1. Pengertian Umum Energi
2. Permasalahan di Bidang Energi
3. Energi Baru dan Terbarukan (EBT) : • Energi Biofuel
• Energi Biomassa • Energi Panas Bumi • Energi Air
• Energi Surya
• Energi Pasang Surut • Energi Ombak
• Energi Angin • Energi Osmosis • Energi Magnet • Energi Gravitasi • Energi Radiasi
4. Dasar Konversi Energi
• Biomassa : istilah yg digu-nakan untuk
mengelom-pokkan bahan organik baik dari tumbuhan ataupun
hewan yang kaya akan cadangan energi
bioenergi
• Finlandia, Belanda,
Jerman dan Inggris telah memanfaatkan bioenergi dalam skala besar untuk pembangkit listrik.
Energi Biomassa
• Biomassa : bahan biologis yang hidup atau baru mati
yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
bakar atau untuk produksi industrial
termasuk
limbah terbiodegradasi yang bisa dibakar sebagai
bahan bakar
• Umumnya merujuk pada materi tumbuhan yang
dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi
dapat juga mencakup materi tumbuhan atau
hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan
kimia, atau panas.
Energi yangTerkandung pada Biomassa
• Energi yg terkandung pada biomassa (biasa dihitung dalam energi kalor) sangat tergan-tung pada kandungan
airnya makin tinggi
kandungan air, makin rendah energinya.
• Biomassa memiliki
rentang kadar air yang luas : dari sekitar 20% (contoh : kertas
Energi yangTerkandung pada Biomassa
• Total biomassa di duniasekitar 1.800 milyar ton di darat (setara dengan 33.000 EJ) dan 4 milyar ton di laut (setara
dengan 73 EJ). 1 EJ
= 10x1017J
• Kerapatannya : 45.000 ton/km2 (di daratan),
15.000 ton/km2 (di
rawa), <1000 ton/km2
Konversi Biomassa ke Bentuk Sumber Energi
1.Konversi dengan carapembakaran : konversi klasik di mana biomassa diubah menjadi energi panas pembakaran,
biomassa digunakan sebagai bahan bakar pada bentuk asli-nya. Energi panas yang dihasil-kan selain dapat langsung diman-faatkan juga dapat diubah
menjadi bentuk energi lain
Konversi Biomassa ke Bentuk Sumber Energi
2.Konversi dengan caramikrobiologis : menggunakan jasa bakteri untuk mengurai/ mengubah biomassa menjadi bentuk bahan bakar gas yang lebih praktis.
Contoh : pembuatan gas bio dari limbah biomassa
(sampah, tinja, kotoran ternak, limbah pertanian), menggunakan digester
Konversi Biomassa ke Bentuk Sumber Energi
3. Konversi dengan cara Pirolisa : biomassa diurai dengan pemanasan di atas
150oC sehingga berubah
menjadi unsur karbon
(arang), air, beberapa jenis senyawa hidrokarbon dan berbagai jenis gas. Tujuan konversi ini adalah mengubah biomassa menjadi arang yang bisa digunakan sebagai bahan bakar atau dimanfaatkan
untuk non energi (misal untuk bahan industri, obat dan
Konversi Biomassa ke Bentuk Sumber Energi
4.Konversi dengan caragasifikasi : biomassa dibakar dengan oksigen
terbatas dan menghasilkan arang,tar dan gas. Produk yang dihasilkan bisa
Konversi Biomassa ke Bentuk Sumber Energi
5. Konversi dengan cara densifikasi : biomassa diberi tekanan sehing-ga terjadi proses pengempaan. Umumnya dilakukan pada biomas-sa berukuran kecil dan sukar
ditangani dalam bentuk aslinya (contoh ; serbuk gergaji, sampah, sekam dll). Hasil pengempaan
disebut briket atau pellet dan
digunakan sebagai bahan bakar. Tujuan konversi densifikasi
memperbaiki bentuk
• Tanaman : menyerap energi matahari
proses fotosintesis (memanfaatkan air dan unsur hara dari tanah serta CO2 dari atmosfer) menghasilkan bahan organik
untuk memperkuat jaringan dan
membentuk daun, bunga atau buah. • Hewan herbivora : tidak mampu
berfotosintesa sendiri shg memanfaatkan energi yg telah berubah bentuk menjadi daun, rumput atau yang lain dari bagian tumbuhan secara langsung untuk hidupnya. • Hewan carnivora : memanfaatkan energi
yang telah berubah bentuk menjadi daging pada hewan lain.
• Biomassa dari bahan tanaman : limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, jerami, sekam atau dari tanaman yang memang ditanam secara khusus utk menghasilkan bioenergi biomassa
kering
• Industri kayu menghasilkan + 50%
limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai biomassa.
• Biomassa dari hewan dan rumah tangga : limbah
peternakan (kotoran) dan
limbah/sampah rumah tangga.
biomassa basah.
• Kotoran ternak diubah melalui proses anaerobik untuk
Energi Biogas
• Biogas yang dihasilkan oleh mikroorganisme merupakan campuran gas yang terdiri atas metana (CH4), karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain seperti H2S. • Jumlah metana dalam biogas 54–70%, karbon dioksida
27–43%, gas lainnya memiliki persentase kecil.
• Tingkat metana dalam biogas menentukan seberapa besar nilai kalor biogas (nilai kalor metana: 590 – 700 Kcal/m3).
• Energi dalam biogas tak kalah dg bahan bakar gas yang berasal dari sumber lainnya. Sebagai perbandingan,
coalgas dan watergas masing-masing memiliki kalor spesifik 586 Kcal/m3 dan 302 Kcal/m3. Nilai kalor
Digestifikasi
Bahan Organik
Bakteri Anaerobik
Alamiah Buatan
Dalam Air
(Rawa) Dalam Usus (Hewan) Digester
Kesetaraan
1 m
3biogas
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
• Pengaruh pH dan Alkalinitas : Alkalinitas besaran yg
menunjukkan jumlah karbonat dalam larutan. Keasaman (pH) sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi anaerobik, karena bakteri yang terlibat dalam proses ini hanya bisa
bertahan hidup pada interval pH 6,5 8.‑
• Pengaruh Suhu : Bakteri anaerob sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu optimum utk terjadinya proses
dekomposisi anaerobik adalah sekitar 35oC. Bila suhu terlalu
rendah aktivitas bakteri akan menurun dan mengakibatkan produksi biogas akan menurun. Bila suhu terlalu tinggi
bakteri akan mati dan produksi biogas akan terhenti.
• Ukuran Reaktor Biogas (digester anaerob) : semakin besar semakin banyak gas dihasilkan.
• Nisbah karbon (C) dan
nitrogen (N) berpengaruh pd kondisi kerja bakteri anaerobik.
• Jika C/N rendah maka
nitrogen akan terlepas dan berkumpul membentuk
amoniak shg menaikkan pH. • Jika pH >8.5 maka bakteri
akan terracuni sehingga mati dan proses berhenti. • Agar ideal bahan dg C/N
tinggi dicampur dengan bahan dg C/N rendah.
• Reaktor kubah tetap (Fixed-dome) : disebut juga reaktor China karena dibuat pertama kali di China pd th. 1930-an, Reaktor ini memiliki 2 bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana.. Strukturnya harus kuat krn hrs menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena
bentuknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Reaktor Kubah Tetap
• Keuntungan : biaya konstruksi lebih murah dibanding reaktor terapung dan perawatannya lebih mudah.
• Reaktor
floating drum
: pertama kali dikembangkan di
India pada tahun 1937
disebut Reaktor India.
Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor
kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung
gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan
drum.
• Drum bisa bergerak naik turun yang berfungsi untuk
menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
• Keuntungan : bisa melihat langsung volume gas yang
tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. • Kerugian : biaya material konstruksi dari drum lebih mahal,
drum mudah berkarat shg bagian pengumpul gas memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan jenis kubah tetap.
• Metana bisa digunakan sebagai bahan bakar digunakan
untuk berbagai keperluan termasuk menggerakkan generator listrik.
• Jika konsentrasi gas metana kurang dari 65% hanya
cocok untuk kompor gas harus dilakukan pemurnian.
• Sampah rumah tangga sebagian besar berupa bahan organik
(74%) dan sisanya (26%) berupa bahan yang sulit terurai, cukup banyak digunakan untuk biogas. • Secara umum, unsur dalam
sampah yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas adalah sebesar 69% saja.
• Sampah rumah tangga yang volumenya amat besar di perkotaan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk
• Biogas digunakan
pada mesin bakar internal untuk
menghasilkan energi gerak.
• Biogas juga bisa menggerakkan turbin gas sebagai
penghasil tenaga gerak dengan cara membakar gas
metana hingga menghasilkan tekanan gas.
• Besarnya potensi limbah biomassa padat di seluruh Indonesia 49.807,43 MW. (SOEPARDJO, 2005)
• Sumber bahan baku biogas tersedia secara melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal.
• Biomassa seperti kayu, dari kegiatan industri
pengolahan hutan, pertanian dan perkebunan, limbah kotoran hewan, (sapi, kerbau, kuda, dan babi) juga
dijumpai di seluruh provinsi Indonesia dengan kualitas yang berbeda-beda.
• Secara umum, penggunaan limbah pertanian sebagai bahan dasar biogas lebih sulit dibandingkan kotoran ternak, waktu yang dibutuhkan untuk proses hidrolisis bahan selulosa dari limbah pertanian lebih lama.
• Kurang sosialisasi.
• Teknologi yang diterapkan kurang praktis dan perlu
pemeliharaan yang seksama.
• Tanzania : membuat model integrasi sumber bahan baku yang berasal dari limbah kota dan industri untuk
menghasilkan tenaga listrik dan pupuk.
• Cina : produksi biogas dalam skala kecil sudah umum
dilakukan di pedesaan. Akhir 1993, seperempat juta petani telah mempunyai digester biogas, dengan produksi metan
sekitar 1,2 miliar m3 per tahun.
• India : teknologi biogas telah berkembang dan
didiseminasikan secara luas untuk memenuhi kebutuhan energi di pedesaan, misalnya untuk pompa irigasi dan listrik. Sampai saat ini telah dibangun lebih dari 2 juta digester dan menyumbangkan hampir 200.000 pekerjaan tetap (KAROTTKI dan OLESEN, 1997). Setiap orang yang membangun instalasi biogas berhak mendapat sumbangan uang dari pemerintah pusat.
• Kenya : teknologi biogas telah diperkenalkan sejak 1950. Tahun 1958 Tunnei Technology Limited membangun
sekitar 150 instalasi biogas di beberapa negara bagian tersebut. Ada sekitar 600.000 peternak yang memiliki 2 - 6 sapi dengan sistem gembala yg berpotensi untuk proyek biogas. (NJOROGE, 2002)
• Denmark : telah sangat maju dlm hal pengembangan, pemasaran dan ekspor renewable energy yang berasal dari angin dan biomasa .
• Jerman : produksi biogas merupakan salah satu yang paling pesat dan telah dibangun beberapa ratus
konstruksi biogas (HARTMANN dan AHRING, 2005)