• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI DIGITAL MENERAPKAN VIDEO UNTUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIMULASI DIGITAL MENERAPKAN VIDEO UNTUK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU

TEKNIK PENYIARAN

SIMULASI DIGITAL

MENERAPKAN VIDEO UNTUK BRANDING DAN

MARKETING

DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom

= TEKNIK BROADCASTING =

PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO

SMK NEGERI 1 PUNGGING

(2)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

A. PENGERTIAN BRANDING DAN MARKETING

1. BRANDING

Branding, merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dasar

Brand, yang berarti Merek. Akan tetapi, ketika kita mencari arti kata

Branding didalam kamus bahasa inggris, kita tidak akan menemukan

arti yang sesuai. Sedangkan begitu banyak macam pengertian branding

yang bertebaran didunia maya hingga buku sekalipun, yang tentunya

bisa membingungkan kita. Lalu bagaimana arti branding seharusnya ?

Didalam hal ini, kita menterjemahkan kata Branding dengan arti

Memperkuat merek produk ataupun jasa. Kita semua mengetahui,

bahwa fungsi dasar dari sebuah merek adalah sebagai pembeda antara

yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan adanya dinamika

didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah merek membutuhkan

(3)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

Masih banyak yang rancu pada pengertian brand vs branding.

Brand adalah merek yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan

branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh

perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan

brand. Tanpa dilakukannya kegiatan komunikasi kepada konsumen

yang disusun dan direncanakan dengan baik, maka sebuah merek tidak

akan dikenal dan tidak mempunyai arti apa-apa bagi konsumen atau

target konsumennya.

Unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan sebuah merek

adalah, dari apa yang anda lihat (tangible), dan dari apa yang anda

dengar dan yang anda rasakan (intangible).

Kedua unsur diatas merupakan syarat utama untuk membangun

kekuatan sebuah merek didalam kompetisi pasar. Lalu, elemen apa saja

yang terdapat di kedua unsur tersebut ? Elemen-elemen yang terdapat

didalam kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut :

a) Tangible : Produk, packaging/kemasan, identitas visual, dsb.

b) Intangible : Kualitas produk dan jasa.

PROSES BRANDING SEJAK AWARENESS HINGGA LOYALTY

Dalam proses komunikasi brand, ada beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian. Pertama, sudah pada tahap mana branding

(4)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

pemahaman tentang arti brand tersebut, tahap menyukai, atau tahap

mencintai atau loyal.

Branding yang baik adalah memilih tipe aktivitas brand yang

disesuaikan dengan situasi pencapaian nilai brand itu sendiri. Brand

yang belum dikenal, harus fokus pada awareness building. Brand yang

sudah dikenal tetapi kurang pemahaman, berarti perlu kerja

keras untuk menjelaskan apa yang bisa diberikan brand kepada

konsumen.

Brand yang sudah dikenal dan dipahami, harus dicarikan

kegiatan yang akan meningkatkan minat mencoba atau membeli.

Kegiatan ini sering disebut dengan istilah Brand Activation. Brand yang

sudah dikenal, dipahami, dan dibeli harus dipikirkan untuk membuat

konsumen beli lagi, dan lagi, dan lagi. Ini adalah tahapan yang disebut

dengan proses pembinaan loyalitas brand. Pada tahap ini, brand sudah

bisa dikategorikan sebagai strong brand. Proses branding haruslah

kontekstual, disesuaikan dengan situasi brand dan tahapan

(5)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

2. MARKETING

Marketing atau Pemasaran mempunyai peranan yang sangat

penting bagi semua usaha, Karena Marketing atau pemasaran

mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara perusahaan

pembuat produk dengan Masyarakat sebagai pemakai produk. Maka

dari itu, Perusahaan selalu memberikan perhatian yang maksimal

terhadap hal ini agar tujuan dan cita-cita perusahaan bisa tercapai

dengan otimal. Marketing atau pemasaran memang sangat penting bagi

pencapaian tujuan perusahaan, Lalu apa marketing atau pemasaran

itu?

(6)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

Definisi Marketing atau Pemasaran adalah suatu proses kegiatan

menyeluruh dan terpadu serta terencana, Yang dilakukan oleh institusi

untuk menjalankan usaha guna memenuhi kebutuhan pasar dengan

cara membuat produk, Menetapakan harga, Mengkomunikasikan, Dan

mendistribusikan melalui kegiatan pertukaran untuk memuaskan

konsumen dan perusahaan.

Dari definisi atau pengertian marketing diatas, Terlihat terdiri

dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut antara lain.

a) Marketing atau pemasaran merupakan suatu proses kegiatan

menyeluruh dan terpadu serta terencana.

b) Marketing atau pemasaran dilakukan oleh institusi.

c) Marketing atau pemasaran untuk menjalankan usaha.

d) Marketing atau pemasaran dilakukan guna memenuhi kebutuhan

pasar.

e) Marketing atau pemasaran dilakukan dengan cara membuat produk,

Menetapkan harga, Mengkomunikasikan atau mempromosikan, Dan

mendistribusikan melalui kegiatan pertukaran.

f) Marketing atau pemasaran untuk memuaskan konsumen dan

(7)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

Kalau melihat definisi marketing atau pemasaran diatas, Terlihat

jelas bahwa marketing atau pemasaran memang mempunyai peranan

yang sangat penting dalam kegiatan usaha. Karena merupakan proses

kegiatan atau usaha yang menghubungkan antara perusahaa atau

produsen dengan konsumen sebagai pemakai prouk. Dengan

memberikan perhatian maksimal terhadap marketing atau pemasaran,

Kepuasan perusahaan dan konsumen akan bisa tercapai dengan

optimal. Karena marketing merupakan kunci sukses dalam kegiatan

usaha

B. TAHAP PRAPRODUKSI.

a) Desain Produksi

Pada tahap desain produksi ditentukan tujuan produksi,

penentuan target-target, penyusunan kru, scheduling proyek, dan

sebagainya. Tidak ada rumusan yang benar-benar baku pada tahap

desain produksi ini, dan fleksibel tergantung skala proyek produksi.

Pada dasarnya, desain produksi ialah tahap pendefinisian proyek

sedemikian rupa dalam segala aspeknya sehingga kelak pada akhir

proyek dapat menjadi rujukan, apakah proyek produksi yang telah

dijalankan telah memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Contoh perumusan desain produksi, pada proyek produksi profil

(8)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

b) Tujuan Produksi

Misalnya, rencana produksi profil video perusahaan ABCD

dirumuskan tujuan produksinya untuk memberikan sekilas pandang

perusahaan tersebut dimana produk yang kelak dihasilkan akan

dibagikan kepada para klien perusahaan serta para prospek klien.

Tujuan produksi ini dapat pula dijabarkan secara lebih detil

menurut prinsip tujuan komunikasi, dimana di dalam komunikasi

setidaknya ada 5 aspek yang harus diperhatikan, yaitu komunikator,

komunikan (audiens), materi komunikasi (pesan yang hendak

disampaikan), media komunikasi, dan cara penyaluran pesan. Tujuan

produksi dapat pula secara spesifik menyebut tujuan-tujuan tertentu,

misalnya : tujuan mengikuti festival film Indie, tujuan komersial, tujuan

presentasi dan sebagainya.

Bahkan untuk sebuah tujuan eksperimental pun, sebaiknya

dilakukan perumusan agar perumusan tujuan produksi ini kelak dapat

dipakai sebagai rujukan saat menulis jurnal/evaluasi kegiatan.Pada

proyek resmi dari instansi, tujuan produksi ini tercantum suatu Term

of Reference (Kerangka Acuan Kerja).

c) Penentuan Target-target

Ini masih berkaitan erat dengan perumusan tujuan di atas, tapi

(9)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

keberhasilan penyampaian pesan, target pencapaian finansial, target

pencapaian kualitas gambar, target jumlah audiens dan sebagainya.

d) Penyusunan Kru

Berbeda dengan produksi film komersial (apalagi film

Hollywood) yang dikerjakan oleh banyak kru dengan tugas dan

keahlian masing-masing, suatu home video dapat dikerjakan oleh suatu

tim kecil dengan tugas serba rangkap. Sejumlah aspek pekerjaan

penting ialah produser, penulisan skenario, penyutradaraan,

kameramen, pencahayaan, make up & wardrobe, penata artisitik dan

editing.

Tidak masalah dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang

dapat terkumpul di dalam kru produksi, yang lebih penting ialah

adanya kejelasan soal pembagian tugas dan deskripsi job

masing-masing. Misalnya dapat berbentuk tim kecil beranggotakan 3 orang,

dimana seorang berperan rangkap sebagai produser/penulis

skenario/penyutradaraan, seorang sebagai kameramen/editor, dan

seorang sebagai lighting man/penata artistik. Penjelasan lebih lengkap

(10)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

e) Scheduling Proyek

Scheduling proyek memegang peranan yang amat penting dalam

pencapaian efektivitas dan efisiensi produksi, terutama kegiatan

produksi (shooting video) dimana terlibat banyak sumberdaya

manusia, pemain dan peralatan shooting video yang digunakan.

Idealnya, suatu pengambilan gambar telah direncanakan dan

dijadwalkan pada tenggang waktu yang cukup sebelumnya sehingga

semua pihak yang terlibat dalam shooting video tersebut dapat

mempersiapkan diri dengan baik untuk menunaikan peran/tugasnya

masing-masing, yang melibatkan kesiapan mental, fikiran dan

peralatan.

Scheduling proyek juga amat berguna bagi semua pihak yang

terlibat dalam produksi video untuk mengukur sejauh mana kemajuan

suatu proyek pada saat-saat tertentu, agar dapat melakukan evaluasi

proyek berjalan.

f) Pembuatan Skenario

Pembuatan skenario, meskipun lazimnya dilakukan dalam proses

produksi film komersial, namun dapat diadaptasi untuk proses

pembuatan produk audio-visual lainnya dengan penyesuaian

seperlunya. Hal ini dimungkinkan karena film dibuat untuk

(11)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

kita akan membuat sejumlah produk video juga sebagai media untuk

menyampaikan pesan komunikasi. Prinsip-prinsip umum di bawah ini

kelak akan dibahas lagi secara singkat cara penerapannya dalam

konteks produksi masing-masing produk video di bagian ragam

produksi.

Stealth marketing sebagai strategi e-Branding

EMPAT ASPEK DALAM PENULISAN SKENARIO :

Konsep cerita, dirumuskan dalam sebuah kalimat tunggal yang menjelaskan tokoh utama dalam film dan apa yang ingin diperbuat

atau diperjuangkannya.

Karakterisasi (perwatakan), yaitu tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita. Setiap tokoh dijelaskan karakter dasarnya dengan penekanan

(12)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

setiap tokoh bersikap dan bertindak tentang suatu isu/masalah.

Seperti kita ketahui, sekelompok manusia dapat bersikap dan

melakukan tindakan yang sama meski masing-masing memiliki

pikiran/motivasi yang berbeda. Sebaliknya, sekelompok manusia

dapat bersikap dan melakukan tindakan yang berbeda meski

memiliki kesamaan pikiran/motivasi. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa kombinasi karakter dan isu yang unik dapat

melahirkan cerita yang menarik.

Alur cerita ; rangkaian kejadian dan hubungannya dengan karakter. Bagaimana kejadian demi kejadian dirangkai menjadi suatu cerita

akan amat menentukan keberhasilan terjalinnya cerita yang

menarik. Contoh : sebuah film yang diawali adegan pembunuhan

sadis oleh seseorang terhadap korbannya yang tak bersalah akan

menimbulkan rasa penasaran pemirsa, ketimbang jika lebih dulu

ditampilkan gambar kejadian yang menyajikan fakta bahwa pada

masa kecilnya si pembunuh tersebut seringkali mendapat

penyiksaan dari orangtuanya sehingga ia menderita kelainan jiwa.

Untuk memancing proses kreatif dalam menyusun alur cerita, dapat

diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut : bagaimana jika hal buruk

ini terjadi, yaitu hal yang merintangi usaha tokoh utama mencapai

tujuannya? bagaimana pula jika terjadi hal lain lagi? Kejadian demi

(13)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

karena secara bergantian adegan-adegan kejadiannya mengandung

ketegangan, tawa dan airmata.

Perancangan adegan per adegan; rangkaian rencana pengambilan gambar yang meliputi dialog, akting, set properti, setting lokasi, dsb.

Dapat dengan mudah dibayangkan tentang suatu cerita yang

memiliki konsep cerita, karakterisasi dan alur cerita yang menarik,

tapi lantas berakhir menjadi film yang buruk karena kelemahan

dialog, akting, setting lokasi dan properti?

Penulis skenario yang berpengalaman pun belum tentu dapat

menulis skenario sekali jadi . Yang lazim terjadi ialah dibuatnya draft

skenario untuk kemudian dipelajari lagi demi mendapatkan ide-ide

pelengkap untuk finishing pembuatan skenario tersebut.

Bahkan bagi scenario yang sudah jadi pun, terjadinya revisi

skenario merupakan hal yang lumrah terjadi. Sejumlah pertanyaan

berikut ini harus dipertimbangkan saat menulis skenario, baik tahap

awal maupun tahap lanjutan :

 Siapakah yang punya cerita ini? Tokoh utama dengan isu pokoknya harus jelas, jangan sampai tokoh pendukung memiliki karakterisasi

lebih kuat dengan isu yang lebih menarik.

(14)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

tokoh utama), atau dari pihak ke-3 yang mengamati tokoh utama

dari luar.

 Di mana bagusnya adegan akan berawal, dimana pula akan berakhir?

 Apa poin-poin dari tiap adegan yang dirancang, akan mengarah ke mana?

 Apa informasi terpenting yang diperlukan pemirsa dari suatu adegan tertentu?

 Apakah adegan tertentu benar-benar berkaitan dengan cerita, dan menggerakkan cerita menuju akhir? Jika tidak, adegan ini

berpotensi melambatkan cerita dan menimbulkan kebosanan

kepada pemirsa.

 Selalu mengingat bahwa adegan ialah bahasa gambar. Idealnya, gambar murni yang tanpa dialog sudah bisa menyampaikan pesan

komunikasi yang hendak disampaikan.

 Selalu mengingat untuk mengolah gambar , merancang konflik ,

dan membaur emosi

 Bagaimana membuat keterkaitan yang menarik antar satu adegan dengan adegan lainnya?

 Apakah terjadi perulangan adegan? Adegan yang benar-benar sama tentu saja hampir mustahil terjadi. Yang dimaksudkan disini ialah

(15)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

komunikasi yang mirip/sama. Saat pemirsa melihat suatu adegan

lalu berhasil menangkap pesannya, lalu kepadanya disuguhkan

adegan lain yang baginya punya pesan yang sama dengan adegan

sebelumnya. Tentu saja ia akan menjadi bosan.

 Apakah adegan datar (minim konflik, minim emosi, minim informasi)? Jika ya, bagaimana caranya agar timbul suatu yang

dramatis atau luarbiasa terjadi, bahkan dari hal-hal yang sepele

atau biasa?

 Apakah pemirsa akan tertarik dengan semua rangkaian gambar ini?

SUMBER POTENSI KREATIF BAGI PENULISAN SKENARIO

Salah satu wujud kreativitas ialah kemampuan memilih antara

mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dirangkai dalam suatu

cerita.

 Penggalian fakta terhadap setting cerita dan karakter yang akan di-skenario-kan. Misalnya, penulisan skenario film Slumdong

Millionaire tentu mustahil dilakukan jika tidak melakukan riset

terhadap bentuk kehidupan miskin di India.

 Penggalian pemahaman dan pengetahuan yang telah ada. Penulis skenario sebelumnya telah memiliki nilai-nilai dan pemahaman

(16)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

dapat digali untuk mendapatkan hal-hal menarik (mungkin ironi)

dibandingkan dengan fakta yang telah digali.

 Penggalian imajinasi. Bagaimana suatu masalah dapat timbul dan terselesaikan dari benturan nilai-nilai dan kepentingan yang sudah

ada atau potensial terjadi.

g) Format Skenario

Perancangan skenario sendiri lebih berupa aspek mental yang

abstrak dari seorang penulis skenario yang dapat dituangkan ke dalam

berbagai bentuk (tulisan) sesuai keperluannya. Pada produksi sebuah

film, skenario dituangkan dalam format standar tertentu yang

dimaksudkan agar kru produksi yang terlibat mengetahui perannya

masing-masing saat pengambilan gambar.

Namun untuk sebuah produk skala kecil dengan tim kecil,

skenario dapat diadaptasi menjadi rumusan bersama yang sederhana,

asal dapat dimengerti dan menjadi acuan kerja kru produksi (misalnya

kameramen, sutradara, lighting man). Contoh skenario sederhana pada

workshop film pendek

h) Storyboard

Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha

(17)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam skenario

diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan

kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam

potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun

informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi

dan properti, sudut pengambilan gambar, dan sebagainya.

Contoh Storyboard

Pada kenyataan dalam praktek, keberadaan storyboard

merupakan barang mewah , yaitu meskipun memang dirasakan

manfaat besarnya, namun kesulitan pengerjaannya membuat suatu tim

produksi sering mengabaikannya dengan melewati proses ini, dan

menyerahkan pelaksanaan shooting video kepada kemampuan

langsung di lapangan. Salahsatu kendala yang sering dihadapi ialah

(18)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

i) Layout

Layout ialah bentuk lanjutan dan terakhir dari kegiatan pra

produksi. Di sini, gambar-gambar storyboard dirangkai dalam suatu

kegiatan editing video, sesuai skenario (di-scan sebelumnya), bagaikan

hasil shooting video yang sudah selesai diambil.

Elemen-elemen lain ditambahkan seperlunya sekedar untuk

mencari gambaran awal dari produk yang telah selesai , misalnya

dubbing narasi dan musik ilustrasi. Hasil akhir layout ini dapat berupa

file video yang dapat disaksikan bersama oleh kru produksi dan klien,

jika ada. Layout ini amat bermanfaat, antara lain :

 Kru produksi (maupun klien) mendapat gambaran yang lebih jelas

tentang produk yang akan dihasilkan. Banyak orang yang daya

imajinasinya tak cukup tinggi untuk bisa membayangkan hasil akhir

sebuah produk dari sebuah skenario, yang mengerti tentang

rencana produksi dengan adanya layout ini.

 Pace dari video dapat terasa. Idealnya, video menyampaikan

pesan/informasi yang berkembang setiap saat dengan kecepatan

yang tepat. Video yang terlalu cepat akan membingungkan

pemirsa, sedangkan yang terlalu lambat akan membuat pemirsa

bosan dan bahkan tertidur. Jika disadari pace yang kurang sesuai,

(19)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

memanjangkan atau menyingkat adegan-adegan tertentu dalam

rangka perbaikan pace ini.

 Peran ilustrasi musik terhadap pembentukan mood video dapat

terasa, dan editor dapat ber-eksperimen dengan backsong yang

akan digunakan kelak.

 Secara teknis, pembuatan layout ini juga amat membantu editor

kelak saat berkegiatan editing video. Karena potongan gambar

ilustrasi tersebut sudah diatur tempat dan durasinya sedemikian

rupa sehingga kelak hanya tinggal diganti dengan hasil shooting

video.

 Secara mental, kru produksi akan merasa bahwa video sudah

hampir selesai , dan tinggal mengisi potongan-potongan gambar

ilustrasi tersebut dengan hasil shooting video.

C. TAHAP PRODUKSI BRANDING DAN MARKETING.

Pada Tahap Produksi pengambilan gambar (shooting video)

dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting video sebelumnya

telah dirumuskan pada tahap Pra Produksi, idealnya dalam bentuk

storyboard yang mencakup banyak informasi termasuk sudut

pengambilan gambar (angle).

Pada kebanyakan film komersial, kegiatan shooting merupakan

(20)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

keterlibatan banyak kru, pemain (aktor/aktris) itu sendiri, serta

pemakaian alat-alat canggih yang dibayar sebagai sewa harian. Karena itu

dapat dengan mudah dipahami bahwa kegiatan Pra Produksi yang baik

dapat menuntun jalannya kegiatan produksi agar berjalan dengan efektif

dan efisien.

Meskipun kegiatan produksi pada film komersial mencakup banyak

hal yang kompleks, namun pada artikel lainnya di sini hanya akan

dijelaskan isu-isu mendasar seputar kegiatan shooting video yang sering

dihadapi oleh para kameramen amatir.

D. TAHAP PASCA PRODUKSI BRANDING DAN MARKETING.

Pada Tahap Pasca Produksi semua bahan mentah produksi

dikumpulkan untuk diolah. Analoginya, ialah seorang koki yang membawa

semua bahan masakan dan bumbu ke dapur, untuk diolah sesuai resep

yang telah ada. Dalam hal ini bahan masakan ialah hasil shooting video,

bumbu ialah bahan pendukung lain seperti klip animasi, sound efek, dan

lain-lain serta resep ialah skenario itu sendiri.

Dengan demikian mudah dipahami jika kelancaran kegiatan editing

video amat ditentukan oleh skenario yang baik/jelas serta kelengkapan

hasil shooting video dan elemen penunjang lain . Jika keadaan ini tercapai,

maka proses editing video ini dapat dilakukan sambil dinikmati.

(21)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

video tidak menunjang, tentu saja pelaku editing video akan kebingungan

dalam bekerja.

Bahkan tampaknya memang demikian yang banyak terjadi pada

pelaku produksi home video maupun pelaku bisnis UKM, yaitu memulai

kegiatan editing video padahal konsepnya masih blank, sedemikian rupa

sehingga perlu waktu berjam-jam nongkrong di depan layar komputer

untuk mencari inspirasi atau melakukan sejumlah eksperimen.

Hal itu menjadikan editing video seperti kegiatan yang amat sulit

(22)

c

t

o

b

e

r

2

3

,

2

0

1

3

produksi video telah dilakukan bahkan sebelum shooting pertama

dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

ahli 3,33 3,56 3 Substansi yang dijelaskan kepada kelompok asal 3,22 3,33 Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 2 terlihat bahwa proses pembelajaran dengan metode

Range harga yang akan Anda keluarkan untuk membeli pasta gigi nafas segar.. Keputusan untuk membeli pasta gigi,

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA.. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN

Pengobatan ektoparasit yang menyerang ikan bawal bintang di BLUPPB Karawang dilakukan dengan cara perendaman. Perendaman dilakukan menggunakan air tawar sebanyak 100

Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil pelaksanaan pembelajaran dalam menulis karangan narasi sebelum menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada

Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa UIN Maliki Malang dan UMM, keduanya sama-sama memiliki bentuk postmodernisme yang afirmatif bersifat menguatkan atau mengesahkan

Bahwa terdakwa tidak pernah menerima langsung uang biaya pra prona,. untuk detail pelaksanaan kegiatan prona yang tahu detailnya

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru tersebut diperoleh informasi bahwa kesulitan- kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran Bahasa Arab di MAN Tebing Tinggi antara