• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PERANCANGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PERANCANGAN

3.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan

3.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan 1. Letak Geografis Tangerang

Gambar 3.1 Peta Kota Tangerang Sumber : http://maps.google.com

Kota Tangerang dengan mottonya sebagai Kota Berhias terletak antara 6°6’ - 6°13’ Lintang Selatan dan 106°36’-106°42’ Bujur

Timur. (Diakses 14 Maret 2013 dari

http://litbang.tangerangkota.go.id/uploads/publikasi_statistik/5a8751 59c7d4d9092179fe13f1771336.pdf)

2. Keadaan Topografi Tangerang

Wilayah Kota Tangerang rata-rata berada pada ketinggian 10-30 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter di atas permukaan laut seperti Kecamatan Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan bagian Selatan memiliki ketinggian 30 meter di atas permukaan laut seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan. Dilihat dari kemiringan tanahnya,

(2)

sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan tanah 0-30% dan sebagian kecil (yaitu di bagian Selatan kota) kemiringan tanahnya antara 3-8% berada di Kelurahan Parung Serab, Kelurahan Paninggilan Selatan dan Kelurahan Cipadu Jaya. (Diakses 14 Maret

2013 dari

http://tangerangkota.go.id/#!/content/artikel/detail/156/Topografi) 3. Tata Guna Lahan

Kota Tangerang merupakan salah satu kota di Botabek dengan luas wilayah 17.729,746 Ha. Dari luas wilayah tersebut pertumbuhan fisik kota ditunjukkan oleh besarnya kawasan terbangun kota, yaitu seluas 10.127,231 Ha (57,12% dari luas seluruh kota), sehingga sisanya sangat strategis untuk dapat dikonsolidasi dengan baik ke dalam wilayah terbangun kota yang ada melalui perencanaan kota yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Data terakhir menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan di Kota Tangerang meliputi:

• Pemukiman (5.988,2 Ha) • Industri (1.367,1 Ha)

• Perdagangan dan Jasa (608,1 Ha) • Pertanian (4.467,8 Ha)

• Lain-lain (819,4 Ha) • Belum terpakai (2.66,4 Ha)

• Bandara Soekarno-Hatta (1.816,0 Ha)

Pola penggunaan lahan di Kota Tangerang dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung. Berkaitan dengan zoning di Kota Tangerang, pusat kota ditetapkan di Kecamatan Tangerang. Kawasan pengembangan terbatas di bagian Utara (Kecamatan Benda dan Batuceper) masih mengikuti Rencana Tata Ruang Wilayah yang lama. Kecamatan

(3)

Batuceper masih diarahkan untuk kegiatan pergudangan, industri dan perumahan susun. Kecamatan Benda yang wilayahnya meliputi sebagian Bandara Internasional Soekarno-Hatta diarahkan sebagai ruang terbuka hijau dan buffer (pengaman) bandara, yang masih konsisten dengan RTRW sebelumnya. Sedangkan Kecamatan Ciledug tetap diarahkan untuk kegiatan perumahan tapi dengan penegasan yang lebih jelas antara skala menengah dan kecil. Kecamatan Jatiuwung di bagian Barat Kota Tangerang diarahkan untuk kegiatan industri dengan pengembangan terbatas, serta pemukiman penunjang industri. Kawasan tersebut tidak diarahkan untuk penambahan industri baru tapi untuk perluasan kegiatan yang sudah ada saja. (Diakses 14 Maret 2013 dari http://tangerangkota.go.id/#!/contentleft/artikel/detailheadline/155/Ta ta-Guna-Lahan)

4. Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin.

Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,5 - 32,6 °C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,9 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22,8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486 mm,sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3 mm.

Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik. (Diakses 14

Maret 2013 dari

(4)

3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan

Gambar 3.2 Master Plan Bandara Soekarno-Hatta Sumber : www.bandaraonline.com

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.

Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusumah masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m.

(Diakses 16 Maret 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/ Bandar_Udara_Internasional_Soekarno-Hatta)

(5)

Gambar 3.3 Fasad Bangunan Terminal 3 Sumber : http://blog.therabuana.com

Bangunan Terminal 3 menghadap ke arah tenggara. Bangunan ini memiliki 2 lantai dimana lantai dasar digunakan sebagai ruang check-in dan area kedatangan. Sementara lantai atas digunakan untuk keberangkatan. Berikut data mengenai bangunan tersebut:

1. Bangunan memiliki dua pintu masuk, pintu masuk utama terletak di sebelah kanan yang dikhususkan bagi orang-orang yang akan ke

check-in counter dan sudah memiliki tiket. Pintu masuk yang lainnya

terdapat di sebelah kiri yang dapat diakses orang-orang yang keluar dari area kedatangan dan juga pengunjung bebas.

2. Bangunan ini dilengkapi dengan ruang panel, ruang mekanik, dan ruang sub-station. Terdapat juga kantor maskapai-maskapai yang beroperasi dan juga ruang operasional maskapai.

3. Bangunan ini dilengkapi dengan toilet umum, service area, dan power resource (genset). Untuk fasilitas keamanan bangunan terdapat smoke detector, sprinkler, dan juga fire exit.

4. Semua ruangan yang berhubungan dengan teknis penerbangan terletak di lantai dasar.

(6)

5. Pada lantai atas, ceiling menggunakan plafon bermaterial akustik dan struktur bangunannya yang menggunakan kolom dilatasi (pemisah struktur) guna meredam getaran dan kebisingan.

3.2 Studi Analisa Manusia 3.2.1 Data Pemakai

1. Pengunjung dan Penumpang

• Jenis kelamin : Perempuan dan laki-laki • Usia : Tidak ada batasan usia • Status : Tidak ada batasan status

• Status ekonomi : Menengah keatas/ menengah kebawah 2. Staff Keamanan

3. Staff Ticketing 4. Staff Bea dan Cukai 5. Staff Toko dan Restoran

6. Janitor

3.2.2 Pola Aktivitas Pemakai

Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta beroperasi 24 jam setiap harinya.

(7)

Sumber : Neufert, (1973:36)

Contoh diagram diatas adalah aliran kegiatan di suatu terminal bandar udara. a) aliran pemberangkatan, b) aliran kedatangan dimana kotak bergaris putus-putus menunjukkan fungsi lalu lintas dengan rute internasional. Aliran yang terjadi di dalam kompleks terminal biasanya terdapat di daerah utama, yaitu:

a. Landasan parkir yaitu daerah antara kegiatan sistem landasan pacu dengan bangunan terminal, yang melayani aliran antara pesawat dan gerbang selasar penumpang dan juga aliran pengaturan peralatan perlengkapan pesawat.

b. Terminal yaitu daerah antara gerbang pesawat dan kendaraan, yang melayani aliran penumpang dan bagasi

c. Transportasi darat yaitu daerah yang terletak antara terminal dengan titik batas bandar udara, yang melayani aliran penumpang dan kendaraan penunjang lainnya.

Bagi penumpang tujuan domestik maupun internasional, aktivitas masing-masing dapat dibagi menjadi 3 kategori. Setelah penumpang memasuki terminal dengan menggunakan kendaraan, selanjutnya akan mengikuti kegiatan utama yaitu :

- Pencatatan karcis dan penyerahan bagasi - Pemberian tanda untuk bagasi

- Pemindahan bagasi menuju bagian bongkar muat - Pemeriksaan keamanan

- Pemeriksaan paspor bagi penerbangan internasional

- Pemeriksaan karcis di pintu penghubung ke ruang tunggu, kemudian penumpang menunggu di ruang tunggu

(8)

Bagi penumpang pindahan dan penumpang yang turun dari pesawat dan memasuki gedung terminal, kegiatan utamanya yaitu:

- Pemindahan isi pesawat lewat tangga, jembatan/gerobak bagasi, dll

- Pemeriksaan imigrasi (bagi penerbangan internasional) - Pemeriksaan bea cukai (bagi penerbangan internasional) - Pengambilan bagasi

- Transport darat

Penumpang transit atau pindahan dari satu pesawat ke pesawat lainnya, apabila dalam perusahaan penerbangan yang sama makan bagasi akan diurus oleh perusahaan tersebut. Namun apabila berpindah dari penerbangan internasional ke penerbangan dalam negeri, bagasi harus diambil sendiri dan diperiksa imigrasi bea dan cukainya oleh petugas.

3.2.3 Struktur Organisasi Karyawan Bandara

Berikut adalah struktur organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.01.01.09/2009 :

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Sumber : http://thesis.binus.ac.id

(9)

Organisasi dan Tata Kerja Terminal 3 Kantor Cabang Utama Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta diatur tersendiri dengan suatu keputusan direksi. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab karyawan di Terminal 3 yaitu : 1. Divisi Komersial, sebagai pengatur dan pengawas seluruh kegiatan pengolahan pendapatan serta mengawasi setiap kegiatan bisnis di bandara komersial.

2. Divisi Pelayanan Operasi, yang mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan bandar udara, b. menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran,

c. menyiapkan dan melaksanakan pengamanan bandar udara.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, divisi pelayanan udara mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas yang dimiliki.

3. Divisi Teknik, mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik umum, teknik listrik/ peralatan dan teknik elektronika serta melaksanakan dan membantu pembangunan fasilitas teknik sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan oleh direksi.

3.3 Studi Fasilitas Ruang

3.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas

• Luas Menurut Zona

NO ZONA LUAS PRESENTASI

1. Public 42.47 m² 42.47 m² x 100 / 1816 m² = 2.20 % 2. Semi-public 80.59 m² 80.59 m² x 100 / 1816 m² = 4,23 % 3. Semi-private 1242.34 m² 1242.34 m² x 100 / 1816 m² = 68.21 % 3. Private 289.94 m² 289.94 m² x 100 / 1816 m² = 15.86% 4 Service 177.46 m² 177.46 m² x 100 / 1816 m² = 9.50 % TOTAL 100%

(10)

Public 42.47 m² x 20% = 8.494 + 42.47 m² = 50.96 m² Semi-public 80.59 m² x 20% = 16.11 + 80.59 m² = 96.7 m² Semi-private 1242.34 m² x 20% = 248.47 + 1242.34 m² = 1490.8 m² Private 289.94 m² x 20% = 57.98 + 289.94 m² = 347.93 m² Service 177.46 m² x 20% = 35.49 + 177.46 m² = 212.95 m² TOTAL 2199.34 m²

NO Ruang Luas yang disesuaikan Luas yang disesuaikan

denah (24.756 m2)

1. Toilet 64.24 x 100 / 1816: 3.54% 876.3

2. Lounge 333.34 x 100 / 1816 : 18.35% 4542.7

3. Food Court & Duty Free

639.3 x 100 / 1816 : 35.2% 8714.1

4. Entertainment Area 98.97 x 100 /1816 : 5.45% 1349.2

5. Rest Area 25.2 x 100 /1816 : 1.39% 344.1

6. Tempat bermain anak 28.8 x 100 / 1816 ; 1.58% 391.1 7. Ruang menyusui 8.4 x 100 /1816 : 0.46% 113.87 8. Imigrasi

Keberangkatan

(11)

3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang

(12)

Gambar 3.6 Diagram Sirkulasi Alur Keberangkatan (Sumber : Dokumentasi penulis)

(13)

Gambar 3.9 Zoning Lantai Atas (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pembagian zona diatas dibuat dengan mempertimbangkan sirkulasi, penghawaan, dan pencahayaan. Pada lantai atas tidak terdapat area publik sehingga yang bisa mengakses lantai atas adalah pengunjung yang memiliki tiket saja.

3.3.5 Grouping

Gambar 3.11 Grouping Lantai Atas (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pada pembagian ruangan di atas, lantai dasar digunakan untuk area kedatangan dan lantai atas untuk keberangkatan. Beberapa ruangan pada bandara tidak dapat dipindahkan penempatannya karena dapat mengganggu sistem teknis.

(14)

3.4 Studi Permasalahan Khusus Interior

3.4.1 Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk • Garis

Garis yang akan digunakan adalah garis yang tegas, dalam posisi horizontal, vertikal, diagonal, dan juga zig-zag. Garis-garis ini memperjelas alur bagi pengunjung bandara.

• Bentuk

Bentuk yang akan digunakan adalah bentuk simetris yang bertujuan agar alur dan sirkulasi pengguna bandara terlihat jelas dan teratur. Bentuk ini akan diaplikasikan pada denah dan furniture bandara. 3.4.2 Tinjauan Sistem Furniture

Pengguna bandara yang melakukan aktivitasnya memerlukan furniture yang praktis dan ergonomis agar merasa nyaman di dalam bandara. Furnitur juga harus diperhatikan materialnya agar dapat bertahan lama, mudah dibersihkan dan praktis. Beberapa furniture seperti tempat duduk pada ruang tunggu bandara, atau counter check-in memerlukan ergonomi yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia agar pengunjung dapat duduk nyaman selama menunggu. Material yang digunakan adalah bahan yang tahan lama, mudah dibersihkan dan bahan yang lembut.

3.4.3 Tinjauan Material Lantai, Dinding, Ceiling

Secara keseluruhan material yang digunakan pada bandara ini harus memiliki ketahanan yang kuat terhadap benturan dan gesekan. Pada area lantai, menggunakan material yang tahan lama dan tidak membuat hawa panas. Pada area dinding, menggunakan kaca agar cahaya dapat masuk secara alami dan juga material lainnya yang tahan terhadap benturan. Jendela pada lantai 1 dan 2 cukup besar dan lebar untuk menjadikannya pencahayaan alami. Material yang dipakai juga harus tahan terhadap air dan api sehingga dapat mengantisipasi kerusakan.

(15)

Warna sangat mempengaruhi interior sebuah ruangan. Dalam hal bandara, pengaplikasian warna pada interior sangat penting bagi pengunjung dan staff bandara, agar terciptanya suasana terminal yang nyaman. Karakteristik warna yang dipakai pada bandara antara lain :

• Warna Hitam yang memiliki sifat Kuat, maskulin, fokus, idealis, kedalaman, kuat, superior, namun bila terlalu banyak dapat menimbulkan rasa takut terancam dan mengerikan.

Warna Putih yang memiliki sifat Murni, bersih, innocent, higienis, monoton, kaku, memberi arti keaslian, kesan ringan, polos dan murni. Bila terlalu banyak, bisa menimbulkan perasaan dingin, steril dan terisolasi.

• Warna Abu-abu yang memiliki sifat serius, damai, independen dan luas. Bila terlalu banyak, bisa memberi kesan tidak komunikatif. • Warna hijau menyiratkan kesan alamiah, segar, tenang,

menyejukkan, mendorong perasaan empati, meredakan stress, menyembuhkan, sensitf, stabil, toleran, harmonis, dan keseimbangan. Namun jika terlalu banyak menimbulkan perasaan terperangkap.

• Warna biru menggambarkan kedamaian, meditatif, intelegensi tinggi, emosional, egosentris, harmonis, dan merangsang kemampuan intuitif, bila terlalu banyak bisa menimbulkan lesu. • Warna coklat menyiratkan Sendu, lemas, netral, kehangatan, etnik,

eksotik, harmonis, memberikan kesan natural, membumi, stabil, menghadirkan kenyamanan, keyakinan, keamanan, kesan elegan dan akrab. Bila terlalu banyak, dapat berkesan berat atau kaku. 3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan

Gedung Terminal 3 memiliki banyak jendela pada lantai 2 yang memungkinkan untuk menggunakan pencahayaan alami pada siang hari. Sedangkan pada lantai 1, sebagian menggunakan pencahayaan alami pada sisi yang menggunakan kaca pada siang hari. Perancangan proyek ini diharapkan

(16)

banyak menggunakan pencahayaaan alami untuk penghematan energi, dengan menggunakan banyak material kaca agar pencahayaan alami banyak masuk ke dalam ruangan. Lampu yang akan digunakan adalah jenis LED, yang merupakan lampu hemat energi, tidak mengandung radiasi UV, tahan lama, tidak mudah rusak, efisien, ramah lingkungan. Kemudian untuk ruangan tertentu menggunakan pencahayaan di dominasi dengan model Accent Lighting yaitu Untuk menyinari elemen atau obyek tertentu agar ruangan terasa lebih hidup (spotlight, tungsten, halogen, dan mini-spot) dan untuk ruangan-ruangan tertentu menggunakan General Lighting yaitu sebagai sumber penerangan utama, hasil cahaya merata dan terang.

3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan

Negara Indonesia termasuk dalam golongan iklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Iklim ini dapat mempengaruhi sistem penghawaan bandara, sehingga sebuah bandara harus mempunyai sistem penghawaan yang memberikan kenyamanan bagi pengguna.

Kondisi nyaman dapat dicapai dengan memperhitungkan banyaknya bukaan jendela, jumlah manusia, kondisi lingkungan, dan dimensi ruang. Menurut J. Pamudji Suptandar, tubuh manusia akan merasa nyaman pada suhu ruangan rata-rata 23°C. Sebuah bandara dapat memperbanyak bukaan jendela dan juga menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu AC dan fan.

3.4.7 Tinjauan Sistem Akustik Ruang

Bandara memerlukan sistem akustik yang baik, yang merupakan bagian integral dari setiap airport yang modern. Kebisingan bandara dapat berbahaya dan mengganggu kehidupan manusia. Suara yang datang dari pesawat dan lalu lintas perlu diserap sebagai sebagian besar informasi tentang status penerbangan, dan data penting, disampaikan ke penumpang oleh pengumuman, oleh karena itu sangat penting untuk pengumuman ini harus terdengar untuk orang-orang. Dengan akustik infrastruktur yang baik suara dapat didengar dan mencolok untuk setiap penumpang yang lewat. Dengan semua kebisingan di sekitar

(17)

Bandara, akustik baik memastikan lingkungan yang santai dan nyaman bagi para penumpang yang diharapkan untuk melewati terminal.

3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan

System keamanan di bandara ini sangatlah ketat, penumpang diwajibkan melewati beberapa kali pemeriksaan badan dan barang bawaan, dan yang dapat masuk ke daerah privat hanya penumpang yang benar-benar akan berangkat saja. Untuk memenuhi tingkat keamanan bandara maka di butuhkan :

• kamera CCTV • Smoke Detector

Sprinkler

Access Card System

Satpam atau Security Fire Extinguish

Alarm

Gambar

Gambar 3.2 Master Plan Bandara Soekarno-Hatta  Sumber : www.bandaraonline.com
Gambar 3.3 Fasad Bangunan Terminal 3  Sumber : http://blog.therabuana.com
Gambar 3.4 Aliran Kegiatan Dalam Bandara
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta  Sumber : http://thesis.binus.ac.id
+3

Referensi

Dokumen terkait

tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan modul Geometri Analitik berbasis konstrukstivisme untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis mahasiswa

Faktor alat panen juga dapat menyebabkan banyaknya losses panen terutama untuk pokok tua yang tanamannya sudah terlalu tinggi sehingga pemanen sering melewati

Untuk dermaga jamrud yang terdiri dari jamrud utara dan jamrud selatan terdapat tiga titik di sisi darat yaitu BD-1 sampai BD-3 dan empat titik di sisi laut yaitu BL-1 sampai

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen biaya, rata-rata biaya keseluruhan, dan mengetahui apakah terdapat korelasi antara faktor pasien dan jenis obat terhadap

Pengertian ini sejalan dengan pendapat Doney dan Cannon (1997, p. 36) yang menyatakan bahwa rasa percaya timbul sebagai hasil dari kehandalan dan integritas mitra yang

- Bangunan dapat terbuat dari konstruksi beton, kerusakan yang dapat terjadi adalah roboh karena banjir, gempa, longsoran, disamping umur pakai yang sudah

akan berhasil ketika peserta diklat tidak memiliki keinginan untuk berkembang karena merasa sudah cukup dengan apa yang ada saat ini. Berikut adalah saran praktis yang

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu