• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH REVOLUSI AMERIKA serikat pasca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH REVOLUSI AMERIKA serikat pasca "

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PEMBAHASANA

A. Arti Penting Revolusi Amerika

(2)

sosial yang kuat dan menumbuhkan sikap non-egoistis di antara para pemimpinnya. Jaminan hak individu, bahkan pengejaran kebahagiaan individu, malah terlihat egois. Republikanisme sempat mengancam akan menyingkirkan hak asasi sebagai tujuan utama Revolusi. Namun kebanyakan sejarawan masa kini mengakui bahwa perbedaan itu terlalu dibesar-besarkan. Kebanyakan individu berpikir seperti itu pada abad ke-18 membayangkan kedua gagasan tersebut lebih sebagai dua sisi koin intelektual yang sama.1 memang sudah liberal. Di New York dan Carolina, estate luas kaum Loyalis dibagi-bagi di antara para petani kecil. Asumsi liberal menjadi norma sosial dalam kultur politik Amerika baik dalam merombak Gereja Anglikan, prinsip pemilihan eksekutif nasional dan negara, atau ketidaksukaan meluas akan gagasan kebebasan individu. Meski demikian, struktur masyarakat nyaris tidak berubah. Baik ada revolusi atau tidak, kebanyakan masyarakat tetap aman dalan kehidupan, kemerdekaan, dan kepemilikan mereka.2

B. Latar Belakang Revolusi Amerika

Presiden Amerika Serikat yang kedua`, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika. Prinsip serta semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak sehingga harus ditelusuri kembali sampai 200 tahun yang

(3)

lampau atau dicari didalam sejarah Negara ini semenjak berdirinya perkebunan yang pertama di Amerika3. Dengan demikian, untuk mengetahui latar belakang Revolusi

Amerika harus ditelusuri sejak London Company berhasil mendirikan pos dagang yang pertama di Jamestown pada 1607.

London Company dengan berbekal the royal charter4 yang diperoleh dari aja Inggris pergi ke Benua Amerika dan tiba di benua ini mendirikan pos dagang yang pertama di Jamestown pada 1607. Di tempat ini selanjutnya kongsi dagang ini bisa melakukan control terhadap kinerja gubernur koloni melalui penempatan wakil-wakil penduduk koloni di dalam dewan legislatif. Hal semacam ini juga digunakan Plymouth Company yang berbekal pada the royal charter dari Raja Inggris mendirikan dan menyelenggarakan pemerintahannya sendiri secara penuh di New England. Wakil-wakil para koloni di dalam dewan legeslatif menggunakan hak control atas keuangan, menetapkan ketentuan penarikan pajak tidak boleh dikenakan tanpa melalui perwakilan, pendapatan bersama tidak boleh dikeluarkan tanpa persetujuan para wakil yang terpilih. Hal ini sudah terbiasa dirasakan kaum koloni, sehingga mereka merasa memiliki tradisi menjadi orang merdeka. Berbekal tradisi yang demikian ini sebagai modal dasar bagi para penduduk koloni untuk melawan pemerintahan colonial Inggris sehingga benar apa yang dikatakan Presiden John Adam bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum perang meletus karena sesungguhnya revolusinya sudah terdapat di dalam pikiran dan rakyat Amerika.

Pada saat menjelang Revolusi Amerika meletus, seluruh penduduk koloni sudah mempunyai pengalaman berpemerintahan sendiri selama bertahun-tahun dan demogratis terjadi perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara signifikan antara 1688-1750, yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang banyak, artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilitas massa.5

Pada abad XVIII terjadi perluasan secara teratur gelombang perpindahan dari Eropa dan berhubung tanah dengan baik untuk pemukiman di dekat pesisir sudah diduduki, para pemukim baru harus masuk lebih jauh ke pedalaman di belakang garis

(4)

jeram sungai-sungai. Para pedagang menjelajah ke daerah belakang dengan membawa pulang kisah lembah-lembah kaya dan membujuk para petani membawa keluarga mereka menembus hutan belantara. Sekalipun mengalami kesulitan karena ganasnya alam, namun para pemikum baru itu akhirnya datang dan pada 1730-an belum merumuskan garis politik yang tegas bagi daerah-daerah koloni yang menjadi miliknya. Hal ini karena pemerintah Kerajaan Inggris berperang pada pandangan merkantilis bahwa koloni-koloni harus menyediakan bahan-bahan mentah kepada negeri-induk dan tidak menyainginya dalam pembuatan barang. Akan tetapi garis kebijakan ini dilaksanakan dengan buruk dan koloni-koloni tidak pernah menganggap diri mereka sendiri lebih sebagai Negara atau anggota persemakmuran seperti juga Inggris yang hanya memiliki hubungan longgar dengan para pejabat di London. Factor geografi yang jauh antara negeri induk dengan para kolonis yang dibatasi oleh lautan luas akan memperkecil bahaya kecemasan para kolonis terhadap tindakan balasan yang tentu akan dirasakan para kolonis seandainya jarak negeri induk para kolonis dekat.

Para kolonis pewaris tradisi bangsa Inggris tentang perjuangan panjang demi kemerdekaan politik memasukkan konsep kemerdekaan ke dalam Piagam Virginia yang pertama yang menyatakan bahwa kaum kolonis Inggris harus menikmati segala kebebasan, hak, dan kekebalan yang sama seperti seandainya mereka lahir dan berdiam di dalam wilayah Inggris. Hal itu berarti harus turut menikmati hikmah Magna Charta dan hukum adat. Pada mulanya koloni-koloni masih dapat berpegang pada warisan hak-hak mereka berkat anggapan Raja Inggris bahwa mereka tidak berada di bawah control parlemen. Lagi pula selama bertahun-tahun, raja-raja Inggris terlalu sibuk dengan pergulatan yang terjadi di Inggris yang memuncak pada Revolusi puritan sehingga raja-raja Inggris tidak sempat memaksakan kehendak mereka di seberang (daerah koloni). Sebelum parlemen Inggris sempat menaruh perhatian kepada tugas membentuk koloni-koloni Amerika di bawah kerangka sistem politik yang menyangkut seluruh imperium, koloni-koloni itu telah berkembang kuat dan makmur dengan sendirinya.

(5)

pelaksanaan serta kebiasaan Inggris semakin sedikit saja diperhatikan. Sekalipun demikian, kebebasan koloni dari control nyata inggris bukannya dicapai tanpa konflik dan sejarah koloni menunjukkan penuh sengketa antara badan perwakilan yang dipilih oleh rakyat dan para gubernur koloni yang diangkat oleh raja. Namun, para kolonis mampu membuat gubernur tidak berdaya sebab sesuai dari badan perwakilan. Kadang-kadang para gubernur disuruh untuk memberikan jabatan yang menguntungkan atau izin tanah kepada para kolonis yang berpengaruh guna menjamin dukungan mereka bagi rencana-rencana kerajaan. Akan tetapi sering juga terjadi bahwa begitu para kolonis itu telah menerima pemberian, begitu pula mereka terus memperjuangkan kehendak rakyat koloni secara giat. Pertikaian sering terjadi antara gubernur dan badan perwakilan demikian semakin mempertajam kesadaran kaum kolonis akan perbedaan kepentingan antara Inggris dan Amerika. Secara bertahap badan perwakilan mengambil alih tugas gubernur beserta dewan penasihatnya sehingga pusat pemerintahan colonial bergeser dari London ke ibu kota provinsi di tanah koloni.

Inggris memiliki tiga belas koloni di sepanjang pesisir pantai Samudra Atlantik.6

Dengan menanamkan kekuasaannya dengan lading, perkebunan, pemukiman, sedangkan Prancis menanamkan kekuasaan di Lembah St. Lawrence di Kanada sebelah timur. Prancis yang hannya mengirim sedikit saja pemukim dan lebih bnayak penjelajah, misionaris, dan dengan mendirikan sederetan benteng serta pos perdagangan telah membangun suatu wilayah kekuasaan yang berbentuk bulan sabit yang membentang dari Quebec disebelah timur-laut sampai New Orleans di selatan. Posisi koloni prancis yang demikian ini tampak akan menjepit Inggris di dalam sebaris tanah sempit di sebelah timur Pergunungan Appalachia.7 Posisi kloni Inggris sangat tidak menguntungkan karena jika

ingin memperluaskan koloninya kea rah urutan terhadang oleh prancis yang telah menanam kekuasaan di Kanada, dan jika menginginkan perluasan koloni ke arah barat harus menghadapi prancis yang telah menguasai Quebec, Lousiana dan Lembah Ohio, sedangkan jika menginginkan perluasan koloni kea rah selatan terhalang oleh Spanyol yang telah menanamkan kekuasaannya di Florida dan New Meksiko. Untuk mengetahui keberadaan koloni Inggris yang terjepit di antara koloni-koloni Prancis dan Spanyol, dapat dilihat pada peta dibawah ini.

(6)

Gambar 1

Keberadaan Koloni Inggris Terjepit Diantara Koloni Prancis dan Spanyol

Pertikaian sudah terjadi sejak 1613 antara para kolonis Prancis dengan Inggris yang berujung pada terjadinya peperangan perebutan koloni anatara Prancis dan Inggris yang sesungguhnya merupakan rivalitas kedua Negara tersebut dalam memperebutkan dominasi sebagai Negara paling kuat di Eropa. Antara 1689-1697 terjadi “Perang Raja William” merupakan perang perebutan koloni antara kedua Negara tersebut di Amerika yang sesungguhnya bagian dari Perang Palatin antara Inggris dan Perancis di Eropa. Selain itu, kedua Negara itu saling berperang seperti tampak dalam Perang Anne (1702-1713) sebagai perang pendamping Perang Perebutan Tahta Spanyol. Demikian juga kedua Negara itu terlibat dalam Perang Raja George (1744-1748) mengiringi Perang Perebutan Tahta Austria.8 Meskipun Inggris mendapatkan keuntungan-keuntungan

tertentu dalam perang-perang tersebut namun sebenarnya umum tidak ada pemenang yang tegas di dalam pertempuran-pertempuran tersebut, dan posisi koloni Prancis di

(7)

Benua Amerika tetap kokoh. Walaupun demikian di dalam peperangan berlaku prinsip kalah menjadi abu, menang menjadi arang, maksudnya baik yang kalah maupun yang menang akan mengalami kerugian besar baik secara materi maupun rohani dan tentu pihak yang kalah mengalami kerugian yang lebih besar jika dibandingkan dengan pihak yang menang.

Pertikaian anatara Inggris dan Prancis memasuki tahan terakhir pada 1750-an. Setelah Persetujuan Perdamaian Aix-la-Chappelle tahun 1748, Prancis memperketat genggamannya atas Lembah Mississippi. Pada waktu bersamaan arus perpindahan kolnis Inggris yang menyeberangi Alleghenies bertambah banyak dan hal ini merangsang perebutan untuk sama-sama memiliki daerah tersebut. Prancis bukan hanya mengancam pemerintah Kerajaan Inggris, tetapi juga mengancam para kolonis Amerika sebab dengan menguasai Lembah Mississippi Prancis dapat membendung Inggris yang akan memperluas koloninya kea rah barat.9 Memasuki 1754 suatu berontakan bersenjata antara

beberapa anggota lascar milisi Virginia di bawah pimpinan George Washington yang masih berusia 22 tahun dan sepasukkan tentara Prancis mengobarkan perang Prancis dan Indian dan kesempatan ini di manfaatkan Inggris untuk membantu Indian. Perang ini menentukan apakah Inggris atau Prancis yang akan lebih unggul di Amerika Utara.10

Posisi daerah jajahan Inggris di Amerika Utara kurang menguntungkan karena daerah jajahan Inggris berada di sepanjang pantai timur Samudra Atlantik terjepit oleh daerah jajahan Prancis dan Spanyol. Inggris jika menginginkan perluasan koloni kea rah utara, maka terhadang oleh koloni Pracis yang menguasai Kanada. Demikian juga jika Inggris menginginkan perluasan koloni kea rah selatan, maka terhadang oleh Spanyol yang menguasai daerah koloni di Florida dan di New Meksiko. Sementara itu, jika inggris menginginkan perluasan koloni kea rah barat, maka terhadang oleh Pracis yang telah menguasai daerah Louisiana, Lembah Ohio, dan daerah Quebec. Setelah ditimbang-timbang untung ruginya, Inggris menentukan pilihannya dengan meluaskan koloninya ke arah barat dengan menyeberangi pegunungan Rocky dan harus menghadapi Prancis. Pertimbangan lainnya bagi Inggris untuk memperluaskan koloni ke arab barat yaitu di daerah sebelah barat tersedia hamparan tanah yang luas yang memiliki kekayaan alam berupa tambang, sumber mineral dan berbagai hasil hutan yang melimpah. Sedangkan

(8)

tantangan yang harus dihadapinya selain menerobos Pegungungan Rocky dan hutan belantara yang bermedan sulit, Inggris juga harus menghadapi Prancis, maka terjadilah Perang memperebutkan daerah jajahan dengan prancis yang tidak dapat dihindari. Perang tersebut di dalam lembaran sejarah dikenal sebagai Perang Tujuh Tahun (1756-1763).

Kemenangan inggris dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763) menyebabkan Prancis menyerahkan sebagian besar daerah jajahannya ke Inggris seperti: Kanada, sebelah timur Sungai Mississippi. Setelah pasca-Perang Tujuh Tahun Inggris menukar koloninya di Kuba kepada Spanyol dan Inggris mendapatkan ganti dari Spanyol tanah koloni Florida. Penukaran koloni tersebut disepakati oleh Inggris maupun Spanyol karena memudanhkan kedua belah pihak untuk mengelola koloninya di Benua Amerika.

Akibat kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam perang perebutan koloni di Benua Amerika (1756-1763), wilayah jajahan Inggris semakin luas sehingga banyak timbul masalah-masalah baru seperti: persoalan menjaga daerah-daerah pembatasan, mengelola daerah jajahan, menghadapi pemberontakan orang-orang indian, missal pemberontakan Ottawa pada 1763. Semua masalah tersebut harus segara diatasi dan memerlukan biaya yang besar. Kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763) menyebabkan utang Inggris menjadi besar jumlahnya yaitu 130.000.000 poundsterling dengan bunga setiap tahunnya sebesar 4.000.000 poundsterling.11 Inggris berusaha menutupi utangnya dengan melaksanakan

Undang-undang Perdagangan yang dibebankan kepada kolonis di Amerika. Misal menetapkan undang Gula tahun 1764, undang Meterai impor tahun 1765, Undang-undang Gula tahun 1764 mengatur tentang larangan impor tentang minuman keras diluar negeri (di luar Inggris), melarang impor gula, sirup dari luar negeri, mengenakan bea masuk atas angur, sutra, kopi, dan sejumlah barang mewah lainnya. Undang-undang Meterai tahun 1765 mengatur tentang pembebanan terhadap bea atas surat-surat kabar, almanac, pamphlet, lisensi, dadu, dan kartu judi kepada para kolonis di Amerika.

Berbagai pajak tersebut mengakibatkan neraca dagang kaum kolonis menjadi buruk. Antara 1700-1703 neraca perdagangan yang buruk meningkat sampai melebihi 20.000.000 poundsterling.12 Para kolonis Inggris di Amerika kemudian menentang

(9)

kebijakan negeri induk (Inggris) dan mereka di bawah pimpinan George Washington berhasil memproklamasikan kemerdekaan pada 4 Juli 1776.

C. Corak Perlawanan Koloni

Jamestwon merupakan koloni Inggris pertama yang dibangun di Amerika, tepatnya Amerika Utara berdasarkan piagam yang dihadiahkan Raja James I kepada Virginia Company. Guna menghindari pihak Spanyol yang lebih dahulu datang, para emigran yang terdiri atas orang-orang kota para petualang memilih kawasan sejauh 60km kea rah sungai James dari teluk. Para emigran yang terdiri atas orang-orang kota dan para petualang ini lebih tertarik untuk mencari emas dari pada berladang. Pada sekitar 1607 dan 1624 diperkirakan 14.000 orang bermigrasi ke koloni itu, namun hanya 1.132 orang yang masih hidupa disana pada 1624.13

Corak perlawanan para kolonis Inggris di Amerika bagian utara terharap pemeritah negeri induk, inggris dilakukan oleh kaum intelektual, kaum pedagang maupun oleh aksi massa. Kaum intelektual melakukan aksi perlawanan dengan perang pamphlet ideologis yang akan mempercepat meletusnya Revolusi Amerika. Mereka menentang keberatan soal pajak-pajak baru yang dikenakan pada para kolonis. Mereka menganggap bahwa pemungutan berbagai pajak oleh pemerintah negeri induk kepada para kolonis di Amerika tidak dapat dibenarkan karena pengumutan pajak tersebut tanpa melalui perwakilan (no tax without representative). Semestinya pengumungat pajak oleh negeri induk terhadap para kolonis di Amerika harus dimintakan persetujuan kepada para wakil rakyat di daerah koloni. Para tokoh intelektual di daerah koloni seperti Benjamin Franklin dari Pennsyvania, John Adam dari koloni di Massachusetts, Thomas Jefferson dari koloni Virginia yang semuanya sepakat bahwa no tax without representative.14

Kaum pedagang di berbagai koloni di Amerika merasa keberatan terhadap kebijakan pembebanan pajak dari negeri induk terhadap para kolonis di Amerika dengan melakukan aksi perlawanan melalui penghentian impor, maksudnya para pedagang di tanah koloni Amerika tidak mau membeli atau melakukan tindak pemboikotan terhadap barang-barang yang didatangkan dari negeri induk. Ketika Undang-Undang Meterai berlakukan di tanah koloni Amerika, banyak perusahaan yang menghentikan pekerjaannya. Demikian juga berbagai pengadilan di tanah koloni Amerika menutup diri

(10)

untuk tidak memakai meterai. Namun, ada juga yang mulai bekerja dan secara terang-terangan tidak menggunakan meterai.

Massa di tanah koloni Amerika menyikapi kebijakan pembebanan berbagai pajak dari negeri induk terhadap para kolonis di Amerika dan melakukan aksi perlawanan di bawah pimpinan Isaac Barre dengan memaksa para agen meterai untuk melakukan jabatannya dan memaksa para pedagang untuk menghentikan pesanan barang-barang yang didatangkan dari negeri induk. Massa di tanah koloni Amerika melakukan aksi pembakaran terhadap surat-surat pengadilan laut di Boston. Selain itu, massa juga melakukan aksi perampokan-perampokan terhadap rumah pengawas keuangan.15

Terjadi pertikaian antara Prancis dengan orang-orang Indian, maka Inggris mengirimkan pasukannya untuk membantu orang-orang Indian yang dipimpin Mayjen Thomas Gage. Para kolonis merasa tidak senang atas kehadiran pasukan Inggris terbukti ketika Thomas Gage meminta keanggota Majelis New York bernama Sir Henry Moore untuk membuat peraturan mengenai Undang-Undang Perumahan dan Perbekalan untuk pasukan Inggris di Konoli New York. Melalui Undang-Undang tersebut, Thomas Gage berharap supaya para kolonis wajib menyediakan tangsi dan perbekalan untuk pasukan negeri induk (inggris). Hal ini memberatkan para kolonis di New York sehingga Majelis New York menolak permohonan tersebut dan penolakan ini membuat Thomas Gage merasa tersinggung. Kemudian ia memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan Tugu Kemerdekaan New York pada 1776 dan konflik fisik dengan koloni di New York tidak dapat dihindarkan.

Benjamin Franklin mengecam rencana Undang-Undang Perumahan Militer di tanah koloni Amerika seperti yang pernah diajukan Thomas Gage karena dengan di pertahankannya tentara negeri induk di tanah jajahan tanpa persetujuan wakil rakyat di daerah koloni Amerika berarti tidak sesuai dengan semangat Konstitusi Inggris. Berkenaan dengan penolakan Undang-Undang Perumahan Militer di tanah koloni Amerika, Menteri Keuangan Inggris yang bernama Townshend pada 1767 mengusulkan beberapa macam impor untuk kertas, the, cat. Hasil ini nantinya akan digunakan untuk membiayai pasukan Inggris di tanah koloni Amerika.

(11)

Peristiwa pembakaran Kapal Gaspee pada 10 Juni 1772. Pada sore sebelum peristiwa itu terjadi, Kapal Pabean Gaspee sedang mengejar sebuah kapal dagang gelap, tetapi kapal tersebut kandas di Namquit. Pada pagi benar, tepatnya pada 10 Juni 1772 seorang pedagang kaya dari Providence bernama John Brown menyuruh orang-orangnya untuk menyerbu kapal yang kandas tersebut, dan berhasil dibakarnya. Pemerintah Kerajaan Inggris menjanjikan hadiah untuk menemukan orang-orang yang telah melakukan kejahatan tersebut akan tetapi, meskipun banyak saksi atas kejadian yang illegal itu, tidak seorang pun bersedia memberi kesaksian terhadap orang-orang yang telah melakukan kejahatan itu. Komisaris-komisaris diangkat untuk melakukan penyelidikan, namun karena menghadapi musuh yang terang-terangan dari pihak rakyat Rhode Island, komisaris penyelidikan tersebut tidak dapat menemukan bukti kejahatan.

Empat hari setelah peristiwa pembakaran kapal Gaspee, Gubernur Massachusetts, Hutctington mengumumkan bahwa mulai saat itu ia akan menerima gajian dari pemerintah kerajaan Inggris. Pada September 1772 sebuah pengumuman yang sama dikeluarkan mengenai gaji para hakim di Massachusetts yang dibayarkan dari kas pemerintah kerajaan Inggris. Hal ini berarti anggota-anggota badan eksekutif dan badan pengadilan Umum. Peristiwa pembakaran kapal Gaspee dan disusul tindakan Hutchinson mendorong timbulnya persatuan di antara orang-orang di tanah jajahan. Pengankatan komisaris-komisaris penyelidik dan pembayaran gaji hakim dari Negara Inggris mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Viginia Untuk mengusulkan pada Maret 1773 supaya dibentuk Panitia Korespondensi di semua tahan jajahan untuk menentang politik Inggris. Sementara itu, Sam Adams dengan menghadapi oposisi dari John Hancock berhasil mengeluarkan seruan supaya diadakan rapat kota di Boston yang dalam November 1773 telah menyediakan 20 orang panitia korepondensi tetap untuk menyalurkan pendirian Boston kepada kota-kota yang lainnya diseluruh tanah koloni dengan permintaan supaya kota-kota lainnya membalas dengan cara yang sama. Rapat kota kemudian menyetujui Daftar Pembatasan dan Penyelenggaraan Hak yang disusun oleh Joseph Warren (1741-1775).16 Peristiwa pembakaran kapal Gaspee dan tindakan

Gubernur Huntchinson menyebabkan rasa tidak puas para koonis di tanah Amerika terhadap berbagai kebijakan negeri induk (Inggris) di tanah koloni Amerika.17

(12)

D. Penyebab Terjadinya Revolusi Amerika 1. The Great Awakening

The Great Awakening meningkatkan kelompok penginjil (gereja Kristen yang percaya pada perubahan pribadi dan kesempurnaan Alkitab) dan semangat kebangkitan, yang terus memainkan peran signifikan dalam kehidupan religious dan budaya Amerika. Hal ini melemahkan status mapan para rohaniwan dan memprovokasi para penganut agama untuk berpegang pada akal sehat mereka. Mungkin yang paling penting, semua ini mengarah kepada proliferasi sekte dan kelompok agama, yang pada akhirnya mendorong orang-orang menerima prinsip toleransi religius.

2. Berkembangnya Otonomi Daerah

Pada 1618, Persekutuan Virginia mengeluarkan instruksi kepada gubernur yang ditunjuk yang menyatakan bahwa setiap penduduk bebas dalam perkebunan harus memilih wakilnya untuk bergabung dengan gubernur dan dewan yang ditunjuk dalam mengesahkan peraturan pemerintah demi kemakmuran koloni. Langkah ini terbukti menjadi yang salah satu langkah dengan dampak paling jauh ke depan dalam seluruh periode kolonial. Sejak saat itu, masyarakat umum menerima fakta bahwa warga koloni mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan mereka sendiri. 3. Kesadaran tentang Kebebasan

Pada awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung Kerajaan Inggris, tetapi mengikuti aturan yang dibentuk oleh Revolusi Agung. Gubernur koloni mencoba menerapkan kekuasaan yang menghilang dari tangan Raja di Inggris, tetapi majelis koloni yang mengetahui peristiwa tersebut, berupaya mengesahkan “hak” dan “kebebasan” mereka. Dasar tuntutan mereka adalah pada dua kekuatan signifikan yang mirip dengan apa yang dianut oleh Parlemen Inggris: hak untuk memilih dalam masalah pajak, pembelanjaan dan hak memulai legislasi ketimbang hanya bereaksi terhadap proposal dari gubernur.

(13)

Gambar 2

Perang Tujuh Tahun (INGGRIS – PERANCIS)

Kita kenal akan tahun itu, yakni berakhirnya Perang Tujuh Tahun. Inggris dapat menguasai sekalian tanah jajahan Prancis di India dan Amerika Utara. Kolonis bangsa Inggris di Amerika itu tak merasa dirinya terancam lagi oleh Prancis dari belakang dan tak ada perlunya mereka memberi hati pada inggris, sebab sekarang tak perlu lagi mengharapkan sokongan militer dari tanah asal itu. Tetapi tanah koloni yang diperoleh Inggris dari Prancis letaknya menelilingi daerah koloni lama itu. Inggris tiba-tiba merasa bertanggung jawab atas nasib bangsa Indian, yang didesak oleh kolonis ke daerah barat itu. Tetapi ada udang dibalik batu; inggris ingin menguasai perdagangan kulit pelsa yang menguntungkan itu. Masih banyak hal-hal lain, yang menggelisahkan para kolonis itu. Misalnya berbagai aturan yang diadakan inggris dengan tujuan mendesak perkembangan perdagangan dan perusahaan didaerah koloni demi kepentingan tanah Inggris dan banyak pula aturan yang tujuannya supaya para kolonis itu menyumbang sebagian dari kemakmurannya kepada tanah Inggris. Menurut undang-undang Tetes tahun 173318 tanah koloni harus membayar cukai atas

tetes, yang didatangkan dari Hindia-Barat. Currencyact tahun 1751 menentukan bahwa hutang para kolonis kepada Inggris tak boleh dibayar dengan uang kertas. Karena tanah koloni itu tidak menghasilkan logam mulia, maka import dari Inggris terpaksa dibayar dengan export ke tanah Inggris. Lama Amerika berhubungan pada

(14)

Inggris. Baru sesudah Perang Dunia I, Amerika menjadi negara berpihutang dari negara yang berhutang.19

Kemenangan Inggris dalam perang Tujuh Tahun ternyata tidak menyelesaikan masalah yang harus dihadapi pemerintah Inggris di koloni Amerika. Bagi Inggris kemenangan dalam perang meyisakan hutang yang jumlahnya cukup besar, mencapai 130 juta Pound.20 Lebih dari pada itu, bertambahnya wilayah Inggris telah menambah

beban baru yang harus ditanggung oleh pemerintah Inggris. Akhirnya pemerintah Inggris membebani daerah koloni untuk turut serta meringankan beban keuangan yang dihadapi Inggris. Daerah-daerah koloni tersebut dipungut berbagai macam pajak tanpa melalui perundingan. Pajak tersebut terhimpun dalam berbagai aturan seperti21:  Undang-undang Gula (Sugar Act) pada tahun 1764, yang mana Undang-Undang

ini mengatur tentang kenaikan pajak bagi gula yang masuk ke Amerika.

 Undang-Undang Stempel (Stamp Act) pada tahun 1765 yang mengatur tentang pajak materai atas surat-surat kabar, pamflet, percetakan, dokumen-dokumen hukum, asuransi, surat perkapalan dan lisensi.

 Undang-Undang Seperempat (Quarter Act), yang disahkan pada 1765, yang mewajibkan koloni menyediakan perlengkapan dan barak bagi serdadu kerajaan.  Undang-Undang Townshend yang berdasarkan premis bahwa pajak yang

dibebankan pada barang yang diimpor oleh koloni itu legal sementara pajak internal (seperti UU Stempel) itu ilegal.

(15)

5. The Boston Tea Party

Gambar 3

Peristiwa The Boston Tea Party

Pada 1773, Inggris Raya memberikan isu yang sempurna bagi Adams dan para sekutunya. Persekutuan Hindia Timur yang berkuasa mendapati dirinya berada dalam krisis finansial, dan memohon pada pemerintah Inggris yang kemudian memberinya monopoli atas semua teh yang diekspor ke koloni. Pemerintah juga mengizinkan Persekutuan Hindia Timur untuk menyediakan kebutuhan pengecer secara langsung, melangkahi tengkulak kolonial. Pada saat itu, kebanyakan teh yang dikonsumsi di Amerika diimpor secara tidak sah dan bebas cukai. Dengan menjual teh melalui agennya sendiri dengan harga lebih murah, Persekutuan Hindia Timur membuat penyelundupan menjadi sesuatu yang tidak menguntungkan dan mengancam akan melenyapkan pedagang kolonial yang mandiri.22

Tergugah tidak hanya karena kerugian dari perdagangan teh tetapi juga karena praktik monopoli itu, para pedagang bergabung dengan kelompok radikal yang terus memperjuangkan kemerdekaan. Di pelabuhan pusat dan dalam Pantai Atlantik, agen dari Persekutuan Hindia Timur dipaksa untuk mengundurkan diri. Kiriman the yang baru datang entah dikembalikan atau digudangkan. Namun agen menentang warga koloni di Boston; dengan sokongan gubernur kerajaan, mereka bersiap mendaratkan muatan yang akan tiba tanpa memedulikan pihak oposisi.23

(16)

Pada malam 16 Desember 1773, sekelompok orang menyamar sebagai Indian Mohawk dipimpin Samuel Adams menaiki tiga kapal Inggris yang tertambat dan membuang muatan teh mereka ke pelabuhan Boston. Karena ragu akan komitmen bangsa mereka terhadap prinsip, mereka takut jika teh tersebut tiba di daratan, warga koloni akan membeli teh itu dan membayar pajak. Sekarang krisis melanda Inggris Raya. Persekutuan Hindia Timur telah melaksanakan perintah parlemen. Jika perusakan teh tidak dihukum, itu berarti Parlemen harus mengakui pada dunia bahwa mereka tidak punya kontrol atas warga koloni. Pendapat resmi di Inggris Raya hampir dengan suara bulat mengutuk Pesta Teh Boston sebagai tindakan vandalisme dan mendukung tindakan legal untuk menghukum pemberontak koloni.24

6. Buku Thomas Paine yang berjudul Common Sense

Semangat tempur kekuatan koloni Inggris di Amerika semakin memuncak ketika rakya koloni membaca buku Thomas Paine yang berjudul Common Sense. Isi buku tersebut pada prinsipnya dapat membakar jiwa patriotisme rakya koloni Amerika untuk mengusir pemerintah jajahan Inggris. Ia di dalam buku tersebut mencemooh pribadi Raja Inggris yang korup dalam meperintah negeri Inggris. Lebih lanjut lagi ia menyatakan bahwa satu orang yang jujur jauh lebih berharga daripada semua bandit-bandit bermahkota yang pernah hidup di muka bumi ini. Salah seorang bandit-bandit bermahkota tersebut adalah raja Inggris yang telah menjajah para kolonis di tanah Amerika ini.

(17)

Gambar 4

Thomas Paine dengan bukunya yang berjudul Common sense

E. Proses Terjadinya Revolusi Amerika

(18)

revolusioner, yakni orang mengangap enteng saja gerakan itu, berdasarkan tenaga aktif gerakan itu sangat sedikit jumlahnya. Sebab golongan tengah, yang besar jumlahnya itu dan mereka yang termasuk golongan yang tak ikut-ikut serta, biasanya lama-lama akan ikut pada pelopor-pelopor yang tak banyak jumlahnya, tetapi yang tak mau mundur setampak pun. Artinya dengan syarat-syarat, bahwa tuntutan-tuntutan yang dikemukakan golongan kecil yang aktif itu ada dalam garis perkembangan. Hal itu kita lihat pula pada perkembang revolusi Amerika itu.25

George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris, dua belas negara koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di belakangnya. Pada awal Desember 1774, ke tiga belas koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia (yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya bagi ketiga belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di Amerika tetap setia kepada Raja Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dan negara induk Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dan rakyat koloni. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke Concord, dan Boston.

(19)

Gambar 5

Pertempuran pertama meletus di Lexington

Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan. Pemerintah Inggris segera memperbesar jumlah pasukannya di Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak mungkin dapat tercapai. Bahkan, mereka terancam akan dimusnahkan segalanya sehingga mereka bertekad untuk mempertahankan kebebasannya. Kaum koloni Amerika kemudian mengangkat Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam Perang Laut Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris.

Pada mulanya perang ini hanya bersifat menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris. Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

(20)

kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan masyarakat yang justru umumnya berasal dari kelas menengah ke atas masih banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau Amerika merdeka menjadi suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk menyusun strategi agar dapat mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang kemudian dilakukan adalah dengan meminta dukungan terhadap negara-negara Eropa lainnya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan dukungan tersebut terutama diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik dengan Inggris seperti Prancis, Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya yang bernama Benjamin Franklin, Amerika berhasil menyusun dukungan dari negara-negara Eropa tersebut terutama dari Prancis untuk membantu perang kemerdekaan Amerika.

Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika. Hal ini terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan Inggris di berbagai pertempuran. Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan Prancis. Gabungan pasukan George Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil mengalahkan pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen Inggris segera memutuskan untuk menghentikan perang. Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat dengan Inggris dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara resmi ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun 1783 berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga belas koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga menyerahkan daerah bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut. Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian mengusulkan agar 13 negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/royalis yang dulu pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca perang negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan nasional yang dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

(21)

Berbagai langkah yang disiapkan oleh rakyat Amerika untuk menuju kemerdekaan sebagai berikut:

a. Kongres Konstinental I (5 September 1774)

Pada Juni 1774 Dewan Perwakilan Massachusetts mengusulkan seluruh koloni supaya mengadakan konges Pada September di Philadelphia dan di seluruh koloni supaya menyelenggarakan kongres tingkat provinsi atau semacam konvensi daerah untuk memilih delegasi di dalam kongres konstinental yang direncanakan dimulai pada 5 September 1774. Pada Kongres Konstinental I dihadiri leh 56 delegasi dari 12 tanah koloni dari 13 koloni Inggris di tanah Amerika. Kedua elas koloni tersebut adalah Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan. Salah satu koloni Inggris yang belum dapat menghadiri Kongres Konstinental I adalah Georgia. Agenda di dalam Kongre ini adalah pembahasan seputar persiapan-persiapan untuk menuju kemerdekaan dari cengkeraman negeri induk, Inggris dan mncari langkah untuk melemahkan kekuatan Inggris di koloni Amerika. Kongres Konstinental I merupakan duel antara sayap radikal yang diwakili Patrick Henry dan Henry Lee dari Virginia, Sam Adams dari Massachusetts, Christopher Gadsden dari Carolina Selatan dan konservatif diwakili Joseph Galloway dan James Duane dari New York.26 Pada mulanya golongan radikal mencatat dua

buah kemenagan ketika seorang yang bukan wakil yaitu Charles Thomson dari Pennsylvania dipilih menjadi sekretaris kongres, dan ketika Resolusi Suffolk disetuji. Resolusi itu mencela Undang-Undang Paksaan sebagai pelanggaran undang-undang dasar dan mengajurkan supaya rakyat Massachusetts membentuk pemerintahan sendiri dan menahan pajak-pajak yang telah dipungut sampai undang-undang tersebut dibatalkan, serta menasehati rakyat supaya mempersenjatai diri dan mendirikan misili sendiri serta menganjurkan sangsi ekonomi yang keras terhadap Inggris. Semangat Revolusi Suffolk bukan merupakan ramalan yang benar tentang suasana dan tindakan-tindakan kongres di kemudian hari. Dengan bersatu di belakang Joseph Galloway, golongan konservatif mencoba untuk menerima suatu rencana penyatuan yang merupakan versi yang telah dicairkan dan Rencana Albany buatan Franklin

(22)

dahulu. Berdasarkan usulan Galloway, pemerintah pusat akan terdiri dari seorang presiden jenderal yang diangkat oleh raja dan memegang jabatannya selama dikehendaki oleh raja dengan hak veto atas tindakan-tindakan majelis agung yang anggotanya harus dipilih untuk jabatan tiga tahun oleh dewan perwakilan tiap-tiap provinsi. Presiden dan majelis akan menjadi suatu cabang yang lebih rendah dan nyata dari dewan perundangan Inggris. Tindakan-tindakan mengenai Amerika dapat berasal baik dari badan ini maupun dari Parlemen Inggris, sedangkan izin dari masing-masing diperlukan untuk tindakan-tindakan yang akan menjadi undang-undang. Usul ini disokong oleh Jame Duane (1733-1791) dari New York. Akhirnya dilakukan pemungutan suara di bawah rencana kesatuan yang menentukan bahwa tiap-tiap provinsi mempunyai satu suara dan dimenangkan oleh golongan radikal dengan kemenangan tipis. Golongan radikal kemudian memegang kendali dan berhasil menghapuskan usulan dari golongan konservatif.27

Melalui Kongres Konstinental I golongan radikal memegang inisiatif di dalam jalannya siding dan akhirnya kongres tersebut berhasil memutuskan mengajak secara bersama-sama seluruh rakyat koloni untuk menghentikan segala impor dan menolak barang-barang mewah dari negeri induk, Inggris. Bagi siapapun yang kedua dalam Kongres Konstinental I meminta kedua belas koloni yang hadir supaya mempersiapkan diiri membentuk tentara (lascar) misili guna menghadapi pasukan induk, Inggris. Keputusan yang ketiga segera mengajak Koloni Georgia untuk bergabung dalam Kongres Konstinental II yang rencana penyelenggaraan pada Mei tahun 1775.28

Raja George III bernama pemerintah Kerajaan Ingris bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan tentaranya, sedangkan rakyat koloni di Koloni Teluk Massachusetts mempersenjatai dirinya sesuai denganResolusi Suffolk sehingga bentrokan senjata tidak dapat dihindarkan. Pada 7 Februari 1774 suatu pernyataan dari pemerintah Kerajaan Inggris menyatakan baha Masschusetts melakukan pemberontakan. Pada Maret 1774 Raja Inggris mengesahkan undang-undang yang melarang tanah jajahan New England untuk mengadakan perdagangan dengan setiap bangsa kecuali Inggris dan Hindia Barat milik Inggris sesudah 1 Juli

(23)

1774 dan menghalangi orang-orang New England untuk mengunjungi daerah perikanan di Atllantik Utara dan pada April 1774 ketentuan dari undang-undang tersebut diperluas terhadap tanah kolon lainnya yang telah meratifikasi Kongres Konnstinental. Di tangan kanan pemerintah Inggris memegang pedang di dalam tangan kirinya memegang obor perdamaian dengan syarat bahwa parlemen dengan persetujuan raja akan setiap tanah jajahan Amerika yang melalui dewan perwakilannya sendiri telah menetapkan pajak terhadap dirinya untuk pertahanan bersama dan sokongan terhadap dirinya sendiri untuk pertahanan bersama dan songkongan terhadap pemerintah sipil dalam provinsi, telah dapat memenangkan persetujuan Majelis Rendah di parlemen Inggris.

(24)

oleh bala bantuan yaitu ketika tiba di Lexingson. Serangan bertubi-tubi berlansung terus sampai pasukan Inggris terdesak berat. Akhirnya pasukan Inggris tiba di Charlestown dan mendapat perlindungan dari meriam-meriam kapal perang di pelabuhan. Di dalam pertempuran tersebut pihak Inggris menderita korban sebanyak 73 tewas, 174 luka-luka, dan 26 orang hilang. Sedangkan pihak milisi menderita korban 93 tewas, luka-luka, atau hilang.29

Keberhasilan pasukan milisi Amerika memukul mundur pasukan Inggris Lexington telah membuktikan bahwa orang-orang milisi yang masih “hijau” dapat melawan prajurit-prajurit baju merah Inggris yang berpengalaman. Hal ini menambah rasa percaya diri pasukan milisi untuk segera membebaskan Boston dari pasukan tentara Inggris di bawah pimpinan Jendral Tomas Gage. Pengepungan terhadap Boston oleh pasukan milisi Amerika segera dimulai. Semangat nasionalisme telah membakar jiwa rakyat di New England untuk mendaptarkan diri secara sukarela ke dalam pasukan milisi. Keberadaan daerah-daerah pengalaman di bawah kekuasaan kaum Patriot membuat Jenderal Gage merasa tidak aman tentang pertahanan Boston. Ancaman-ancaman dapat di arahkan kepada kota itu baik dari Charlestown di mana meriam-meriam yang sedang diarahkan ke Bunker atau Breed’s Hills akan menyebabkan bagian berlabuh sebelah utara dari armada Inggris sulit untuk dipertahankan dan akan mengancam North End maupun dari Dorchester Heights sehingga Dewan Perang pemerintah colonial Inggris memutuskan segera melakukan serangan balasan dengan merebut tanah tinggi di Semenanjung Charlestown. Ketika kedudukan pasukan Patriot di Breed’s Hills diketahui pada pagi hari 17 Juni 1775, kapal-kapal Inggris yang ada di pelabuhan menembakinya. Setelah memutuskan untuk melakukan serangan frontal terhadap kedudukan kaum Patriot, Jenderal Gage mempercayakan komando pasukan penyerang yang terdiri dari 2.400 tentara di bawah pimpinan Jenderal Sir William Howe bersama-sama dengan Sir Henry Clinton dan John Burgoyne. Sementara itu, kekuatan inti pasukan milisi Amerika sebanyak 1.600 orang dengan 6 buah meriam yang dipimpin koloniel William Prescott. Pasukan Inggris dapat merebut Bunker Hill dari tangan kaum Patriot, tetapi dibayar mahal dengan banyaknya jatuh korban melebihi 1000 tentara Inggris mati, luka-luka,

(25)

atau hilang.30 Kekalahan milisi di Bunker Hill membuat pasukan Patriot dan milisi

Amerika tidak pernah berkecil hati. Mereka melakukan konsolidasi untuk melakukan penyerbuan terhadap pasukan Inggris di Boston. Pasukan patriot dan pasukan milisi Amerika di bawah pimpinan Ethan Allen dan Arnlod berhasil menguasai tangsi Inggris dan merebut Crown Point dan St. John’s pada 16 Mei 1775, selanjutnya dapat merebut Boston dan memebaskan daerah New England dari pasukan Inggris.

b. Kongres Konstinental II (10 Mei 1775)

Kongres Konstinental II yang dilakukan pada 10 Mei 1775 telah diikuti oleh 60 delegasi dari semua koloni Inggris di tanah Amerika, yaitu sebanyak 13 koloni. Ketiga balas koloni tersebut adalah Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, Geogia. Di dalam agenda Kongres Konstinental I, pembentukan laskar milisi sebagai Angkatan Bersenjata Koloni, dan pemiihan panglima perang Angkatan Bersenjata Koloni untuk memimpin perang kemerdekaan melawan penjajahan Inggris. Kongres Konstinental II menghasilkan keputusan: 1. Melaksanakan hasil keputusan Kongres Konstinental yang pertama khususnya

menghentikan impor dan menolak barang-barang mewah dari negeri Inggris. 2. Memilih John Hancock sebagai komandan laskar milisi koloni dalam Angkatan

Bersenjata Koloni Amerika.

3. Goerge Washington terpilih sebagai panglima perang rakyat koloni untuk memimpin perang kemerdekaan melawan penjajahan Inggris.

4. Penyelenggaraan Konstinental III direncanakan pada 4 Juli 1776. c. Kongres Konstinental III (Awal Juli 1776)

Kongres Konstinental III yang diselenggarakan pada 4 Juli 1776 dihadiri oleh seluruh koloni Inggris di Amerika, yaitu sebanyak 13 koloni. Di dalam kongres tersebut salah seorang delegasi dari Virginia bernama Thomas Jefferson atas nama ke-13 koloni mengumandangkan Declaration of Independence pada 4 Juli 1776.31

d. Kongres Konstinental IV (Tahun 1777)

Kongres Konstinental IV yang diselenggarakan pada 1777 dengan dihadiri 13 negara bagian (koloni) telah menghasilkan sebuah keputusan ke-13 negara bagian

(26)

menyetujui sebuah negara konfederasi dengan membentuk United States of Amerika (USA). Setelah itu para delegasi yang hadir sepakat untuk mencari dukungan terhadap Negara yang baru diproklamasikan dalam bentuk United of Amerika, missal para delegasi menyetujui menunjuk Berjamin Franklin sebagai duta Negara Amerika untuk berkunjung ke Prancis guna meminta dukungan terhadap Negara yang baru diproklamasikan.

Selama para founding fathers mencari dukungan ke Negara-negara Eropa (Prancis dan Spayol) berkecamuk peperangan antara para kolonis di bawah panglima perang George Washington berhadapan dengan pasukan colonial Inggris di bawah pimpinan Jenderal Cornwallis. Namun, di dalam peperangan tersebut akhirnya pada 19 Oktober 1781 satu trigade tentara Inggris sebanyak 8000 orang yang dipimpin oleh Jenderal Cornwallis menyerah kepada pasukan koloni di bawah pimpinan George Washington di Yorktown. Berita kemenangan ini tersiar ke Eropa dan akhirnya parlemen Kerajaan Inggris memutuskan untuk menghentikan peperangan. Pada 1783 perintah Kerajaan Inggris akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika Serika yang meliputi 1776-1783 maka Negara baru Amerika mulai menyusul konstitusi dan pemerintahan nasional Amerika yang merdeka dan berdaulat.

(27)

Gambar 6 Patung Liberty32

Akhirnya Prancis pada 1778 menjadi salah satu Negara di Eropa yang pertama kali memberikan dukungannya. Satu tahun berikutnya yaitu pada 1789 Spanyol memberikan dukungan terhadap terbentuknya Negara Amerika Serika.33

G. Tokoh-tokoh Revolusi Amerika dan Peranannya

Tokoh-tokoh yang berperan besar dalam deklarasi serta kemerdekaan Amerika antara lain sebagai berikut.34:

a. Samuel Adams

32 IG. Krisnaldi, Sejarah Amerika serikat (Yogyakarta: Penerbit Ombak: 2012) , hal:116 33 IG. Krisnaldi, Sejarah Amerika serikat (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012) , hal: 116

(28)

Gambar 7 Samuel Adams

Pemimpin kelompok radikal yang paling efektif adalah Samuel Adams dari Massachusetts, yang bekerja keras tanpa lelah demi satu tujuan akhir: kemerdekaan. Adams ingin membebaskan orang-orang dari kekaguman mereka terhadap sosok sosial dan politik yang lebih berkuasa, menyadarkan mereka akan kekuatan dan pentingnya diri mereka sendiri dan dengan demikian menggugah mereka untuk berbuat sesuatu. Pada 1772 dia membujuk rapat kota Boston memilih “Komite Koresponden” untuk menyatakan hak dan keluhan dari warga koloni. Adams jugalah penyulut api revolusi dengan aksinya memimpin koloni pada peristiwa ‘The Boston Tea Party’.

(29)

Gambar 8 Thomas Paine

Thomas Paine merupakan teoris politik radikal dan penulis yang datang dari Inggris pada 1774, mempublikasikan risalah 50 halaman berjudul Common Sense (Akal Sehat) yang terjual 100.000 kopi dalam tiga bulan. Paine menyerang gagasan tentang monarki berdasarkan warisan, dan menyatakan satu orang jujur lebih berarti bagi masyarakat daripada “seluruh pen jahat bermahkota yang pernah hidup.” Ia memaparkan alternatifnya— terus menyerah pada raja tiran dan pemerintahan usang, atau bebas dan bahagia sebagai republik yang merdeka dan mandiri. Karena beredar di seluruh koloni, Common Sense membantu pengambilan keputusan untuk merdeka.

(30)

Gambar 9

Thomas Jefferson

Thomas Jefferson dikenal sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence) yang terilhami oleh Common Sense karya Thomas Paine juga teori-teori kebebasan dan kemanusiaan oleh John Locke. Jefferson juga mendirikan University of Virginia dan membangun salah satu rumah Amerika yang paling terkenal, Monticello, di Charlottesville, Virginia.

(31)

Gambar 10 George Washington

George Washington pada awalnya adalah Letnan Kolonel daerah Virginia. Pada tahun 1776 Revolusi Kemerdekaan Amerika pecah dan Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan dan memisahkan diri dari Kerajaan Inggris. Kepemimpinan George Washington berkontribusi banyak dalam keberhasilan daerah-daerah jajahan di Amerika memperjuangkan kemerdekaannya. Pada tahun 1783 Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat, George Washington keluar dari tentara. Empat tahun kemudian pada 1787 ia menjadi Ketua Konvensi Konstitusional. Pada tahun 1789 setelah Konstitusi disahkan, ia dipilih dengan suara bulat menjadi Presiden Amerika yang pertama.

(32)

Gambar 11 Benjamin Franklin

Benjamin Franklin merupakan sosok ilmuwan, penemu, penulis, penerbit koran, bapak kota Philadelphia, diplomat, dan penanda tangan Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence) dan Undang-undang. Sebelum terjadinya revolusi Franklin telah berperan aktif dalam mewujudkan nilai-nilai kehidupan dari sifat praktis yang cerdas dan keyakinan optimis dalam peningkatan diri yang sering diasosiasikan dengan Amerika sendiri.

H. Dampak Revolusi Amerika

a. Dampak Revolusi Amerika dapat dirasakan oleh Amerika sendiri maupun dunia. Terutama di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya. Yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi Politik35

Di Amerika sendiri terbebasnya dari status koloni Inggris menjadi sebuah kemajuan pesat. Digunakannya sistem demokrasi yang mengatas namakan kepentingan rakyat dalam menjalankan pemerintahan juga menjadi sebuah dampak positif yang dirasakan bangsa tersebut.

(33)

Sementara itu dampak politik bagi dunia adalah terjadinya Revolusi Perancis yang terinspirasi oleh Amerika. Marquis de Lafayette adalah tokoh pembangkit Revolusi Perancis yang belajar banyak dari perang kemerdekaan Amerika saat misinya menjadi jenderal pembantu dari Perancis yang tergabung dalam pasukan militer Washington.

2. Kondisi Ekonomi36

Amerika yang sekian tahun menjadi Negara koloni Inggris mendapat tekanan ekonomi akibat pajak yang sangat tinggi yang dibebankan oleh Inggris. Karena itulah setelah deklarasi kemerdekaan Amerika, beban-beban pajak yang tidak masuk akal tersebut hilang dan keadaan ekonomi bertahap menjadi seimbang kembali. Rakyat Amerika juga menentang tentang monopoli perdagangan yang dilancarkan oleh Inggris terhadap rakyat Amerika.

Paham Amerika tentang kebebasan perdagangan juga mengacu pada sistem kapitalis. Sistem kapitalis merupakan sistem perdagangan bebas dengan artian siapa saja berhak memilki asset Negara yang dapat digunakan untuk menopang perekonomian. Hingga saat ini sistek kapitalis menjadi sistem yang banyak digunakan di dunia.

3. Kondisi Sosial

Paham kebebasan lagi-lagi menjadi alasan utama. Rakyat Amerika yang sadar betul akan kebebasan individu juga berujung pada sebuah deklarasi. Deklarasi ‘Human Right’ yang berisi tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia dimasukkan ke dalam UUD Amerika yang menjadi ‘Bill of Right’. Praktik perbudakan di Amerika Serikat pun dihapuskan.

Pernyataan Hak-hak Asas Manusia Sedunia pada 10 Desember 1948 juga merupakan wujud dari dampak Revolusi Amerika terhadap dunia. Paham tentang kemerdekaan yang merupakan salah satu bagian dari Hak Asasi Manusia juga berkembang di seluruh dunia dan membangkitkan semangat kemerdekaan.

4. Kondisi Budaya37

(34)

Tingkat kebudayaan Amerika Serikat tergolong maju. Hal ini terbukti dengan kemajuan teknologinya. Amerika Serikat setelah merdeka juga tidak menghilangkan budaya ‘pembelajar’ yang sudah ada sejak masih era koloni.

Tingkat kebudayaan Amerika dan kemajuan teknologinya berperan aktif dalam perkembangan ilmu pengetahuan bagi dunia. Amerika Serikat bersama rekannya Russia merupakan Negara pioneer yang banyak melakukan penelitian luar angkasa.

b. Dampak Revolusi Amerika bagi Indonesia:

Di Indonesia semangat Revolusi Amerika mempengaruhi pergerakan nasional. Pengaruh tersebut lebih bersifat pada paham-paham tentang hak bagi setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan. Munculnya organisasi-organisasi seperti Indiche Partij, Perhimpunan Indonesia dan PNI juga merupakan wujud terinspirasinya dari Revolusi Amerika.

(35)

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi Amerika adalah perubahan secara cepat dan mendasar yang berpengaruh terhadap masyarakat yang luas dalam segala sector kehidupan. Revolusi Amerika merupakan buah kemenangan peperangan antara para kolonis (ketiga belas koloni) terhadap colonial Inggris.

Revolusi Amerika bukan suatu pemberontakan kaum proletariat, namun revolusi ini dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan ekonomis yang dipaksa oleh pemerintah kerajaan Inggris. Revolusi Amerika menyesuaikan diri dengan pola yang di anut Maxisme, namun revolusi ini mengerahkan segenap tenaga patriotic dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis.

Presiden Amerika Serikat yang kedua, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika. Prinsip serta semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak sehingga harus ditelusuri kembali sampai 200 tahun yang lampau atau dicari didalam sejarah Negara ini semenjak berdirinya perkebunan yang pertama di Amerika. Dengan demikian, untuk mengetahui latar belakang Revolusi Amerika harus ditelusuri sejak London Company berhasil mendirikan pos dagang yang pertama di Jamestown pada 1607.

(36)

para koloni di dalam dewan legeslatif menggunakan hak control atas keuangan, menetapkan ketentuan penarikan pajak tidak boleh dikenakan tanpa melalui perwakilan, pendapatan bersama tidak boleh dikeluarkan tanpa persetujuan para wakil yang terpilih. Hal ini sudah terbiasa dirasakan kaum koloni, sehingga mereka merasa memiliki tradisi menjadi orang merdeka. Berbekal tradisi yang demikian ini sebagai modal dasar bagi para penduduk koloni untuk melawan pemerintahan colonial Inggris sehingga benar apa yang dikatakan Presiden John Adam bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum perang meletus karena sesungguhnya revolusinya sudah terdapat di dalam pikiran dan rakyat Amerika.

Pada saat menjelang Revolusi Amerika meletus, seluruh penduduk koloni sudah mempunyai pengalaman berpemerintahan sendiri selama bertahun-tahun dan demogratis terjadi perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara signifikan antara 1688-1750, yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang banyak, artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilitas massa.

Corak Perlawanan Koloni, mereka menentang keberatan soal pajak-pajak baru yang dikenakan pada para kolonis. Mereka menganggap bahwa pemungutan berbagai pajak oleh pemerintah negeri induk kepada para kolonis di Amerika tidak dapat dibenarkan karena pengumutan pajak tersebut tanpa melalui perwakilan (no tax without representative). Semestinya pengumungat pajak oleh negeri induk terhadap para kolonis di Amerika harus dimintakan persetujuan kepada para wakil rakyat di daerah koloni. Para tokoh intelektual di daerah koloni seperti Benjamin Franklin dari Pennsyvania, John

 Inggris butuh dana besar setelah perang tujuh tahun  The Boston Tea Party

(37)

Persiapan Para Kolonis Manuju Kemerdekaan Amerika

Berbagai langkah yang disiapkan oleh rakyat Amerika untuk menuju kemerdekaan sebagai berikut:

 Kongres Konstinental I (5 September 1774)  Kongres Konstinental II (10 Mei 1775)

 Kongres Konstinental III (Awal Juli 1776)  Kongres Konstinental IV (Tahun 1777)

Tokoh-tokoh Revolusi Amerika dan Peranannya

Tokoh-tokoh yang berperan besar dalam deklarasi serta kemerdekaan Amerika antara lain sebagai berikut.:

c. Samuel Adams d. Thomas Paine e. Thomas Jefferson f. George Washington g. Benjamin Franklin Dampak Revolusi Amerika

a. Dampak Revolusi Amerika dapat dirasakan oleh Amerika sendiri maupun dunia. Terutama di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Alexis de Tocqueville. 2005. Revolusi Demokrasi Dan Masyarakat, Yayasan Obor Indonesia

Krisnaldi, IG. 2012. Sejarah Amerika serikat, Yogyakarta: Penerbit Ombak

Foster Genevieve. 1954. Dunia George Washington, Bandung: W. VAN HOEVE

Gray, Dr.Wood. 2014. Garis Besar Sejarah Amerika, Yogyakarta: Bentang

Toegiman, Noer. 1956. Aera Eropa, Bandung, Jakarta, Amsterdam: Ganaco.N.V

Djaja, W , & Pratama, A. 2012. Sejarah Eropa dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern,

Gambar

Gambar 1Keberadaan Koloni Inggris Terjepit Diantara Koloni Prancis dan Spanyol
Gambar 2Perang Tujuh Tahun (INGGRIS – PERANCIS)
Gambar 3Peristiwa The Boston Tea Party
Thomas PaineGambar 4 dengan bukunya yang berjudul Common sense
+7

Referensi

Dokumen terkait