• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIVERSIFIKASI SOSIS IKAN LELE PRINT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIVERSIFIKASI SOSIS IKAN LELE PRINT"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI PANGAN “SOSIS IKAN LELE”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Diversifikasi Pangan

Oleh

Lidya Ariyani 123020163 Yolanda Agustina 123020170 Yulia Erlanda 123020172

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teknologi Diversifikasi Pangan yang bejudul Sosis Ikan Lele ini tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun demikian penulis merasa bahwa hasilnya masih jauh dari sempurna, semoga tidak mengurangi maksud dan tujuan penulis dalam menyusun makalah ini.

Selama dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Asep Dedy Sutrisno, M.Sc. selaku dosen matakuliah Teknologi Diversifikasi Pangan, serta teman-teman prodi Teknologi Pangan 2012.

Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta balasan yang setimpal kepada semua yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Akhir kata, semoga makalah produk diversifikasi pembuatan Sosis Ikan Lele ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.

Bandung, Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

2.2 Sifat Fisik dan Kimia Sosis Menurut SNI...9

2.3 Pengertian Lele...10

2.4 Ikan Lele Sebagai Bahan Baku Utama...10

2.5 Bahan Penunjang...12

2.6 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Penunjang...12

BAB III PROSES PRODUKSI...16

3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Sosis Ikan Lele...16

3.2 Deskripsi Proses...18

3.2.1 Pembuatan Pasta Kacang Merah...18

3.2.2 Pembuatan Sosis Ikan Lele...19

3.3 Manajemen Produksi...22

BAB IV SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI...24

4.1 Alat Dan Mesin yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan...24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...35

5.1 Kesimpulan...35

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sosis adalah olahan daging yang berupa campuran daging giling dengan bumbu-bumbu tambahan lain yaitu garam, merica gula dan bumbu penyedap lain. Adonan daging giling kemudian dimasukan ke dalam pembungkus atau casing yang mencetaknya menjadi bentuk bulat panjang. Bentuk bulat panjang inilah yang merupakan ciri khas sosis yang membedakannya dengan hasil olahan daging lain. Sosis dapat dikonsumsi semua kalangan karena teksturnya yang empuk dan kenyal, yang berbeda dengan daging sebelum diolah menjadi sosis yang terkadang bersifat keras atau alot. Sehingga sosis diciptakan untuk mempermudah seseorang dalam mengkonsumsi daging.

Mengkonsumsi produk olahan ikan atau produk yang mengandung ikan, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan. Salah satu bentuk dari aneka produk olahan hasil perikanan adalah sosis ikan. Sosis ikan merupakan produk daging giling yang bersifat kenyal dan berbentuk silinder dengan pembungkus khusus (casing). Pada umumnya sosis dibuat dari daging sapi, tetapi sosis juga bisa dibuat dari daging ikan. Sosis ikan belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan untuk membuat sosis, seperti ikan tuna, ikan lemuru, ikan tongkol dan ikan remang (Waridi, 2004).

(5)

protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam menu. Protein ikan mengandung semua asam amino esensial yang dalam jumlah yang cukup. Protein ikan mengandung lisin dan metionin yang lebih tinggi dibanding protein susu dan daging (Astawan, 2003).

Ikan lele mengandung Omega-3 dan protein dengan kadar lisin dan leusin lebih tinggi dibanding daging sapi. Omega-3 sangat diperlukan tubuh untuk pencegahan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah. Asam lemak Omega-3 juga berperan sangat penting untuk proses tumbuh kembang sel-sel saraf termasuk sel otak (Astawan, 2007).

Bahan pengisi yang digunakan pada sosis harus mengandung pati. Tapioka adalah pati yang berasal dari estrak umbi ketela pohon (Manihot utilissima Pohl) yang telah mengalami pencucian dan pengeringan. Kandungan utama dari tepung tapioka adalah pati. Penambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu atau tepung beras dapat membentuk tekstur sosis yang kompak atau padat (Anonim1, 2010).

Selain bahan pengisi, di dalam sosis juga diperlukan bahan pegikat. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah susu skim dan isolat protein kedelai, karena kedua bahan tersebut mengandung protein.

(6)

Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.

Kandungan lemak dan natrium yang dimiliki oleh kacang merah sangat rendah, nyaris bebas lemak jenuh, serta bebas kolesterol. Di samping itu, kacang merah juga merupakan sumber serat yang baik. Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram serat yang terdiri dari serat yang larut air dan serat yang tidak larut air. Serat yang larut air secara nyata mampu menurunkan kadar kolesterol dan kadar gula darah. Sebagai sumber pemenuhan gizi keluarga kacang merah dapat diolah menjadi berbagai variasi olahan makanan, antara lain: daging sintetis kacang merah yang dapat divariasikan dalam berbagai olahan seperti sate, nugget, steak, dan burger kacang merah yang dapat digunakan sebagai alternatif menu bagi pemenuhan gizi anak-anak (Avianti dan Rahmawati, 2004).

(7)

karena merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan (Sulistyowati, 2008).

1.2 Maksud Dan Tujuan

1. Mengetahui karakteristik sosis ikan lele sehingga masyarakat mengetahui berbagai manfaat dari mengkonsumsi sosis ikan lele dengan kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.

2. Dengan penggunaan pasta dan tepung kacang merah sebagai substitusi tepung tapioka diharapkan memberikan alternatif tentang teknologi pengolahan sosis ikan lele ataupun sosis ikan pada umumnya.

1.3 Ruang Lingkup

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sosis

Sosis adalah contoh emulsi minyak dalam air dimana lemak berfungsi sebagai fase diskontinu dan air sebagai fase kontinyu, sedangkan protein daging berfungsi sebagai pengemulsi (Kramlich, 1971).

Sosis (dalam bahasa Inggris: sausage) berasal dari bahasa Latin salsus yang artinya asin. Tidak ada data tertulis, sejak kapan orang mulai membuatnya. Tujuan pembuatan sosis pada awalnya adalah untuk mengawetkan daging. Menurut Joko Hermanianto, ada 3 kelompok besar di dalam sosis, yaitu sosis mentah (rohwurst), sosis matang (brunchwurst), dan sosis masak (kochwurst).

Ketiganya dibedakan berdasarkan proses pembuatannya. Sosis jenis rohwurst dibuat tanpa proses pemasakan. Sosis yang masuk dalam kelompok brunchwurst merupakan jenis yang paling banyak beredar di Indonesia. Proses pembuatannya adalah daging mentah digiling, diolah, lalu dimasak. Sedangkan sosis masak atau kochwurst, biasanya terbuat dari daging tetelan atau hati yang direbus, diolah, dan dimasak lagi (Anonim, 20103).

Berbagai macam sosis antara lain :

1. Sosis sapi : merupakan sosis yang terbuat dari daging sapi, teksturnya ada yang halus, ada juga yang kasar (dari daging giling). Jenis yang kasar, teksturnya menyerupai bakso urat. Warna merah. Sosis sapi banyak diproduksi di Indonesia.

(9)

3. Sosis ayam : Terbuat dari daging ayam giling, berwarna putih dan kemerahan. Sosis ayam juga banyak diproduksi di Indonesia sama dengan sosis sapi (Anonim3, 2010).

4. Sosis ikan: Sosis ikan adalah satu olahan yang dibuat dari daging ikan yang telah digiling ditambah dengan bumbu-bumbu, kemudian dibungkus/dikemas dengan selongsong (casing). Jenis-jenis ikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk membuat sosis ikan adalah ikan kakap, tenggiri, ekor kuning, taking-talang dan ikan remang.

Sosis yang banyak dipasarkan di Indonesia adalah sosis emulsi segar (fresh sausage) tanpa fermentasi. Di pasaran dituliskan dalam bentuk asal bahan baku seperti beef sausage dari daging sapi, chicken sausage dari ayam, dan pork sausage dari daging babi (LP, POM, MUI 2001).

2.2 Sifat Fisik dan Kimia Sosis Menurut SNI

Standard mutu sosis daging sapi diatur dalam Standard Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan oleh Dewan Standard Nasional (DSN). Menurut SNI sosis adalah produk makanan yang dibuat dari campuran daging halus dengan campuran tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu atau penambahan bahan-bahan tambahan makanan lain yang diijinkan dan dimasukkan ke dalam selongsong sosis. Standard mutu sosis menurut Dewan Standard Nasional (1994) dapat dilihat dalam tabel 1.

(10)

Kriteria Uji % bb

Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) sosis daging 2.3 Pengertian Lele

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan tempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Hal ini dimungkinkan karena ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan, yakni arborecent. Ikan lele dapat pula dipelihara di tambak air payau asal kadar garamnya tidak terlalu tinggi. Protein ikan adalah protein yang istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam Sosis kambing : sosis yang terbuat dari daging kambing.

2.4 Ikan Lele Sebagai Bahan Baku Utama

(11)

sistin dan metionin yang tinggi. Leusin berguna untuk membantu proses pertumbuhan pada anak, juga berguna untuk pembentukan dan perombakan otot. Lisin membantu proses pertumbuhan anak, sedang pada proses pengobatan penyakit herpes diperlukan lisin yang akan menjadi kerangka untuk niasin.

Kandungan phospor pada ikan lele yang mencapai 168 mg/ 100 gram terbukti lebih tinggi daripada yang terdapat di telur yang hanya 100 mg. Phospor berguna untuk memberi kekuatan dan energi dalam metabolisme lemak dan pati, menjadi penunjang kesehatan gusi dan gigi, membantu sistesis DNA, serta membantu penyerapan / pemakaian kalsium Phospor juga lebih banyak dibutuhkan ibu hamil sebab berguna untuk pembentukan tulang pada janin. Jika asupan phospor pada ibu hamil kurang, maka janin akan mengambil phospor dari tulang sang ibu. Inilah penyebab terjadinya osteophorosis

Lemak yang terdapat pada ikan lele adalah lemak dengan sifat yang sederhana, yaitu trigliserida yang netral. Lemak yang rendah ini banyak terdapat di bagian perut, terutama pada tubuh ikan bagian sebelah bawah serta yang terdapat di dalam hati ikan. Terdapat juga lemak yang bersifat komplek. Karena rendah lemak maka kolesterol secara tak langsung dapat ikut tertekan.

(12)

2.5 Bahan Penunjang A. Air es atau es

B. Bahan Pengikat dan Pengisi (pasta kacang merah) C. Garam

D. STPP E. Gula

F. Lada / Merica

2.6 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Penunjang a) Air atau Es

Jumlah air yang umumnya ditambahkan dalam pembuatan sosis adalah 20-30% dari berat daging dan umumnya air yang ditambahkan dalam bentuk es (Forrest et al., 1975). Menurut Kramlich (1971), penambahan air dalam bentuk es atau air es bertujuan untuk (1) melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke seluruh bagian massa daging, (2) memudahkan ekstraksi protein serabut otot, (3) membantu pembentukan emulsi dan (4) mempertahankan suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan dan pembuatan adonan.

b) Garam

(13)

c) Sodium Tripolifosfat (STTP)

Fosfat sebagai salah satu bahan dalam pembuatan sosis mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan mengikat air (WHC) dari daging, meningkatkan keempukan dan juiceness (Forrest et al., 1975), meningkatkan pH daging, meningkatkan kestabilan emulsi dan kemampuan mengemulsi (Ockerman, 1983). Penggunaan STTP pada produk daging olahan adalah 0.3-0.5% dari berat daging dan batas maksimumnya adalah 0.5% dari berat daging (Schmidt, 1988). Menurut Pandisurya (1983), penambahan STPP sebanyak 0,75% dari berat daging serta penambahan garam sebanyak 2% dari daging pada adonan, memberikan nilai penerimaan produk yang terbaik. STPP dan garam merupakan bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan dan mengekstraksi protein larut garam yang berfungsi sabagai bahan pengikat bila produk dipanaskan.

d) Bahan Pengikat dan Bahan Pengisi

Menurut Kramlich (1971) penambahan bahan pengikat dan bahan pengisi berfungsi untuk menarik air, memberi warna khas, membentuk tekstur yang padat, memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan waktu pemasakan, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan. Penambahan pasta kacang merah ke dalam produk olahan daging berfungsi sebagai binding, shaping, dan extender serta berperan untuk mengurangi biaya produksi dalam pengolahan produk olahan daging (Ranken, 2000).

(14)

diharapkan bisa menjadi pewarna alami agar tidak terlalu pucat. Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi.

e) Bawang Putih

Bawang putih merupakan bahan alami yang biasa ditambahkan dalam makanan atau produk sehingga diperoleh aroma yang khas guna meningkatkan selera makan (Palungkan dan Budiarti, 1992). Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatile yang mengandung komponen sulfur. Karakteristik bawang putih akan muncul dengan sendirinya apabila terjadi pemotongan atau perusakan jaringan. Bawang putih dapat menghasilkan enzim alicin dimana enzim tersebut berperan dalam memberi aroma bawang putih serta merupakan salah satu zat aktif anti bakteri. Bawang putih memiliki jenis yang cukup banyak, namun tidak ada perbedaan yang menyolok. Senyawa allicin pada bawang putih merupakan penyebab timbulnya bau yang sangat tajam. Bawang putih juga mengandung yodium yang tinggi dan sulfur (Wirakusumah, 2000).

f) Merica

(15)

g) Gula

(16)

BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Sosis Ikan Lele

(17)

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Sosis Ikan Lele

(18)

3.2 Deskripsi Proses

3.2.1 Pembuatan Pasta Kacang Merah

1) Pencucian dilakukan pada kacang merah yang bertujuan untuk membersihkan kacang dari kontaminan seperti debu, tanah, batu dan lain-lain.

2) Perendaman bertujuan untuk merendam kacang merah sehingga volume kacang bertambah karena terjadi proses imbibisi dan menghilangkan lendir serta bau pada kacang merah. Selain itu, pada perendaman ini juga merupakan proses sortasi dimana kacang yang memiliki kualitas yang buruk akan mengambang keatas dan yang memiliki kualitas yang baik akan tenggelam.

3) Perebusan dilakukan untuk melunakan kulit pada kacang sehingga memudahkan pada proses pengupasan. Dilakukan pada suhu 100oC selama 30 menit.

4) Penirisan dilakukan untuk mengeluarkan sisa air pada proses perebusan. 5) Penghancuran dilakukan untuk mengecilkan dan menyeragamkan ukuran

kacang sehingga terbentuk granul dimana pada penghancuran ini dilakukan penambahan air dengan perbandingan air : kacang yaitu 1 : 2,5. Perbandingan ini diperoleh dari terbentuknya pasta kacang dengan viskositas yang kental.

3.2.2 Pembuatan Sosis Ikan Lele

(19)

kondisi berlendir banyak, memiliki mata yang cekung, memiliki bau yang tidak sedap dan penyimpangan lainnya dan sortasi ini dilakukan secara manual.

2) Penyiangan dan pencucian. Penyiangan merupakan tahap pembuangan bagian yang tidak diperlukan dari ikan seperti isi perut, sirip ekor, serta daging bagian perut. Penyiangan dan pencucian pada dasarnya betujuan untuk menghilangkan segala kotoran, darah, lendir, dari ikan yang merupakan sumber bakteri pembusuk maupun bakteri patogen.

3) Filleting merupakan tahap pemisahan daging ikan dari tulang-tulangnya, dengan kata lain mengambil dagingnya saja, atau mengambil bagian yang dapat dimakan dalam hal ini dilakukan pembuangan kulit.

4) Penggilingan dilakukan penggilingan menggunakan mesin penggiling daging yang bertujuan untuk menghaluskan atau melembutkan daging sehingga memudahkan pencampuran bahan-bahan lain untuk membentuk adonan. Selama penggilingan akan timbul panas akibat gesekan antara ikan dengan alat giling, sehingga mengakibatkan denaturasi dari aktomiosin, oleh sebab itu perlu adanya penambahan es (Suzuki 1981). Penggilingan daging bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel, memperoleh daging giling yang berukuran seragam, mengekstraksi protein larut dalam air dan larutan garam serta untuk proses emulsifikasi (Brown dan Toledo 1975).

(20)

oleh jumlah dan lemak yang ditambahkan, lama pengadukan yang baik biasanya antara 15-25 menit (Tanikawa 1971). Suhu sangat berperan dalam menjaga kestabilan adonan. Pada suhu antara 15-20oC emulsi yang terbentuk akan mulai pecah. Oleh karena itu, pada saat penghancuran daging dan pengadonan ditambahkan es dan lemak pada akhir proses pengadonan (Wilson 1981).

6) Pencetakan atau pengisian dalam selongsong adonan yang sudah homogen dimasukkan ke dalam selongsong atau casing yang masih dalam bentuk panjang, untuk itu perlu diikat menjadi bentuk yang kecil dan seragam, berukuran kurang lebih 10-15 cm.

7) Pengasapan untuk mendapatkan rasa yang lebih spesifik, bau yang lebihharum atau disukai. Dengan pengasapan memungkinkan umtuk mendapatkan daya simpan produk menjadi lebih panjang, dan warna menjadi lebih menarik. Dengan adanya pengolahansosis melalui pengasapan, memungkinkan produk ini menjadi semakin disukai dan semakin p o p u l e r. F a k t o r d i s u k a i n ya p r o d u k a s a p i n i t i d a k t e r l e p a s d a r i k e s a n a w a l p r o d u k i n i d i pamerkan. Untuk produk sosis asap kesan utama tidak terlepas dari aroma asap, flavor asap dan warna. Pada saat ini produk sosis sudah menempati image (citra) makanan yang disukai,lezat, enak, dan bergizi tinggi

(21)

aktivitas mikroorganisme dan memperpanjang umur simpan. Pembekuan ini dilakukan pada suhu -18oC dengan menggunakan air blast freezing. 9) Pemotongan bertujuan untuk memotong untaian sosis menjadi sosis

dengan ukuran yang telah disesuaikan.

10)Pengemasan adalah penanganan produk yang telah selesai diproduksi sehingga siap dipasarkan atau disimpan. Fungsi utama pengemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan yang terlalu cepat, baik yang terjadi karena perubahan kimia atau karena kontaminasi mikroba serta untuk menampilkan produk agar menarik.

3.3 Manajemen Produksi

Pengendalian mutu adalah merupakan usaha terpadu dari aktivitasmekanisme komponen – komponen mutu yang diinginkan. Menurut Prawirosentono (2002), kegiatan pengendalian mutu pada berbagai jenjangkegiatan yang berhubungan dengan mutu, yakni sebagai berikut:

(22)

Kedua pengendalian kegiatan di berbagai jenjang proses produksi, sesuai dengan DAP (Daftar Alir Produksi). Pengawasan mutu selama proses produksi dilakukan oleh Quality Control Process yaitu melakukan system pengendalian mutu proses produksi secara harian dan melakukan analisa organoleptik, bahan baku, bahan dalam proses dan barang jadi pada proses produksi serta melaksanakan pengendalian mutu harian. Pengawasan mutu selama proses dimaksudkan untuk mengawasi dan mengendalikan system pengendalian mutu terhadap proses produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi standar mutu.

(23)

BAB IV SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI 4.1 Alat Dan Mesin yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Nama Mesin Meja sortasi

Material Stainless steel

Dimensi 24"W x 72"L x 36"H

Kapasitas

(24)

-Gambar

Fungsi Mesin Alat ini berfungsi untuk mensortasi ikan, dan memfillet pada ikan lele yang akan digunakan.

Prinsip

-Nama Mesin Smoked House (Mesin Pengasapan) Material Stainless steel

Dimensi 1200x1500x2000mm

Kapasitas 50-200 kg/batch

(25)

Gambar

Fungsi Mesin Alat ini berfungsi untuk proses cooking dari sosis. Di dalam smoked house terdapat smoked generator untuk membakar kayu serutan untuk menghasilkan asap yang digunakan dalam proses cooking sosis. Selain itu terdapat steam yang digunakan untuk proses cooking sosis juga.

Prinsip Di dalam alat ini terdapat 4 macam proses yang dilakukan yaitu drying, smoking, cooking, dan exhausting. Sedangkan parameter yang dikontrol adalah suhu , RH , dan waktu dalam pengontrolannya secara otomatis.

Nama Mesin Air blast freezer Material Stainless steel

Dimensi 4600x2500x3000mm

Kapasitas 300kg/h

(26)

Gambar

Fungsi Mesin Alat ini berfungsi untuk membekukan finished good sehingga tercapai suhu pusat produk ≤ -18 ºC

Prinsip udara beku bersuhu sangat rendah ditiupkan melalui gulungan pipa evaporator ke permukaan produk ikan oleh kipas yang mengedarkan ulang udara beku itu selama proses pembekuan.

Nama Mesin Vacuum Packaging Machine Material Stainless steel

Dimensi 1000 x 540 x 920mm

Kapasitas 200kg

(27)

Gambar

Fungsi Mesin Alat ini berfungsi untuk mengemas produk sosis secar vakum. Pada mesin ini terdapat pengaturan secara otomatis mulai dari proses sealing kemasan , pengeluaran udara / gas-gas dalam kemasan dan pendinginan yang dinyatakan dalam satuan detik.

Prinsip Berdasarkan conveyor yang akan membawa kemasan untuk kemudian diisi dengan jumlah produk yang telah ditentukan dan dilakukan perekatan (seal) dengan memanfaatkan energi panas dan penekanan.

Nama Alat Casing

Material Plastik

Dimensi

-Kapasitas

(28)

-Gambar

Fungsi Alat Untuk mencetak sosis menjadi berbentuk panjang

Prinsip

-Nama Mesin Metal Detector & Check Weigher Material Stainless steel

Dimensi 1500mm(L)*500mm(W)*750±100mm(H)

Kapasitas

(29)

Gambar

Fungsi Mesin Alat ini digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan logam (Fe dan Sus) dalam finished good (produk yang telah dikemas keluar dari vacuum packaging machine) dan pengecekan berat.

Prinsip

-Nama Mesin Sausage stuffer Material Stainless steel

Dimensi 905X850X1620

Kapasitas 5500 kg/h

(30)

Gambar

Fungsi Mesin Alat ini merupakan alat yang paling utama dalam pembuatan sosis. Alat ini akan membentuk adonan sosis menjadi padat dan memanjang dengan ukuran tertentu lalu diisikan ke dalam casing untuk membuat untaian produk sosis. Proses ini berjalan secara otomatis dan berlanjut / kontinyu sepanjang persediaan adonan daging

Prinsip Berdasarkan adanya gaya tekanan sehingga adonan keluar sesuai dengan ukuran selongsong yang digunakan.

Nama Mesin Mixer

Material Stainless steel

Dimensi 1250x660x1170

Kapasitas 300kg

(31)

Gambar

Fungsi Mesin Digunakan untuk mencampurkan bahan baku utama dengan bahan penunjang sehingga menjadi homogen dan siap untuk dicetak, dan bisa juga digunakan untuk menggilling adonan dengan es batu.

Prinsip Berdasarkan adanya perputaran agitator sehingga bahan yang bersentuhan dengan agitator terpecah-pecah yang mengakibatkan bahan-bahan tercampur sempurna.

Berdasarkan adanya gaya gesekan antara bahan dengan alat penggiling sehingga ukuran bahan terpecah-pecah dan menjadi halus.

Nama Mesin Bak Pencuci Material Stainless steel

Dimensi 1250x660x1170

Kapasitas 500 kg/h

(32)

-Gambar

Fungsi Mesin Untuk mencuci sekaligus sortasi kacang merah yang afkir Prinsip Berdasarkan gaya tekan dari air yang mengalir yang

mendorong dan membersihkan kororan yang menempel pada permukaan bahan.

Nama Mesin Penggiling Kacang Material Stainless steel

Dimensi 63x35x102 cm

Kapasitas 65 kg/h

(33)

Gambar

Fungsi Mesin Untuk menggiling kacang dengan air sehingga dihasilkan pasta kacang merah

Prinsip Berdasarkan perputaran screw yang akan menghancurkan bahan menjadi bubur.

Nama Mesin Boiler

Material Stainless steel Dimensi 1600 x 1050 x 1000

Kapasitas 300 L

(34)

Gambar

Fungsi Mesin Untuk merebus kacang merah sehingga memiliki tekstur yang lunak

Prinsip Berdasarkan air yang dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu tertentu menggunakan heater yang dipasang pada mesin perebusan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

(35)

5.2 Saran

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, D. Kinanthi, 2011, Kajian Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris) Sebagai Bahan Pengikat Dan Pengisi Pada Sosis Ikan Lele, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret ; Surakarta

Gambar

Gambar 1. Proses Pembuatan Pasta Kacang Merah
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Sosis Ikan Lele

Referensi

Dokumen terkait