Hotel Bidakara – Jl.Gatot Subroto Kav.71 -73 – Jakarta
“PERKEMBANGAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT INDONESIA“
Forum Teknis Pemanfaatan Limbah B3 & non LB3
Kement. LH & K , Dir.Jendral Pengelolaan SLB3
.
Oleh : Sahat M.Sinaga – Exec. Dir. GIMNI
“ Pemanfaatan Spent Bleaching Earth
Jadi Sumber Daya Baru”
Pengantar
2
Penggunaan Bleaching Earth (BE )
1
Limbah dari Proses Rafinasi ( SBE )
Applikasi PP101/2014 terkait SBE
4
3
Pemanfaatan SBE jadi SumberDaya Baru ( SDB)
Constraint dan Jalan Keluar “Sustainability Industry”
5
6
q Dahulu kala - sekitar 5.000 thn BC - tanah lempung ini
dipa-kai sebagai alat penggosok/ pembersih bulu-bulu domba di sungai-sungai sekitar Mesopotamia . Tanah ini mereka
sebut dalam bahasa Greek “ Melian , Cimolian dan Samin”, berwana abu-abu ( gray-clay ) yang ternyata kaya akan silika jenis “ montmorillonite”.
Bleaching Earth ( BE )
Pengantar
1
q Jaman kuno , pekerja pembersih baju /pakaian (degreasing & thickening clothes )
disebut dalam bahasa laQn “ fello” , dengan dasar inilah di abad ke 6 di Inggris pekerja pencuci baju dengan batuan disebut “fuller “, di Perancis disebut
“foulon” dan di Italy disebut “ fullone” . Batuan/ clay yang dipakai pembersih baju itu banyak mengandung “ montmorillonite” , dan disebut “Fuller’s Earth”.
q Sudah sejak jaman kuno , di daerah Italia, Sicilia , Spanyol dan Timur Tengah peng-
olahan minyak zaitun ( olive oil ) , mereka memakai serbuk tanah fuller’s earth
untuk menghilangkan keruh ( phosphate, metals dlsb).
Tahun 1878, di USA mulai memakai fuller’s earth untuk penjernihan minyak soy-bean oils , dan seluruh dunia mulai menggunakannya sebagai penjernih minyak ,
q Penamaan bleaching earth banyak ragam, selain
dinamai “fuller’s earth” ( Inggris ), di Amerika bahan
pemuQh ini disebut “bentonite” ( ditemukan di
Arkansas, Death Valley, Utah dan Montana) dan dengan acidifikasi, hasil filtrasi dan daya serap permukaan “ montmorillonite” semakin baik.
q Bavaria, perusahaan Jerman mengolah bentonite
dengan HCL dan daya serap Qnggi... Bleaching Earth ini mereka beri merek dagang “ Tonsil “
Bleaching Earth (BE )
Pengantar
1
q Golongan Komoditas Tambang versi PP no.23/2010 tentang “Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”
Tanah serap (“fuller’s earth “) berasal dari hasil tambang. Dalam PP no.23/2010 , fuller’s earth masuk ke dalam golongan komoditas tambang d ( Pasal 2, ayat 2
– dalam PP no 23/ 2010).
KarakterisZk Bleaching Earth (BE )
Pengantar
1
Sebagai hasil tambang dan diolah menjadi “Bleaching Earth” adalah sebagai
produk dan Qdak masuk dalam da`ar LB3 di Lampiran I – Tabel 1, Tabel 2 ,Tabel 3 dan Tabel 4. PP 101/2014 tentwng “Pengelolaan LB3”
Secara umum komposisi /kandungan mineral di BE adalah sebagai berikut
Elemen %-ase
sebagai absorben dengan
komponen utama berupa oksida-oksida Si, Al, Fe, Mg dan K .
Agar dia berdaya serap yang lebih Qnggi, diolah dengan cara pelumatan bahan galian ini ,di
acidifikasi , dikeringkan dan lebih
dihaluskan agar luas permukaan bahan menjadi lebih besar
q Sampai dengan tahun 1979 minyak goreng di
Indonesia adalah mayoritas berbasis minyak kelapa. Pemakaian minyak sawit masih terba-tas pada margarin dan shrtenings.
Pemakaian BE di Indonesia
Penggunaan Bleaching Earth (BE )
2
q Teknologi pemurnian minyak kelapa, dan juga
minyak sawit masih secara kimiawi – pakai CausQc Soda- melalui tahapan n/b vessel ,yang
q Setelah harga minyak kelapa di pasar global meningkat sekali, maka sejak 1980-an
dalam hal goreng-menggoreng , masyarakat Indonesia mulai beralih ke pemakaian minyak sawit berupa RBD- Palm Olein.
q Pemakaian bleaching earth (BE) untuk proses pemucatan dan pemurnian
minyak meningkat ke lavel 0,8 – 1,5 %. Sejak ini pemakaian BE meningkat pesat. Kemudian diteruskan ke proses deodorisasi untuk memperoleh minyak goreng yang bisa tahan lama dan jernih.
Proses Rafinasi
• Crude oils dimasukkan ke Vessel Pretreatment, lalu panaskan ke 1100C ,vacuum , lalu masukkan asam fosfat ( H
3PO4 ) sebagai pengikut gums .
• Lalu masukkan Bleaching Earth (BE) sebanyak 0,6 – 1% ww (tergantung level DOBI ) crude oils yang akan diolah .
• Panaskan lagi ke temperatur yang lebih tinggi sekitar 260 0C dalam vacuum selama sekitar 2-3 jam
• Minyak diolah dalam vesel ini, didiamkan- didinginkan, lalu dialirkan ke Filter Press ( alat penyaringan).
• Pre-treated oil masuk kedalam Pre-treated tank dan BE yang mengandung minyak dan zat warna serta gums ( disebut SBE = Spent Bleaching Earth) tinggal didalam kain saring.
• Setelah penyaringan selesai- dan filter-press penuh , kemudian SBE dimasuk-kan kedalam Tangki Simpan.
Pre-treatment dilakukan dengan tujuan :
ü Menghilangkan material yang Qdak
diingin-kan, impuriQes yang mempengaruhi stabilitas produk
ü Phosphoric acid atau asam sitrat dan
Bleaching Earth dipakai untuk mengikat
gums( phospholipids) , trace heavy-metals , menyerap zat warna (carotenoids, chlorophyl dan anisidine value) dari minyak sawit.
Spent Bleaching Earth ( SBE)
Limbah dari Proses Rafinasi - SBE
3
q Hasil Proses Rafinasi minyak sawit ada 3 jenis, yaitu:
a) RBD Oils sebagai produk utama
b) PFAD ( Palm Famy Acid DisQllate) sebagai hasil samping
c) SBE ( Spent Bleaching Earth) sebagai Limbah
Spent Bleaching Earth ( = BE yang mengandung zat warna, gums , trace heavy-metals dll ) dengan kandung-an minyak di level 23 – 28 % w/w
Spent Bleaching Earth ( SBE )
Elemen % Elemen %
1. SiO 2 47 % - 52 % 5. Others metal
oxydes & Water 5.2% - 6.0 % 2. Al2O 3 10.6% - 11.9% 6. Palm Oils 22.0 % - 30 % 3. Fe2O3 4.0 % - 4.5 %
4. MgO 3.2 % - 3.6 %
Pra- PP101/2014 diberlakukan
Limbah dari Proses Rafinasi - SBE
3
Beberapa gambar – facts, SBE jadi landfill
Landfill dengan SBE di Kuala Tanjung, Rumput Hijau & Pohon Tumbuh
Pepohonan dan berbagai bunga tumbuh segar diatas land-fills SBE di Kuala Tanjung
q Sebelum PP 101/ 2014 tentang “ Pengelolaan Limbah B3” , penghasil SBE me –
nempatkannya di lokas/areal i tertentu, tempat penimbunan Limbah.
Limbah dari Proses Rafinasi - SBE
3
Beberapa gambar – facts, SBE sebagai land-fills
Atas permintaan Pemkot Dumai, agar SBE dari Wilmar sebagai land-fills Taman di Bukit Gelanggang Dumai
Berbagai jenis tanaman..tumbuh , beri sambutan “ selamat datang friends”
q Untuk proses lanjutan dari IHKS
PP101/2014 tentang
“
Pengelolaan Limbah B3
“
Kegiatan Sumber Pencemaran Asal/Uraian L Cemar.Utama
42 Pengolahan Lemak
Minyak nabaQ yang diolah adalah sawit , dan residu proses filtrasi minyak itu adalah Spent Bleaching Earth ( SBE )
q Tabel 4. Da`ar Limbah B3 dari Sumber Spesifik Khusus , Spent Bleaching Earth masuk LB3 dengan Kode Limbah B 413 . Maka penyimpanan
Applikasi PP 101/ 2014 terkait SBE
4
q Perubahan karakterisQk BE jadi SBE.
Dalam proses Rafinasi , BE mendapat
kandungan berbagai zat & minyak
( disebut SBE ) , sehingga ada risiko : a.
mudah meledak,b. mudah menyala, c.reakEf , d. infeksius, e. kororsif dan/ atau f. beracun... kategori LB3
q Pilihan mengatasi problema LB3
Sumber Spesifik Khusus
Sesuai regulasi dalam PP 101/ 2014, yaitu :
a) De-lisQng dari LB3.
Applikasi PP 101/ 2014 terkait SBE
4
q LB3 menjadi “Sumber Daya Baru “
SeperQ halnya dinegara-negara lain, dan juga arahan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan – dalam surat no. S.551/Menlhk-PSLB3/2015 ke Perindustrian per tgl 5
Desember 2015, agar penanggulangan Limbah 3 ini menjalankan prinsip “mengubahnya menjadi sumber daya baru”.
v Konsep yang ditempuh oleh GIMNI adalah
ü Mengurangi kandungan minyak di SBE ,
dengan cara Solvent ExtracEon, memakai
pelarut hexan – approval dari Dirjen
Pengelolaan SL dan B3 – surat no. S 563/ PSLB3-VPLB3/ 2016 tertanggal 25 Januari 2016.
Alur Proses & Pemanfaatan SBE
Sumber daya baru sebagai bahan utk
1. land-fills
2. Bahan untuk Bata CLC ( Cellular LC)
3. Bahan Sub-grade Konstruksi Jalan
4. Bahan pengeras fundasi/lapangan Perumahan
5. reheaQng/pyrolisis menjadi AcQvated B.Earh
Rencana Pemanfaatan de-OBE
Pemanfaatan SBE jadi Sumberdaya Baru
5
q Karakterisitk de-OBE itu secara umum adalah sebagai berikut
Elemen mid value % Elemen mid value %
1. SiO 2 61.0 % 4. Others oxydes 14.1 %
2. Al2O 3 13.0% 5. Water Max 3.5 %
3. Fe2O3 3.7 % 5. Palm Oils max 3.0 % M.Oxyde Element 77.7 % 6 Hexane max 0,3%
KarakterisQk de-OBE ini sudah mendekaQ material asli fuller’s earth seperQ
tanah serap – masuk kedalam Komoditas Tambang Golongan d ( Pasal 2, ayat2 – dalam PP no.23/2010 )
q MulQ purposes material konstruksi-concrete
ü Masuk Kom.Tamb.Gol. d , maka deOBE bisa berperan sebagai sumber
Rencana Pemanfaatan de-OBE
Pemanfaatan SBE jadi Sumberdaya Baru
5
q Dukungan Percobaan Teknis de-OBE sebagai berikut
② Mixing dengan mineral clay lainnya., a.l. dengan BAFA batu bara, dapat dibentuk menjadi Bata Ringan yang Berrongga ( Cellular Light Concrete = CLC ),
Rencana Pemanfaatan de-OBE
Pemanfaatan SBE jadi Sumberdaya Baru
5
③ Bahan sub-grade konstruksi jalan raya.
Rencana Pemanfaatan de-OBE
Pemanfaatan SBE jadi Sumberdaya Baru
5
q Dalam konteks Recycling , deOBE telah dimanfaatkan oleh Industri
Pembuatan Bleaching Earth, namun jumlah pemakaian masih
a. Tuntutan pasar global ( sustainability)
Constraint dan Jalan Keluar “ Sustainability & Industry”
6
1) Sustainability
Indonesia telah menyatakan diri ke pasar global, bahwa semua produk sawit ( dan produk hilir ) yang diekspor pada tahun 2020
adalah sustainable.
Sesuai dengan tuntutan pasar global, tidak hanya di ranah perke – bunan yang ramah lingkungan dan bersertifikat ISPO , di proses hilir pun harus sustainable.
2) UU no 3/2014 tentang “ Perindustrian “
Pemanfaatan SDA secara efisien, ramah lingkungan ( environment friendly) dan berkelanjutan – UU no 3/2014 tentang “Perindustrian”
b. Constraint
Constraint dan Jalan Keluar “ Sustainability & Industry”
6
1) Daya saing minyak sawit Indonesia lemah .
Pemilik ijin “pemanfaatan SBE “ yang ada sekarang ini mengenakan biaya olah diluar kewajaran ( Qnggi sekali) ke penghasil SBE. Kalau ini dipertahan-kan biaya pengolahan Crude Oils menjadi RBD Oils adipertahan-kan berkisar di level di level 6,7% - ( Presentasi GIMNI ke Kemenperin. – Direktorat Jend.I&A – di
Medan , November 2015)
Akibatnya daya saing ekspor RBD Oils & turunannya dari Indonesia Qdak akan mampu bersaing dengan negara penghasil sawit lainnya
2) Investasi Solvent ExtracQon Qnggi sekali .
Agar biaya pengolahan SBE ini Qdak terlalu berat bagi Industri Rafinasi, seba-gai penghasil SBE, maka biaya pengolahan berkisar Rp 520 - Rp 600/kg SBE
( diluar ongkos angkut dari Penghasil LB3 dengan Pemanfaat LB3 ) masih dalam taraf jangkauan/reasonable.
b. Constraint
Constraint dan Jalan Keluar “Sustainability & Industry”
6
3) EnQty Pendiri Solvent ExtracQon Plant – Independent - .
Pemilik usaha industri Solvent Extractor ini sangat diharapkan berbentuk usaha independent oleh para penghasil SBE
Besaran - economic size - dari 1 unit Solvent Extractor adalah besar sekali , maka diperlukan pemilik modal besar dan independent. Ini Qdaklah
mudah - perlu usaha keras.
Rencana pengembangan industri akan dilakukan dilokasi-lokasi berikut
Jlh Unit Solv.Extr. Lokasi Sumber SBE berasal dari
a) 1- 2 unit Solv. Ex. Medan & K.Tjng Sum.Utara dan Aceh
b) 2 -3 unit SE Dumai Sum.Barat, Batam, Kalbar & Riau c) 1 – 2 unit SE Palembang Sumsel, Lampung & Bengkulu d) 1 - 2 unit SE Marunda DKI, Jabar dan Banten
c. Jalan Keluar
Constraint dan Jalan Keluar “Sustainability Industry”
6
① Appresiasi Pasar terhadap produk “sember daya baru”.
ü SeperQ halnya yang dilakukan oleh Eropah terhadap produk-produk yang
dihasilkan dari LB3 – seperQ WCO dan R-Oils ini sangat diminaQ dan bisa dengan harga premium. SeperQ dukungang terhadap penjagaan lingkung-an.
ü Hal yang sama diharapkan dari para pemakai de-OBE ini, yaitu :
DiminaQ oleh para Pengembang Perumahan dan Pengembang/Kontrak-tor Jalanan, sebagai dukungan bagi “ramah-lingkungan”. Dengan demikian kita Qdak perlu lagi meruntuhkan bukit dan galian pasir perbukitan/ sungai.
Perlu dukungan politis dan kebersamaan “ramah-lingkungan”
② Pemilik Modal Besar & Independent .
Perlu waktu untuk berinvestasi dan pemilik modal besar yang independent. Sementara itu perlu keringanan dari Kementerian Lingkungan Hidup &
c. Jalan Keluar
Constraint dan Jalan Keluar “ Sustainability Industry”
6
② Pemilik Modal Besar & Independent …lanjutan ) .
Untuk hal tersebut, agar Qdak diganggu oleh oknum-oknum daerah sekitar, secara resmi dapat mengeluarkan Surat Edaran dari Direkt.Jend Pengelolaan SBE atas persetujuan Permohonan GIMNI untuk subyek yang sama per tanggal 2 Agustus 2016 lalu
③ Progress Pendirian Solvent Extractor di Indonesia- Posisi per akhir Agustus 2016
a) 1 unit berkapasitas 200 ton SBE per hari , mendekaQ penyelesaian dan siap Uji-Pemanfaatan SBE dari Team LH&K di bulan November 2016 b) 1 unit berkapasitas 100 ton SBE per hari sedang berlangsung, dan
diharapkan selesai awal 2017 Unit a) dan b) berada di Sum.Utara
Thank You!
Pemanfaatan SBE menjadi “Sumber Daya Baru “
Harapan kami dari GIMNI dengan materi yang disampaikan tadi bisa menjadi bahan/ masukan bagi Bapak/Ibu sekalian
Sumber informasi :
1. Mrs Jenny-Wilmar ; “ Materi dan Gambar applikasi SBE sbg land-fills di Indonesia, emails “
2. Loh Soh Kheang et.al ,” A study of Residual Oils Recovered from SBE : their characterisQcs &
ApplicaQons” , American Journal of Applied Sciences 3 (10): 2063-2067, 2006
3. Paper GIMNI ke Direktorat Jendral I & A- Kemenperin, November 4, 2015 di Medan – “FGD Limbah