• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. Landasan Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2. Landasan Teori"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

Landasan Teori

2.1 Teori Kelas Kata (品詞品詞) 品詞品詞

Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga mengenal kelas kata atau hinshi (品詞). Pada setiap kelas kata (hinshi) tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang. Pengertian hinshi (品 詞) menurut Masuoka dan Takubo (1993, hal.4) adalah :

語は文の材料であり、文を組み立てる上で一定の働きをする。この働きの

違いによって語を種類分けしたものが「品詞」である。 Terjemahan :

Bahasa adalah materi dari kalimat dan befungsi secara stabil dalam menyatukan kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah yang disebut dengan kelas kata.

Kelas kata atau hinshi (品詞) terbagi kedalam beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis hinshi (品詞) menurut Sakakura (1992, hal.317)

1. Doushi (動詞) atau verba

Merupakan salah satu jenis kata yang dapat digunakan untuk menyatakan aktivitas, maupun keberadaan. Doushi (動詞) dapar mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh doushi (動詞), yaitu aruku (berjalan), shinjiru (percaya), taberu (makan).

(2)

2. Keiyoushi (形容詞) atau ajektiva-i

Biasa disebut kata sifat golongan satu. Setiap kata yang termasuk dalam keiyoushi (形容詞) selalu berakhiran –i dalam bentuk kamusnya, dapat menjadi predikat, serta dapat menjadi adverbia yang menerangkan kata lain dalam sebuah kalimat. Keiyoushi (形容詞) juga memiliki beberapa perubahan bentuk. Contoh : atsui (panas), chiisai (kecil).

3. Keiyoudoushi (形容動詞) atau ajektiva-na

Adalah kata yang berdiri sendiri serta merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu atau keiyoushi (形容詞). Contoh dari keiyoudoshi (形容動詞), yaitu jyouzu (pandai), kirei (cantik).

4. Meishi (名詞) atau nomina

Yaitu kata-kata yang menunjukan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa, dan keadaan. Meishi (名詞) dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi subjek. Meishi (名詞) juga tidak memiliki perubahan pada bentuk. Kata yang termasuk ke dalam meishi (名詞), yaitu kaban (tas), Kyouto (kota Kyoto), hikari (cahaya). 5. Rentaishi (連体詞) atau promina

Kelas kata ini masuk dalam kelompok jiritsugo yang tidak mengenal konjugasi yang digunakan untuk menerangkan nomina. Rentaishi (連体詞) ini tidak bisa menjadi subjek atau predikat serta tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : sono (itu), kono (ini).

6. Fukushi (副詞) atau adverbia

Merupakan kata-kata yang menerangkan verba, ajektiva, dan adverbia yang lainnya tidak dapat berubah bentuk dan berfungsi menyatakan keadaan atau

(3)

derajat dari suatu aktivitas, suasana, maupun perasaan pembicara. Contoh fukushi (副詞), yaitu totemo (sangat), amari (agak).

7. Kandoushi (感動詞) atau interjeksi

Ialah kata-kata yang dapat berdiri sendiri dan pada umumnya menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab, dan sebagainya. Kandoushi (感動詞) tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : aa, ara, are.

8. Setsuzokushi (接続詞) atau konjugasi

Yaitu kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antara kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi (接続詞) tidak bisa menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata lain serta tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh kata-kata yang masuk kedalam setsuzokushi (接続詞), yaitu dakara (oleh sebab itu), soshite (lalu), tatoeba (misalnya).

9. Jodoushi (助動詞) atau verba bantu

Jenis kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak melekat pada doushi (動詞), keiyoushi (形容詞), serta pada jodoushi (助動詞) lain. Contoh : ~rareru (bentuk pasif), ~nai (bentuk negatif).

10. Joshi (助詞助詞助詞助詞) atau partikel

Merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak memiliki perubahan bentuk. Apabila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Joshi (助詞) hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa jepang dan menentukan arti kata tersebut. Contoh Joshi (助詞), yaitu ga, wa, o, e, ni, no.

(4)

2.2 Teori Joshi

Pada halaman ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi dari joshi menurut ahli bahasa Jepang, Masuoka (2000, hal.49) menjelaskan sebagai berikut :

名詞に接続して補足語や主題を作る働きをするのや、語と語、節と節 を接 続する働きをするもの、等を一括して「助詞」と言う。

Terjemahan :

Joshi berfungsi sebagai penghubung antara suatu kata dengan kata lainnya, suatu klausa dengan klausa lainya, serta berfungsi juga sebagai kata bantu dan subjek yang menghubungkan dengan kata benda.

Sedangkan menurut Chino (2006, hal.7) menyatakan bahwa sebuah partikel mungkin dapat didefinisikan sebagai bagian yang tak dapat ditafsirkan dalam sebuah percakapan, memiliki kemutlakan, arti tersendiri yang bebas ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan yang dengan demikian , ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri dari partikel saja mungkin tidak akan bermakna apa-apa.

Istilah joshi (助詞) ditulis dengan dua buah kanji ; pertama kanji jo (助) dapat dibaca juga tasukeru (助 け る ) yang berarti bantu, membantu, atau menolong. Sedangkan kanji shi (詞) memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba (言葉) yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menerjemahkan joshi (助詞) dengan istilah kata bantu. Akan tetapi ada juga yang menerjemahkan joshi (助詞) kedalam bahasa Indonesia dengan istilah postposisi. Pemakaian istilah postposisi ini berdasarkan pada letak joshi (助詞) pada kalimat yang selalu menempati (posisi di belakang) setelah kata yang lain. Contohnya pada kalimat 私は昨日友達とジャカルタへ行きました yang terdiri dari lima frasa atau bunsetsu (文節) yaitu 私は、昨日、友達と、ジャカルタへ行きました . Di

(5)

antara frasa atau bunsetsu tersebut mengandung joshi (助詞), yaitu は, と, dan へ yang ketiganya menempati posisi setelah nomina. Akan tetapi, joshi (助詞) tidak hanya dapat dipakai setelah nomina, tapi dapat dipakai juga setelah verba, ajektiva-i, ajektiva-na, dan lain-lain.

Selain dengan istilah kata bantu dan postposisi, ada juga yang menerjemahkan joshi (助詞) dengan istilah partikel. Pemakaian istilah partikel ini tampaknya ada kaitannya dengan penerjemahan joshi (助詞) kedalam bahasa Inggris. Sebab dalam kamus Jepang-Inggris, istilah joshi (助詞) sering dterjemahkan menjadi particle yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi partikel.

Kawashima (1992, hal.1) mengemukakan pengertian joshi sebagai berikut :

1. A particle (joshi) in the Japanese language follows a word to: a) Shows its relationship to other words in a sentence, and/or b) Give that word a particular meaning or nuance

2. Unlike verb, adjective, and adverbs, particles are not inflected, and therefore stay in the same form regardless of where they appear in a sentence.

3. Generally, particles are considered to be equivalent to prepositions, conjunctions and interjections of the English language; of these three, the majority of particles belong to the first category.

4. A particle should always be placed after the word it modifies, which means that in translating them into English, the word order should be changed. Terjemahan :

1. Partikel (joshi) menurut bahasa Indonesia adalah kata untuk :

a) Menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain dalam sebuah kalimat, atau

b) Memberikan arti khusus atau nuansa pada kata tersebut.

2. Tidak seperti verba, adjektiva, dan adverbial, partikel tidak berubah bentuk dan oleh karena itu partikel mempunyai bentuk yang sama tanpa memperdulikan dimana partikel tersebut muncul dalam satu kalimat.

3. Secara umum, partikel dianggap sama dengan preposisi, konjungsi, dan interjeksi dalam bahasa inggris; dari ketiga jenis ini, sebagian besar partikel termasuk dalam kategori yang pertama yaitu preposisi.

4. Sebuah partikel selalu diletakan setelah kata yang diubahnya, yang berarti bahwa pada waktu menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris, susunan katanya harus diubah.

(6)

Penggunaan joshi (partikel) dalam bahasa Jepang sangat penting karena dapat mempengaruhi arti atau makna dari kalimat bahasa Jepang tersebut. Seperti yang diketahui joshi (partikel) bahasa Jepang sangat banyak dibandingkan bahasa lain. Dan tidak jarang diantaranya ada yang memiliki makna yang sama. Para ahli bahasa Jepang mengelompokan joshi menjadi beberapa kelompok dan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Menurut Asano (2008, hal.15) mengklasifikasikan joshi (助詞) menjadi empat macam, yaitu :

1. Fukujoshi (副助詞)

副助詞は助詞のように後の語に関係していく助詞。副助詞は「は、も、 こそ、さえ、しか、なら、でも、くらいぐらい、だけ、ばかり」などの 多の語があります。

Terjemahan :

Fukujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara satu kata dengan kata sesudahnya, seperti kata keterangan. Fukujoshi terdiri dari wa, mo, koso, sae, shika, nara, demo, kurai gurai, dake, bakari dan sebagainya.

2. Setsuzokujoshi (接続助詞) 接続助詞は表現 (または体言に助動詞のついて形)について文節宇 をつくり~を引きた部分体の述語とどんな関係で結びつくかを表すのに 使う助詞です。接続助詞には「けれど、ながら、が、し、もの、の」な どがあります。 Terjemahan :

Setsuzokujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara kata sebelum setsuzokujoshi dengan kata sesudahnya, biasa dipakai setelah hyogen. Setsuzokujoshi terdiri dari keredo, nagara, ga, shi, mono, no dan sebagainya.

3. Kakujoshi (格助詞)

格助詞は体言について、その体言の文の中で働きを示すものです。格

(7)

Terjemahan :

Kakujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara kata benda dengan kata lainnya dalam suatu kalimat. Kakujoshi terdiri dari ga, wo, ni, de, to, e, kara, made, yori dan sebagainya.

4. Shuujoshi (終助詞)

終助詞は話しての気持ちを表現するために話し言葉で多く使われます。 終助詞には「かい、かしら、ぜ、ぞ、っけ、とも、わ、さ、な、よ、 ね」などがあります。

Terjemahan :

Shuujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan perasaan pembicara dan sering digunakan pada ragam bahasa lisan. Shuujoshi terdiri dari kai, kashira, ze, zo, kke, tomo, wa, sa, na, yo, ne dan sebagainya.

Dari penjelasan macam-macam joshi (助詞) atau partikel diatas, penulis hanya akan membahas joshi (partikel) e (へ) yang masuk kedalam kelompok partikel kakujoshi (格助詞).

2.3 Teori Fungsi Partikel e (へへへへ) Dalam Kakujoshi

Partikel e (へ) merupakan salah satu partikel yang ada dalam bahasa Jepang, partikel ini masuk kedalam jenis joshi (partikel) kakujoshi (格 助 詞 ). Sebelum penulis menjelaskan lebih lanjut apa fungsi dari partikel e (へ ) tersebut akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian tentang kakujoshi (格助詞).

Sedangkan menurut Masuoka & Takubo (2000, hal.1) mengemukakan mengenai pengertian kakujoshi (格助詞).

文の骨格は、一つ術語といくつかの名詞 「補語」により組み立て

ら れる。例えば、「太郎が花子に電話でそのことを知らせた」と言う 文は 「太郎 「が」」、「花子 「に」」、「電話「で」」、「そ のこと「を」」、の四つの名詞と、「知らせた」と言う術語で構成さ

(8)

れている。この例はにおて、「が」、「に」、「で」、「を」は、そ れぞれの名詞の術語に対する関係 「格助詞」を表す語を 「格助 詞」と言う。

Terjemahan :

Struktur dari sebuah kalimat dibentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina sebagai pelengkap. Seperti pada contoh (Taro memberitahukan hal tersebut kepada Hanako melalui telepon), dibentuk dari sebuah predikat yaitu “Taro”, “Hanako”, “Telepon”, “hal tersebut”, terhadap contoh kalimat ini, partikel が, に , で, を berfungsi menunjukan ikatan antara nomina dengan predikat inilah yang disebut kakujoshi.

Selanjutnya menurut Kawashima (1992, hal.30) mengemukakan bahwa karakter huruf へ digunakan sebagai partikel yang dibaca e meskipun sebenarnya dibaca he. Penempatan setelah kata benda yang mengacu pada tujuan, arah, atau menunjukan suatu perbuatan. Biasanya partikel e (へ) diikuti oleh kata-kata : 上げる、歩く、出 かける、電話をかける、電話をする、出る、入る、入れる、行く、帰る、書 く、来る、戻る、向かう、奥、贈る、旅行する、出発する、倒れる、手紙を 書く、転勤する、着く.

Berikut adalah fungsi partikel e (へ) yang dibagi menjadi 3 bagian diikuti dengan contoh kalimat menurut Kawashima (1992, hal.32)

1. Menunjukan tujuan atau arah sebuah peristiwa terjadi. Contohnya :

A) 私は大阪へへへ行きます。 へ

B) 彼は駅の方へへへへ歩いて行きました。

C) 北野さんはヨーロッパへへへへ出張中です。

D) 地震で五階だての建物が後ろへへへ傾いた。 へ

2. Menunjukan poin atau tujuan terakhir dari suatu peristiwa. Contohnya :

A) 私は今空港へへへへ着きました。

(9)

C) 僕は道に迷ったあげく、三十分も遅れて会議場へへへへたどり着いた。 3. Ditujukan untuk orang atau hal yang terjadi secara langsung.

A) これはあなたへへへへのプレゼントです。

B) これは先生へへへへの手紙だからお渡ししてね。

Dari beberapa penjelasan menurut Kawashima di atas membuktikan bahwa penggunaan partikel e (へ) sebagai kakujoshi yang diletakan setelah noun atau kata benda dan diikuti oleh kata keterangan.

Referensi

Dokumen terkait

jenis ini diaplikasikan pada balok beton fc- 22,5 dan dilakukan test lentur dilaboratorium,dari hasil kuat lentur balok beton dapat dilihat pada table 4 mempunyai P=22.450 kg

Salah satu pendidikan karakter yang diajarkan kepada anak usia dini adalah karakter hormat dan santun. Hal ini dapat diajarkan melalui perilaku dalam bertamu ataupun menerima tamu.

4514 yang dihubungkan ke WeMos Sensor sebagai mikrokontrolernya. Kemudian, hasil pembacaan tersebut digunakan untuk masukan sistem kontrol otomatis intake fan dan

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini

1) Menguji reaksi pasar terhadap harga saham dari perusahaan publik yang melakukan pengumuman aksi korporasi pemecahan saham di Bursa Efek Indonesia.. 2) Menguji

47 Wahyuni P SMK Kesehatan Plus Prima MANdiri Sejahtera Makassar Makassar. 48

Hasil analisis teks sinetron Anak Jalanan pada episode 289-290 dan 298-299 menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dalam merepresentasikan anak perempuan, disatu sisi

Rina Sari Nainggolan (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Equivalence strategies in translating slang in the novel Akeelah and The Bee by Sapardi Djoko Damono” merupakan