• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEREMPUAN PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. Dolly Collins Sihombing Nababan, Erna Dewi, Rini Fathonah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEREMPUAN PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. Dolly Collins Sihombing Nababan, Erna Dewi, Rini Fathonah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEREMPUAN PELAKU PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Dolly Collins Sihombing Nababan, Erna Dewi, Rini Fathonah email: (dolly.nababan@gmail.com)

Abstrak

Penyakit sosial masyarakat sangatlah banyak, salah satunya adalah penyalahgunaan narkotika.Saat ini terdapat zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi tubuh.Penyalahgunaan narkotika dapat mengakibatkan sindrom ketergantungan apabila penggunaannya tidak berada di bawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan dan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai faktor penyebab perempuan melakukan penyalahgunaan narkotika beserta upaya penanggulangan terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh perempuan.Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan yuridis normatif dan yuridis empiris.Dari hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan bahwa rendahnya pemahaman tentang hukum, kesulitan ekonomi, pendidikan, dan lingkungan sekitar merupakan faktor yang membuat perempuan melakukan penyalahgunaan narkotika.Upaya penanggulangan yang dilakukan pihak kepolisianyaitu : upaya preventif merupakan upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika, kegiatan ini pada dasarnya berupa pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat terutama kaum perempuan, serta upaya represif dimana polisi melakukan tindakan-tindakan terhadap kasus-kasus penyalahgunaan narkotika.

(2)

CRIMINOLOGICAL ANALYSIS OF WOMEN DRUG ABUSERS Dolly C Sihombing Nababan, Erna Dewi, Rini Fathonah

email: (dolly.nababan@gmail.com)

Abstrack

Social ills are so numerous, one of which is drug abuse. Currently there are addictive substances were negative and very harmful for the body.Drug abuse can lead to dependence syndrome if the user is not under the supervision and guidance of health workers and have the expertise and authority to do so.Basedonthosethings,soissuesin thisthesisare what the factors that cause women to drug abuse and its efforts to control the abuse of narcotics by women. An approach to a problem that is used in this thesis is by using juridical normative and juridical empirical .From the results of research and discussion shows that the lack of understanding of the law, economic difficulties, education, and the environment is a factor that makes women do abuse drugs.Prevention efforts made by the police that is: preventive effort is an initial efforts by the police to prevent the abuse of drugs, the activity was basically in the form of coaching and development environment lifestyle of the people, especially women, as well as the repressive efforts which the police take action on cases of drug abuse.

(3)

Penyakit sosial masyarakat sangatlah banyak, salah satunya adalah penyalahgunaan narkotika.Saat ini terdapat zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi tubuh.Pada awalnya narkotika hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di beberapa Negara, tapi kini narkotika telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Narkotika telah menjadi problem bagi umat manusia di berbagai belahan bumi dan bisa mengancam hari depan umat manusia.

Terdapat beberapa akronim yang berkaitan dengan Narkotika , misalnya : NAZA ( Narkotika dan Zat Adiktif ) atau NAPZA ( Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif )1. Psikotropika dan Narkotika digolongkan dalam obat-obat atau yang berbahaya bagi kesehatan, maka mengenai produksi pengadaan, peredaran, penyaluran, penyerahan ekspor dan impor obat-obat tersebut diatur dalam Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Dewasa ini penyalahgunaan narkotika semakin menunjukkan variasinya dimana dalam kegiatan yang bertentangan dengan hukum tersebut berbagai kalangan turut dilibatkan.

Namun yang menjadi permasalahan serius yang sedang dihadapi adalah masalah keterlibatan perempuan dalam penyalahgunaan narkotika.Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika, merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dengan melibatkan kerjasama antara multidispliner, multi sektor dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.

Perempuan yang sering berada di luar rumah akan memiliki lingkungan pergaulan yang lebih luas dan memiliki teman dari berbagai kalangan atau profesi. Mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang terlihat seperti wajar-wajar saja, tetapi keinginan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut menyebabkan perempuan lebih membutuhkan banyak materi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dan hal itu yang bisa juga memudahkan bagi perempuan untuk terdorong menyalahgunakan narkotika, baik itu sebagai pengguna, pengedar, maupun sebagai kurir.

Hal ini tentunya sangat merusak masa depan bangsa, karena perempuan sebagai ibu maupun calon ibu tentu harus mendidik anak-anaknya. Namun jika seorang ibu tersebut terlibat narkotika akan berpengaruh pada perkembangan generasi penerus bangsa karena akan mengikuti jejak ibunya untuk terlibat narkotika.2

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris guna untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang benar dan objektif.

Pendekatan yuridis normatif yaitu suatu pendekatan dengan cara menelaah kaedah-kaedah, norma-norma dan/atau aturan-aturan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti melalui studi kepustakaan (library research). Pendekatan tersebut dimaksud untuk

1

1Julianan Lisa FR dan Nengah Sutrisna W, 2013, Narkoba Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan

Hukum, Yogyakarta, Nuha Medika, hlm 1

2

2Sulistyowati Irianto, criminal atau korban, (studi tentang perempuan dalam kasus Narkotika Dari Perspektif Hukum

(4)

mengumpulkan berbagai macam peraturan perundang-undangan, teori-teori dan literatur-literatur yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

Pendekatan yuridis empiris dilaksanakan dengan cara memperoleh pemahaman hukum dalam kenyataannya (di lapangan) baik itu melalui penilaian, pendapat dan penafsiran subjektif dalam pengembangan teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah sehubungan dengan masalah yang akan diteliti.

II.PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Penyebab Perempuan Terlibat Dalam Penyalahgunaan Narkotika.

Permasalahan narkotika merupakan permasalahan yang sangat susah untuk dihilangkan. Selain itu permasalahan narkotika juga merupakan kejahatan luar biasa atau Extra Ordinary Crimes.Dalam perkembanganya kasus-kasus narkotika dari tahun ke tahun semakin meningkat di Negara kita ini.Bahkan permasalahan narkotika saat ini telah melibatkan perempuan dalam menjalankan aksinya baik sebagai pemakai maupun sebagai pengedar.

Permasalahan narkotika merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan sangat sulit untuk ditanggulangi.Begitu banyaknya upaya yang telah dilakukan mulai dari upaya preventif hingga upaya represif, namun permasalahan Narkotika ini tidak juga hilang dari negara kita khususnya di Kota BandarLampung itu sendiri.

faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh perempuan di Kota BandarLampung adalah:

1.Faktor Diri Sendiri

Sekarang ini seseorang melakukan segala macam cara melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi malah memperparah keadaan. Khususnya untuk narkotika, banyak perempuan dari berbagai kalangan umur yang awalnya menggunakan narkotika hanya untuk sekedar coba-coba, bersenang-senang dan menghibur diri untuk dapat lari dari masalah, kebosanan bahkan penderitaan yang sedang ia alami.

2. Faktor Rendahnya Pemahaman Tentang Hukum.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar kita diatur dan diikat oleh beberapa norma/aturan, salah satunya adalah norma hukum. Norma hukum sifatnya mengikat dan memaksa sehingga siapapun yang melanggar mendapat sanksi berupa ancaman hukuman.Norma hukum membatasi setiap manusia dalam bertingkah laku di masyarakat dengan tujuan agar terciptanya kehidupan yang aman dan tentram di masyarakat.Seperti halnya para pengedar yang ada di Kota BandarLampung yang kurang memiliki pemahaman tentang aturan-aturan hukum.

(5)

Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor pemicu seseorang untuk melakukan suatu tindak pidana, hal ini disebabkan seseorang berada pada posisi ekonomi yang lemah dan mendapatkan berbagai tuntutan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles:

“Kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan, kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh kemewahan”.

Lebih lanjut Thomas van Aquino berpendapat tentang pengaruh kemiskinan terhadap kejahatan “orang kaya yang hanya hidup untuk kesenangan dan berfoya-foya atas kekayaannya, kalau pada suatu saat jatuh miskin ia akan mudah menjadi pencuri”.

Pengedar tidak memiliki pekerjaan seperti yang penulis teliti sebelumnya bahwa pada dasarnya pengedaran narkotika yang dilakukan oleh perempuan hanya berlatarbelakang ibu rumah tangga. Dengan menjadikan usaha mengedarkan narkotika adalah sebuah pekerjaan yang menjanjikan dengan mendatangkan keuntungan yang berlipat, para pengedar lebih memilih menjadi pengedar narkotika daripada mencari pekerjaan lain yang notabennya uang yang dihasilkan adalah uang halal.

4.Faktor Pendidikan.

Rendahnya tingkat pendidikan formal dalam diri seseorang dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan yang bersangkutan mudah terpengaruh melakukan suatu kejahatan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.Salah satunya adalah kejahatan narkotika dikarenakan pelakunya memiliki pendidikan yang rendah dan kemungkinan besar mereka yang berpendidikan rendah tersebut tidak mengetahui akibat dari tindak pidana peredaran narkotika tersebut.

5.Faktor Lingkungan.

Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan dimana perempuan tidak hanya hidup di lingkungan keluarga melainkan juga dalam masyarakat yang luas.Dengan semakin bebasnya pergaulan baik bagi anak muda masa kini maupun perempuan ditambah dengan berkurangnya moral yang menyebabkan perubahan besar dalam struktur masyarakat.Seperti yang dikemukakan oleh sosiolog Perancis Emile Durkheim yang menyatakan “Hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat dari hilangnya patokan-patokan dan nilai-nilai”.Hal ini dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam penyalahgunaan maupun peredaran narkotika dikarenakan faktor lingkungan.Oleh karena itu kondisi dalam masyarakat juga mempengaruhi perilaku perempuan yang berkaitan dengan narkotika.3

B. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Perempuan 1. Satres Narkoba Polres BandarLampung

a. Upaya Preventif

Upaya preventif disini adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika.Usaha-usaha tersebut adalah menanamkan nilai-nilai tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Sasaran yang hendak dicapai adalah 3

(6)

terciptanya suatu kesadaran, kewaspadaan dan daya tangkal serta terbinanya dan terciptanya suatu kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari narkotika.

Kegiatan ini pada dasarnya berupa pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat terutama kaum perempuan. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh institusi kepolisian adalah dengan memberikan penyuluhan akandampak yang ditimbulkan dalam peredaran narkotika ini bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarga dan masa depannya sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peredaran narkotika melalui pengendalian dan pengawasan jalur resmi serta pengawasan langsung terhadap jalur-jalur peredaran gelap narkotika dengan tujuan agar potensi kejahatan itu tidak berkembang menjadi ancaman faktual.

Menjalin komunikasi yang baik antara masyarakat dengan pihak kepolisian agar masyarakat mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkotika dan ancaman hukuman bagi penyalahgunaan narkotika agar masyarakat lebih waspada dan tidak menjadi korban.

b. Upaya Represif

Selain upaya preventif yang dilakukan, pihak kepolisian juga melakukan tindakan terhadap kasus-kasus penyalahgunaan narkotika.Upaya ini dilakukan pada saat terjadinya tindak pidana.Tindakan inilah yang dikenal dengan upaya represif. Dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika tersebut kesatuan narkoba Polres BandarLampung melakukan tindakan-tindakan, yaitu:

1. Membentuk tim khusus untuk melacak daerah yang sering ataupun daerah yang

dicurigai terjadi transaksi narkotika, yakni dengan melakukan penyamaran sebagai pembeli untuk mencari dan menangkap oknum yang terbukti melakukan transaksi.

2. Melakukan penangkapan terhadap pelaku yang terbukti tertangkap tangan baik itu mengedarkan maupun menggunakan narkotika.

3. Melakukan pemeriksaan, penangkapan, penyelidikan, penyidikan serta tindakan lainnya yang berhubungan dengan kasus peredaran narkotika.

2. Badan Narkotika Nasional Wilayah Lampung

Badan Narkotika Nasional Wilayah Lampung saat ini sedang fokus pada progam Pencegahan,Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika ( P4GN). Program ini mencakup upaya preventif dan represif yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional Wilayah Lampung.

a. Upaya Preventif

Upaya preventif yang dilakukan dengan mengacu pada program P4GN Untuk Program pencegahan BNN Lampung telah mengadakan Sosialisasi Penanggulangan, Mengadakan Pameran serta seminar. Untuk Program Pencegahan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Primer : terdiri dari Konseling, sosialisasi peraturan dan bahaya narkotika, pelatihan serta penyebaran informasi anti narkotika.

2. Sekunder : terdiri dari Sosialisasi atau memberikan arahan kepada orangtua atau keluarga akan bahaya narkotika serta meningkatkan keterampilan sosial masyarakat.

(7)

b. Upaya Represif

Upaya represif untuk Program Pemberantasan strategi yang digunakan oleh BNN Lampung ada dua, yaitu : Menekan penyediaan narkotika dan Menekan Permintaan Narkotika.

1. Strategi Menekan Penyediaan Narkotika

Untuk menekan penyediaan narkotika diperlukan pendekatan penegakan hukum secara tegas dan professional, strategi nya dilakukan dengan cara :

a. Melakukan penindakan terhadap target operasi tertentu.

b. Menyelenggarakan operasi terpadu dalam pemberantasan jaringan sindikat narkotika. c. Melakukan pencegatan dan penindakan di wilayah perbatasan untuk memutus jaringan narkotika.

d. Pelaksanaan pencegatan dilakukan dengan berkoordinasi dengan bea cukai, pelabuhan, otoritas bandara.

2. Strategi Menekan Permintaan Narkotika

Untuk menekan permintaan narkotika diperlukan pendekatan Pre emtif. Strategi Pre emtif merupakan tindakan deteksi dini yang dilakukan dengan cara :

a. Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dengan melibatkan seluruh tnsur terkait tentang bahaya penyalahgunaan narkotika.

b. Mengoptimalkan peran masyarakat melalui komunitas peduli dan anti narkotika, untuk menanamkan Mindset bahwa narkoba merupakan Public Enemy.

c. Mengoptimalkan peran media sebagai sarana penyebaran informasi tentang bahaya narkotika.

d. Mengoptimalkan kegiatan patroli terpadu di daerah yang rawan peredaran gelap narkotika dengan melibatkan beberapa fungsi kepolisian maupun instansi terkait lainnya.

e. Meningkatkan fungsi pengawasan di pintu masuk perbatasan negara baik di darat, laut maupun udara, bekerjasama dengan instansi terkait.

III. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan masalah penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh perempuan di Kota BandarLampung, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1.Faktor penyebab penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh perempuan di Kota BandarLampung disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:

a. Faktor diri sendiri

(8)

tentang hukum.

c. Faktor kesulitan ekonomi.

d. Faktor pendidikan.

e. Faktor lingkungan.

Faktor kesulitan ekonomi merupakan faktor yang paling banyak atau dominan mempengaruhi perempuan menyalahgunakan narkotika.

2.Usaha-usaha yang ditempuh selama ini dalam upaya menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh perempuan terdiri atas:

a. Usaha mencegah atau preventif oleh Polres berupa upaya pengadaan sosialisasi hukum agar terciptanya suatu kesadaran, kewaspadaan dan daya tangkal serta terbinanya dan terciptanya suatu kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari narkotika.

b. Usaha penindakan atau represif oleh Polres berupa pengintaian dan penyamaran, penyelidikan, penyidikan, penangkapan, penahanan,danmemberikan pidana pada pelaku pengedar narkotika serta melakukan tindakan lainnya yang berhubungan dengan kasus tindak pidana peredaran narkotika.

c. Menggencarkan atau mengoptimalkan upaya pencegahan dan pemberantasan Narkotika sesuai Program P4GN oleh BNN Lampung.

d. Usaha pembinaan, yakni membina para pelaku penyalahgunaan narkotika yang dinyatakan bersalah, yang terdiri dari pembinaan spiritual, pembinaan keterampilan dan pembinaan sosial.

B. Saran

Sebagai penutup dari skripsi ini, Penulis memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat dalam usaha menghadapi penyalahgunaan narkotika yang khususnya dilakukan oleh perempuan di masa-masa yang akan datang, antara lain sebagai berikut:

1. Perlunya peran aparat penegak hukum agar lebih memaksimalkan fungsi masyarakat yang tanggap dan dapat mengambil tindakan dan melaporkan kepada pihak yang berwajib akan segala sesuatu yang terjadi di masyarakat. Serta dalam upaya penindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian diperlukan profesionalisme dalam menangani penyalahgunaan narkotika.

2. Melakukan upaya-upaya pelatihan pemberdayaan perempuan baik secara sosial maupun ekonomi. Dengan pemberian program keterampilan bagi perempuan yang kurang memiliki pengalaman kewirausahaan dan penyertaan modal usaha untuk industri kecil rumah tangga, serta Penanganan yang maksimal bagi korban Narkotika di panti rehabilitasi supaya benar-benar bersih dari narkotika dan tidak akan kembali melakukannya.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abintoro Prakoso. 2013. Kriminologi & Hukum Pidana, Yogyakarta: Laksbang Grafika.

Julianan,Lisa FR dan Nengah Sutrisna W. 2013, Narkoba Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum, Yogyakarta: NuhaMedika.

Sulistyowati,Irianto. Criminal atau korban, (studi tentang perempuan dalam kasus Narkotika Dari Perspektif Hukum Feminis), Jakarta: MAPPI FH UI.

Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Undang-Undang No 22 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 4.7 Data Master Sheet Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas kuis (pretest) sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan tertentu (bisa perilaku baik atau yang kurang baik)

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pemilihan alat transportasi online seperti kemudahan dalam pemesanan, harga yang sesuai serta beberapafaktor lain

12 tersebut sering terjadi karena kebudayaan dalam pariwisata yang menyangkut tradisi mereka ditampilkan di luar fungsi utamanya yaitu dari tari yang dikhususkan untuk

Hal tersebut dikarenakan ikan lele dumbo memiliki organ arborescent yang berfungsi untuk mengambil oksigen langsung di udara bebas, sehingga ikan lele dumbo dapat hidup pada

Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan keselamatan kerja dengan kewaspadaan terhadap kecelakaan kerja pada karyawan bagian pengisian LPG PT.Pertamina

Karena anak dari hasil perkawinan antar agama status hukumnya adalah anak sah, tentu saja membawa konsekwesnsi yuridis terhadap kedua orang tua yang melahirkannya, di mana