• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2 X 2, RR dan OR. Saptawati Bardosono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 2 X 2, RR dan OR. Saptawati Bardosono"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 2 X 2, RR dan

OR

(2)

Uji coba vaksin influensa

 Suatu uji coba vaksin influensa dilaksanakan

selama masa endemik:

 Ada 460 subyek dewasa yang berpartisipasi = n

 240 subyek mendapatkan vaksinasi (paparan +) = n1  220 subyek tidak mendapat divaksinasi (paparan -) = n0

 Dari 100 subyek yang terkena influensa (sakit), ternyata 20

subyek berasal dari kelompok paparan + (d1) dan sisanya 80 dari kelompok paparan – (d0)

(3)

Uji coba vaksin influensa

Paparan

Hasil

Total Sakit Tidak Sakit

Paparan + d1 h1 n1

Paparan - d0 h0 n0

(4)

Uji coba vaksin influensa

Paparan

Hasil

Total Sakit Tidak Sakit

Paparan + 20 (8,3%) 220 (91,7%) 240 Paparan - 80 (36.4%) 140 (63,6%) 220 Total 100 (21.7%) 360 (78,3%) 460

(5)

Uji coba vaksin influensa

Paparan

Hasil

Total Sakit Tidak Sakit

Paparan + 20 (8,3%) 220 (91,7%) 240 Paparan - 80 36.4%) 140 (63,6%) 220 Total 100 (21.7%) 360 (78,3%) 460

Subyek yang terkena influensa 21,7%

Subyek yang terkena influensa tersebut jauh lebih rendah pada kelompok paparan + (8,3%) dibandingkan dengan

(6)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

١.

Seberapa efektifkah vaksin dapat

mencegah influensa pada uji coba tsb?

 Beda risiko terkena influensa antara kelompok

paparan + dengan kelompok paparan –

 Rasio dari risiko terkena influensa pada

kelompok paparan + dan kelompok paparan – (risiko relatif = RR)

 Rasio dari terkena dibanding tidak terkena

influensa (odds) antar kedua kelompok (rasio odss = OR)

(7)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

Efektivitas vaksin Rumus Hasil

Beda risiko p1 – p0 0,083 – 0,364 = -0,281 RR (risiko relatif) p1 / p0 0,083 / 0,364 = 0,228 OR (rasio odds) d1/h1 : d0/h0 (d1*h0 / d0*h1) 20/220 : 80/140 = 20*140 / 80*220 = 0,159

(8)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

Efektivitas vaksin Rumus Hasil

Beda risiko p1 – p0 0,083 – 0,364 = -0,281 RR (risiko relatif) p1 / p0 0,083 / 0,364 = 0,228 OR (rasio odds) d1/h1 : d0/h0 (d1*h0 / d0*h1) 20/220 : 80/140 = 20*140 / 80*220 = 0,159

• Risiko absolut terkena influensa pada kelompok paparan + dibanding kelompok paparan – adalah 0,281

(9)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

Efektivitas vaksin Rumus Hasil

Beda risiko p1 – p0 0,083 – 0,364 = -0,281 RR (risiko relatif) p1 / p0 0,083 / 0,364 = 0,228 OR (rasio odds) d1/h1 : d0/h0 (d1*h0 / d0*h1) 20/220 : 80/140 = 20*140 / 80*220 = 0,159

• Risiko terkena influensa pada kelompok paparan + hanya 22,8% dari risikkonya pada kelompok paparan –

• Jadi, vaksin dapat mencegah terjadinya influensa sebesar (100 – 22,8%) 77,2% = efikasi vaksin

(10)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

Efektivitas vaksin Rumus Hasil

Beda risiko p1 – p0 0,083 – 0,364 = -0,281 RR (risiko relatif) p1 / p0 0,083 / 0,364 = 0,228 OR (rasio odds) d1/h1 : d0/h0 (d1*h0 / d0*h1) 20/220 : 80/140 = 20*140 / 80*220 = 0,159

• Odds terkena influensa pada kelompok paparan + adalah 15,9% dari odds kelompok paparan

(11)

-Pertanyaan yang harus

dijawab:

١. Bagaimana generalisasi efek vaksin dari uji coba

tsb? (Hitung 95% confidence interval-nya = 95% CI):

Standard error (se) dari beda proporsi = √ [p1(1-p1) / n1 + p0(1-p0) / n0] =

√ [0,083 (1-0,083) / 240 + 0,364 (1-0,364) /220] = 0,037 95% CI = (p1-p0) ± Z1-α * se

= -0,281 ± 1,96 * 0,037 = -0,353 sampai -0,208

(12)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

١. Bagaimana generalisasi efek vaksin dari uji coba

tsb? (Hitung 95% confidence interval-nya = 95% CI):

Standard error (se) dari beda proporsi = √ [p1(1-p1) / n1 + p0(1-p0) / n0] =

√ [0,083 (1-0,083) / 240 + 0,364 (1-0,364) /220] = 0,037 95% CI = (p1-p0) ± Z1-α * se

= -0,281 ± 1,96 * 0,037 = -0,353 sampai -0,208

• Peneliti 95% yakin bahwa di populasi umum vaksin tersebut akan menurunkan risiko terkena influensa antara

(13)

Pertanyaan yang harus

dijawab:

١. Apakah terbukti bahwa vaksin benar-benar

mempengaruhi risiko terkena influensa atau apakah beda yang ditemukan dari kedua

kelompok hanya kebetulan saja?

• Hipotesis tidak ada beda proporsi antara kedua kelompok atau

beda kedua proporsi = 0

• Uji z = (p1-p0) / √[p(1-p) (1/n1 + 1/n0)]

= (0,083-0,364) / √[0,217 (1-0,217) (1/240+1/220)] = -7,299 --- nilai P <0,0001

Terbukti bahwa terjadi penurunan risiko terkena influensa secara bermakna setelah dilakukan vaksinasi

(14)

Rasio Risiko (RR)

 RR = rasio risiko = rasio relatif  RR = p1 : p0 = d1/n1 : d0/n0  Contoh:

Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara merokok dengan kanker paru. Sejumlah 30.000 perokok dan 60.000 non-perokok diikuti selama 1 tahun, sehingga ditemukan 39 dari perokok dan 6 dari non-perokok yang terkena kanker paru. Berapa RRnya?

(15)

Rasio Risiko (RR)

Kanker + Kanker - Total Risiko

Perokok 39 29.961 30.000 39/30.000 = 0,13% Non-perokok 6 59.994 60.000 6/60.000 = 0,01%

Total 45 89.955 90.000 Beda risiko = 0,13–0,01 = 0,12%

RR=0,13 / 0,01 = 13

(16)

Rasio Risiko (RR)

Untuk studi epidemiologi yang bertujuan

untuk membandingkan kelompok terpapar

dengan kelompok tidak terpapar, maka RR

merupakan indikator terbaik untuk

menunjukkan hubungan antara keduanya:

RR = risiko pada kelompok terpapar / risiko

(17)

Rasio Risiko (RR)

 Untuk studi uji klinis yang bertujuan untuk menilai efek obat baru,

prosedur atau pencegahan penyakit maka:

RR = risiko pada kelompok intervensi / risiko pada kelompok kontrol

 RR = 1, artinya risiko sama pada kedua kelompok, dan tidak ada

hubungan antara faktor risiko dengan kejadian penyakit

 RR > 1, artinya risiko penyakit lebih tinggi pada kelompok terpapar

(kelompok intervensi) dibanding dengan risiko kelompok tidak terpapar (kelompok kontrol)

 RR < 1, artinya risiko lebih rendah pada kelompok terpapar dan

menunjukkan bahwa faktor paparan (atau intervensi) merupakan proteksi

 RR makin jauh dari angka 1 menunjukkan makin kuatnya hubungan

(18)

Rasio Odds (OR)

 Rasio odds (OR), adalah rasio dari odds terjadinya

penyakit (D) pada kelompok paparan (kelompok intervensi) dibandingkan dengan odds pada

kelompok tidak terpapar (kelompok kontrol) Odds = prob(D terjadi) / prob (D tidak terjadi)

= prob(D) / 1-prob(D) = p / (1-p)

= d/n / (1-d/n) = d/n / h/n

(19)

Rasio Odds (OR)

OR = odds kelompok paparan / odds kelompok tidak terpapar

= d1/h1 / d0/h0 = d1*h0 / d0*h1 Contoh:

Survei yang dilakukan pada 2000 pasien usia 15-50 tahun yang terdaftar pada klinik swasta

menunjukkan bahwa 138 (6,9%) diobati karena

asma. Berdasarkan jenis kelamin, odds asma pada perempuan adalah 81 (n=1076) dibanding 57 pada laki-laki (n=924). Bagaimana rasio odds dan rasio prevalensi penelitian ini?

(20)

Rasio Odds (OR)

Asma + Asma

-Total Prevalensi Odds

Perempuan 81 995 1076 0,0753 0,0814

Laki-laki 57 867 924 0,0617 0,0657

(21)

Rasio Odds (OR)

 OR = 1, terjadi bila odds atau proporsi sama pada kedua

kelompok atau tidak ada hubungan antara paparan dengan penyakit

 OR selalu jauh dari dari angka 1 dibanding dengan RR:  Bila RR > 1, maka OR > RR

 Bila RR < 1, maka OR < RR

 Untuk kasus jarang atau prob(1-D) mendekati angka 1, maka OR = RR

 OR terjadinya penyakit berbanding terbalik dengan OR tidak

terjadinya penyakit

 Perbandingan OR kelompok terpapar dengan OR kelompok tidak

terpapar = OR penyakit, yaitu odds paparan pada kelompok sakit dibanding odds pada kelompok sehat (analisis studi

(22)

Soal Latihan:

Risiko mual pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi

Mual + Mual - Total

Obat baru 88 12 100

Obat

standard

(23)

Soal Latihan:

Prevalensi leptospirosis di desa dan kota pada laki-laki

Penyakit + Penyakit - Total

Desa 36 14 50

(24)

Soal Latihan:

Prevalensi leptospirosis di desa dan kota pada perempuan

Penyakit + Penyakit - Total

Desa 24 126 150

(25)

Soal Latihan:

Prevalensi infeksi filaria di daerah pegunungan dan pantai

Penyakit + Penyakit - Total

Pegunungan 541 213 754

(26)

Soal Latihan:

Uji coba produk nutrisi baru untuk atasi cegah malnutrisi

Malnutrisi + Malnutrisi - Total

Produk baru 238 77 315

Gambar

Tabel 2 X 2, RR dan  OR

Referensi

Dokumen terkait

Situasi yang mempengaruhi tingkat intensi turnover yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol antara lain adanya selain itu tingkat intensi turnover yang

Hasil analisis univariat menunjukkan pada kelompok kasus maupun kontrol mempunyai karakteristik responden dan kondisi lingkungan yang hampir sama. Status responden pada kasus

Hasil penelitian ini menunjukkan Analisis perhitungan PPh pasal 25/29 dan Peralihan ke PPh pasal 4 ayat 2 (Studi Kasus tuan X) yaitu secara detail, pelaporan pajak

Penelitian lain yang dilakukan Setyawan (2018) tentang Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan (Studi kasus pada tiga perusahaan Fabrikasi lepas