• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING III KEBUN CINTA RAJA PT. BUANA ESTATE TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING III KEBUN CINTA RAJA PT. BUANA ESTATE TUGAS AKHIR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

5

EFEKTIFITAS PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING

III KEBUN CINTA RAJA PT. BUANA ESTATE

TUGAS AKHIR

MIRDA SARI 11011112

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

AGROBISNIS PERKEBUNAN MEDAN

(2)

5

EFEKTIFITAS PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING

III KEBUN CINTA RAJA PT. BUANA ESTATE

TUGAS AKHIR

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Diploma IV Pada Program Studi Budidaya Perkebunaan Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian Agrobisnis Perkebunan

MIRDA SARI 11011112 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS PERKEBUNAN

MEDAN 2015

(3)

5

Judul Tugas Akhir : EFEKTIFITAS PENGANGKUTAN

TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI AFDELING III KEBUN CINTA RAJA PT.BUANA ESTATE .

Nama : MIRDA SARI

Nomor Induk Mahasiswa : 11011112

Program Studi : BUDIDAYA PERKEBUNAN

Menyetujui Pembimbing

Aulia Juanda Djs, S.Si.,M.Si

Mengetahui,

Ketua STIPAP Ketua Program Studi

(4)

5 TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

PEMBIMBING : Aulian Juanda Djs,S.Si.,M.Si

PENGUJI : 1. Hardi Wijaya, SP

2. Ir. Ervin

(5)

5

RINGKASAN

Mirda Sari 2015, Efektivitas Pengakutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq ). Di Afdeling III Kebun Cinta Raja PT. Buana Estate, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatra Utara.

Penelitian ini telah dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Aulian juanda,S.Si.,M.Si. penelitian ini dilaksanakan di kebun Cinta Raja PT. Buana Estate, yang berlansung dari bulan Mei sampai dengan Juni 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengakutan tandan buah segar kelapa sawit di Kebun Cinta Raja PT. Buana Estate. Rancangan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pengumpulan data laporan produksi dan pengakutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di Afdeling III Kebun Cinta Raja PT. Buana Estate.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi TBS terangkut pada tahun 2015 adalah sebanyak 6.716.531 Kg TBS. Jumlah Trip pengangkutan selama tahun 2013 adalah sebanyak 670 trip dengan rata-rata jumlah trip tiap bulan adalah 111.

(6)

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Paya Kangkung, Stabat pada tanggal 30 Oktober

1992. Penulis merupkan putri dari ayah handa R. Tunjang dan Ibunda Ariani, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Tamat dari pendidikan SD Negeri 053979 Kepala Sungai pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke SMP Negri II Stabat dan tamat pada tahun 2008. Lalu melanjutkan ke SMK Swasta Harapan Stabat dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan sebagai Mahasiswa Jurusan Budidaya Perkebunan Kelapa sawit dan Karet.

Selama melakukan perkuliahan, penulis melaksanakan Praktek Lapangan Kerja (PKL) sebanyak 2(dua) kali. PKL I pada tahun 2013 selama 2 (dua) bulan di Kebun Torgamba PT. Perkebunan Nusanara III (persero). PKL II tahun 2014 selama 2 (dua) bulan di Kebun PT. Bakrie Sumatera Plantations. Pada tahun 2015 melaksanakan Pengabdian Masarakat selama 3 (Minggu) di Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatra Utara.

(7)

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan berkat dan karuniah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shlawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.Penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Efektivitas Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Kebun PT. Buana Estate” disusun untuk memenuhi sebagian tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST) di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan.

Penulis menyadarin bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan berjalan lancar. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasi kepada :

1. Secara istimewa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua tercinta Ayah handa R. Tunjang dan Ibu Ariani yang telah memberikan dorongan dan motivasi, baik secara materil maupun moril serta do’a yang selalu menyertai penulis.

2. Bapak Wagino S.P.,M.P Selaku Ketua STIPAP yang telah memberikan kesempatan untuk menimbah ilmu di Kampus STIPAP Medan.

3. Bapak Guntoro S.P., M.P selaku Ketua Program Studi yang telah memberikan ilmu, arahan dan bimbingan selama menjalankan perkulian di STIPAP.

(8)

5

4. Bapak Aulia Juanda Djs, S.Si.,M.Siselaku pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar STIPAP yang telah membantu selama penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Kepada seluruh pihak Kebun PT Buana Estate saya ucapkan terima kasih banyak atas bantuannya selama penelitian.

7. Teman-teman BDP C yang telah berbagi kecerian bersama, yang tidak akan saya lupakan, semoga kesuksesan menyertai kita semua.

8. Teman-teman angkatan 2011 jurusan BDP Kampus STIPAP Medan. 9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas akhir ini, penulis menyampaikan terima kasih.

Penulis menyadarin bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2015

(9)

5 DAFTAR ISI RINGKASAN ... i RIWAYAT HIDUP ... ii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Kegunaan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Panen ... 5

B. Peramalan Produksi ... 6

C. Kriteria Matang Panen ... 6

D. Kerapatan Panen ... 7

E. Rotasi Panen ... 9

F. Penentuan Tenaga Panen ... 10

G. Alat Panen ... 11

H. Pelaksanaan Panen ... 12

I. Pengakutan Tandan Buah Segar (TBS) ... 13

1. Perencanaan pengakutan TBS ... 13 2. Kecepatan pengakutan TBS ... 14 3. Perencanaan kendaraan ... 15 J. Faktor-faktor Trasportasi TBS... 16 1. Organisasi panen ………. .... 16 2. Bentuk/pola jalan ... 17

3. Jenis dan tipe alat trasportasi ... 18

4. Kondisi/perawatan alat trasportasi ... 18

5. Organisasi pengoperasian alat transport ... 19

K. Hal-hal Dalam Pengakutan TBS ... 20

III. METODOLOGI ... 22

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian ... 22

C. Pengamatan ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

(10)

5

1. Lokasi Kebun ... 23

2. Luas Kebun ... 23

3. Topografi ... 24

4. Curah Hujan Dan Hari Hujan ... 24

B. Produksi ... 26

1. Tenaga Pemanen ... 26

2. Perkiraan Hari Panen ... 27

C. Trasportasi ... 28

1. Kebutuhan Trip Kendaraan ... 28

2. Alat Transportasi ... 28

3. Jarak Kebun Ke Pabrik Kelapa Sawit ... 29

4. Prasana Pendukung ... 29

D. Produksi dan Pengakutan Afdeling III Pada Tahun 2013 ... 30

E. Produksi dan pengakutan Afeding III Pada Tahun 2014 ... 31

F. Produksi dan pengakutan Afdeling III pada tahun 2015 ... 33

G. Hambatan Atau Kendala ... 34

H. KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

(11)

5 DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tingkat Kematangan TBS ... 7

2. Presentasi norma setiap kendaraan ... 16

3. Luas areal kebun ... 23

4. Informasi afdeling ………. 24

5. Data curah hujan ... 25

6. Basis borong ... 27

7. Produksi tahun 2013 ... 30

8. Produksi tahun 2014 ... 31

(12)

5

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Grafik curah hujan ... 25

2. Garafik hari hujan ... 26

3. Jenis kendaraan ... 29

4. Grafik produksi tahun 2013 ... 31

5. Grafik produksi tahun 2014 ... 32

(13)

5

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting. Dewasa ini, kelapa sawit tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar, dan sebagai tanaman budi daya yang tersebar di berbagai Negara beriklim tropis bahkan mendekati subtropics di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika.

Tanaman kelapa sawit dimasukkan pertama kali ke Indonesia oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius sebanyak dua batang dan dari Amsterdam juga dua batang. Bibit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor untuk dijadikan tanaman Koleksi pada tahun 1848. Satu dari keempat tanaman tersebut saat ini masih hidup di Kebun Raya Bogor yang tinggi pokoknya telah mencapai lebih dari 20 m. Tanaman Kelapa sawit di kebun Raya Bogor ini dianggap sebagai nenek moyang tanaman Kelapa sawit di Asia Tenggara. (Djoehana Setyamidjaya 2006).

Pembangunan kelapa sawit yang baik dilakukan oleh perkebunan besar maupun oleh masyarakat telah berkembang dengan sangat pesat. Pada awal tahun 1968. Areal kelapa sawit yang semula hanya terbatas di tiga wilayah (Sumatera Utara, Aceh dan Lampung) saat ini berkembang di 22 daerah Propinsi. Luas areal tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan prduksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6,6 juta ha dengan prduksi sekitar 17,3 juta ton CPO. Namun perkembangan tersebut belum diimbangkan dengan sistem pendapatan yang

(14)

5

objektif dan sistematis sehingga informasi yang tersedian berbeda antara instansi pemerintahan dan asosiasi perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Tujuan dari penanaman kelapa sawit yaitu menghasilkan prduksi yang optimal. Untuk mendapatkan prduksi yang optimal, karakteristik dan factor-faktor dapat mempengaruhi prduksi harus dipahami dan diusahakan berada ditingkat yang optimal. Dalam hal ini akan dibahas masalah pengakutan buah kelapa sawit dengan sistem pengakutan yang baik dapat membuat target produksi tercapai karena tidak adanya buah restan.

Dalam pengolahan kelapa sawit, factor transportasi mendapatkan perhatian khusus. Keterlambatan pengakutan Tanda Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah dan mutu prduksi akhir. Pengakutan buah kelapa sawit dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin agar buah yang dipanen hari ini dapat diolah lansung sehingga asam lemak bebas tidak tinggi. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah mampu mengolah semua pekerjaan dengan baik dan kebun tersebut sudah mapan, makan presentase penyediaan angkutan buah 75%-85% .

Sistem jaringan jalan di perkebunan juga merupakan salah satu factor penting untuk kelancaran pengakutan TBS ke pabrik. Banyak pekerjaan di suatu areal atau blok tidak dapat dilaksanakan dengan lancar karena prasarana jalan atau jembatan tidak memadai sehingga kegiatan operasional jadi terlambat.

Melihat pentingnya transportasi di perkebunan kelapa sawit maka perawatan dan cara perbaikan kendaraan atau alat berat yang merupakan sarana

(15)

5

yang harus diperhatikan sehingga kendaraan tersebut dapat berfungsi dengan baik pada saat dibutuhkan.

Pelaksanaan panen dan pengakutannya ke PKS menyakut sejumlah aspek yang kesemuanya berpengaruh nyata baik terhadap kuantitas maupun kualitas minyak yang akan diperoleh. Setiap aspek bersifat kompleks, lebih-lebih bila dipertimbangkan keterkaitan di antara aspek-aspek tersebut. (Fadillah F, 2013).

Tandan Buah Segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diangkut ke Pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka Kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal delapan jam TBS setelah dipanen harus segera diolah. (Hartono, 2010).

B. Perumusan Masalah

Buah restan merupakan hal yang perlu dihindarin di lapangan dikarenakan berdasarkan sifat buah kelapa sawit bahwa buah restan cenderung memiliki Asam Lemak Bebas (ALB) yang tinggi, iklim yang berhubungan dengan kondisi jalan prduksi. Dari hal diatas penulis ingin melakukan pengamatan tentang manajemen pengakutan untuk mengatasi buah restan.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui efektifitas pengakutan tandan buah segar agar dapat meminimalisirkan buah restan di lapangan.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjang efektifitas dan efisiensi kinerja transportasi tandan buah segar kelapa sawit dari kebun ke PKS sehingga

(16)

5

organisasi pengangkutan berjalan dengan baik dan dapat meminimalisir buah restan di lapangan.

(17)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Panen

Panen adalah kegiatan yang dimaksutkan untuk mengambil hasil kebun atau produksi kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS). ukuran TBS harus sudah optimal yang berisi 800-1.500 butir buah kelapa sawit. Untuk memanen TBS, diperlukan kehatian-hatian, tenaga, dan ketrampilan yang memadai. Lebih disukai lagi bila tenaga pemanennya telah cukup berpengalaman. Bagi tenaga pemanen pemula, perlu dilatih cara-cara memanen TBS. (Sukamto, 2008).

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengakutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarangan. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria penen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen.

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budi daya kelapa sawit. Kegiatan ini memrlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. (Fauzi, dkk, 2008).

(18)

5 B. Peramalan Produksi

Peramalan produksi sangan penting dan ketetapannya akan meningkatkan efisiensi di bidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. Peramalan produksi yang lebih akuran lagi dilihat dengan melakukan peramalan produksi harian. Sensus harian ini dilakukan sehari sebelum pelaksanaan panen biasanya yang melakukan sensus adalah mandor panen.

Rumus peramalan produksi harian yaitu :

Produksi harian = Jumlah pokok areal yang dipanen x Berat tandan

Angka kerapatan panen

Hasil yang sudah didapat melaluli sensus sebelum pelaksanaan panen, akan didapat data jumlah produksi dan angka kerapatan panen (AKP) yang akan menentukan jumlah angkutan dan tenaga pemanen yang dibutuhkan pada keesokan harinya. (Zulkarnain, 2009).

C. Kriteria Matang Panen

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA) minimal. Pada saat ini, criteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Namun, secara praktis digunakan Kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua brondolan. ( Fauzi, dkk, 2008)

(19)

5

Tabel I. Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit (LPP, 2010).

Fraksi % Jumlah Brondolan Derajat Kematangan

00 Tidak ada, buah masih hitam Sangat mentah

0 Membrondol 1-12,5% Mentah

1 Membrondol 12,5-25% Kurang matang

2 Membrondol 25-50% Matang I

3 Membrondol 50-75% Matang II

4 Membrondol 75-100% Lewat matang I

5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang II

6 Semua buah membrondol Tandan kosong

Sumber : LPP (2010)

 Tingkat kematangan yang baik adalah pada fraksi 2 dan 3

(brondol 1 dan 2 per kg berat tandan).

 Brondolan maksimum 12,5%

 Komposisi panen yang dikategorikan baik adalag :

Fraksi 2 + 3 + 4 = 80%

Fraksi 1 = 15%

Fraksi = 5%

D. Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem group. Tujuannya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5 pohon

(20)

5

akan ditenukan minimal 1 tandan yang matang panen. Agar lebih akurat di dalam menentukan kerapatan panen, dapat ditentukan selama 1 hari sebelum panen buah. Perhitungan dilakukan khusunya pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen.

Untuk menghitung kerapatan panen dalam satu areal, dapat mengambil beberapa pohon yang akan digunakan sebagai contoh secara sistematis, misalnya di dalam 1 blok atau group diambil sebanyak 10 barisan tanaman sebagai barisan pohon contoh, kemudian di dalam setiap barisan tersebut ditentukan pula sebanyak 10 batang pohon untuk contoh perhitungan. Dengan demikian, di dalam 1 blok atau group akan digunakan sebanyak 100 batang pohon contoh. Selanjutnya, pada setiap pohon tersebut dilakukan perhitungan dan pencatatan jumlah tandan yang matang panen. Jika ternyata di dalam 1 blok atau group tersebut ditemukan sebanyak 25 tandan yang matang panen maka kerapatan panennya adalah 100 : 25 = 4 atau 1 : 4. Hal ini berarti rata-rata setiap 3 pohon akan dapat dijumpai 1 tandan yang matang panen.

Dengan demikian kerapatan tersebut dapat dikatakan mewakili seluruh areal yang akan dipanen. Pekerja ini sebaiknya dilakukan lansung oleh mandor yang bersangkutan sehingga hasilnya akan lebih akurat. Meskipun pekerjaan ini sedikit lebih rumit, tetapi pemakaian tenaga kerja pada saat pemanenan akan lebih efektif dan efisien. (Yan Fauzi, dkk, 2008).

Bisa juga dilakukan perhitungan angka kerapatan panen (AKP) sehari sebelum panen. Rumus yang digunakan untuk menghitung AKP yaitu :

(21)

5

AKP = Jumlah tandan Masak X 100% Jumlah Tanaman Contoh

Angka kerapatan panen (AKP) ini bergunan untuk menentukan jumlah tenaga pemanen dan produksi dari suatu mandor. Berdasarkan perkiraan produksi tersebut dapat diperkirakan jumlah angkutan yang dibutuhkan, waktu yang diperlukan untuk pengolahan dan pengorganisasiannya.

E. Rotasi Panen

Rotasi panen adalah putaran panen antara panen terakhir dengan panen selanjutnya di tempat yang sama. Jumlah rotasi panen per tahun normal yang dikendaki adalah berkisar 36-48 rotasi/tahun dengan interval panen normal 7-9 hari. Faktor yang mempengaruhi rotasi panen antara lain cuaca, hari libur nasional, dan tenaga kerja yang banyak tidak masuk. Berdasarkan ketentuan rotasi panen tersebut seluruh areal tanaman menghasilkan dibagi menjadi enam seksi panen.

Waktu panen yang terlambat akan menyebabkan buah cenderung over ripe bahkan bisa menjadi empty bunch. Keadaan tersebut bisa meningkatkan jumlah brondolan sehingga akan memperlambat penyelesaian hancak dan bisa meningkatkan kadar FFA. Interval panen terlalu cepat (< 7 hari) maka akan mengakibatkan pemanen cenderung mendapatkan buah under ripe bahkan buah mentah (unripe). Hal tersebut juga akan memperkecil persentase kerapatan buah sehingga akan mengurangi jumlah tonase buah yang diperoleh dan dapat mempengaruhi mutu buah yang didapatkan. (Sunarko, 2007).

(22)

5

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.

1. Sistem giring

Pada istem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanenan pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik.

2. Sistem tetap

Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada istem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal.

F. Penentuan Tenaga Panen

1) Organisasi panen dibentuk dengan tujuan agar pelaksanaan panen bias berjalan dengan efektif dan efisien yang terdiri dari mandor panen, Krani panen dan pemanen.

2) Mandor panen membawa 15-20 pemanen 3) Penentuan kebutuhan pemanen adalah

(23)

5

Jumlah pemanen yang dibutuhkan = (Luas areal : Rotasi) Luas per ancak / HK Contoh :

Luas areal = 1000 ha

Rotasi yang ditentukan = 6/7

Jumlah pemanen yang dibutuhkan = (1000 : 6) = 167 Ha = 56 pemanen

3 3

Catatan

luas areal panen diatas adalah luas rata-rata dan dapat berubah disesuaikan dengan kerapatan panen dan topografi.

G. Adapun Alat Panen :

1. Dodos 2. Egrek 3. Batu asah 4. Angkong 5. Gancu panen 6. Goni

7. Sepatu boot dan topi helm

H. Pelaksanaan Panen

1. Pengatruran jumlah tenaga pemanen setiap hari mempertimbangkan kerapatan buah, produksi pemanen, dan topografi untuk menjaga rotasi panen.

(24)

5

3. Pemanen harus memanen seluruh buah masak yang sesuai dengan kriteria matang panen di ancak yang ditentukan.

4. Pada pelaksanaan panen dengan menggunakan alat dodos, harus dihindari pemotongan pelepah dan diwajibkan menjaga 2 pelepah dibawah buah terakhir (songgo 2) untuk mempertahankan jumlah pelepah 56-64 per pohon.

5. Pada pelaksanaan panen menggunakan egrek, pelepah yang ada di bawah buah yang tidak dipanen tidak perlu dipotong untuk mempertahankan jumlah pelepah minimal 48 per pohon (songgo 1).

6. Pelepah dipotong menjadi dua bagian dan disusun di gawangan mati. 7. Buah yang dipanen tangkai tandanya dipotong dengan huruf V

menggunakan Tommasun, brondolan harus dikutip bersih dan selanjutnya dibawa ke TPH dan disusun berderet 5 tandan per baris.

8. Brondolan harus dimasukkan ke dalam karung tetapi karung brondolan tidak boleh terangkut ke dalam truk.

9. Pemanen diwajibkan memberi nomor pemanen di tandan sebagai tandan hasil kerja panen dalam satu hari. (lubis, 2008)

I. Pengakutan Tandan Buah Segar (TBS)

Tandan buah segar (TBS) yang baru dipanen harus segera diangkut ke pabrik untuk dapat segera diolah. Buah yang tidak dapat segera diolah akan mengalami kerusakan atau akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas (ALB) tinggi, sehingga sangat berpengaruh tidak baik terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.

(25)

5

Salah satu upaya untuk menghindarkan terbentuknya asam lemak bebas adalah pengakutan buah dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepatnya dan menggunakan alat angkut yang baik, seperti lori, traktor gandengan, atau truk. Sebaiknya dipilih alat angkut yang besar, cepat, dan tidak terlalu banyak membuat guncangan selama dalam perjalanan. Hal ini untuk menjaga agar perlukaan pada buah tidak terlalu banyak. (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Pengakutan TBS merupakan bagian dari rangkaian proses produksi minyak sawit yang dimulai dari Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) sampai ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Kelancaran transportasi TBS sangat penting karena :

 TBS yang sudah dipanen harus segera diolah, sehingga diperoleh mutu CPO

yang baik.

 Menghindari kehilangan TBS dan brondolan yang sudah dipanen

 Ketersediaan TBS untuk kontiniutas di PKS

1. Perencanaan Pengakut TBS

Perencananan bertujuan untuk mengatur tersedianya TBS yang akan diagkut sehingga jangka waktu antara panen dan pengolahan dapat sesingkat mungkin, dan seluruh TBS yang sudah dipanen dapat sampai di PKS pada hari yang sama.

Dalam merencanakaan pengakutan TBS perlu diperhatikan faktor sebagai berikut :

a. Produksi kebun (semua Divisi) b. Hasil TBS tiap Divisi atau blok c. Waktu tersedianya TBS di TPH

(26)

5

d. Jumlah kendaraan yang diperlukan

2. Kecepatan Pengangkutan TBS

Pengakutan TBS merupakan sistem kerja terpadu dan berkesinambungan mulai dari panen, pengumpulan di TPH, pengakutan dari TPH ke PKS sampai keperebusan. Apa bila salah satu mata rantai terganggu, akan menimbulkan hambatan pada proses kerja lainnya. Kelancaran pengakutan TBS harus memperhatikan faktor penghambat sebagai berikut :

a. Pengumpulan TBS di TPH

Pengumpulan TBS ke TPH dilakukan tepat waktu, serentak dan tersusun rapi. Untuk memudahkan pemuatannya, brondolan dikumpulkan, dimasukan ke dalam karung dan dituangkan kedalam kendaraan.

b. Ukuran dan Bobot TBS

Jumlah dan ukuran TBS yang dipanen berpengaruh terhadap waktu dan kecepatan proses panen dan pengakutannya. TBS dimuat ke atas truk menggunakan tenaga manusia, sehingga ukurannya berpengaruh terhadap kecepatan pemuatannya ke atas kendaraan.

c. Kondisi Areal

Areal berbukit, rawa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan panen sampai mengumpulkan TBS di TPH.

d. Iklim / Cuaca

Pengakutan TBS sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim/cuaca, karena pada musim hujan sering terjadi hujan dipagi hari sehingga pemanen tidak dapat

(27)

5

bekerja tepat waktu. Selain itu hujan berkepanjangan sebagai penyebab kerusakan jalan. (Vademicum PT Bakrie Pasaman Plantations, 2004).

3. Perencanaan Kendaraan

Menghitung kebutuhan kendaraan angkutan TBS sebagai berikut : a. Jumlah trip kendaraan = waktu kerja truk

Waktu angkut/truk

b. Jumlah TBS yang dapat diangkut/truk = Jumlah trip x Kapasitan TBS/truk

c. Kebutuhan Kendaraan = jumlah produk

Jumlah TBS yang dapat diangkut/truk

Penyusunan kebutuhan kendaraan angkutan TBS harus berdasarkan produksi bulan paling rendah.

Misalnya :

Produksi TBS kebun ditaksirkan + 72.000 kg, kapasitas kerja truk/hari = 10 jam, kapasitas angkutan rata-rata 5 ton TBS/trip, waktu muat 1 trip = 130 menit, maka kebutuhan kendaraan:

a. Jumlah trip kendaraan = 10 x 60 menit = 4 trip 130 menit

b. Jumlah TBS yang dapat diangkut/truk = 4 trip x 5 ton TBS/trip = 20 ton tiap truk

c. Kebutuhan kendaraan = 72.000 kg TBS = 4 truk 20.000 kg TBS/truk

(28)

5

Alat transportasi yang umum digunakan dalam perkebunan kelapa sawit tiga tipe, yaitu transport darat, transport railban dan transport air. Prestasi normal setiap kendaraan dapat dilihat pada table di bawah ini :

Table 2. Presentasi Normal Setiap Kendaraan. Radius ( Km) Truck Non Tipper (Ton) Truck Tipper (Ton) Tractor Ban (Ton) Loco (Ton) 0 – 10 10 12 6 30 11 – 15 8 10 4 20 16 – 30 6 8 3 14 (Sumber : Tambunan, 2011)

J. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran transportasi TBS 1. Organisasi Panen

a. Rotasi panen dijaga antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang maksimum 7-9%. Hal ini perlu agar jangan terlampau banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat brondolan dari TPH ke kendaraan. b. Buah harus diletakkan oleh karyawan potong buah di TPH yang telah

ditentukan (bernomor). Interval TPH ialah : tiap 3 (tiga) jalan pikul ada 1 (satu) TPH.

c. Panen dalam setiap hari agar diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar-pencar dari satu mandoran dengan mandoran yang lain. Dan juga arah majunya dari satu ancak ke ancak yang lain diusahakan menurut atau melawan arah putaran jarum jam. Kedua aspek ini perlu dalam rangka efisiensi.

(29)

5

d. Harus dihindari adanya potongan-potongan ancak panen di suatu mandoran, artinya diusahakan agar 1 (satu) ancak selesai dipotong dalam 1 (satu) hari. e. Sesudah selesai dipotong satu jalan pikul, karyawan panen harus langsung

mengeluarkannya ke TPH. Hal ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 08.30 setiap hari. Oleh karena itu, kerani buah harus secepatnya memeriksa dan menerima buah.

f. Realisasi tonase buah yang dipanen setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya. Hal ini diperlukan untuk penentuan jumlah kendaraan yang akan disediakan.

g. Panen hari Minggu sebaiknya dihindari untuk memberi kesempatan waktu untuk reparasi alat-alat transport dan kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.

2. Bentuk/pola jalan di dalam kebun

a. Sedapat mungkin harus diusahakan lurus dan jarak antara pasar buah maksimum ± 300 m (33 pokok).

b. Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan dan sebaiknya tidak ada. c. Di areal berbukit diusahakan jalan dibangun di kaki bukit bukan diatas

bukit.

3. Jenis dan tipe alat transport

Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan dipakai di suatu

perkebunan didasari oleh faktor jarak afdeling/blok dengan pabrik.

(30)

5

Perawatan alat-alat transport di banyak perusahaan perkebunan masih

termasuk titik lemah. Banyak faktor penyebabnya, tetapi salah satu penyebab utama ialah kurangnya pengetahuan teknik dari para staf terutama asisten lapangan.

Aspek-aspek yang kurang mendapat perhatian ialah :

a. Lemahnya pengetahuan tehnis karyawan di bengkel

b. Kurang disiplin jadwal doorsmer

c. Muatan kendaraan (tonase) yang berlebihan

d. Pengetahuan tehnis para supir yang minim

e. Kondisi pasar yang tidak memadai

f. Transport FFB yang sampai larut malam

g. Sistim premi transport yang kurang menarik

h. Dan lain-lain

5. Organisasi pengoperasian alat-alat transport

Perlunya dihayati bahwa penyediaan kendaraan (truk dan wheel tractor) oleh perusahaan di perkebunan kelapa sawit adalah terutama untuk transport buah (FFB) dan kemudian untuk angkutan lain-lain.

Apabila semua pekerjaan dikelola dengan baik dan kebun sudah mapan maka persentase pemakaian kendaraan adalah sebagai berikut :

Angkutan lain (pupuk, karyawan, bibit dan lain-lain) = 20 – 25 % Angkutan buah (FFB) = 75 – 80 %

Oleh karena itu penentuan jumlah kendaraan per afdeling terutama ditentukan jumlah produksi per hari.

(31)

5

Efisiensi pengoperasian alat-alat transport akan didapat maksimal apabila: a. Setiap hari Kepala Afdeling merencanakan tonase produksi dan angkutan

lain-lain untuk besok setiap sore hari. Awas realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh menyimpang dari taksasi, maksimal 2 (dua) %. Hal ini penting dalam rangka penentuan jumlah kendaraan oleh mandor transport atau Kepala Transport.

b. Angkutan pupuk dan angkutan lain-lain sudah harus selesai paling lambat jam 08.30 sehingga diatas jam 08.30 kendaraan dikonsentrasikan untuk angkat buah.

c. Supir dan kenek harus bawa bekal (bontot). Tidak dibenarkan pulang untuk makan dan minum.

d. Jadwal “doorsmer” haus benar-benar dilaksanakan. Untuk hal ini harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani “doorsmer” atau direparasi tersebut. Sebelumnya supir harus mencatat, melaporkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

e. Jangan dibiarkan mentolerir adanya buah restan (tinggal) di lapangan (TPH). f. Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal mungkin. Oleh karena itu apabila TBS dari satu afdeling sudah habis diangkut maka kendaraan harus pindah ke afdeling lain yang terkendala transportasinya.

g. Jangan ada pergerakan kendaraan yang tidak efisien.

h. Pengisian BBM setiap hari harus sudah selesai jam 06.00 atau sore hari pada hari sebelumnya.

(32)

5

K. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan buah

1) Kapasitas angkut dari truk harus dibatasi yaitu maksimal 5-6 ton/trip (untuk sejenis kendaraan seperti Mitsubishi PS 100 atau PS 120). Demikian juga jadwal tiba kendaraan truk ke lokasi panen dan tiba di pabrik harus diatur sedemikian rupa agar operasional kendaraan optimal dan proses pengolahan di pabrik berjalan lancar.

2) Kendaraan truk harus sudah mulai mengangkut pukul 7.00 pagi dan tandan pertama diharapkan dapat sampai di pabrik pada pukul 9.00 sedangkan tandan terakhir selambat-lambatnya pukul 22.00. Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat bongkar dan 1 orang kerani muat. 3) Tandan diusahakan tidak terbanting dan karung brondolan diletakan

disebelah atas. Tandan busuk dan tandan kosong jangan ikut terangkut ke pabrik serta semua brondolan dipastikan dimuat ke dalam kendaraan.

4) Di pabrik, karung kosong bekas brondolan dikumpulkan dan dikembalikan ke afdeling yang bersangkutan.

5) TBS yang tercecer (jatuh) di jalan harus dipungut kembali. Apabila diperlukan, TBS di dalam truk memakai jaring (terutama pada saat perjalanan cukup jauh dan melawati jalan negara atau kondisi jalan rusak berat). (Anonim, 2012).

(33)

5

III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Kebun Cinta Raja yang berlokasi di Langkat, Sumatera Utara. Waktu Pelaksanaan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2015.

B. Metode Penelitian

Penelitian Tugas Akhir ini menggunakan metode analisa deskriftif yaitu dengan cara pengumpulan data-data sekunder di lokasi penelitian.

C. Pengamatan

Pengamatan terhadap manajemen pengangkutan meliputi : 1. Informasi Umum Kebun

2. Perkiraan Panen Harian

Data perhitungan perkiraan panen harian di dasarkan pada

perkiraan produksi bulanan dalam afdeling dibagikan dengan jumlah harian panen.

3. Jenis Kendaraan 4. Kebutuhan Kendaraan

5. Produksi Harian dan Buah Restan

produksi harian dilihat berdasarkan laporan produksi harian yang

dibuat oleh kerani produksi afdeling. 6. Hambatan atau Kendala

(34)

5

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Informasi Umum Perusahaan 1. Lokasi Areal

Kebun Cinta Raja terletak di Jl. Secanggang KM. 10, Desa Cinta Raja, Sumatera Utara. Kebun Cinta Raja merupakan salah satu kebun Swasta yang ada dikabupaten Langkat.

Wilayah Kebun Cinta Raja berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Karang Gading

Sebelah Selatan : Sei Wampu

Sebelah Timur : Desa Suka Mulia

Sebelah Barat : Hinai Kiri

2. Luas Kebun

Kebun Cinta Raja memiliki luas 1.487.97 Ha, yang terdiri dari 3 afdeling. Dimana seluruh luas kebun dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit. Dari keseluruhan luas kebun Cinta Raja didalamnya hanya terdapat areal TM. Luas masing-masing afdeling dan jenis tahun tanam dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3. Luas Areal Afdeling Per Tahun Tanam Di Kebun Cinta Raja

Tahun Tanam Afd I Afd II Afd III

1991 125,75 - - 1992 - 10,20 - 1993 10,24 - - 1994 - 8,524 5,87 1995 4,83 - - 1996 - - 5,31 1998 - 42,20 76,16 1999 - 17,12 - 2000 - 40,0 - 2001 43,6 83,13 36,79 2002 43,31 25,90 134,83 2003 66,22 - 25,81 2005 160,08 87,44 133,21 2006 43,26 144,04 73,43 Jumlah 497,29 499,27 491,41

(35)

5

Dari table 3 diatas dapat dilihat bahwa afdeling II adalah afdeling terluas dengan luas areal 499,27 Ha dan terdiri dari 9 jenis tahun tanam yaitu tahun tanam 1992,1994,1998,1999,2000,2001,2002,2005,2006. Sedangkan afdeling III adalah afdeling dengan luasan terkecil dengan luas areal 491,41 Ha dan terdiri dari 8 jenis tahun tanam yaitu tahun tanam 1994,1996,1998,2001,2002,2003,2005,2006. Tabel 4. Informasi Afdeling III Kebun Cinta Raja

Tahun Tanam Blok Luas (Ha) Jumlah

pohon SPH 1994 29 587 764 130 1996 28 531 691 130 1998 30 7.616 9.902 124 2001 30,32,33 3.679 4.904 130 2002 26,27,28,30,32 13.483 17.533 130 2003 26 2.581 3.356 130 2005 23,24,25,29 13.321 14.621 109 2006 20,21,28 7.343 9.737 132 3. Topografi

Dari pengamatan di lapangan kondisi areal kebun Cinta Raja areal panen dan jalan produksi termasuk lahan S2 dengan topografi datar. Keadaan topografi yang datar dapat membantu proses pengakutan buah dari kebun ke PKS apa bila kondisi curah hujan yang rendah.

4. Curah Hujan dan Hari Hujan

Dari curah hujan dan hari kebun Cinta Raja empat tahun terahir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(36)

5

Tabel 5. Data Curah Hujan 4 Tahun Terakhir Kebun Cinta Raja

Bulan 2010 2011 2012 2013 Rata-rata HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH Januari 5 96.0 5 57.0 4 99.0 4 147 5 100 Februari 1 7.5 1 45.0 6 118.5 4 91.5 3 66 Maret 2 42.5 9 240.5 5 119.5 1 22.5 4 106 April 1 11.0 5 149.5 6 140.0 3 139.5 4 110 Mei 3 32.5 3 70.0 7 216.0 5 107.0 5 106 Juni 8 240.5 5 158.0 1 15.0 7 196.0 5 152 Juli 5 184.5 2 42.5 1 7.0 6 147.5 4 95 Agustus 6 119.0 4 58.0 6 114.5 6 139.5 6 108 September 7 128.0 7 188.5 10 349.5 6 136.0 8 201 Oktober 6 188.0 9 239.0 5 172.0 10 323.0 8 231 Nopember 9 249.0 8 119.5 9 207.0 2 57.5 7 158 Desember 5 212.0 7 243.5 7 157.5 6 183.5 6 199 Jumlah 58 1,510.5 65 1,611.0 67 1,715.5 60 1,691 63 1,632

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa curah hujan yang terdapat di Kebun Cinta Raja tahun 2010 sampai dengan 2013 berkisar 1.632 mm / tahun. Sementara itu hari hujan yang terjadi mulai tahun 2010 sampai 2013 adalah 63 hari.

Berikut ini akan disajikan pada grafik curah hujan selama tahun 2010 sampai dengan 2013 di bawah ini.

Gambar I. Grafik Rata-rata Curah Hujan Kebun Cinta Raja

66 231 0 50 100 150 200 250 Cu rah h u jan (m m ) curah hujan

(37)

5

Dari Gambar grafik curah hujan di atas pada tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat bahwa curah hujan yang tertinggi terdapat pada bulan Oktober dengan jumlah rata-rata curah hujan 231 mm. Sementara curah hujan terendah terdapat pada tahun 2010 Dengan jumlah curah hujan 66 mm.

Berikut ini akan disajikan juga grafik hari hujan selama tahun 2010 sampai dengan 2013 di bawah ini.

Gambar 2. Grafik Rata-rata hari hujan kebun Cinta Raja

Dari grafik hari hujan diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata hari hujan tertinggi pada bulan September dan Oktober yaitu 8 hari. Sementara itu jumlah rata-rata hari hujan terendah terdapat pada bulan Februari dengan jumlah 3 hari hujan.

B. Produksi 1. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga pemanen di afdeling III Kebun Cinta Raja sebanyak 32 orang dibagi dengan 2 mandor panen. Dengan basis tugas menurut tahun tanam kelapa sawit. Standar basis tugas pemanen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3 8 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 H ar i h u jan (h h ) hari hujan

(38)

5

Tabel 6. Basis Borong

Tahun Tanam Basis ( Kg )

2002 703

2003 740

2005 680

2006 781

Sumber : PT. Buana Estate

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa basis tugas pemanen tertinggi pada tahun tanam 2006 yaitu sebanyak 781 kg, hal ini disebabkan areal tahun tanam 2006 terletak di daerah yang sangat mudah dilakukan untuk pemanenan. Sementara pada tahun tanam 2005 basis tugas pemanen yang sangat rendah sebanyak 680 kg.

2. Perkiraan Panen Harian

Perhitungan perkiraan panen pada tiap hari panen didasarkan pada perkiraan produksi bulanan dalam afdeling III, kemudian dibagi dengan jumlah hari panen. Pada semester I tahun 2015 rotasi panen pada afdeling III yaitu 5/7 dan jumlah hari panen pada bulan juli adalah 25 hari. Maka perkiraan panen harian dapat di hitung sebagai berikut :

Perkiraan panen harian = perkiraan produksi bulanan Jumlah harian panen ( juni ) = 4.501.556 kg

25 hari

(39)

5 C. Trasportasi

1. Kebutuhan Trip Kendaraan

Menghitung kebutuhan pengakutan dari gudang buah ke PKS dengan

menggunakan dump truck dengan kapasitas 10 ton ( 10.000 Kg) dapat dihitung berdasarkan perkiraan produksi harian dibagikan dengan kapasitas truk. Perhitungannya sebagai berikut.

Trip per hari = produksi harian

Kapasitas truk

Trip per hari = 180.062 Kg

10.000 Kg

= 18.0 = 18 trip/hari

2. Alat Transportasi

Alat transportasi yang digunakan sebagai pengakut TBS di afdeling III kebun Cinta Raja memiliki tiga jenis alat transportasi yakni jenis Truck biasa dengan kapasitas 5-6 ton dan Damp Truk dengan kapasitas 7-10 ton, Tractor dengan kapasita 5 ton.

 Truk dan Tractor, merupakan alat transportasi buah yang digunakan untuk

Mengumpulkan buah dari lapangan menuju ketempat gudang buah.

 Damp Truk, digunakan untuk alat transportasi buah dari gudang buah

(40)

5

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar jenis kendaraan dibawah ini :

Gambar 3: Jenis kendaraan yang terdapat di Kebun Cinta Raja

3. Jarak Kebun Ke Pabrik Kelapa Sawit

Selama pengamatan ini dilakukan, afdeling III menjual TBSnya ke PKS PT. Sisirow Aceh Tamiang yang berjarak tempuh 89 km atau 3 jam perjalanan. perhitungan tersebut diperoleh dengan menggunakan spedometer digital, yang di ukur mulai dari kantor afdeling III Kebun Cinta Raja sampai ke PKS.

4. Prasaranan Pendukung

Selain kendaraan sebagai alat angkut TBS, ada juga beberapa sarana pendukung yang harus selalu terjaga seperti :

a. Kondisi jalan harus jalan yang baik dapat mendukung agar kendaraan yang akan melangsir TBS dapat masuk ke blok yang akan di panen dengan mudah. b. TPH dan titi panen yang selalu dirawat agar pemanen dapat lebih cepat dan

lebih mudah mengeluarkan TBS ke TPH.

c. Tenaga muat yang cukup sesuai jumlah kendaraan yang akan beroperasi. d. Alat-alat untuk memuat seperti tojok,sisir brondolan,goni dan alat pelindung

(41)

5

D. Produksi dan Pengakutan Afdeling III Pada Semester I

Tabel 7. Rekapitulasi Data Produksi dan Pengakutan TBS Bulan Januari sampai dengan Juni Tahun 2013.

Bulan Produksi Jumlah BJR/Kg Jumlah

(Kg) (tandan) Trip Januari 1,286,878 59.909 17,1 128 Februari 1,122,369 50.506 22,2 112 Maret 956,376 43.036 14,3 95 April 1,148,854 51.698 14,7 114 Mei 1,173,536 52.809 16,8 117 Juni 1,162,593 52.316 15,7 116 Jumlah 6,850,606 310.274 100,8 682 Rata-rata 1.141.767 51.712 16,8 113 Rata-rata (kg) 114,176,700 Rata-rata (ton) 114

Dar tabel diatas data rekapitulasi produksi dan pengakutan TBS selama bulan Januari sampai dengan Juni 2013, jumlah produksi yang diperoleh dalam jumlah tandan sebanyak 1.141.767 tandan. Produksi terendah terdapat pada bulan Maret sebanyak 956.376 tandan dan produksi yang tertinggi terdapat pada bulan januari sebanyak 1.286.878 tandan. Secara rata-rata tandan produksi pada tiap bulannya yaitu sebanyak 1.141.767 tandan.

(42)

5

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik produksi dibawah ini :

Gambar 4 : Grafik produksi tahun 2013

Dari hasil produksi tersebut jumlah trip yang dilakukan bervariasi dengan trip yang terendah terdapat pada bulan Maret sebanyak 95 trip sedangkan yang tertinggi terdapat pada bulan Januari sebanyak 128 trip. Secara rata-rata diperoleh sebanyak 113trip pada tiap bulannya.

E. Produksi dan Produksi Afdeling III Pada Semester I

Tabel 8. Rakapitulasi Data Produksi dan Pengakutan TBS Bulan Januari sampai juni 2014.

Bulan Produksi Jumlah BJR/kg Jumlah

(Kg) Tandan Trip Januari 1,331,616 14.017 17,6 133 Februari 980,434 10.542 22,7 98 Maret 1,235,289 15.250 15,7 123 April 1.075,528 98.672 15,8 107 Mei 1,060,785 77.998 17,5 106 Juni 1,155,712 72.686 16,7 115 Jumlah 6,839,364 289.165 106 722 Rata-rata 1,139,894 48,194 17,6 120 Rata-rata (kg) 113,989,400 Rata-rata (ton) 113 1,286,878 1,122,369 956,376 1,148,854 1,173,536 1,162,593 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000

Januari Februari Maret April Mei Juni

(43)

5

Dari tabel diatas data rekapitulasi produksi dan pengakutan TBS selama bulan Januari sampai dengan Juni 2014, jumlah produksi yang diperoleh dalam jumlah tandan sebanyak 6.839.364 tandan. Produksi terendah terdapat pada bulan februari sebanyak 980.434 tandan dan produksi yang tertinggi terdapat pada bulan

Januari sebanyak 1.331.616 tandan. Secara rata-rata tandan produksi pada tiap

bulannya yaitu sebanyak 1.139.894 tandan.

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 5 : Grafik produksi tahun 2014

Dari hasil produksi tersebut jumlah trip yang dilakukan bervariasi dengan

trip yang terendah terdapat pada bulan Febuari sebanyak 98 trip sedangkan yang

tertinggi terdapat pada bulan Januari sebanyak 133 trip. Secara rata-rata diperoleh sebanyak 120 trip pada tiap bulannya.

1,331,616 980,434 1,235,289 1,075,528 1,060,785 1,155,712 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000

Januari Februari Maret April Mei Juni

(44)

5

F. Produksi dan Pengakutan Afdeling III Pada Semester I

Tabel 9. Rekapitulasi Data Produksi dan Pengakutan TBS Bulan Januari sampai dengan Juni 2015.

Bulan Produksi Jumlah BJR/Kg Jumlah

(tandan) Kg Tandan Trip

Januari 954,564 52.305 18,2 95 Pebruari 930,472 39.847 23,3 93 Maret 814,989 50.894 16,0 81 April 1,090,412 65.772 16,5 109 Mai 1,364,889 76.471 18,8 136 Juni 1,561,205 88.469 17,6 156 Jumlah 6,716,531 373.758 110 670 Rata-rata 1,119,421 62.293 18.4 111 Rata-rata (kg) 111,942,10 Rata-rata (ton) 111

Dari tabel diatas data rekapitulasi produksi dan pengakutan TBS selama bulan Januari sampai dengan Juni 2015, jumlah produksi yang diperoleh dalam jumlah tandan sebanyak 6.715.531 tandan. Produksi terendah terdapat pada bulan Maret sebanyak 814.989 tandan dan produksi yang tertinggi terdapat pada bulan

Juni sebanyak 1.561.205 tandan. Secara rata-rata tandan produksi pada tiap

(45)

5

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik produksi dibawah ini :

Gambar 6 : Grafik produksi tahun 2015

Dari hasil produksi tersebut jumlah trip yang dilakukan bervariasi dengan

trip yang terendah terdapat pada bulan Maret sebanyak 81 trip sedangkan yang

tertinggi terdapat pada bulan Juni sebanyak 156 trip. Secara rata-rata diperoleh sebanyak 111 trip pada tiap bulannya.

G. Hambatan atau Kendala di lapangan

Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pengakutan TBS dilapangan yaitu :

1. Kondisi kendaraan (truk) yang kurang sehat, sehingga kendaraan tidak dapat memaksimalkan muatan untuk mengakut TBS ke PKS kondisi jalan yang bergelombang.

2. Tenaga muat yang terbatas, tidak sebanding dengan kendaraan yang tersedia.

3. Waktu muat yang cukup lama, rata-rata mulai muat pukul 10.30 WIB.

954,564 930,472 814,989 1,090,412 1,364,889 1,561,205 -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 Produksi (Kg)

(46)

5

4. Buah yang tersedia di TPH juga cukup lama sehingga menyebabkan waktu muat menjadi lebih siang.

5. Waktu mengantri di PKS yang cukup lama sehingga waktu yang dibutuhkan untuk tiap tripnya menjadi lebih lama.

6. Apabila dating hujan terkadang kondisi jalan juga menjadi kendala dalam pengakutan TBS.

(47)

5

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Jumlah produksi TBS pada tahun 2013 sebanyak 6.850.606 Kg TBS, dan jumlah produksi TBS pada tahun 2014 sebanyak 6.839.364 kg TBS, dan jumlah produksi TBS pada tahun 2015 sebanyak 6.716.531 kg.

2. Jumlah trip rata-rata pengangkutan tahun 2013 sebanyak 113 trip, dan jumlah rata-rata pengangkutan tahun 2014 sebanyak 120 trip, dan jumlah rata-rata pengangkutan tahun 2015 sebanyak 111 trip.

B. SARAN

Buah restan merupakan hal yang harus dihindarin dalam proses produksi kelapa sawit, oleh karena itu kapasitas pada tiap trip sebaiknya dimaksimalkan dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjandinya buah restan dapat dikelola dan diminimalisasikan dengan manajemen trasnportasi yang baik.

(48)

5

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Pedoman Dasar Intruksi kerja. PT. Bakrie Pasaman Plantation. Anonim. 2012. Pengangkutan Tandan Buah Segar TBS. http://puputwawan.

wordpress.com/2011. Diunduh 14 Nopember 2014.

Fadilah, F. 2013. Efektifitas Pengakutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Sei Rokan PT. Perkebunan Nusantara V. Tugas Akhir Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu P A P. Medan.

Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hartono H. 2012. Sukses Besar Budidaya Kelapa Sawit. Citra Media Publishing. Yogyakarta

Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Indonesian, Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

LPP. 2010. Buku Pintar Mandor. Edisi Revisi. Tim Pengembangan Materi LPP. Medan.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya & Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 69 hal.

Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya Jakarta.

Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Tambunan, W.A. 2011. Teknik Pemanenan Kelapa Sawit. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Tanaman Kelapa Sawit. CV. Yrama Widya. Bandung.

Zulkarnain. 2009. Organisasi Panen Kelapa Sawit. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Medan

(49)

5

PT. BUANA ESTATE PERKEBUNAN CINTA RAJA

DATA TROSSEN TELLING DAN PERKIRAAN PRODUKSI SEMESTER I 2014 AFDELING III. TAHUN 2014

No

Blok

Tahun Umur Luas Jumlah

Jumlah Tandan Jumlah Rata-rata Rata-rata Hasil Perkiraan

Tanam Areal Tanaman Hasil Pohon Tandan/ Penimbangan Produksi

Urut Tanam (Thn) (Ha) Trossen Sampel Pohon Buah (Kg.) SM II

1 20 2006 8 22.35 2,906 7.074 1.154 6,13 13,22 230.797 2 21 2006 8 40.78 5,301 12.612 2.067 6,10 13,13 427.303 3 23 2005 9 42.23 5,490 7.005 2.099 3,34 18,78 343.77 4 24 2005 9 22.66 2,947 3.735 1.17 3,19 19,56 182.579 5 25 2005 9 31.75 4,128 5.464 1.645 3,32 20,29 277.667 6 26 2002 12 19.24 2,502 3.732 979 3,81 19,70 181.811 26 2003 11 25.81 3,356 4.36 1.375 3,17 19,76 202.508 7 27 2002 12 29.47 3,832 4.353 1.254 3,47 19,69 207.031 8 28 1996 18 5.31 691 440 132 3,33 24,35 29.464 28 2002 12 25.81 3,357 6.54 1.534 4,26 20,39 342.33 28 2006 8 10.3 1,530 3.726 514 7,25 13,11 129.437 9 29 1994 20 5.87 764 629 163 3,86 20,77 72.375 29 2005 9 36.57 4,756 6.896 1.889 3,65 21,12 363.299 10 30 1998 16 76.16 9,902 10.996 3.625 3,03 19,67 564.446 30 2001 13 8.23 1,071 1.897 541 3,51 21,67 99.313 30 2002 12 30.71 3,993 5.49 1.605 3,42 20,81 283.019 11 32 2001 13 10.26 1,334 1.505 417 3,61 20,74 92.369 32 2002 12 29.6 3,849 5.523 1.466 3,77 20,61 301.499 12 33 2001 13 18.3 2,379 2.935 804 3,65 19,77 170.539 JUMLAH 491.41 64,088 94.916 24.433 4,501,56

(50)

5

PT BUANA ESTATE PERKEBUNAN CINTA RAJA REALISASI PRODUKSI TBS SAWIT

AFDELING III. TAHUN 2013

Umur Luas Jumlah Produksi TBS Sawit (Kg.TBS)

No. Blok Tahun Tanam Areal Tanaman

Urut Tanam (Thn) (Ha) (pohon) Januari Pebruari Maret April Mei Juni

1 20 2006 7 22.35 2,906 48.191 53.036 62.025 56.04 79.044 90.857 2 21 2006 7 40.78 5,301 71.616 91.089 82.105 99.736 134.529 132.471 3 23 2005 8 42.23 5,490 89.694 83.559 85.529 78.032 89.784 123.518 4 24 2005 8 22.66 2,947 25.306 45.268 53.446 63.686 43.055 56.543 5 25 2005 8 31.75 4,128 95.414 39.728 57.347 90.932 77.689 54.968 6 26 2002 11 19.24 2,502 59.363 47.341 26.717 55.123 53.574 39.804 26 2003 10 25.81 3,356 64.299 21.069 50.14 55.678 56.795 35.269 7 27 2002 11 29.47 3,832 79.414 58.352 29.115 40.191 57.334 58.707 8 28 1996 17 5.31 691 16.69 2.799 11.027 5.573 6.766 3.714 28 2002 11 25.81 3,357 103.317 88.844 54.249 86.446 77.916 97.514 9 28 2006 7 10.3 1,530 24.424 23.109 26.713 22.42 31.54 26.202 10 29 1994 19 5.87 764 13.093 15.891 14.004 23.11 8.945 12.552 29 2005 8 36.57 4,756 93.077 92.227 67.499 83.749 96.83 83.305 11 30 1998 15 76.16 9,902 191.503 215.71 155.8 138.352 151.313 126.819 30 2001 12 8.23 1,071 36.9 32.981 31.094 30.379 27.601 22.457 30 2002 11 30.71 3,993 141.013 63.56 37.23 62.121 74.574 52.982 12 32 2001 12 10.26 1,334 38.22 14.018 9.396 22.128 17.782 24.147 32 2002 11 29.6 3,849 43.112 75.505 66.525 72.038 44.883 76.881 13 33 2001 12 18.3 2,379 52.232 58.283 36.415 63.12 43.582 43.883 JUMLAH 491.41 64,088 1286.878 1122.37 956.376 1148.85 1173.54 1162.59

(51)

5

PT BUANA ESTATE PERKEBUNAN CINTA RAJA REALISASI PRODUKSI TBS SAWIT

AFDELING III. TAHUN 2014

Tahun Umur Luas Jumlah

Produksi TBS Sawit (Kg.TBS)

No. Blok Tanaman Areal Tanaman

Urut Tanam (Thn) (Ha) (Pohon) Januari Pebruari Maret April Mei Juni

1 20 2006 8 22.35 2,906 83.983 47.265 97.604 66.63 89.103 56.68 2 21 2006 8 40.78 5,301 127.549 120.43 115.828 151.858 109.021 91.33 3 23 2005 9 42.23 5,490 91.527 98.267 107.209 86.926 73.986 126.2 4 24 2005 9 22.66 2,947 42.739 56.069 66.038 46.655 26.002 43.15 5 25 2005 9 31.75 4,128 82.494 102.074 86.498 65.206 75.192 49.873 6 26 2002 12 19.24 2,502 64.723 38.947 71.103 42.295 33.968 42.799 26 2003 11 25.81 3,356 95.362 31.292 98.841 53.368 62.897 73.05 7 27 2002 12 29.47 3,832 51.392 53.854 44.392 55.226 43.234 74.465 8 28 1996 18 5.31 691 10.839 5.261 7.872 6.81 5.095 7.322 28 2002 12 25.81 3,357 91.884 70.227 66.174 83.724 44.272 57.615 9 28 2006 8 10.3 1,530 54.277 28.551 35.756 22.982 28.08 38.606 10 29 1994 20 5.87 764 21.465 14.448 11.764 12.198 12.585 12.672 29 2005 9 36.57 4,756 97.07 40.482 122.653 72.24 87.375 94.563 11 30 1998 16 76.16 9,902 78.81 72.21 104.207 88.846 127.468 127.53 30 2001 13 8.23 1,071 48.412 25.67 23.485 22.996 26.208 33.948 30 2002 12 30.71 3,993 115.413 54.515 49.793 54.056 68.421 78.023 12 32 2001 13 10.26 1,334 30.716 20.171 23.461 30.085 25.179 24.405 32 2002 12 29.6 3,849 94.76 62.427 65.185 72.999 85.561 82.82 13 33 2001 13 18.3 2,379 48.201 38.274 37.426 40.428 37.138 40.661 JUMLAH 491.41 64,088 1331.616 980.434 1235.29 1075.53 1060.79 1155.71

(52)

5

PT BUANA ESTATE PERKEBUNAN CINTA RAJA REALISASI PRODUKSI TBS SAWIT

AFDELING III. TAHUN 2015

Tahun Umur Luas Jumlah

Produksi TBS Sawit (Kg.TBS)

No. Blok Tanaman Areal Tanaman

Urut Tanam (Thn) (Ha) (Pohon) Januari Pebruari Maret April Mei Juni

1 20 2006 8 22.35 2,906 66.353 48.72 34.671 46.959 67.329 44.802 2 21 2006 8 40.78 5,301 101.321 48.315 69.223 63.077 99.204 146.724 3 23 2005 9 42.23 5,490 82.168 86.897 61.476 92.223 123.383 157.505 4 24 2005 9 22.66 2,947 45.501 45.78 36.815 71.407 71.188 99.123 5 25 2005 9 31.75 4,128 69.347 38.524 62.023 87.175 36.409 163.56 6 26 2002 12 19.24 2,502 38.816 27.316 31.22 25.855 55.612 65.243 26 2003 11 25.81 3,356 64.134 42.381 50.249 46.183 87.652 83.872 7 27 2002 12 29.47 3,832 35.066 41.539 34.681 56.758 62.232 64.475 8 28 1996 18 5.31 691 6.312 6.221 4.045 4.66 7.256 8.597 28 2002 12 25.81 3,357 45.197 51.267 52.04 64.168 87.467 115.815 9 28 2006 8 10.3 1,530 29.558 19.4 12.339 7.41 39.748 28.507 10 29 1994 20 5.87 764 7.402 8.97 8.405 13.504 17.881 14.159 29 2005 9 36.57 4,756 102.406 28.478 81.804 102.248 199.579 151.27 11 30 1998 16 76.16 9,902 81.068 92.341 117.324 180.22 178.517 122.857 30 2001 13 8.23 1,071 26.201 12.782 36.04 18.796 30.495 15.601 30 2002 12 30.71 3,993 63.987 44.842 35.905 46.553 97.346 76.128 12 32 2001 13 10.26 1,334 15.275 16.694 17.553 33.211 35.598 36.479 32 2002 12 29.6 3,849 52.58 51.233 51.233 80.107 93.828 114.616 13 33 2001 13 18.3 2,379 21.872 18.772 17.943 49.898 54.165 51.872 JUMLAH 491.41 64,088 954.564 730.472 814.989 1090.41 1444.89 1561.21

(53)

Gambar

Tabel I. Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit (LPP, 2010).
Table 2. Presentasi Normal Setiap Kendaraan.
Tabel 3. Luas Areal Afdeling Per Tahun Tanam Di Kebun Cinta Raja
Tabel 4. Informasi Afdeling III Kebun Cinta Raja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa KKN Bersama 2019 Desa Purba Horison, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

amplikon fragmen DNA genom EBV dengan teknik PCR konvensional adalah konsentrasi DNA virus yang rendah pada sampel penelitian yang digunakan, karena konsentrasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi teraupeutik dan senam hamil sangat berpengaruh terhadap tekanan darah systole, diastole, nadi, suhu, pernafasan dan perdarahan

Dalam mengelola usaha Soto Neon Pak Ni, Ibu Sri Reswanti pernah melakukan eksperimen berupa mencoba mengganti kecap yang digunakan dalam pembuatan soto dan aneka sate

Ketua, ini kan tim ahli yang akan menyusun RUU Kreatif jadi kalau usul saya dari empat yang diusulkan tentu ada mungkin satu pelaku yang mungkin dia langsung

inu studiju o funkcionalnosti bibliografskih zapisa, tj. FRBR model, koji propisuje način na koji se trebaju organizirati bibliografski podaci kako bi isti bili što

U svrhu dobivanja što boljih rezultata i utvrđivanja što točnijeg morfološkog sastava, miješani komunalni otpad iz kontejnera odnosno „crnih“ kanti se posebno sakupljao

Hasil dari penelitian ini menunjukkan kinerja UPTSA telah sesuai dengan indikator yang telah di sebutkan dalam PERMENPAN No 001 tahun 2015 tentang pedoman