran 5
B. Tujuan dan Hasil Yang Diharapkan 5
C. Pengguna Modul 5
D. Monitoring dan Evaluasi 5
BAB II. MODUL KEWIRAUSAHAAN 7
A. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan 7
B. Karakteristik Wirausaha 10
C. Motivasi Berwirausaha 13
BAB III. BISNIS PLAN 15
A. Pengertian Bisnis Plan 15
B. Proses Penyusunan Bisnis Plan 16
BAB IV. Pengorganisasian Pelatihan 21
A. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa 21
B. Perencanaan, Pelaksanaan,dan Pasca Pelatihan 25
C. Evaluasi dan RTL 30
BAB I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Para Wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menentukan keputusan dalam pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya. Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha adalah orang yang selalu berubah dan berkembang. Mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang sehat.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Berdasarkan pemahaman kewirausahaan di atas,maka seorang wirausaha harus membuat perencanaan yang tepat untuk memulai sebuah usaha. Dengan melakukan perencanaan usaha maka akan dapat diukur kelayakan suatu usaha yang akan dilakukan.
Pengetahuan tentang kewirausahaan dan perencanaan usaha sangat diperlukan bagi para fasilitator/pendamping masyarakat dalam hal mendorong tumbuhnya wirausaha berbasis potensi lokal yang ada. Ciri khas dari pendampingan kewirausahaan ini adalah munculnya wirausaha-wirausaha yang beretika. Artinya tidak hanya mengejar keuntungan semata,tetapi juga harus berkontribusi secara adil pada semua pelaku yang terlibat dalam usaha tersebut dan menjaga keberlanjutan lingkungan yang ada.
B. Tujuan dan Hasil Yang Diharapkan
1. Meningkatkan pengetahuan para fasilitator tentang kewirausahaan dan penyusunan rencana usaha
2. Meningkatkan ketrampilan fasilitator dalam mendorong munculnya wirausaha berbasis potensi lokal
Hasil yang diharapkan:
1. Peserta/para fasilitator mampu menjelaskan pengertian kewirausahaan dan perencanaan usaha
2. Peserta/para fasilitator mampu dan terampil memfasilitasi perencanaan usaha 3. Peserta/para fasilitator mampu memotivasi munculnya wirausaha lokal
C. Pengguna Modul
Modul ini didesain untuk para fasilitator lapangan yang akan memfasilitasi kelompok/individu dalam pengembangan usaha. Diharapkan para fasilitator lapangan ini menguasai Prinsip Pendidikan Orang Dewasa. Modul ini juga dapat digunakan oleh para wirausahawan dalam merencanakan usahanya
D. Monitoring dan Evaluasi
BAB II.
MODUL KEWIRAUSAHAAN
A. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan
Pengantar
Wirausaha dan kewirausahaan merupakan kata-kata yang hampir setiap hari kita dengar. Bahkan program-program pemerintah pun sekarang banyak yang menggunakan jargon
Jadilah Wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan .
Meskipun kata wirausaha dan kewirausahaan mudah diucapkan,banyak orang yang belum mengerti makna dan bedanya. Sebagian orang menganggap wirausaha sama dengan pengusaha yang berhasil,yang mempunyai bisnis besar,mampu mempekerjakan banyak orang,penampilannya perlente dan necis, penghasilan besar, dll. Oleh karena itu dalam sesi ini kita akan khusus mempelajari pengertian wirausaha dan kewirausahaan.
Tujuan
Peserta memahami konsep dasar kewirausahaan yang mencakup pengertian dan prinsip-prinsipnya
Hasil yang diharapkan
1. Peserta bisa menjelaskan tentang pengertian wirausaha dan kewirausahaan 2. Peserta bisa menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam pengembangan
usahanya
Metode
a. Curah Pendapat b. Ceramah
c. Diskusi Kelompok
Waktu : 90 menit
Alat dan Bahan
1. Atk Lengkap : spidol,metaplan,plano,lakban 2. Materi power point
Langkah Kegiatan :
NO LANGKAH KEGIATAN METODE WAKTU ABB
1 Fasilitator menjelaskan secara singkat mengenai tujuan pembelajaran, proses yang akan dilakukan serta hasil yang akan dicapai.
Pemaparan 10 menit Plano, Meta Plan, Spidol, lagban
2 Fasilitator mengajak para peserta untuk berpendapat mengungkapkan pengertiannya tentang wirausaha dan kewirausahaan
Curah Pendapat
20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
pengertian tentang wirausaha dan kewirausahaan
plan, spidol lagban Fasilitator mengajak peserta berbagi
dalam kelompok kecil untuk
mendiskusikan tentang Prinsip-prinsip dalam kewirausahaan
Diskusi Kelompok
20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain dapat menanggapi dan bertanya
Pemaparan Pleno
25 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Fasilitator menugaskan perwakilan peserta untuk menyimpulkan hasil presentasi semua kelompok. Kemudian fasilitator memberikan penjelasan dan point penting tentang prinsip-prinsip kewirausahaan
Pemaparan 15 menit Bahan Bacaan
Penugasan/Bahan Diskusi
Analisislah apakah anda mempunyai jiwa wirausaha?
Bahan Bacaan
Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha, kata wira berarti berani, mulia , usaha berarti kegiatan bisnis komersiil maupun non komersiil.Jadi secara sederhana kewirausahaan diartikan sebagai hal-hal yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan usaha/bisnis secara mandiri
Menurut Josep Schumpeter ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi..
Setiap orang punya kemampuan menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang. Seorang wirausahawan adalah berjiwa berani menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam membuka usaha, disamping itu ia punya kemampuan kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan sumberdaya dan peluang untuk mengembangkan usaha yang bertujuan meningkatkan penghasilan dan taraf kehidupan. Kemampuan berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan dan menyediakan produk merupakan modal utama dalam meraih peluang, disamping kemampuan dalam manajemen usaha
Dalam berwirausaha, seseorang harus bisa menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar dan memprediksi serta menyikapi perubahan pasar. Disinilah fungsi-fungsi manajerial sangat dibutuhkan mulai dari perencanaan usaha, pengembangan, pengawasan hingga penilaian atau pengevaluasian usaha.Jika kita bermaksud mencapai suatu tujuan yang paling diinginkan dalam hidup ini, kekuatan yang bisa mendukung pencapaian tujuan tersebut berasal dari diri kita sendiri. Meskipun resiko kegagalan selalu ada, wirausahawan mampu mengambil resiko dengan kemampuannya berpikir kreatif dan inovatif
Dalam mengembangkan kegiatan kewirausahaan,tahapan penting yang harus diperhatikan meliputi :
1. Tahapan memulai usaha
efisien, mengadministrasikan kegiatan usaha juga pembukuan keuangan. Pada tahap ini wirausahawan harus memperhitungkan dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas dan peluang yang ada.
2. Tahapan melakukan usaha
Pada tahap ini seorang wirausahawan harus mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usaha yang dipilih. Aspek ini mencakup manajerial kepemimpinan, permodalan, SDM pendukung, pengelolaan usaha hingga ke pemasarannya. Untuk permodalan tidak hanya berbentuk materi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha.
3. Mempertahankan usaha
Dalam menjalankan usaha harus bisa memberi kepuasan pada pelanggan dengan cara menyediakan barang atau jasa yang berkualitas dan bermanfaat dengan watu tepat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pada hasil yang telah dicapai dalam usahanya, perlu dianalisis perkembangannya dan ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang ada. 4. Mengembangkan usaha
Bila situasi mendukung pengembangan usaha dan asset usaha tersedia maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil.Dalam mengembangkan usaha dan membuka usaha baru banyak unsur ketidakpastian antara ide wirausaha dengan peluang, ketidakpastian antar sumber daya dengan peluang juga ketidakpastian antara sumber daya dengan ide wirausaha. Oleh karena itu seorang wirausaha dituntut siap menghadapi tantangan dan mampu mengambil resiko, mempunyai sifat optimis serta sigap dalam pengambilan keputusan.
Untuk menuju puncak karir dalam berwirausaha, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
1. Keyakinan dalam menentukan usaha 2. Keberanian dalam mengambil keputusan 3. Ambisi untuk maju dan berusaha
4. Kemauan untuk kerja keras
5. Bisa bekerjasama dengan orang lain 6. Penampilan yang baik
B. Karakteristik Wirausaha
Pengantar
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Oleh karena itu seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda dari orang-orang pada umumnya.
Tujuan
1. Peserta paham yang dimaksud dengan karakteristik kewirausahaan
Hasil yang diharapkan
1. Peserta bisa menjelaskan tentang karakteristik wirausaha
2. Peserta dapat mengadopsi karakteristik wirausaha dalam kehidupannya
Metode
1. Pemaparan 2. Diskusi Kelompok
Alat dan Bahan:
1. ATK lengkap
2. Power point materi
Waktu : 90 menit
Langkah Kegiatan :
NO LANGKAH KEGIATAN METODE WAKTU ABB 1 Fasilitator menjelaskan secara singkat
mengenai tujuan pembelajaran, proses yang akan dilakukan serta hasil yang akan dicapai.
Pemaparan 10 menit Plano, Meta Plan, Spidol, lagban
2 Fasilitator mengajak peserta untuk berbagi dalam kelompok kecil, masing-masing kelompok diberi tugas
mengidentifikasi dan menjelaskan sifat atau karakter yang dimiliki seorang wirausaha.
Diskusi kelompok
30 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
3 Selesai diskusi kelompok, masing-masing perwakilan diminta mempresentasikan
hasilnya dan ditanggapi bersama-sama. lagban 4 Fasilitator memberikan
penegasan-penegasan terkait dengan karakteristik wirausaha
Pemaparan 20 menit Materi belajar, Plano, Meta plan, spidol lagban
Penugasan
Diskusikan apakah karakteristik seorang wirausaha dapat diterapkan di lokasi/wilayah anda?
Bahan Bacaan
Seorang wirausahawan adalah seorang yang mampu menatap masa dengan penuh rasa optimis. Untuk melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha, wirausahawan dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif, berani mengambil resiko, percaya diri, bersemangat dalam menghadapi suatu tantangan dan rintangan. Dalam menjalankan usahanya wirausaha selalu menggunakan tuntunan logica rasional, profesional tapi fleksibel. Pemilihan pasar yang tepat untuk menjaring konsumen menjadi penting bagi
wirausahawan dalam mengembangkan usaha dan menjaga kontinuitas perusahaannya. Seorang wirausahawan yang sukses kecenderungannya memiliki :
1. Visi kedepan dalam mengelola usahanya sehingga kontinuitas tetap terjaga. 2. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik, mampu mengelola konflik dalam
perusahaannya, berpikiran terbuka, bisa menerima kritik dan saran dari karyawan dan rekan kerjanya
3. Mempunyai sifat dan kepribadian yang mantap, percaya diri, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
4. Memiliki optimisme tinggi dengan keputusan yang diambil, berani mengambil resiko sebagai konsekuensi dalam keberhasilan usahanya.
5. Dalam mengelola usaha selalu mendahulukan hasil kerja atau prestasi, mempunyai tekat dan semangat yang kuat dalam bekerja, tidak malu atau gengsi dalam
melakukan pekerjaan untuk mencapai keberhasilannya.
6. Bersifat responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada.
Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang
membedakan dengan orang lain. Karakteristik wirausahawan yang paling penting adalah 1. Sikap personal
a. Mencakup sikap Percaya diri, kalau ada ide akan diperjuangkan dengan gigih hingga menjadi suatu kenyataan.
b. Sikap optimis, berpikir dan bersikap optimis, c. Mandiri, tidak begitu tergantung pada orang lain.
Dengan sikap personal ini melahirkan tabiat yang motivatif dan inovatif, berpikiran lebih terbuka dan bisa belajar dari pengalaman orang lain.
2. Dilihat dari karakter ekonomisnya wirausahawan akan selalu berusaha untuk mendapatkan nilai tambah, pekerja keras dan pantang menyerah, selalu punya inisiatif untuk memulai langkah kerja.
4. Wirausahawan adalah seorang organisator, punya jiwa pemimpin bertanggung jawab pada bidang, terbuka dengan kritik dan siap memperbaiki diri. Supel mudah bergaul, komunikatif dalam membangun kerjasama dengan pihak lain.
Sifat wirausaha yang lainnya adalah :
1. Sifat Instrumental. Wirausaha dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan untuk mencapai tujuan pribadi dalam berusaha. 2. Sifat Prestatif. Wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih
efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya.
3. Sifat Keluwesan Bergaul. Wirausaha selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dalam hubungan antar manusia.
4. Sifat Kerja Keras. Wirausaha selalu terlibat dalam situasi kerja, dan tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.
5. Sifat Keyakinan Diri. Wirausaha selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, dan selalu melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi.
6. Sifat Pengambil Resiko.Wirausaha selalu memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan berusaha. 7. Sifat Swa-Kendali. Wirausaha dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu
pada kekuatan dan kelemahan pribadi, batas-batas kemampuan dalam
berwirausaha. Sehingga dengan pengendalian diri, mereka dapat menentukan kapan harus meminta bantuan dari orang lain dan kapan mereka harus mengubah strategi dalam bekerja bila menghadapi hambatan.
8. Sifat Inovatif.Wirausaha selalu mendekati berbagai masalah dalam berusaha dengan cara-cara baru yang lebih bermanfaat.
C. Motivasi Berwirausaha
Pengantar
Salah satu motivasi dalam berwirausaha adalah tujuan untuk mencapai keuntungan dan kesuksesan. Ini tidak mudah diraih apabila tidak ada usaha, untuk memulai usaha dapat dilakukan dengan mengembangkan ide. Ide ini merupakan satu upaya untuk meraih peluang usaha (pada dasarnya sumber ide berwirausaha berasal dari sumber peluang yang dapat diraih). Setelah ide usaha dapat dipetakan berdasarkan peluangnya, langkah selanjutnya merancang bentuk usaha dan menyiapkan model pengelolaan/manajemen usaha termasuk sumber permodalannya. Setelah siap memproduksi barang atau jasa, pada tahap ini akan dilakukan juga sosialisasi dan promosi . Apabila usaha yang dikelola berjalan lancar maka strategi pengembangan usaha dapat dimantapkan dengan mempertahankan dan mengembangkan target pasar yang sudah ada. Untuk menuju ini kualitas barang atau jasa harus terjaga, kualitas pelayanan untuk kepuasan konsumen menjadi prioritas utamanya. Pada posisi seperti ini sangat dimungkinkan untuk meningkatkan skala usaha dan memperluas jaringan usaha.
Tujuan
Peserta dapat mengidentifikasi dan merumuskan bentuk-bentuk motivasi dalam berwirausaha.
Hasil yang diharapkan
Peserta bisa menjelaskan bentuk-bentuk motivasi dalam berwirausaha.
Metode
1. Curah Pendapat 2. Ceramah
3. Diskusi Kelompok
Waktu : 120 menit Langkah Kegiatan :
NO LANGKAH KEGIATAN METODE WAKTU ABB 1 Fasilitator menjelaskan secara singkat
mengenai tujuan pembelajaran, proses yang akan dilakukan serta hasil yang akan dicapai.
Pemaparan 10 menit Plano, Meta Plan, Spidol, lagban
2 Fasilitator mengajak para peserta untuk berpendapat mengungkapkan
pengertiannya tentang motivasi
Curah Pendapat
30 menit Plano, Meta plan, spidol lagban 3 Fasilitator bantu mengidentifikasi dan
mengklarifikasi pemahaman peserta tentang motivasi
Pemaparan 20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban 4 Fasilitator mengajak peserta berbagi
dalam kelompok kecil untuk membahas motivasi berwirausaha
Diskusi Kelompok
5 Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya
Pemaparan 20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban 6 Tanggapan dan Kesimpulan Curah
pendapat
10 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Penugasan
Bahan Bacaan
Berwirausaha adalah menjalankan usaha yang menantang, kreatif, dan fleksibel bagi masa depan seseorang. Untuk menuju keberhasilan, seorang wirausaha harus (1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas, dengan demikian dalam menentukan usaha arahannya juga jelas. (2) Punya inisiatif dan proaktif dalam mencari peluang untuk mengembangkan usahanya. (3) Wirausaha yang sukses akan selalu mengejar prestasi yang lebih baik, kualitas produk, pelayanan yang diberikan serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. (4) Seorang wirausaha dituntut bekerja keras dan berani ambil resiko, dimana ada peluang selalu dikejar dengan menganalisa resikonya. (5) Punya komitmen tinggi dan bertanggungjawab untuk melakukan sesuatu yang menjadi tanggung-jawabnya. (6) Bisa membangun kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak yang mendukung usahanya.
Wirausahawan adalah orang yang mandiri, mengatur, melaksanakan konsep/ide ataupun pekerjaan atas prakarsa prakarsa dan aturan yang dibuat sendiri. Bagaimana memotivasi orang untuk maju dan berhasil (termasuk diri sendiri) ?
1. Dengan paksaan melalui perintah atau intruksi bersifat memaksa. Pada awalnya, subyek akan melakukan tugas lebih didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. 2. Dengan persuasi (persuasion) melalu cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat
dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain.
3. Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Aplikasi dalam kewirausahaan :
Metode paksaan sangat tepat dilaksanakan kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya. Metode persuasi tepat untuk menumbuhkan motivasi
wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan. Metode stimulasi akan lebih baik, bila diterapkan pada subjek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan.
Kompetensi yang dibutuhkan seorang wirausaha adalah 1. Kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang,
2. Kemampuan untuk memahami secara baik dan benar usaha yang dikembangkan,
3. Kemampuan untuk merencanakan, mengolah, mengembangkan, dan mengendalikanusaha, 4. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efisien dan efektif,
5. Kemampuan untuk membuat keputusan,
BAB III. MODUL PERENCANAAN USAHA (BISNIS PLAN)
A. Pengertian Bisnis Plan Pengantar
Mengherankan, banyak orang yang menyatakan bahwa membuat rencana bisnis itu tidak berguna dan hanya membuang waktu saja. Ini memang sepertinya pekerjaan panjang dan rumit. Padahal, bisnis plan dalam suatu usaha merupakan hal yang urgen. Sekecil apapun usaha, hendaknya dibuat sebuah perencanaan yang matang.
Seringkali bisnis dikelola dengan hanya bermodal semangat. Banyak orang yang ingin segera mempunyai usaha tanpa mau membuat bisnis plan. Padahal tidak sedikit para pebisnis yang masih gagal walaupun telah melakukan planning dengan baik.Dalam bisnis, kita tidak bisa berharap perjalanannya akan mulus-mulus saja. Apalagi jika pengelolaan bisnis meniadakan planning sama sekali. Berbicara mengenai usaha, siapapun dia, maka yang digunakan adalah rambu-rambu bisnis. Kebanyakan orang lalai, karena tidak mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang ada.
Usaha produktif yang banyak dilakukan perempuan,banyak yang tidak berkembang karena selama ini paradigma yang digunakan adalah perempuan berusaha untuk menambah penghasilan keluarga. Akibatnya usaha yang dilakukan lebih bersifat usaha sampingan untuk mengisi waktu luang. Karena usaha sampingan,tidak banyak wirausaha perempuan yang memasukkan biaya tenaga kerja, biaya promosi dan analisa resiko untuk penentuan harga jual produknya.
Oleh karena itu perencanaan usaha secara cermat diharapkan akan mampu mendorong perempuan untuk meningkatkan posisi tawarnya,dengan menghargai kemampuan/kapasitas yang dimiliki,biaya promosi dan resiko yang selama ini diabaikan.
Tujuan
1. Peserta paham pengertian bisnis plan 2. Peserta mengetahu manfaat bisnis plan
3. Peserta memahami pentingnya bisnis plan untuk mendorong kepemimpinan perempuan
Hasil Yang Diharapkan
Setelah mendapatkan materi tentang Pengertian Bisnis Plan , diharapkan: 1. Peserta mampu menjelaskan pengertian bisnis plan
2. Peserta mampu menyusun bisnis plan usahanya dengan memasukkan komponen penting usaha untuk menghargai kemampuannya.
3. Peserta mampu memotivasi kelompok dampingan untuk membuat bisnis plan
Metode:
1. Curah pendapat 2. Studi kasus 3. Permainan
Alat dan Bahan:
1. ATK lengkap : spidol,plano,metaplan,lakban 2. Contoh kasus suatu usaha
Waktu : 90 menit
Langkah-langkah fasilitasi
No Langkah-langkah Metode Waktu ABB
1 Fasilitator menjelaskan tujuan mempelajari bisnis plan
Curah pendapat 10 menit ATK lengkap 2 Fasilitator membagi peserta dalam
beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberi satu paket alat permainan
Diskusi
kelompok/permainan 80 menit
Mintalah masing-masing kelompok untuk membuat sesuatu yang bermanfaat,dengan aturan:
1. Kelompok 1 : tanpa proses diskusi
2. Kelompok 2 : berdiskusi Mintalah 2 orang peserta untuk bertugas sebagai pengamat diskusi kelompok
Mintalah masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
Rumuskan hasil diskusi kelompok dengan penegasan tentang pentingnya membuat sebuah perencanaan usaha
Penugasan:
Diskusikan manfaat penyusunan rencana kegiatan
Bahan Bacaan
Dalam membuat bisnis plan, maka yang pertama kali kita lakukan adalah mengenali dimana posisi kita, kemana kita akan pergi (tujuan), mengapa kita ingin pergi ke sana dan apa yang akan kita capai. Ukuran-ukuran tersebut penting. Intinya adalah bagaimana cara yang paling baik untuk mencapai tujuan yang kita capai.
Disitulah dibutuhkan sebuah strategi bagaimana kita kesana. Pada masing-masing orang tentunya akan berbeda dalam membuat strategi. Ketika menuju ke suatu tempat, ada yang menganggap efektif naik taxi, tapi bisa juga yang lain berpendapatbahwa akan ebih menghemat biaya, maka efektifnya dengan bus, angkot atau bajaj. Karenanya, bisnis plan yang dibuat untuk setiap usaha pastinya tidak sama.
Berikut adalah manfaat dari bisnis plan bagi sebuah usaha :
1. Fungsi dari perencanaan yang disusun secara sistematis dapat menjadi sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara perusahaan.
2. Perencanaan bisa menjadi dasar pengaturan alokasi sumberdaya.
3. Sebagai alat pendorong bagi pelaku bisnis untuk melihat ke depan dan menyadari betapa pentingnya variabel waktu.
Idealnya, sebuah bisnis berawal dari sebuah ide atau konsep, yang kemudian diterjemahkan dalam sebuah perencanaan. Berbekal sebuah bisnis plan, maka bisnis bisa dilaksanakan. Dari hasil kerja yang telah dilakukan, perlu adanya evaluasi, yaitu sinkronisasi antara hasil dan rencana.
Dari hasil evaluasi, maka akan berfungsi untuk melakukan pengembangan usaha yang terus berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang relevan tidak hanya untuk bisnis, namun untuk semua aktifitas dalam kehidupan kita.
Planmerupakan tahap pengembangan dari sebuah gagasan yang dituangkan dari sebuah perencanaan.
Domerupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat Checkmerupakan evaluasi dari implementasi yang telah kita lakukan
Actionmerupakan pelaksanaan dari hasil evaluasi, sehingga terjadi improvement (perkembangan) yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Dalam memulai bisnis, maka yang harus dirumuskan adalah visi, misi dan nilai-nilai perusahaan (corporate value). Misalnya saja Anda ingin membuat usaha yang excellent, jujur, amanah dan sebagainya. Hal itu penting karena akan menjadi jiwa perusahaan. Point-point tersebut dituangkan dalam sebuah bisnis plan, yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Visi 2. Misi
3. Nilai-nilai Perusahaan 4. Sasaran
5. Strategi
6. Proyeksi Keuangan
7. Inisiatif dan Rencana Tindakan 8. Rencana Kebutuhan SDM 9. Struktur Organisasi
B. Penyusunan Rencana Usaha
Pengantar
Dalam melakukan suatu usaha apapun yang diharapkan adalah keuntungan, namun kenyataan yang terjadi bahwa setiap pelaku usaha belum banyak membuat perencanaan yang sistematis. Oleh karena itu yang kita harapkan adanya suatu rencana usaha yang dapat menjadi acuan dalam menjalankan usahanya.
Tujuan :
1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang langkah-langkah menyusun rencana usaha
2. Meningkatkan ketrampilan peserta dalam memfasilitasi penyusunan rencana usaha
Hasil Yang Diharapkan
1. Peserta mmapu menjelaskan langkah-langkah penyusunan rencana usaha 2. Peserta mampu memfasilitasi orang lain dalam penyusunan rencana usaha 3. Peserta mampu memberikan saran untuk kelayakan suatu usaha
Metode :
1. Diskusi 2.Praktek
Alat dan Bahan 1. ATK lengkap
2. Power point materi 3. Contoh soal/usaha 4. Mesin hitung
Waktu : 280 menit (6,5 jam)
Langkah-Langkah Memfasilitasi :
No Langkah-langkah Metode Waktu ABB
1 Fasilitator mengajak peserta untuk mereview tujuan menyusun rencana usaha
Curah pendapat 10 menit ATK
2 Fasilitator menjelaskan langkah-langkah menyusun sebuah rencana usaha yang baik
Diskusi
Curah pendapat
60 menit ATK Power point Peserta dibagi dalam kelompok
untuk menyusun sebuah
rencana usaha (bisnis plan) dan praktek menyusun sebuah rencana usaha
- Diskusi
- Praktek
120 menit ATK & contoh soal
Peserta mempresentasikan hasil penyusunan rencana usaha
Fasilitator merumuskan dan menyimpulkan hasil diskusi dan praktek bisnis plan
30 menit ATK
Total 280 menit
Bahan Diskusi/Penugasan
- Susunlah rencana usaha dalam setiap kelompok
Bahan Bacaan
Dalam melakukan sebuah rencana usaha, kita harus bisa menganalisa dan menyusun sebuah rencana agar tujuan dari sebuah rencana usaha tersebut bisa di targetkan nilai untung dan ruginya membuat sebuah rencana usaha.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana usaha adalah: 1. Mimpi terhadap usaha yang akan dikembangkan/Visi:
a. Maksimal b. Standart c. Minimal
Prinsip : sesuai potensi,terukur (Kuantitas dan kualitas),jangka waktu jelas,dapat dicapai
2. Ringkasan Pasar : kecenderungan pasar terhadap produk/jasa yang kita tawarkan,baik di masa lalu,masa sekarang dan yang akan datang
3. Analisa pesaing: a. Siapa pesaing kita
b. Produk/jasa apa yang dijual,berapa haganya c. Kekuatan dan kelemahan pesaing
4. Analisis internal produk/jasa yang kita jual a. Apa keunggulannya
b. Bagaimana ketersediaannya. Harus dikaitkan dengan rencana produksi,meliputi: b.1. sistem produksi yang paling cocok :
Padat karya atau padat modal Urutan proses produksi
Bahan baku dan bahan pembantu Kontrol kualitas
Perlakuan limbah b.2. penentuan Lokasi usaha
Mesin dan peralatan Tenaga kerja yang dipakai Tata ruang dan tata letaknya Sistem dan alat transportasi Perkiraan dana
5. Aspek Pasar
b. Dimana posisi konsumen
6. Modal yang dibutuhkan
a. Modal investasi (modal yang tidak habis pakai,jangka panjang) Modal jangka panjang apa yang dibutuhkan?
Berapa biaya yang dibutuhkan Darimana asal modal investasi ini?
b. Modal Kerja (Modal jangka pendek/habis pakai) Berapa kebutuhannya
Darimana sumbernya c. Penentuan harga:
Harus menghitung total biaya yang dikeluarkan dan produk yang dihasilkan Harga pokok produksi = total biaya : jumlah produk
BEP (Break event point) = titik impas : yaitu jumlah keadaan di mana usaha tidak mengalami laba atau rugi. Tujuannya adalah untuk mengetahui harga pokok produk dan menentukan berapa penjualan minimum untuk menghasilkan untung.
Berapa harga jualnya? Untuk usaha mantap harga jual biasanya ditentukan dengan menambahkan 20 -30% dari BEP
7. Perkiraan Penjualan
a. Bagaimana melakukan promosi b. Bagaimana distibusinya
8. Proyeksi Rugi Laba
a. Membandingkan antara pendapatan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu
BAB IV. MODUL PENGORGANISASIAN PELATIHAN
A. Prinsip Pendidikan/ Belajar Orang Dewasa
Pengantar
Sistem pendidikan pada umumnya terutama di Indonesia merupakan system dan cara belajar yang ditentukan oleh satu system diatasnya (generalisasi)sehingga cara belajar terkadang berbenturan dengan wilayah lain yang system itu tidak cocok dengan wilayah tersebut. Pendidikan yang semacam iti disebut system pendidikan Konservatif dengan pendekatan Pedagogi (ilmu dan seni mengajar ) yang berjalan selama ini dirasakan mengandung beberapa kelemahan antara lain:
- Peserta didik dengan keunikannya tersendiri tidak bisa berkembang & mengeksplor diri
- Mereka tidak mampu menyampaikan kebenarannya sendiri karena terbelenggu sistim baku yang sudah dianggap mapan
- Perbedaan bukan hal yang dianggap wajar tapi dianggap sebagai perlawanan Dengan kondisi inilah para pemerhati system pendidikan mencoba menginisiasi CBOD (cara Belajar Orang Dewasa) model belajar inilah dianggap saling menghormati satu sama lain dan memberikan kesempatan yang sama, tidak ada guru dan tidak ada murid, semua warga belajar yang ada peserta dengan fasilitator yang menjembatani cara belajar agar proses belajar berjalan sesuai dengan harapan bersama.
Tujuan
Dengan materi prinsip belajar orang dewasa bertujuan :
1. Agar para fasilitator/calon fasilitator mampu menciptakan iklim atau mampu membangun suasana belajar yang lebih rilek
2. Bisa membangun suasana saling belajar antar peserta dan fasilitator sehingga system belajar berjalan dengan nyaman (tidak kaku)
3. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya sesuai dengan kondisi dan wilayahnya masing masing.
Hasil Yang diharapkan
1. Peserta lebih mendalami perbedaan prinsip belajar Pedagogi dengan Prinsip belajar Andragogi
2. Dengan prinsip belajar orang dewasa diharapakan para peserta mampu mengimplemantisakan ketika memfasilitasi kelompok
3. Peserta diharapkan pula mampu menyusun materi dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta belajar.
Metode
Diskusi , curah pendapat, Pemaparan
Alat dan bahan
Metaplan
Waktu : 60 menit
Lankah langkah
Langkah Kegiatan Metode Waktu ABB
Fasilitator menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi prinsip belajar orang dewasa
Pemaparan 5 menit Sepedol,
Kertas plano
Fasilitator menanyakan kepada peserta belajar apa yang diketahui dengan prinsip belajar orang dewasa
Curah Pendapat 10 menit Spedol,
Kertas Plano, Lakban/solasi
Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan perbedaan belajar bagi anak anak sekolah dengan belajar bagi orang dewasa
Diskusi kelompok 15 menir Kertas plano, Spedol
Fasilitator memfasilitasi presentasi hasil diskusi kemudian merumuskan perbedaan belajar anak anak (pedagogi) dan belajar orang dewasa (andragogi)
Pemaparan 20 menit Kertas plano,
spedol
Fasilitator menyimpulkan prinsip dasar belajar orang dewasa
Pemaparan 10 menit Spedol,
kertas plano
Bahan Diskusi
Diskusikan dengan kelompok seberapa pentingkah cara belajar pendidikan orang dewasa ? Mengapa ?
Pendidikan orang dewasa memiliki cara pendekatan partisipatif pula, apa ciri pokok pendekatan partisipatiforang dewasa pula ?
BAHAN BACAAN Konsep pendidikan
A. Pedagogi
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian atau pengalihan ilmu dan kebudayaan
Dalam konsep intelektualisme pendidikan, murid diposisikan sebagai obyek dan guru tetap bersifat otoriter
Sistim Pendidikan Konservatif dengan pendekatan Pedagogi (ilmu dan seni mengajar
anak-anak) yang berjalan selama ini dirasakan mengandung beberapa kelemahan antara lain: Anak didik dengan keunikannya tersendiri tidak bisa berkembang & mengeksplor diri, mereka tidak mampu menyampaikan kebenarannya sendiri karena terbelenggu sistim baku yang sudah dianggap mapan sedangkan Perbedaan bukan hal yang dianggap wajar tapi dianggap sebagai perlawanan
B. Andragogi
Ada satu konsep pendidikan yang meletakan siswa sebagai subyek dari pendidikan, konsep ini disebut Andragogi
Dari konsep Andragogi muncul Liberalisme Pendidikan yang menyatakan :
- Tujuan jangka panjang pendidikan adalah untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar setiap siswa bagaimana menghadapi persoalan-2 dalam kehidupan sehari-hari secara efektif
- Sekolah memajukan pola tindakan strategis yang didukung analisis obyektif berdasarkan fakta-fakta yang ada
PERBEDAAN PENDIDIKAN PEDAGOGI DENGAN ANDRAGOGI PEDAGOGI
1. Citra diri seorang anak / murid sangat tergantung pada orang lain. Guru sangat menentukan dan sifatnya mengarahkan.
2. Pengalaman anak diperoleh dari pengajaran pengalihan ilmu dari Proses belajar dilakukan dengan komunikasi satu arah.
3
3.. Dalam proses belajar guru menentukan isi materi pelajaran dan kapan akan diajarkan.
4. Arah belajar, merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari dan akan digunakan untuk kebutuhan dikemudian hari.
ANDRAGOGI
1. Orang dewasa punya kesadaran lebih tinggi dan mampu membuat keputusan sendiri karena ada kematangan psikologis.
2. Hubungan dengan Guru bersifat timbal balik saling membantu. 3. Pengalaman orang dewasa sebagai sumber ilmu.
4. Proses belajar dilakukan scr partisipatif dengan model diskusi , simulasi, rol play 5. Dalam pendekatan andragogi, peserta didik yang memutuskan materi belajar
sesuai dengan kebutuhannya. Guru berperan sebagai fasilitator.
6. Arah belajar, dipandang sebagai suatu proses penemuan dan pemecahan masalahl
Ciri Pokok Pendekatan Partisipatif
Sedangkan pendidikan orang dewasa (andragogi) memiliki ciri pokok pendekatan sebagai berikut :
1. Anggota kelompok merupakan subyek program.
3. Pendamping adalah fasilitator, keputusan diambil berdasar kesepakatan kelompok.
B. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pasca Pelatihan
Pengantar
Kata pengorganisasian sering kita dengar tetapi sesungguhnya pengorganisasian tersebut memerlukan ketrampilan khusus sehingga pengorganisasian kegiatan berjalan sesuai dengan tahapan yang dibutuhkan. Banyak lembaga baik NGO maupun Pemerintah sering melakukan pengorganisasian kegiatan yang terkadang tidak mampu menjawab kebutuhan bagi pesertanya, hal ini disebabkan kegiatan tersebut hanya mengikuti pesan sponsor yang belum tentu dibutuhkan disuatu lokasi.
Didalam melakukan sebuah pengorganisasian pelatihan diperlukan sebuah ketrampilan sehingga kegiatan pengorganisasian pelatihan betul betul terencana dengan baik, misalnya materi, fasilitator, alat dan bahan serta tempat sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
Berdasarkan dari definisinya pengorganisasaian pelatihan adalah sebagai upaya menggerakkan individu dalam upaya mewujudkan tujuan atau cita-cita bagi individu dan organisasi. Demi mewujudkan tujuan tersebut dalam pengorganisasian pelatihan juga dibutuhkan suatu materi.
Tujuan
1. Peserta memahai konsep perencanaan pengorganisasian pelatihan 2. Peserta memahami konsep pelaksanaan pengorganisasian pelatiahan 3. Peserta memahami pasca pengorganisasian pelatihan
Hasil yang Diharapkan
1. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta belajar mampu mendesain pelatihan diwilayahnya msing masing.
2. Mampu menggerakan masyarakat untuk diajak bersama melakukan sebuah kegiatan bersama.
Metode
a. Curah Pendapat b. Pemaparan c. Diskusi Kelompok
Waktu : 90 menit
Alat dan Bahan
1. ATK (spidol,metaplan,plano,lakban)
2. Materi power point (disesuaikan dengan kondisi wilayah)
Langkah Kegiatan :
No Langkah Kegiatan Metode Waktu ABB
1. Fasilitator menjelaskan secara singkat mengenai tujuan pembelajaran, proses yang akan dilakukan serta hasil yang akan dicapai.
2. Fasilitator mengajak para peserta untuk berpendapat mengungkapkan pengertiannya tentang perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelatihan
Curah Pendapat
20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Fasilitator membantu merumuskan pengertian tentang perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelatihan
Plano, Meta plan, spidol lagban 3. Fasilitator membagi peserta kedalam
kelompok kecil untuk mendiskusikan Apa yang harus ada dalam
perencanaan
Hal hal apa yang harus ada
dalam pelaksanaan
pengorganisasian kegiatan
Setelah melakukan
pengiorganisasian apa yang harus dilakukan oleh peserta belajar
Diskusi Kelompok
20 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain berhak memberi tanggap dan pertanya
Presentasai Hasil
25 menit Plano, Meta plan, spidol lagban
Fasilitator membantu merumuskan hasilo diskusi kelompok tentang apa isi dari perencanaan, pelaksanaan dan paska pengorganisasian kegiatan
Buatlah sebuah kegiatan dengan memasukan unsure : Perencanaan, Pelaksanaan dan Paska pengorganisasian.
BAHAN BACAAN
Pengertian Perencanaan.
Perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Menurut George R. Terry perencanaan adalah: planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result .
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.(Teori No Klasik dalam Diary Online).
Selain itu sebenarnya pengorganisasian juga sama maksudnya dengan managemen. Adapun upaya untuk mengatur dan mengarahkan berbagai unsur penyelenggaraan pelatihan:
- manusia - sarana - dana - waktu - lingkungan
Proses perencanaan, penataan, monitoring dan evaluasi terhadap unsur-unsur dalam penyelenggaraan pelatihan
Prinsip Dasar Pengorganisasian
Prinsip Pengorganisasian Latihan :
Latihan merupakan tempat persinggahan sementara peserta latihan menuju ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik
Pengorganisasian latihan berorientasi pada tercapainya tujuan latihan, bukan sebaliknya
Peserta adalah subyek latihan, segala upaya terkait dengan pengorganisasian latihan diarahkan agar peserta dapat mengaktualisasikan pengalaman/kemampuan secara optimum, termasuk pelimpahan tanggungjawab dalam rangka pengorganisasian latihan
Evaluasi terhadap pengorganisasian latihan dapat dilakukan pada setiap saat bila dipandang perlu agar pelayanan atau suasana dapat segera diperbaiki
Paska Pengorganisasian Kegiatan 1. Tahap Persiapan
a. Persiapan kedalam organisasi mempersiapkan calon pelatih
menggali, menganalisa dan merumuskan kebutuhan latihan mempersiapkan kurikulum
mempersiapkan jadwal sementara
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran yang akan dibagikan mempersiapkan akomodasi dan konsumsi (termasuk keuangan) b. Persiapan ke luar organisasi
Mengirimkan informasi latihan termasuk tujuan dan apa yang akan terjadi selama latihan, baik kepada calon peserta maupun pihak-pihak lain yang terkait sehingga peserta dapat mempersiapkan diri
a. Penciptaan Suasana Belajar
mengembangkan pola hubungan yang harmonis antara panitia pelatih peserta (ramah, penuh perhatian terhadap kondisi peserta, dsb)
menyediakan dan mengatur berbagai fasilitas yang dapat menunjang suasana belajar yang kondusif (penempatan posisi kursi, OHP, pendistribusian perangkat latihan, mengatur konsumsi, ATK, dsb)
menjaga lingkungan sekitar agar nyaman (tidak bising/hal-hal lain yang bisa mengganggu latihan)
b. Penerapan Jadwal
bersifat luwes tanpa mengorbankan tujuan latihan (ada kesediaan penyelenggara mengadakan penyesuaian bila diperlukan)
mengatur kegiatan pelatihan yang seimbang antara yang bersifat kurikuler dengan ekstrakurikuler/rekreatif; in-class & out-class
c. Pemantauan dan penilaian proses belajar merekam proses belajar selama pelatihan
Menyelenggarakan tes awal dan akhir (pre-post test) Melakukan evaluasi setiap akhir pembahasan suatu materi Melakukan evaluasi akhir pelatihan
3. Tahap Pasca Pelatihan
a. Pembinaan/Asistensi pertemuan berkala
kunjungan ketempat tugas alumni surat menyurat/korespondensi pengembangan media komunikasi karyawisata
pemberian penghargaan kepada alumni yang berhasil b. Monitoring
Implementasi RTL hasil Pelatihan kunjungan ketempat tugas alumni surat menyurat/korespondensi pengembangan media komunikasi
Masalah Sering timbul dalam pelaksanaan pelatihan:
Pelatih tidak ada/kurang
Mengatasannya: menggali dari berbagai sumber yang relevan (dinas-dinas, lembaga swasta, anggota masyarakat yang berpengalaman, dsb)
Jumlah peserta terlalu sedikit Mengatasannya: pelatihan ditunda; Jumlah peserta terlalu banyak
Mengatasannya: membagi peserta dalam beberapa kelas, satu kelas maksimum 30 peserta
Fasilitas kurang
Mengatasannya: bekerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai fasilitas yang dibutuhkan
Mengatasinya: jadwal diselang-seling antara materi yang berat dengan ringan, teori dan praktek
Ada peserta yang rendah diri, kurang bisa menyerap materi
Mengatasinya: mendampingi secara tutorial; membagi bahan tertulis yang menyimpulkan isi latihan
Peserta yang beragam/heterogen baik dari sisi pendidikan, usia maupun pengalaman
C. EVALUASI DAN RTL
Pengantar
Evaluasi merupakan rangkaian akhir dari sebuah kegiatan, evaluasi ini sering dilakukan ditengah kegiatan (monitoring) ada juga dalam satu pase kegiatan dilakukan evaluasi akhir. Evaluasi ini dilakuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun capaian selama satu pase kegiatan.
Berdasarkan dari pengalaman selama ini evaluasi terkadang hanya merupakan kegiatan untuk mengakhiri sebuah proses panjang dari suatu kegiatan tanpa ada tindak lanjutnya yang jelas, sehingga banyak kelompok kelompok masyarakat yang ditinggalkan oleh pendampingnya tanpa melalui proses penyelesaian yang partisifatif (exit strategis).
Fenomena inilah yang sebenarnya tidak boleh terjadi disetiap pase kegiatan, baik paska pelatihan dengan waktu pendek mauoun pendampingan jangka panjang, sehingga hasil evaluasi merupa kan dasar untuk menidaklanjuti kegiatan baik yang dilakukan bersamaan dengan pendampingan maupun tindak lanjut yang dilakukan oleh masyarakat.
Tujuan
1. Materi ini diharapkan memberikan bekal bagi masyarakat untuk melihat sejauhmana capaian sebuah kegiatan yang dilakukan.
2. Memberikan ruang bagi peserta untuk menyampiakn masukan, kritik dan saran agar kegiatan yang dilakukan dikemudian hari lebih baik sesuai dengan harapan bersama.
Hasil Yang Diharapkan
1. Dengan belajar materi evaluasi ini diharapkan peserta mampu merancang dan melaksanakan evaluasi
2. Peserta diharapkan mampu mengembangkan model model evaluasi yang sesuai dengan kondisi peserta
3. Peserta paham manfaat evaluasi yang dilakukan.
Metode
Curah pendapat Pemaparan Diskusi kelompok
Alat dan bahan
Bolpoin Spedol Kertas Plano
Dll disesuaikan dengan model evaluasi yang akan dilakukan
Waktu : 105 menit
Langkah - langkah Metode Waktu ABB Fasilitator menjelaskan tujuan
dari materi ini
Pemaparan 15 menit
Fasilitator diajak mendiskusikan apa evaluasi dan kapan evaluasi dilakukan, mengapa harus ada evaluasi
Curah pendapat 30 menit
Peserta diajah mendiskusikan jenis jenis, model model evaluasi hasil kegiatan (bisa dengan permainan dll)