• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOKOLER Mengelola kegiatan yang baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROTOKOLER Mengelola kegiatan yang baik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROTOKOLER

(Mengelola kegiatan yang baik dan efektif)

Disampaikan dalam :

Latihan Kepemimpinan Pelajar tahun 2015 Moh Faishol Khusni***

Materi protokoler ini memiliki dimensi yang luas, oleh karena itu dalam materi ini hanya memfokuskan pada bagaimana protokoler dimaknai dalam bingkai pemahaman dasar tentang protokoler serta bagaimana mempersiapkan acara dengan baik dan efektif. Sebuah kegiatan akan berjalan dengan baik dan bermanfaat optimal akan dapat diraih dengan persiapan/perencanaan yang optimal pula, sebaliknya apabila kita melaksanakan kegiatan tanpa perencanaan yang baik, maka hal tersebut sama dengan merencanakan kegagalan.

1. Pengertian Protokol, Protokoler, dan Keprotokolan

Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um), dan bahasa Yunani protocollon.

Pada perkembangan selanjutnya protokol diartikan sebagai tata aturan, pedoman standard/formal yang digunakan sebagai acuan pihak tertentu, misalkan institusi pemerintahan atau lembaga tertentu.

Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat. Dalam konteks negara, terdapat sebuah undang-undang yang secara khusus mengatur tentang keprotokolan, yaitu UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan. Dalam undang-undang ini keprotokolan didefinisikan sebagai brikut :

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

2. Tujuan Pengaturan Keprotokolan

a. Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing, organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;

b. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku.

c. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan kenegaraan dan kemasyarakatan.

3. Jenis-jenis Kegiatan Protokol

(2)

a. Jenis kegiatan Umum/ Kenegaraan

Jenis Kegiatan yang bersifat umum dapat pula berlaku di tingkat Universitas/ Perguruan tinggi/ Kedinasan instansi, antara lain berbentuk:

1) Upacara pelantikan dan serah terima jabatan 2) Upacara penandatanganan naskah kerjasama 3) Upacara sumpah pegawai

4) Upacara peresmian/ pembukaan gedung baru

5) Peresmian pembukaan seminar, symposium, siskusi dan sebagainya.

b. Jenis kegiatan yang bersifat Universitas/ Perguruan tinggi/sekolah 1) Upacara Dies Natalies

2) Upacara wisuda sarjana

3) Upacara pengukuhan guru besar

4) Upacara promosi Doktor/ Doktor Honoris Causa 5) Wisuda siswa/santri

6) dst.

4. Pokok-pokok kegiatan Protokoler

Dalam menyelenggarakan sebuah kegiatan, beberapa hal perlu dipersiapkan dengan baik. Sebagaimana siklus tahapan, perlu dipersiapkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Konseptualisasi Perencanaan kegiatan b. Perencanaan teknis kegiatan

c. Implementasi acara

d. Pasca pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan pokok-pokok kegiatan protokoler tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konseptualisasi perencanaan kegiatan

(3)

Ada hal yang perlu dibedakan, antara TOR dan proposal. TOR adalah panduan penyelenggaraan acara yang harus dipahami oleh semua pihak yang terlibat di dalam acara yang bersifat to inform (memberikan informasi) dan to regulate(untuk mengatur) dan tidak berkepentingan untuk meminta dukungan pendanaan. Sedangkan proposal biasanya dibuat untuk kebutuhan tertentu yang pasti melingkupi to inform, to regulate dan to propose (mengajukan kebutuhan tertentu misalkan dana) sehingga seorang penyelenggara harus bisa menunjukkan kebutuhannya, kenapa dibutuhkan, keuntungan yang didapat dari kedua belah pihak, dan seterusnya. Penyelenggara harus dapat menunjukkan dan meyakinkan sasaran dari proposal tersebut.

Tugas untuk menyusun TOR dan/atau proposal ini biasanya dilakukan oleh panitia inti, seksi acara dengan arahan dari pengarah kegiatan (steering comitte). Meskipun demikian dalam konteks pembelajaran di sekolah semua bisa terlibat secara bersama-sama agar semua panitia bisa belajar menyusun TOR/proposal.

b. Perencanaan teknis acara

Secara konseptual di dalam TOR perencanaan teknis acara ini sudah diatur, namun untuk dapat diimplementasikan di lapangan diperlukan tim tersendiri untuk mempersiapkan kebutuhan teknis kegiatan, di mana hal tersebut sebenarnya bagian dari aktifitas protoler antara lain :

a. Tata ruang,

b. Tata pelaksanaan acara c. Tata Tempat

d. Tata Busana

e. Tata Warkat/undangan

a. Tata ruang,

Tata ruang adalah pengatur ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat aktivitas. Ruang harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan, tergantung dari jenis aktivitas.

1) Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untuk maksud suatu kegiatan berupa meja, kursi/sofa, sound system yang memadai, papan penunjuk tempat acara (jika diperlukan), dekorasi, permadani, bendera, lampu penerangan, pendingin ruangan, in focus, papan tulis/flip chart penempel kertas plano, komputer/laptop dan lain sebagainya

(4)

b. Tata pelaksanaan acara

Tata pelaksanaan acara adalah tata urutan kegiatan yang mengandaikan bagaimana suatu acara harus disusun sesuai dengan jenis aktivitasnya dan bagaimana mengisi acara dengan baik dan matang.

Untuk keperluan itu harus diperhatikan: 1) jenis kegiatan;

2) bahasa pengantar yang dipergunakan;

3) materi aktivitas (Pembukaan, Isi acara inti, dan Penutupan) 4) pengisi acara

Dalam tahap ini, supaya direncanakan siapa yang akan terlibat dalam setiap tahapan acara, personil penyelenggara dan alat penunjang lain. Pengisi acara, misal dalam sesi pembukaan siapa saja yang memberikan sambutan, diperhatikan jenjang jabatan mereka yang akan memberikan sambutan. Kesediaan mereka untuk memberikan sambutan idealnya jauh sebelumnya sudah dihubungi. Untuk kelancaran suatu "acara" diperlukan seorang "stage manajer/pengatur acara" yang bertugas menjadi penghubung antara pembawa acara dan pelaksana acara.

Setelah pelaksanaan acara inti, tidak kalah penting dan wajib dibiasakan adalah menyusun rencana kerja tindak lanjut/RKTL. RKTL ini jika memungkinkan waktu dan kondisinya dapat disusun dan disepakati bersama peserta acara, namun jika jika tidak memungkinkan maka penyelenggara dapat mempersiapkan sendiri RKTL pasca kegiatan tersebut. RKTL ini menjadi sangat penting agar kegiatan tidak berhenti begitu saja setelah acara, akan tetapi justru hal-hal positif yang didapat dari acara perlu ditindaklanjuti dan diimplementasikan secara nyata.

(5)

c. Tata Tempat (Preseance)

Kata preseance berasal dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Inggris precende yang artinya urutan. Maksudnya disini adalah urutan berdasarkan prioritas, atau siapa yang lebih dulu.

Secara keseluruhan, dapat diartikan preseance adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan administratif/struktural dan kedudukan sosial.

Pihak-pihak yang berhak didahulukan dalam preseance:

1) Golongan Very Important Person (VIP), pihak yang didahulukan karena jabatannya atau kedudukannya.

2) Golongan Very Important Citizen (VIC), pihak yang didahulukan karena derajatya, misalnya bangsawan dan sebagainnya.

Pedoman Preseance: 1) Aturan dasar Preseance

a) Orang yang dianggap paling utama atau tertinggi, mempunyai urutan paling depan atau mendahului,

b) Jika orang-orang dalam posisi duduk atau berdiri berjajar, yang paling penting adalah mereka yang di sebelag kanan.

2) Aturan umum tata tempat

a) Jika duduknya menghadap meja, yang dianggap tempat pertama adalah menghadap pintu keluar. Yang duduk di dekat pintu dianggap paling terakhir. b) Dalam pengaturan tempat suatu jajaran (dari sisi ke sisi), yaitu bila orang-orang

tersebut berjajar pada garis yang sama, maka tempat sebelah kanan di luar atau tempat yang paling tengah adalah yang pertama tergantung situasi.

3) Aturan tempat duduk

Urutan tempat duduk diatur menurut aturan sebagai berikut: a) Yang didahulukan adalah tempat duduk yang paling tinggi

b) Berikutnya diatur secara berurutan berdasarkan letak tempat sebelah yang utama, sebelah kanan merupakan urutan nomor tiga, sebelah kiri urutan nomor tiga.

d. Tata Busana.

(6)

dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik formal maupun informal.

e. Tata Warkat/undangan

Pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk suatu kegiatan yang perlu diperhatikan ialah:

1) Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai dengan jenis/keperluan kegiatan.

2) Jumlah undangan disesuaikan dengan kapasitas tempat, kepentingan serta tercapainya tujuan kegiatan sendiri.

3) Bentuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan, baik mengenai format, isi dan sebagainya.

4) Menulis nama orang yang diundang hendaknya secara benar dan jelas baik mengenai nama, pangkat, jabatan dan alamatnya.

5) Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk mempermudah penempatan duduknya.

6) Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan. 7) Menentukan batas waktu penerimaan tamu.

8) Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidak hadirannya (RSVP yang merupakan singkatan: Respondez s’il vous plaiz)

9) Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan kegiatan (seminggu sebelumnya hendaknya sudah terkirim).

5. Tata Cara Mengatur Kegiatan Protokol

Dalam mengatur kegiatan keprotokolan harus memiliki:

a. Tata cara, setiap kegiatan acara harus dilakukan secara tertib, khidmat serta setiap perbuatan atau tindakan yang dilakukan menurut aturan dan urutan yang telah dilakukan.

b. Tata krama, yaitu etiket dalam pemberian penghormatan

c. Aplikasi aturan-aturan, yaitu penerapan ketentuan peraturan di bidang keprotokolan pada negara, aturan lingkungan sekolah, dan kondisi sosio-kultul masyarakat yang berkaitan dengan keprotokolan harus berlaku selaras dengan situasi dan kondisi.

6. Peran dan Fungsi Protokoler

(7)

Diperlukan adanya keberadaan protokol dalam sebuah lembaga karena protokol ikut menentukan terciptanya suasana yang memperngaruhi keberhasilan suatu acara yang dibuat oleh lembaga tersebut.

Pembawa Acara (MC=Pemandu Acara)

1. Pembawa acara merupakan bagian dari kegiatan protokoler.

2. Istilah pembawa acara sering diartikan sama dengan Announcer {penyiar), Toatmasier(pembawa acara untuk pesta-pesta). Master of Ceremony (pembawa acara untuk acara yang sifatnya seremonial. misalnya: upacara wisuda, upacara kenegaraan, dsb).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Berbusana yang baik

2. Nada/volume suara yang baik 3. Tata bahasa yang baik

4. Bersikap yang baik

5. Cara bertindak dari acara satu ke acara yang lain 6. Cara menutup acara yang baik

Referensi

Dokumen terkait