• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA WELDING PADA PERUSAHAAN BENGKEL LAS DI BEKASI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA WELDING PADA PERUSAHAAN BENGKEL LAS DI BEKASI INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA AREA WELDING

PADA PERUSAHAAN BENGKEL LAS DI BEKASI

INDONESIA

Beny Hakim Halimsyah, S.Si., M.Kom

Universitas Mitra Karya

Jalan Mayor.Hasibuan No. 5 Bekasi 17113

ABSTRAK

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar tenaga kerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan nyaman, sehat, sehingga tercapai optimal. Oleh karena itu tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari meningkatkan produktivitas kerja serta terjaminnya keselamatan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja di perusahaan ini dilakukan diarea Welding / Workshop . dengan jumlah sample 14 orang yaitu operator. Pengumpulan data menggunakan metode obervasi dan menggunakan perhitungan metode FTA fault Tree Analiys. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas karja karyawan karena 2019 – 2020 terjadi penurunan tingkat kecelakaan kerja dengan rentang nilai 50% dan tingkat keparahan juga adanya kenaikan ditahun 2020 dengan rentang nilai 9%, maka dapat disimpulkan kecelakaan dan kesehatan kerja dapat memperngaruhi secara signifikan produktivitas kerja karyawan karena hilang nya jam kerja.

(2)

I.PENDAHULUAN

Dunia industri dewasa ini berkembang sangat pesat termasuk di Indonesia. Hal ini sangat berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Bisnis yang serat akan persaingan sekarang ini menimbulkan berbagai cara bagi perusahan untuk meningkatkan produktifitas. Salah satu cara yang dilakukan adalah upaya peningkatan produktivitas karyawan.

Di era industri ini seperti saat ini sebagian besar perusahan mengembangkan permesinan dan perlatan yang berteknologi tinggi, dengan teknologi tinggi dapat meningkatkan hasil produksi yang maksimal. Namun kurangnya pengetahuan dan kecerobohan oleh karyawan dapat menimbulkan kecelakan kerja yang sangat vatal. Oleh karena itu proses pengawasan menjadi hal yang utama untul menghindari kecelakan ditempat kerja menjadi perhatian utama bagi setiap perusahaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar tenaga kerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan nyaman, sehat, sehingga tercapai optimal. Oleh karena itu tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari meningkatkan produktivitas nasional serta terjaminnya keselamatan.

Kecelakan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusiaa, merusak harta benda atau kerugian terhdapat proses . kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda ( Suma’mur,2012).

Undang-undang No 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan kerja dalam melakukan

(3)

pekerjaan untuk kesejahteraan dan cacat (disability),dan kematian (death) . Dalam kegiatan industri kecelakan kerja mungkin saja terjadi disetiap bidang kerja apapun karakteristik penyebab umum kecelakaan kerja antara lain adalah karena faktor perilaku pekerja itu sendiri yaitu kurangnya pengetahuan tentang alat perlindungan diri ( APD ) sikap pekerja yang merasah sudah professional sehingga penggunaan APD tidak diperlukan lagi pada saat bekerja .

Masalah kecelakaan kerja banyak terjadi diberbagai industri , salah satunya pengelasan. Pengelasan merupakan suatu kegiatan pentingnya pada proses pabrikasi baja untuk menyatukan dua buah baja sesuai dengan susunan dan rancagan yang telah ditetapkan. Pengelasan atau welding adalah penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehinggan terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung ( Riswan, 2008 dalam wicaksono 2014 )

Perusahaan yang kami teliti Sejati khususnya di area welding dalam pengoprasian tak luput dari masalah yang dihadapi seperti :

a. proses welding tidak terlepas dari masalah asap, gas, uap, dan debu. Asap merupakan pemcemaran udara dari partikel padat yang dihasilakn dari pembakaran bahan karbon ( senyawa organic ) yang tidak sempurna sehinggan dihasilkan partikel karbon berukuran sengat kecil atau sublinasi suatu senyawa. Ukuran partikelnya 0,01 – 0,5 um. Gas adalah pemcemranan udara tanpa bentuk atau dapat dikatakan sebagai fluida tanpa bentuk. Sumber utama gas di dalam industry ialah pengelasan atau pembakaran pada mesin. Uap dihasilkan oleh senyawa yang kondisi

(4)

temperature dan tekanan normal ( baik cairan maupun padat ) akan mengalami evaporasi akibat perubahan temperature atau tekanan.

Debu terdiri dari atas partikel padat kecil yang terbawa oleh aliran udara. Partikel halus ini dihasilkan oleh proses penghancuran penyayatan material, penggilingan, peremukan dan penimbuhan.

b. belum adanya apron metal ( apron berlapis alumunium ) ,apron metal ini berfungisi sebagai penangkal rasdiasi dan panas dari proses welding. Sedangkan selama ini proses welding hanya menggunakan apron kulit yang tipis dan berkualitas rendah dan beberapa pekerja tidak menggunakan apron

c. Belum ada ketegasan bagi pekerja yang masih sulit diberikan arahan tentang menggunakan Alat Perlindungan Diri masih banyak yang bandel.

Salah satu cara dari perusahan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan nya adalah dengan menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Dalam hal ini diperlukan rasa tanggung jawab perusahaan,karena walu bagaimanapun karyawan adalah asset perusaahan yang harus dilindungi hak-haknya terutama dalam keselamatan dan kesehtaan kerja.

Menurut Eddy S.Gotto ( 2002:1) Keselamatan kerja adalah keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. keselmatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorangpun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakan. Keselmatankerja sangat

(5)

bergantung pda jenis,bentuk dan lingkungan di mana pekerjaan itu dilaksanakan.

Unsur – unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut : a. Adanya unsur-unsur kemanan dan keselamatan kerja

b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan keshatan kerja.

c. Teliti dalam bekerja

d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja.

Keselamatan berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja bahan dan proses pengolahan. Landasan tempat kerja dan lingkungan nya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sasaran nya mencakup segala tempat kerja ( darat, didalam tanah, perrmukaan dan dalam air, udara ); inustri, pertanian, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, dan jasa.

Kesehatan, keselamatan kerja, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama nekerja di tempat kerja. Tempay kerja adalah ruang tertutp atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering di masuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapat sumber-sumber bahaya.

Pengetian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahanya, landasanya tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja berlaku di segala tempat kerja, baik darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun di udara. Tempat – tempat demikan tersebar pada seganap

(6)

kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industry, pertambangan , perhubungan, pekerjaan umu, jsa dan lain-lainnya

Menurut Eddy.S..Gotto ( 2002:1 ) kesehetan kerja adalah suatu kondisi keshstsn yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehtan setinggi-tingginya, naik jasmani, rohani, maupun sosial, atau gangguan kesehatan yang disemababakan pelh pekerjaan atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan berkarja

Kesehatan dalam ruangan lingkup kesehatan, keselamatan, Kesehatan, data dan kemanaan hanya diartikan sebagai suatu keadaaan bebas dari penyakit. keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

Kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehtan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keseleamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut :

a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.

b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.

c. Mencegah dan mengobati keracunan yang dotimbulkan dari kerja.

(7)

d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.

e. Menyesyaikan kemampuan dengan pekerjaan dan

f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Menurut sarinah shihombing dan R. simon Gultom (2013:146) bahwa manfaat dari penerapan keselematan dan kesehatan kerja adalah :

a. Perlindungan terhadap karyawan

b. Memper;ihatkan kepatuhan pada peraturan dan Undang-undang

c. Mengurangi biaya

d. Membuat sistem manajemen yang efektif.

e. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaaan akibat kaerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggilingan, yaitu

a. Menurut jenis kecelakaan, Seperti terjaduth, tertimpa benda, tertumbuk atau terkena benda, terjepit, terpotong, terbakar oleh benda yang bergerak atau pengasruh suhu benda yang tinggu atau tegangan arus listrik dan sebagainya.

b. Menurut penyebab, seperti akibat dari mesin, bahan bahan / zat zat berbahaya dan lingkungan kerja.

c. Menurut sifat luka atu kelainan, seperti patah tulang, dislokasi 9 keselo), regang otot (urat), memar dan luka

(8)

dalam yang lain, amputasi, luka dipermukaan, luka bakar, dan sebagainya.

d. Menurut letak kelainan atau luka ditubuh, misalnya kepala, leher, perut dan sebaginya

Menurut simanjutak ( dalam DR. Edy Sutrisno 2017:103) , ada bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :

1. Pelatihan

Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawn dengan keterampilan dan cara” yang tepat unutk menggunakan perlatan kerja, sehinggan dapat mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat, serta memperkecil kesalahan yang pernah dilakukan.

2. Mental dan kemampuan fisik karyawan

Hal ini sangat penting untuk menjadikan perhatian bagi organisai, sebab keadaan mental dan fisik karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja .

3. Hubungan antara atasan dan bawahan

Apabila karyawan diperlakukan secara baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada produktivitas kerja.

(9)

Menurut soedirman dan tarwka ( 2015:220 ) ,faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja , anatara lain :

1. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan atau motor pendorong seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan untuk mencapainya.

2. Kedispilinan

Merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat beberapa ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku.

3. Keterampilan

Baik keterampilan teknis maupun manajerial sangat menentuka tingkat pencapaian produktivitas.

4. Pendidikan

Baik pendidikan formal maupun informal akan sangat mendukung dalam penguasaan keterampilan , pengetahuan, dan kemampuan yang handal.

5. Etos kerja

Merupakan penilaian sejauh mana kita melakukan pekerjaan dan berupaya mencapai hasil terbaik.

(10)

Sikap yang baik dalam menjalin hubungan dengan orang / kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja akan meningkatkan produktivitas.

7. Gizi dan kesehatan

Gizi yang baik dari makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi keshatan karyawan, semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas.

8. Tingkat penghasilan

Dengan penghasilan yang cukup akan memberikan kepuasan terhadap karyawan sehingga menumbuhkan semangat kerja.

9. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Dalam hal ini antara lain hubungan harmonis sesame karyawan, karyawan dengan atasan, ruang kerja dan lingkungan kerja yang menyenangkan dapat mempengaruhi produktivitas

10. Teknologi

Teknologi yang canggih dapat mempengaruhi produktivitas 11. Sarana produksi

Harus mendukung proses produksi dengan baik. 12. Jaminan sosial

Perhatikan dan pelayanan perusahaan tehadap karyawn dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan agar karyawan semakin bersemangat dalam bekerja.

(11)

Dengan manajemen yang baik karyawan dapat terorganisir dengan baik sehingga produktivitas meningkat.

14. Kesempatan berprestasi

Dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan kinerja nya dan produktivitasnya.

Produktivitas tenaga kerja dapat diatur dengan menitik beratkan jumlah tenaga kerja yang dikerahkan yaitu :

P =

Produktivitas kerja didefinsikan sebagai perbandingan ( rasio ) antara output dan input nya, bilamana Output dalam hal ini adalah bentuk unit keluaran yang dihasilkan dan semua masukan input dalam satuan manometer ,

II. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di area welding bengkel las perusahaan yang diteliti pada bulan September 2020, dengan langsung observasi ke lapangan dan study pustaka.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A.HASIL

(12)

Klasifikasi Kecelakaan Penanagan Ringan 1. Terpleset 2. Terjatuh 3. Tertimpa 4. Tertindih beban 5. Terkilir Melakukan Pengobatan menggunakan obat merah atau salep yang ada didalam kotak P3K. jika terlalu parah maka dibawa ke klinik terdekat atau puskesmas Sedang Kecelakaan yang perlu

pengobatan > 2 hari

1. Terjepit hingga memar 2. Teriris pisau

3. Tersiram air generator 4. Iritasi mata karena

terkena debu

5. Terkilir parah dan tidak bisa jalan

Dibawa ke klinik atau puskesmas terdekat, karena didalam Cv. Belum adanya tenaga medis yang handal. Dan diperlukan istirahat yang cukup

Berat Kecelakaan yang

mengakibatkan kerugian pada pekerja seperti cacat, amputasi

1. terkena pisau potng jari hilang

2. Gangguan pernafasan akibat menghirup debu 1. 3. Luka Bakar Terkena

percikan api

Langsung ke klinik meminta rujukan dilarikan ke rumah sakit dengan penagan pertama agar tidak semakin parah.

Tabel Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan.

Tahun Jml Kecelakaan

(13)

kerja Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2019 9 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 2 2020 5 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2 0

Jumlah tenaga kerja bagian produksi dan Jam kerja Tahun Jumlah tenaga

kerja (orang)

Jumlah jam kerja / bulan (jam orang)

Total jumlah jam kerja / tahun (jam orang)

2019 10 1.750 21.000

2020 11 1.925 23.100

Dari Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah jam keseluruhan dari tahun 2019 sampai 2020 meningkat,

Keterangan : Jumlah jam kerja / bulan sama.

Jam kerja yang berlaku adalah 8 jam mulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam. Senin – Sabtu

Keterangan Kecelakaan Kerja dan jumlah Hari Hilang Tahun 2019

Bulan Kejadian Sebab

Akibat Kecelakan Kerja Hari Hilang Ket ( orang ) Jan 1 Mengakat Beban

Terlalu Berat

Tangan Keselo akibat menahan

(14)

Sehingga Jatuh beban Feb 1 Bekerja Sambil

Bercanda Hingga Terjepit

Tangan Terluka 1 1

Mei 1 Terkena Percikan Api Karena Tidak Memakai Sepat

Kaki Terluka 1 1

Jul 1 Mata sering Kemasukan debu

(serbuk kayu)

Mata Iritasi 2 1

Agt

1

Terjepit pintu saat Menutupr uangan karena kurang

hati-hati

Jari tangan

Memar 2

1

Okt 1 Terdindih Besi saat

diangkat Kaki memar

1 1

Nov 1 Terpeleset akibat lantai luicn karena

hujan Pergelangan kaki keselo 1 1 Des 1 Tersiram air

pendingin generator Kulit Terkelupas

2 1

1 Terjepit Barang Saat

Dipinda Tangan Terluka

1 1

Jumlah 13 9

Keterangan Kecelakaan Kerja dan jumlah Hari Hilang Tahun 2020

Bulan Kejadian Sebab

Akibat Kecelakan Kerja Hari Hilang Ket ( orang )

Apr 1 Terpeleset akibat

(15)

Mei 1

Kurang hati-hati Sehingga tangan terkena pisu potong

Luka sobek 3 1

Okt 1

Mengangkat beban terlalu berat hingga jatuh dan kepala

Terbentur

Kepala terluka

dan kaki terkilir 7 1

Nov

1 Terpeleset akibat lantai lucin karena

hujan Pergelangan kaki keselo 1 1 1 Tidak menggunakan masker karena malas memakainya Sesak napas 12 1 Jumlah 27 5 B.PEMBAHASAN

Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam kerja hilang dari tahun 2019 – 2020 seperti terlihat pada table berikut .

Rekapitulasi Jumlah jam Hilang Karyawan

Tahun Hilang Hari ( Hari ) Jam Hilang ( Jam )

2019 13 91

2020 27 189

Keterangan : jumlah jam kerja dalam sehari adalah 7 jam dalam sehari

Dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamtan kerja dan nilai T selamat dalam 2 tahun periode 2019 – 2020 diperlukan data-data dari

(16)

beberapa kejadian kecelakaan kerja, jam kerja hilang karyawan karyawan produksi.

Data-data teesebut digunakan untuk mengatur : a. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja

b. Tingkat severity atau keparahankecelakaan kerja c. Pengukuran nilai T selamat (Nts)

1. Pengukuran Tingkat Frekuensi / kekerapan kecelakaan

Untuk mendapatakan tingkat frekuensi / kekerapan kecelakaan , rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

F = Tingkat Frekuensi Kekerapan Kecelakaan n = Jumlah Kecelakaan yang terjadi

N = Jumlah jam kerja karyawan

F ( 2018 ) = 8

(17)

Tingkat frekuensi pada periode ini menunjukan bahwa dalam satu tahun, kira-kira 85.7 kecelakaan yang menyebabkan luka telah terjadi untuk setiap dua ratus ribu jam kerja.

Dengan cara yang sama sekali hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :

Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja

Tahun Jumlah Kecelakaan

Kerja F

2019 9 85.7

2020 5 43.2

2. Pengukuran Tingkat Severity / Keparahan Cidera Cacat

Dimana :

S = tingkatan serverity keparahan kecelakaan H = jumlah hari yang hilang

(18)

N = jumlah jam kerja karyawan

S ( 2018 ) =

= 866.666 • 867 jam per 200.000 jam kerja

Ini bahwa dalam setahun kira-kira 867 jam yang hilang untuk setiap 200.000 jam kerja yang dijalankan atau 867 jam per dua ratus ribu jam kerja yang dijalankan.

Dengan cara yang sama hasil pengukuran tingkat severity / keparahan kecelekaan kerja adalah sebagai berikut :

Hasil pengukuran Tingkat Severity

Tahun Jumlah jam hilang ( jam )

Jumlah jam Kerja

( jam ) S

2019 91 21.000 866.666

2020 189 23.100 1.636.36

Dalam usaha untuk meningkatkan kehandalan operasi pabrik, maka perusahaan melakukan :

1. Audit keselamatan kerja

2. Inspeksi

3. Tindakan pengawasan dan pengaman semua dareah

(19)

5. Surat izin masuk perorangan arau kendaraan

6. Surat izin kerja

7. Pemasangan labal K3

8. Bahaya kebakaran

9. Lambang K3 dan penjelasan

10. Sarana kebakaran

11. Semua kebijakan tentang k3 dari perusahaan

Pembinaan maupun pelatihan tidak luput juga dari program K3

1. Trainng bagi karyawan lama atau baru tetang K3

2. Penyuluhan langsung dan tidak langsung, secara nasehat atau seminar dan lambang K3 disetiap areah pabrik

3. Mendatangi pihak dinas tenaga kerjauntuk mengadakan rapat atau seminar di perusahaan dan menjelaskan APD

IV.KESIMPULAN

Berdsarkan penelitian, maka peneliti dapat meniyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penerepan program keselamtan kerja dan kesehatan kerja di area welding belum maksimal. Hal ini terbukti dari kondisi area

(20)

welding yang kotor, panas, dan berbau yang dapat meyembakan efek buruk bagi kesehatan para operator welding.

2. Hasil pengukuran tingkat kecelakan kerja diketahui ada penurunan dari 2019-2020 dengan frekuensi 86 (66%) dan pada 2020, 43 (34%). Terjadi penurunan tingkat kecelakaan kerja sampai dengan 50%

3. Hasil pngukuran tingkat keparahan kecelakaan terjadi pengingkatan pada tahun 2020 maka terjadi nya penuruna produktivitas kerja dengan nilai pada tahun . 2019 pada nilai 866,666

Gambar

Tabel Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan.

Referensi

Dokumen terkait

'ebuah sistem tertutup dapat memberikan listrik kon7ersi lebih bermanaat pada suhu rendah sekitar !;(( ) K dibandingkan dengan $(( ) K untuk sistem siklus terbuka"..

Panaliten ingkang ngrembag bab dolanan tradhisional menika nemtokaken papan panalitenipun wonten ing Kampung Karanganyar Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta.

Efiseinsi dari bak penampung air hujan (elevated tank) dalam pengurangan run off pada studi kasus lokasi Perumahan Sukolilo Dian Regency 2 ini dilakukan dengan

Hanya dua pokok pikiran yang ditulis siswa sesuai dengan bacaan yang telah dibaca,termasuk informasi penting yang didapatkan dari bacaan Keseluruhan pokok pikiran

‣ Berbagai teknologi yang kita gunakan untuk membangun situs web (HTML, CSS,.. JavaScript,

Pada penerapan tabu search , oleh Hertz dan De Werra (1987) untuk pewarnaan graf yang tepat, setiap candidate solution dibangkitkan dengan cara memilih

Pemberian obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan Pemberian obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan

Anda mungkin memiliki keterampilan atau keahlian untuk melaksanakan tugas- tugas yang dituntut oleh pekerjaan yang ditawarkan, tetapi pimpinan perusahaan juga ingin mengetahui