• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT doc 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN LIMBAH PADAT doc 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sesi 7 :

Pengelolaan Limbah Padat

7.1. Pembukaan

7.1.1. Tujuan pembelajaran

Mahasiswa memahami materi yang meliputi, jenis limbah padat, sistem pengelolaan limbah padat dengan berbagai aspeknya.

7.1.2. Manfaat Pembelajaran

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan perlunya pengelolaan limbah padat

7.2. Isi Pelajaran

Limbah padat bersumber dari timbunan yang sampah diakibatkan adanya berbagai kegiatan seperti, permukiman, perdagangan, industri, institusi, rumah sakit, tempat umum (rekreasi, jalan, taman), lapangan udara, pelabuhan laut, “water and waste treatment plant”

7.2.1. Jenis Limbah Padat

Jenis sampah yang dikenal, terdiri atas : 1. Garbage (sampah basah)

yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan yang memiliki sifat cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah. 2. Rubbish (sampah kering)

yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan anorganik yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh bahannya tidak cepat membusuk, seperti sampah logam (kaleng, seng) dan sampah non logam, baik mudah terbakar (kertas, kayu, plastik) dan yang tidak terbakar (pecahan kaca)

3. Dust and ash (debu dan abu)

(2)

4. Demolation and construction wastes.

Yaitu sampah sisa-sisa bahan bangunan, seperti puing, pecahan bata dan tembok, genteng, dll

5. Bulky wastes.

yaitu sampah barang bekas, baik yang masih dapat digunakan atau yang tidak dapat digunakan, seperti lemari es, kursi, tv, barang rongsokan

6. Hazardous wastes.

yaitu sampah yang berbahaya (limbah B3, bahan buangan berbahaya) seperti, patogen (yang merupakan limbah rumahsakit, laboratorium klinis), sampah beracun (kertas pembungkus pestisida), yang mudah meledak (mesiu), dan sampah radioaktif ( sampah nuklir)

7. Water and waste treatment plant.

yaitu sampah yang berupa hasil sampingan pengolahan air bersih maupun air kotor, biasanya berupa gas atau lumpur

7.2.2. Sistem Pengelolaan Limbah Padat.

Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah adalah, jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim, letak geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial ekonomi, tingkat teknologi.

Dengan mengetahui macam serta besarnya timbunan sampah akan mempermudah pengelolaannya, karena pengelolaan sampah di kota besar biasanya dilakukan secara komunal, sehingga diperlukan pengelolaan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pemilihan teknologi akan dipermudah oleh pengetahuan tentang jenis dan karakter timbunan sampah yang dihasilkan.

Pengetahuan tentang karakteristik sampah diperlukan untuk

1. pemilihan peralatan, system pengelolaan, dan energi yang dapat dipulihkan.

(3)

kecenderungan ini harus diamati terutama kadar senyawa organik, kertas dan plastik. Perubahan ini sejalan dengan pola hidup, budaya masyarakat dan aplikasi teknologi

Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek teknik operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek pengaturan, dan aspek peranserta masyarakat

7.2.2.1. Aspek teknik operasional

Sistem pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya timbunan sampah masuk ke pewadahan kemudian dibawa oleh kendaraan pengumpul langsung ke tempat pembuangan akhir. Atau jalur lain, misalnya setelah melalui bagian pengumpulan kemudian dibawa ke bagian pemilahan dan pengolahan, setelah itu dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Sistem pewadahan

Dalam hal ini, sampah yang ada dimasukkan ke dalam wadah yang bergantung dari tingkat sosial ekonomi penduduk, misalnya ada yang menggunakan bak sampah dari beton, dari tong yang terbuat dari seng, plastik atau menggunakan container. Di negara maju, masyarakatnya sudah biasa membuang sampah dengan melakukan pemisahan berdasarkan jenis sampah. Sampah yang cepat membusuk (garbage) dipisahkan dengan sampah yang tidak cepat membusuk (rubbish, dust and ash)

Sistem pengumpulan

Dalam hal ini, penggunaan jenis atau cara pengumpulan bergantung daerah pelayanan, tingkat sosial ekonomi masyarakat, sarana dan prasarana yang dilayani

1. pengumpulan individual tidak langsung

(4)

diangkut ke transfer depo (stasiun pemindahan), lalu diangkut (dengan truk) ke tempat pembuangn akhir

2. pengumpulan individual langsung

Kendaraan pengangkut langsung membawa timbunan sampah dari pengguna jasa untuk dibuang ke TPA

3. pengumpulan komunal langsung

Pengguna jasa mengumpulkan sampah secara bersama pada wadah komunal untuk diangkut oleh kendaraan pengangkut, langsung dibuang ke TPA.

4. pengumpulan komunal tidak langsung

Pengguna jasa mengumpulkan sampah pada wadah bersama untuk dibawa oleh kendaraan pengumpul ke transfer depo, kemudian oleh kendaraan pengangkut dibuang ke TPA.

Pengumpulan dengan menggunakan container.

Container adalah wadah yang dipakai sebagai tempat timbunan sampah, yang penggunaannya dapat secara individual atau komunal. Ada dua jenis container, yaitu yang dengan mudah dipindahkan karena menggunakan roda (hauled) dan yang sifatnya tetap (station)

1. hauled container system. Yaitu system pengumpulan dengan menggunakan container yang yang dapat dipindahkan. Container yang sudah penuh digerakkan ke arah transfer depo untuk dilakukan pemindahan sampah. Container kosong dipindahkan kembali ke tempat semula. Ada 2 tipe, yaitu ;

- conventional mode. Sistem ini memiliki kelemahan dari segi waktu yang tidak efisien, karena hanya menggunakan satu container, sehingga kemudian system ini dikembangkan menjadi exchange container mode.

(5)

ditingkatkan, namun dari segi biaya trelatif lebih mahal kerana membutuhkan lebih dari satu container

2. Stationery container system. Yaitu pengumpulan dengan menggunakan container yang tidak dapat dipindahkan, sehingga sampah yang ada tersebut diambil oleh kendaraan pengangkut. Pada system ini container yang tidak bergerak tersebut ketika penuh muatannya dipindahkan ke kendaraan pengangkut

Pemindahan dan pengangkutan

Dalam hal ini dibahas tentang transfer depo atau transfer station, yang mempunyai fungsi secara umum sebagai tempat penampungan sementara (TPS) dan tempat bertemunya kendaran pengumpul dengan kendaraan pengangkut. Ditinjau dari cara pemuatannya, transfer depo (transfer station) terdiri dari beberapa jenis :

1. Direct discharge.

Yaitu transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh dengan sampah dengan kendaraan pengangkut, dimana transfer depo ini didisain sedemikian rupa sehingga pemindahan sampah dapat secara langsung dari kendaraan pengumpul dengan kendaraan pengangkut untuk dibuang ke TPA. Sesuai dengan luasnya jenis ini terbagi dalam tiga tipe, yaitu besar, menengah dan kecil. Kelebihan tipe ini adalah biaya yang relatif murah karena dapat dibuat di luar ruangan dan sistem ini digunakan untuk sampah yang mudah membusuk (garbage) karena dapat langsung dibuang ke TPA. Namun, dari segi estetika dan kesehatan kurang baik karena tidak tertutup

2. Indirect discharge.

(6)

kendaraan pengumpul dikumpulkan dalam suatu ruang untuk kemudian dengan menggunakan crane sampah dipindahkan ke kendaraan pengangkut. Keuntungan system ini adalah, dari sampah yang sudah terkumpul dapat diadakan pemilihan menurut jenisnya, sehingga dapat dengan tepat ditentukan cara pengelolaannya dan secara estetika baik, karena sampah tertutup di suatu ruangan. Akan tetapi transfer depo ini biayanya cukup mahal

3. Combine direct discharge and indirect discharge. Yang merupakan kombinasi antara keduanya

Tempat pembuangan akhir (TPA)

Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah : 1. Open dumping.

Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang dibuang diletakkan begitu saja diatas tanah kosong atau sebelum digunakan tanah tersebut dibuat lubang dengan menggunakan traktor. Cara ini tidak dianjurkan, karena sampah yang dibuang dibiarkan terbuka sehingga dapat menjadi sarang binatang tertentu yang dapat membawa penyakit. Secara estetika kurang baik, dapat menimbulkan bau dan pemandangan buruk

2. Control land fill

Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang dibuang diletakkan di atas lubang yang dibuat dengan traktor, yang kemudian lubang yang sudah penuh tersebut ditutup dengan lapisan tanah setebal kurang lebih 20 cm

3. Sanitary land fill.

(7)

Pemilahan dan pengolahan - Pemilahan.

Bagian ini sebenarnya merupakan bagian yang sangat penting dari keseluruhan system. Akan tetapi bagian ini pada umumnya membutuhkan teknologi tinggi yang belum terdapat di negara berkembang. Di Indonesia sendiri pemilihan dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (pemulung). Sebaliknya, di negara maju yang upah tenaga kerjanya mahal, maka bagian pemilahan sudah menggunakan system yang modern. Pemilahan dilakukan untuk menggolongkan jenis sampah sesuai dengan karakteristiknya, sehingga pada tahap pengolahan, prosesnya akan dipermudah.

- Pengolahan.

Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah recycling, reuse dan recovery.

- Recycling, adalah proses pengolahan yang dilakukan dengan merubah bentuk material sampah secara fisis dengan memproses kembali menjadi barang yang berguna dan bermanfaat, misalnya mengubah sampah plastik menjadi ember plastik.

- Reuse, adalah mengembalikan barang yang sudah menjadi sampah (rongsokan) menjadi barang yang berguna yang mempunyai manfaat yang sama seperti aslinya tanpa merubah identitasnya

- Recovery, adalah memanfaatkan energi yang tersimpan dalam sampah, misalnya untuk tenaga listrik (mengubah sampah kotoran hewan menjadi biogas).

7.2.2.2. Aspek organisasi

(8)

1. tenaga kerja, yaitu anggota masyarakat yang bertugas membuat, mengelola dan memelihara system, baik dengan tujuan mendapatkan upah atau secara sukarela

2. struktur organisasi, yaitu perangkat organisasi yang diperlukan untuk system pengelolaan sampah, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila system masih berwujud sederhana, maka struktur organisasi tidak dibutuhkan lagi

7.2.2.3. Aspek pembiayaan

Aspek pembiayaan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, terutama untuk system yang luas dan rumit. Setiap anggota masyarakat harus turut serta, misalnya dalam hal memberikan retribusi. Retribusi ini dapat dilakukan dengan menggunakan subsidi silang untuk membantu golongan masyarakat yang kurang mampu

7.2.2.4. Aspek pengaturan

Aspek pengaturan dibutuhkan untuk menjamin agar system dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya diwujudkan dalam bentuk peraturan pemerintah pusat maupun daerah, baik tertulis maupun dalam bentuk peraturan (hukum) adat.

7.2.2.5. Aspek peran serta masyarakat

Yang dimaksud dengan aspek peran serta masyarakat adalah adalah keterlibatan masyarakat baik secara aktif maupun pasif, secara individu, keluarga, atau kelompok masyarakat untuk mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri mapun lingkungan

Baik di desa maupun di kota umumnya masalah sampah kurang diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan oleh hal-hal :

- kurangnya pengertian bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan kesehatan lingkungannya sendiri

(9)

- kurang memahami teknologi dan pengorganisasian pengelolaan sampah

- anggapan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggungjawab pemda (terutama di kota besar)

Untuk itu diperlukan upaya menumbuhkan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan membentuk program yang dilakukan secara intensif dan berorientasi kepada penyebarluasan pengetahuan, penanaman kesadaran, pembentukan perilaku, sehingga :

- masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan lingkungan

- masyarakat turut aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan, menularkan kebiasaan hidup bersih pada anggota masyarakat lainnya, dan memberi saran-saran yang membangun

- masyarakat dapat mengikuti tatacara pemeliharaan kebersihan secara baik

- masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah

7.3. Penutup

7.3.1. Ringkasan

- Jenis limbah padat yang dikenal, terdiri atas garbage, rubbish, dust and ash, demolation and construction wastes, bulky wastes, hazardous wastes, water and waste treatment plant. - Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah adalah, jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim, letak geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial ekonomi, tingkat teknologi.

- Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek teknik operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek pengaturan, dan aspek peranserta masyarakat

(10)

pengumpulan komunal langsung, pengumpulan komunal tidak langsung,

- Dalam sistem pengumpulan dengan menggunakan container dikenal dengan hauled container system, yang memiliki dua tipe, yaitu conventional mode, exchange container mode, serta stationery container system.

- Dalam hal pemindahan dan pengangkutan, bila ditinjau dari cara pemuatannya, transfer depo (transfer station) terdiri dari beberapa jenis, yaitu direct discharge, indirect discharge, atau kombinasi antara direct discharge and indirect discharge.

- Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah open dumping, control land fill, sanitary land fill,

- Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah recycling, reuse dan recovery.

7.3.2. Tes uraian

Referensi

Dokumen terkait

Pemberdayaan ekonomi umat melalui pengembangan usaha mikro dapat dilakukan oleh lembaga non pemerintah dengan memberikan berbagai kegiatan yang dapat memberi pengetahuan tentang

Tujuan penelitian ini terbentuknya sistem informasi kesehatan khususnya dalam penanganan bencana di Kabupaten Ciamis untuk memudahkan dalam koordinasi penanganan

Aktifitas insulin yang meningkat akibat pemberian ekstrak kulit semangka, menyebabkan peningkatan pengikatan antara insulin dengan reseptor insulin yang selanjutnya

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada periode sebelum dengan saat dan saat dengan sesudah pengumuman

ILAIAN AUTENTIK MATA PELA N AGAMA ISLAM DAN BUDI PE PADA SMPN DI KABUPATEN

Karena besar pendapatan pengusaha pelra lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan maka kebijakan tersebut tidak layak untuk diberlakukan.. Besar kerugian rata-rata pengusaha

100 cm. Pembelian pisau lonjor dilakukan per pak dengan jumlah 100 lonjor/pak. Untuk membuat pesanan pisau yang paling sering digunakan adalah pisau lonjor.

Menurut Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas