• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan dan Kesehatan Dalam Pembangun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan dan Kesehatan Dalam Pembangun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan dan Kesehatan dalam Pembangunan Ekonomi

Oleh : Muhammad Hanif Hidayat

120210120061

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjajaran

(2)

Peran Sentral Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar terlepas dari hal-hal yang lain. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, keduanya adalah hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas dan berada pada inti makna pembangunan. Pada saat yang sama, pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. Lebih jauh lagi, kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas, sementara keberhasilan pendidikan juga bertumpu pada kesehatan yang baik. Oleh karenanya kesehatan dan pendidikan juga dapat dilihat sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital sebagai input produksi agregat. Peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan dan pendidikan sangat penting dalam pembangunan ekonomi.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berani menolak dasar pertimbangan mengapa sektor pendidikan menjadi sektor unggulan. Tony Blair, ketika menjadi perdana menteri Kerajaan Inggris, menyatakan dengan tegas tentang pentingnya pendidikan dengan menegaskan: ”pendidikan, pendidikan, dan pendidikan”. We cannot discuss the third millennium (the 21st century) without taking education into account”. Bahkan dari sisi lain komponen penting pendidikan, mantan Menteri Pendidikan, Daud Yusuf, menegaskan bahwa di dunia ini hanya ada dua profesi, yakni guru dan bukan guru.

(3)

dampak yang besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor ekonomi.Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat. Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan, apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.

(4)

pembangunan sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.

Investasi dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan: Pendekatan

Modal Manusia

Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia. Modal manusia (human capital) adalh istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan,kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan.Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam modal fisik telah dibuat:setelah investasi awal dilakukan,maka dapat dihasilakan suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan. Akibatnya suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapt diperoleh dan dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain.Hal ini dilakukan dengan cara memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang meningkat yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian membandingkannya dengan biaya langsung dan tidak langsungnya. Tentu saja, pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan, namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak langsung untuk meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan. Pada bagian ini kita secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan investasi di bidang pendidikan, namun prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi di bidang kesehatan.

(5)

bekerja dengan berbekal ijazah SD.

Masalah-masalah yang Terdapat di Negara Berkembang

1. Buruh Anak-anak

Buruh anak-anak adalah fenomena yang meluas di negara berkembang. Apabila anak-anak berusia kurang dari 14 tahun terpaksa bekerja maka waktu mereka untuk bersekolah juga akan berkurang. Hal ini juga diperparah dengan kenyataan bahwa tingkat kesehatan buruh anak-anak lebih rendah dibandingkan tingkat kesehatan anak – anak yang tidak bekerja meskipun mereka sama-sama berasal dari keluarga miskin. Dan pada faktanya anak-anak tersebut bekerja pada situasi dan kondisi yang kejam serta eksploitatif. Meskipun demikian, tidak jelas bahwa larangan bekerja pada buruh anak-anak adalah hal yang paling tepat.

Untuk melihat mengenai buruh anak kita akan melihat berdasarkan dua asumsi, yang pertama adalah melihat dari keluarga yang berkecukupan yang tidak menyuruh anaknya untuk bekerja sedangkan asumsi kedua adalah keluarga miskin yang anaknya harus ikut bekerja karena dengan bekerja maka kebutuhan gizi sedikit terpenuhi dengan berpenghasilan meskipun mereka harus merelakan diri untuk tidak bersekolah.

(6)

Kurva penawaran tenaga kerja dewasa AA’ adalah jumlah orang dewasa yang tidak terlatih. Jika upahnya turun sampai Wh maka sejumlah keluarga miskin akan lebih banyak meminta anaknya untuk bekerja. Jika upah terus turun, maka upah akan sampai pada titik Wl sehingga akan terjadi geseran sebesar S dan kurva penawaran bergeser pada garis TT’ yang merupaka kurva penawaran tenaga kerja agregat dari semua orang dewasa dan anak-anak.

Terdapat empat pendekatan utama atas kebijakan mengenai buruh anak-anak yang berlaku, yaitu:

a. Memandang buruh anak-anak sebagai cerminan dari kemiskinan dan merekomendasikan penekanan pada penanggulangan kemiskinan dan bukan penanganan masalah buruh anak-anak secara langsung. meringankan seperti peraturan yang dapat mencegah penganiayaan anak dan memberikan berbagai pelayanan pendukung anak-anak yang bekerja. Mendukung pelarangan buruh anak-anak.

2. Kesenjangan Gender: Wanita dan Pendidikan

Mengapa pendidikan kaum wanita begitu penting? Apakah ini hanya masalah pemerataan? Jawabannya adalah sekarang terdapat cukup banyak bukti empiris yang menyatakan bahwa diskriminasi pendidikan terhadap kaum wanita menghambat pembangunan ekonomi disamping memperburuk ketimpangan sosial. Mempersempit kesenjangan gender dalam pendidikan dengan memperluas kesempatan pendidikan bagi kaum wanita sangat menguntungkan secara ekonomis karena empat alasan.

I. Rate of return dari pendidikan kaum wanita lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pendidikan pria dikebanyakan negara berkembang

(7)

III. Kesehatan dan gizi anak-anak yang lebih baik serta ibu yang lebih terdidik akan memberikan dampak pengganda (multiplier effect) terhadap kualitas anak bangsa selama beberapa generasi yang akan datang.

IV. Karena kaum wanita memikul beban terbesar dari kemiskinan dan kelangkaan lahan garapan yang melingkupi masyarakat di negara berkembang.

3. Sistem Pendidikan dan Pembangunan

Sebagian besar kepustakaan dan diskusi yang dilakukan masyarakat mengenai pendidikan dan pembangunan ekonomi pada umumnya, serta tentang pendidikan dan kesempatan kerja pada khususnya, berputar di sekitar dua proses ekonomi yang fundamental yakni:

 Interaksi antara permintaan yang bermotivasi ekonomis dan penawaran yang bermotivasi politik sebagai tanggapannya dalam menentukan berapa banyak sekolah yang akan didirikan, siapa saja yang akan mendapatkannya, dan instruksi macam apa yang akan mereka terima.

 Pentingnya selisih antara manfaat dan biaya-biaya baik yang berskala individual maupun sosial dari masing-masing tingkat pendidikan. Serta segenap implikasi yang ditimbulkan oleh selisih-selisih tersebut terhadap strategi investasi di bidang pendidikan.

 Penawaran dan Permintaan Pendidikan: Hubungan Antara Kesempatan Kerja

dan Permintaan Pendidikan

Faktor penentu dari sisi permintaan terhadap pendidikan menjadi jauh lebih penting daripada faktor –faktor penentu di sisi penawarannya. Dari sisi permintaannya, ada dua hal yang paling berpengaruh terhadap jumlah atau tingkat pendidikan yang diinginkan, yaitu:

(8)

2) Biaya-biaya pendidikan baik bersifat yang langsung maupun tidak langsung, yang harus di keluarkan atau ditanggung oleh siswa, dalam hal ini kita tahu bahwa permintaan terhadap pendidikan ini merupakan suatu bentuk permintaan tidak langsung (derived demand)

Distribusi pendidikan dapat dilihat dari kurva lorenz untuk distribusi pendidikan yang menggambarkan ketimpangan pendidikan dan kemiskinan:

Manfaat sosial pendidikan (social benefit of education) yakni manfaat dari pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan, jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaat individual. Setiap situasi yang memperburuk kesempatan kesempatan kerja segera akan menaikan prmintaan terhadap pendidikan formal pada segala tingkatan.

Sebagai akibat dari terus berkembangnya fenomena negatif pengutamaan ijazah atau

(9)

Manfaat Biaya Sosial versus Manfaat Biaya Individual

Daya tarik pendidikan tinggi yang sangat besar sebenarnya menimbulkan jauh lebih banyak biaya daripada yang tersimpul melalui gambaran sederhana tersebut. Hal itu akan mudah di pahami jika kita tidak hanya menyoroti biaya individual saja tetapi juga biaya-biaya pendidikan secara sosial (social cost of education), yaitu biaya oportunitas yang harus ditanggung oleh masyarakat seluruhnya sebagai akibat dari adanya kebutuhan masyarakat tersebut untuk membiayai perluasan pendidikan yang lebih tinggi dan mahal, dengan dana yang mungkin akan menjadi lebih produktif apabila digunakan pada sektor-sektor ekonomi yang lain. Semetara itu, biaya-biaya pendidikan individual (private cost of education), yakni biaya yang harus ditanggung oleh si anak didik dan keluarganya sendiri justru akan meningkat secara lebih lambat atau bahkan bisa jadi akan mengalami penurunan.

(10)

maka biaya-biaya sosial yang ditanggung meningkat jauh lebih cepat daripada sekedar biaya pembangunan gedung universitas dan segala fasilitasnya. Masyarakat harus menanggung biaya sosial berupa semakin memburuknya alokasi sumber daya yang pada akhirnya akan menyusutkan persediaan dana dan kesempatan untuk menciptakan kesempatan kerja secara langsung atau untuk menjalankan program pembangunan lainnya.

Sistem Kesehatan dan Pembangunan

 Pengukuran dan distribusi

Ukuran ini mempunyai keuntungan, yaitu banyak digunakan di sebagian besar negara paling tidak dalam perkiraan, namun demikian ukuran ini dapat sangat menyesatkan. Perpanjangan hidup ini dapat berupa perpanjangan tahun-tahun penuh vitalitas di suatu negara tetapi bisa juga berupa perpanjangan tahun-tahun penuh penderita atau kesehatan yang buruk di negara lain. Akan tetapi, tingkat kesehatan rata-rata dapat mengaburkan ketimpangan yang besar yang berada dibaliknya.

 Beban penyakit

Negara berkembang menghadapi beban penyakit yang lebih berat daripada yang dihadappi oleh negara maju,terutama yang berkaitan dengan yang berpenyakit menular seperti AIDS, malaria, dan parasit. Sejumlah penyakit akan menjadi sangat mematikan jika dikombinasikan dengan penyakit lain. Kekurangan gizi adalah sebuah contoh penyakit, dan keberadaannya merupakan faktor penting yang membuat seorang anak mudah tertular penyakit dan meninggal.

Kesehatan dan Produktifitas

(11)

studi di Bangladesh menemukan bahwa produktivitas yang lebih tinggi dari pekerja yang sehat membuat mereka mampu mendapat pekerjaan yang memberi bayaran mereka yang lebih tinggi. Pada studi lain india, tidak adanya cacat pada tubuh karena lepra di perkirakan dapat membuat para pekerja mampu menghasilkan tiga kali lipat. John strauss dan Duncan Thomas menemukan bahwa pria yang lebih tinggi dapat memperoleh penghasilan yang banyak di brasil. Kesehatan dan gizi yang baik juga mempengaruhi kesempatan kerja, produktivitas, serta upah, dan hal seperti ini jarang ditemui pada masyarakat miskin. Masyarakat yang sehat adalah prasyarat dari keberhasilan pembangunan.

(12)

dengan cara dan lingkungan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Cara dan lingkungan kerja seperti itu antara lain meliputi kesesuaian tenaga kerja dengan mesin dan peralatan kerja, sikap kerja yang tepat, pengekonomi-san upaya, cuaca kerja/iklim kerja yang nyaman, penerangan dengan kualitas me-madai, udara segar dan sebagai-nya. Kedua, tingkat produk-tivitas dan efisiensi tenaga kerja ditentukan oleh derajat kesehatan tenaga kerja. Gangguan kesehatan menjadi sebab penurunan hasil kerja, disorganisasi pengubahan cara, kesalahan, dan kecelakaan. Ketiga, biaya cedera, penyakit atau gangguan kesehatan merupakan pemborosan dan oleh karena itu sama sekali tidak produktif.

(13)

Kebijakan Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. Menurut definisi WHO, sistem kesehatan adalah semua aktivitas yang tujuan utamannya adalah meningkatkan, mengembalikan, atau menjaga kesehatan. Sistem kesehatan meliputi komponen –komponen departemen kesehatan public, rumah sakit dan klinik, serta ruang-ruang praktek dokter dan paramedic. Hal-hal yang berada di luar sistem formal ini adalah jaringan informal yang dimanfaatkan oleh banyak penduduk miskin, termasuk dukun tradisional yang mungkin berpraktek dengan menggunakan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan atau metode lain yang membiarkan manfaat medis seperti, akupuntur disamping juga orang-orang yang mempraktekkan berbagai teknik yang belum terbukti efektif selain memberikan efek placebo.

Lima indikator kinerja untuk mengukur sistem kesehatan negara anggota WHO:

 Tingkat kesehatan keseluruhan masyarakat

 Ketimpangan dalam masyarakat

 Tingkat tanggapan sistem kesehatan

 Distribusi tingkat tanggapan dalam populasi

 Distribusi atau keadilan, beban finansial sistem kesehatan dalam masyarakat

Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu “penyesuaian” terhadap SKN 1982. Didalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung , guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. (Depkes RI; 2004). Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan sistem kesehatan adalah:

(14)

Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kejadian penyakit dan berbagai indikator lainnya.

2. Meningkatkan responsiveness terhadap harapan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan.

3. Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan diharapkan memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi yang membutuhkan.

Berdasarkan pengertian bahwa System is interconnected parts or elements in certain pattern of work, maka di sistem kesehatan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk sistem yang berupa aktor-aktor pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem. Secara universal fungsi di dalam Sistem investasi yang paling efektif yang dapat kita lakukan dalam kualitas pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam kenyataannya program pengetasan kemiskinan yang terkenal di banyak negara berkembang sekarang secara eksplisit mengintegrasikan insentif untuk pengembangan modal manusia berupa kesehatan dan pendidikan di antara keluarga-keluarga berpendapatan rendah.

Program Pendidikan, Kesehatan, dan Gizi yang dikeluarkan Meksiko sebagai contohnya yang dikenal dengan PROGRESA mencakup:

(15)

4. Partisipasi dalam pertemuan rutin tentang pendidikan kesehatan

Selain itu, juga ada strategi lain seperti mengaitkan system kredit kecil yang sangat sukses, misalnya dengan bank pedesaan dan program LSM, intervensi adanya kuliah mengenai kesehatan dan aktivis yang diberikan oleh dinas kesehatan terkait.

Strategi yang terpadu sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan dan keterampilan bisnis, selain meningkatkan pendapatan, di masa depan ada harapan besar untuk melihat dunia ketiga yang sehat, terdidik, dan produktif.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam gambar Tuak yang digambar oleh Arkan terdapat objek: satu telor besar yang bentuknya tidak bulat, tiga telor yang besarnya sedang berada di tengah, lima telor yang kecil

Penulis memilih warna dominan hijau dan orange, hijau memberi kesan fresh pada rubrik ini tetapi tetap masuk dalam konsep karna halaman ini membahas pramuka, sedangkan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

Skripsi dengan judul “ Model Penelusuran Banjir Pada Sungai Dengkeng dengan Menggunakan Metode Gabungan O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta Metode Muskingum

Penyediaan Layanan Rujukan Lanjutan bagi Perempuan Korban Kekerasan yang Memerlukan Koordinasi Kewenangan Kabupaten/Kota Pengelolaan Data Fakir Miskin Cakupan.