• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Cendekia Vol 11 No 1 Jan 2013 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Cendekia Vol 11 No 1 Jan 2013 ISSN:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSIS PUPUK PETROGANIK DAN PUPUK ZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) VARIETAS BABY SWEET

Oleh: Pamuji Setyo Utomo

Dosen Fakultas Pertanian UNISKA Kediri

ABSTRAK

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris Schard) adalah merupakan salah satu komoditi hortikullura yang mempunyai prospek dan prioritas untuk dikembangkan, karena di samping untuk memenuhi kebutuhan akan buah juga memberikan keuntungan yang tinggi bagi usaha tani semangka.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Interaksi perlakuan Dosis Pupuk Petroganik dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard) Varietas Baby Sweet Hipotesa penelitian adalah diduga ada pengaruh interaksi antara perlakuan Dosis Pupuk Petroganik dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard) Varietas Baby Sweet.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial dan rancangan lingkungan acak kelompok (RAK). Rancangan perlakuan terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari 3 level, sedangkan rancangan lingkungan terdiri dari tiga kelompok. Faktor pertama adalah Dosis Pupuk Petroganik (O), yang terdiri dari 3 level, yaitu : O1 = 1500 Kg/Ha ; O2 = 2000 Kg/Ha ; O3 = 2500 Kg/Ha. Faktor kedua

adalah Dosis Pupuk ZA (Z) yang terdiri dari 3 level , yaitu : Z1 = 675 Kg/Ha ; Z3 = 775

Kg/Ha ; Z3 = 875 Kg/Ha. Dari kedua faktor tersaebut didapatkan sembilan kombinasi

perlakuan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa : 1). Terjadi interaksi yang nyata pada variabel : panjang tanaman, jumlah daun pada pengamatan umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam ; berat per buah semangka setelah panen umur 60 hari setelah panen ; 2). Berat per buah semangka terbesar dihasilkan oleh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik 2500 Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha (O3Z3) yaitu sebesar 3,24 Kg

per buah atau 64,8 Ton/Ha.

ABSTRACT

Watermelon plants (Citrullus vulgaris Schrad) is one commodity hortikullura prospects and priorities that have to be developed, because in addition to meet the demand for the fruit is also highly profitable for farming watermelons.

The purpose of this study was to determine the effect of treatment Dose Interactions Petroganik Fertilizers and Fertilizer on Growth and Production ZA Watermelon (Citrullus vulgaris Schard) Varieties Sweet Baby. Research hypothesis is suspected interaction between treatment effect Dosage Petroganik Fertilizers and Fertilizer on Growth and Production ZA Watermelon (Citrullus vulgaris Schard) Varieties Sweet Baby.

(2)

The study was conducted using a factorial treatment design and environmental design randomized (RAK). The design of treatment consists of two factors, each factor consists of three levels, while the environmental design consists of three groups. The first factor is the dose of fertilizer Petroganik (O), which consists of three levels, namely: O1 = 1500 Kg/Ha; O2 = 2000 Kg/Ha; O3 = 2500 Kg/Ha. The second factor is the dose of fertilizer ZA (Z), which consists of three levels, namely: Z1 = 675 Kg/ha; Z3 = 775 Kg/ha; Z3 = 875 Kg/Ha. The second factor of nine combined treatment obtained tersaebut Based on the results of this study concluded that: 1). Real interaction occurs at a variable: plant length, number of leaves on the observation ages 7, 14 and 21 days after planting; weight per watermelons after harvest age of 60 days after harvest; 2). The weight per piece of watermelon produced by the combination dosage of fertilizer Petroganik 2500 Kg/ha and a dose of ZA 875 Kg/Ha (O3Z3) that is equal to 3.24 kg per piece or 64.8 tons/ha

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris Schard) adalah merupakan salah satu komoditi hortikullura yang mempunyai prospek dan prioritas untuk di kembangkan. karena di samping untuk memenuhi kebutuhan akan buah juga memberikan keuntungan yang tinggi bagi usaha tani semangka

Budidaya tanaman semangka di tanah air masih terbatas untuk memenuhi pasar dalam negeri, tetapi tidak tertutup kemungkinan kita mampu bersaing di pasar internasional. Di samping memenuhi pasar lokal bagi masing-masing daerah penghasil buah itu sendiri, buah hasil panen juga dikirim ke daerah lain yan memungkinkan. Benih-benih semangka impor mempunyal beberapa daya tarikk kuat, yang mampu merebut pasaran sejajar dengan buah-buahan jenis lain yang sebagian masih didatangkan dari luar negeri. Buah semangka yang berkualitas baik telah banyak di pasarkan di supermarket di kota-kota besar dan yang telah menjadi pelangganya adalah masyyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Kenyataan demikian menjadikan

permintaan pasar buah semangka semakin meningkat (Wihardjo, 2002).

Permasalahan yang dihadapi sekarang ini bagaimana pengembangan tanaman Semangka secara baik dan menguntungkan petani, maka untuk meningkatkan produksinya diterapkan suatu teknologi yang murah, tepat guna dan mudah tersedia pada tingkat petani, khususnya dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam di lingkungan pertanian. Kenaikan harga pupuk serta penggunaan pupuk anorganik (kimia) semakin besar dalam setiap proses produksi akan membebani petani dalam mengeluarkan biaya saprodi. Selain itu penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus tanpa diimbangi penggunaan pupuk organik akan merusak sifat fisik dan kimia tanah termasuk rusaknya kehidupan mikroorganisme dalam tanah.

Untuk mengatasi permasalah di atas maka harus dilakukan pengurangan penggunaan pupuk anorganik, peningkatan penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik Petroganik merupakan pupuk organik yang mempunyai C-organik tinggi (12,5%) berbentuk granul sehingga mudah diaplikasikan, yang berguna untuk

(3)

menggemburkan dan menyuburkan tanah dan sesuai untuk semua jenis tanah.

Pupuk Amonium Sulfat ( ZA ) adalah pupuk anorganik yang terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk ammonium yang mudah larut dan diserap tanaman, mempunyai rumus ( (NH4)2SO4 )

dengan kandungan unsur hara minimum 21 % N1 dan 24 % S.

II. METODE PENELITIHAN

Percobaan ini di laksanakan pada lahan sawah di Desa Tanjung Kalang, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk dengan ketinggian 68 meter dpl. Jenis tanah grumosol, pH tanah 7, curah hujan 1220mm/tahun, suhu rata-rata 32oC

– 38oC

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial dan rancangan lingkungan acak

kelompok (RAK). Rancangan perlakuan terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari 3 level, sedangkan rancangan lingkungan terdiri dari tiga kelompok. Faktor pertama adalah Dosis Pupuk Petroganik (O), yang terdiri dari 3 level, yaitu : O1 = 1500 Kg/Ha, O2 = 2000

Kg/Ha, O3 = 2500 Kg/Ha. Faktor kedua

adalah Dosis Pupuk ZA (Z) yang terdiri dari 3 level , yaitu : Z1 = 675 Kg/Ha, Z3 =

775 Kg/Ha, Z3 = 875 Kg/Ha. Dari dua

faktor tersebut di atas terdapat 9 kombinasi perlakuan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Tanaman.

Hasil analisa ragam menunjukan adanya interaksi yang nyata antara perlakuan kombinasi dosis pupuk Petroganik dan pupuk ZA terhadap panjang tanaman umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam

Tabel 1. Rata – rata panjang tanaman (cm) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik dan pupuk ZA pada umur 7, 14 dan 21 hst.

KOMBINASI PERLAKUAN

I. RATA-RATA PANJANG TANAMAN (CM) PADA UMUR

7 Hst 14 Hst 21 Hst O1Z1 5.50 a 20,63 a 88,80 a O1Z2 6.11 b 21,31 b 89,58 b O1Z3 6.74 c 22,01 c 90,11 d O2Z1 6.08 b 21,21 b 89,38 b O2Z2 6.15 b 21,35 b 89,62 b c O2Z3 6.77 c 22,03 c 90,20 d O3Z1 6.20 b 21,27 b 89,50 b O3Z2 6.60 c 21,80 c 90,00 cd O3Z3 7.64 d 22,91 d 91,21 e BNT 5 % 0,35 0,37 0,39

Keterangan : Angka – angka yang didampingi huruf sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5 %.

(4)

Berdasarkan Uji BNT 5% (Tabel 1) dapat dilihat pada umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam panjang tanaman terpanjang dihasilkan oleh perlakuan kombinasi dosis pupuk Petroganik 2500 Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha ( O3Z3) dan

berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi lainnya. Hal ini diduga dengan pemberian pupuk ZA dan adanya pupuk Petroganik akan sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah, selain itu kandungan unsur hara pada pupuk Petroganik sangat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik dan cepat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Primantoro (1999) yang mengatakan, pupuk organik mengandung unsur makro dan mikro dalam jumlah sedikit, meskipun demikian, pupuk organik lebih unggul dibandingkan dengan pupuk anorganik, karena mempunyai fungsi memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap unsur N yang diberikan, menaikan kondisi kehidupan ditanah dan sumber makanan bagi

tanaman. Menurut Talkah (2002), Nitrogen yang terdapat didalam setiap asam amino merupakan komponen utama protein yang membentuk matrik protoplasma dan diperlukan untuk sintesis enzim, selanjutnya dijelaskan bahwa sebagai komponen pigmen klorofil yang merupakan bagian molekul khlorofil A dan B, maka nitrogen berpengaruh dalam proses fotosontesa pigmen khlorofil dan memberikan warna hijau daun. Fungsi Nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan terutama batang, cabang dan daun. Menurut Setyamidjaja (1986), Nitrogen mempunyai peranan yang penting bagi tanaman, yaitu merangsang pertumbuhan vegetatif menambah tinggi tanaman.

Jumlah Daun.

Hasil analisa ragam menunjukkan adanya interaksi yang nyata pada perlakuan kombinasi dosis pupuk Petroganik dan dosis ZA terhadap Jumlah daun pada umur 7 hst, 14 hst dan 21 hst

Tabel 2. Rata – rata Jumlah daun (helai) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik dan pupuk ZA pada Umur 7, 14 dan 21 hst.

KOMBINASI PERLAKUAN

RATA-RATA JUMLAH DAUN (HELAI) PADA UMUR

7 hst 14 hst 21 hst O1Z1 2,89 a 6,00 a 20,11 a O1Z2 3,00 a 6,33 a 20,66 ab O1Z3 3,22 a 6,11 a 20,33 a O2Z1 3,00 a 6,22 a 20,44 ab O2Z2 3,11 a 6,11 a 20,33 a O2Z3 3,66 b 6,99 b 21,21 b O3Z1 3,11 a 6,22 a 20,55 ab O3Z2 3,22 a 6,55 a b 20,88 ab O3Z3 4,33 c 7,66 c 22,32 c BNT 5 % 0,43 0,61 0,78

Keterangan: Angka –angka yang didampingi huruf sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%

(5)

Berdasarkan Uji BNT 5% (tabel 2) dapat diketahui , bahwa rata-rata jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh perlakauan kombinasi dosis pupuk Petroganik 2500 Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha (O3Z3) Hal ini diduga adanya pengaruh

unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada pupuk Petroganik dan unsur hara makro pada ZA, akibatnya tanaman menunjukan pertumbuhan yang lebih baik dan subur. Sesuai pendapat Prihmantoro (1999 ), unsur hara N yang terdapat pada pupuk ZA diperlukan tanaman untuk merangsang pertumbuhan tanaman terutama batang, cabang, dan daun. Selain itu unsur ini juga berguna dalam pertumbuhan hijau daun (klorofil), protein, lemak dan senyawa organik lainnya,

sedangkan belerang membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau. Selain itu Hardjowigeno (1987) juga menyatakan pupuk organik dapat meningkatkan kadar unsur hara N, P dan K dalam tanah, disamping itu pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan memberi peluang perkembangan jasad renik dalam tanah

Berat Per Buah Semangka

Hasil analisa ragam menunjukkan adanya interaksi yang nyata kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik dan dosis pupuk ZA terhadap berat per buah semangka.

Tabel 3. Rata-rata berat per buah semangka (Kg) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik dan pupuk ZA setelah panen umur 60 hst

KOMBINASI PERLAKUAN

RATA-RATA BERAT PER BUAH (KG) SETELAH PANEN UMUR 60 HST

O1Z1 2,30 a O1Z2 2,43 ab O1Z3 2,47 ab O2Z1 2,50 ab O2Z2 2,62 bc O2Z3 2,89 c O3Z1 2,37 ab O3Z2 2,76 bc O3Z3 3,24 d BNT 5 % 0,30

Keterangan : Angka – angka yang didampingi huruf sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %.

Berdasarkan Uji BNT 5% (tabel 3), menunjukkan bahwa hasil tertinggi berat per buah dihasilkan oleh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik 2500

Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha ( O3Z3) yaitu sebesar 3,24 Kg per buah atau

64,8 Ton/Ha dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Hal ini diduga karena

(6)

pengaruh unsur hara makro dan mikro yang dikandung pupuk Petroganik dan pupuk ZA, sehingga pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang menjadi lebih baik, dan selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan genetatif tanaman sehingga produksi semangka lebih besar dan mempunyai mutu yang baik. Hardjowigeno (1987), menyatakan pupuk organik dapat meningkatkan kadar unsur hara N, Pdan K dalam tanah, disamping itu pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan memberi peluang perkembangan jasad renik dalam tanah. Pupuk ZA mengandung 21% N dan 24% S berbentuk kristal berwarna putih, nitrogen diperlukan tanaman untuk merangsang pertumbuhan tanaman, terutama batang, cabang dan daun juga berguna dalam pertumbuhan hijau daun, protein, lemak dan senyawa organik lainnya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Terjadi interaksi yang nyata pada variabel : panjang tanaman, jumlah daun pada pengamatan umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam ; berat per buah semangka setelah panen umur 60 hari setelah panen

2. 2. Berat per buah semangka terbesar dihasilkan oleh kombinasi perlakuan dosis pupuk Petroganik 2500 Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha (O3Z3)

yaitu sebesar 3,24 Kg per buah atau 64,8 Ton/Ha

Saran

Untuk meningkatkan produksi semangka selain menggunakan teknik budidaya yang baik, juga disarankan penggunaan pupuk dasar Petroganik dengan dosis 2500 Kg/Ha dan Dosis pupuk ZA 875 Kg/Ha yang disebarkan merata ditanah sebelum tanam tanam

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2005. Report Of Analysis, PT. Sucofindo, Surabaya.

Anonymous, 2007. Budi Daya Semangka, Agro Media Pusaka, Jakarta

Anonymous, 2007. Pengembangan Pupuk Organik Petroganik, PT. Petrokimia Gresik

Anonymous, 2008. Pupuk ZA, PT. Petro Kimia Gresik. http://www.petrokimia-gresik.com/za.asp

Darmawijaya, 1990. Klasifikasi Tanah. Dajahmada University Press, Yogjakarta

Hardjowigeno.S.,1987. Ilmu Tanah, PT Mediatama Sarana Perkasa. Jakarta Khaerudin Dul Japar dan Rina Niwan, 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus, Penebar Swadaya, Jakarta

Kalie, 1998, Bertanam Semangka, Penebar Swadaya, Jakarta.

Loveles, 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untu Daerah Tropis, Kanisius, Yogjakarta

Prajnata, 1997. Kiat Sukses Bertanam Semangka Berbiji, Penebar Swadaya, Jakarta

(7)

Primantoro H, 1999. Memupuk Tanaman Sayur, Penebar Swadaya, Bogor. Rukmana Rahmat, 1995, Budidaya

Semangka Hibrida,

Kanisius,Yogyakarta.

Samadi Budi, 1996. Semangka Tanpa Biji, Kanisius, Yogjakarta

Setyamidaja, 1986. Pengantar Agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.

Talkah A, 2002. Pengantar Agronomi, Fakultas Pertanian, UNISKA, Kediri Tjitrosomo, Siti Sutarmi, 1986, Botani

Umum, PT Angkasa, Bandung

Kalie, Baga, 1990. Bertanam Semangka, Penerbit Swadaya, Jakarta

Wihardjo. 2002. Bertanam Semangka, Kanisius, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Rata – rata panjang tanaman (cm) pengaruh kombinasi perlakuan dosis pupuk  Petroganik   dan pupuk  ZA pada umur 7, 14 dan 21 hst
Tabel  2.    Rata  –  rata  Jumlah  daun  (helai)  pengaruh  kombinasi  perlakuan  dosis  pupuk   Petroganik   dan  pupuk ZA pada Umur 7, 14 dan 21 hst
Tabel 3.  Rata-rata berat per buah semangka (Kg) pengaruh kombinasi  perlakuan  dosis  pupuk Petroganik   dan pupuk ZA setelah panen umur 60 hst

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pendapat lain yang mengaskan perlunya independensi akuntan publik, sebagaimana pendapat Quantadora (2008:3) juga menegaskan bahwa akuntan publik atau

Kedua proses ini akan menghasilkan biji kopi berkualitas yang terlihat dari menurunnya nilai cacat biji kopi pada saat menjual kepada konsumen (PT Nestle) yang akan

Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja SDM melalui disiplin kerja pada apotek PD.Sari Husada... Untuk menganalisis

99 a) Pada manajemen Modal Kerja (MMK) diperoleh nilai t hitung sejumlah 2,595 dengan nilai probabilitas Sig. Yang artinya nilai Sig. Berarti MMK berpengaruh secara parsial

Tahap pemeliharaan meliputi adaptasi yang dilakukan pada sapi dengan minimal 14 hari atau sampai konsumsi pakan ternak stabil, kemudian dilanjut dengan

Jika pada standar KNN proses hanya dilakukan dengan menyimpan data latih, yang kemudian akan dibandingkan dengan data uji baru dengan cara menghitung jarak satu

Selanjutnya, digunakan pembersih untuk menghapus sisa penetran dari bagian permukaan, penetran yang tersisa adalah pada bagian yang cacat atau retak.. 8.12 Following is

Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan mengalami technical rebound dengan saham-saham blue chip akan yang akan menjadi motornya, indeks EIDO menguat 5,3% yang dapat