• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS

X SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMA N 4

SINGARAJA

Kadek Bayu Indrayasa

1

, A. A. Gede Agung

2

, Luh Putu Putrini Mahadewi

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: bayukartika29@gmail.com

1

, agung2056@yahoo.co.id

2

,

mahadewi@undiksha.ac.id

3

Abstrak

Masalah yang ditemukan di SMA Negeri 4 Singaraja yaitu kurangnya pemanfaatan fasillitas hotspot di sekolah dan rendahnya kualitas belajar Bahasa Indonesia pada siswa dari kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan desain media e-learning Schoology pada pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) mengetahui kualitas hasil media e-learning Schoology, (3) mengetahui efektivitas media e-learning Schoology pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Penelitian ini melibatkan siswa kelas X IB 1 dan X IB 2 SMA Negeri 4 Singaraja. Data kevalidan uji ahli media, ahli isi, ahli desain, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan angket. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 96% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli media sebesar 80% berada pada kualifikasi baik. Hasil evaluasi ahli desain sebesar 90% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 90% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 91,2% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 91,5% berada pada kualifikasi baik. Penghitungan efektivitas pengembangan e-learning berbasis Schoology menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah menggunakan

e-learning berbasis Schoology. Hasil skor pretest 19.97 dan hasil skor posttest 25.87.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia sebelum dan setelah menggunakan media e-learning berbasis Schoology.

Kata kunci: Pengembangan, e-learning, schoology, bahasa indonesia. Abstract

The problems found in SMA Negeri 4 Singaraja is based on lack of utilization of hotspot in school and student learning quality is below minimum achievement criteria. These research objectives are:. (1) design of e-learning media Schoology Indonesian learning, (2) determine the quality of e-learning media Schoology, (3) determine the effectiveness of e-learning media Schoology on learning Indonesian. This research type is Research and Development, with ADDIE development model. This research involved graders X IB 1 and X IB 2 SMA Negeri 4 Singaraja. Data validity test media experts, content experts,expert design, individual testing, small group testing and field tests obtained using a questionnaire. The data obtained were analyzed by descriptive qualitative, quantitative descriptive analysis and inferential statistical analysis. The result of the expert evaluation of the content was 96% at the excellent qualifications. The result of the expert evaluation of media was 80% at good qualifications. The result

(2)

of the expert evaluation of design was 90% at the excellent qualifications. Individual test results of 90% at the excellent qualifications. The test result of small group was 91.2% at good qualification. The result of field tests was 91.5% at the excellent qualification. The results development of e-learning media Schoology effectivity shows there are differences in the results of learning Indonesian before and after using the multimedia learning. The results of the pretest scores 19.97 and 25.87 posttest score results. This means that there is a significant difference in student learning outcomes before and after the use of e-learning media Schoology.

Keywords: Development, e-learning, schoology, learning indonesian.

PENDAHULUAN

Di Indonesia e-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif baru. Untuk mendorong optimalisasi pemanfaatan e-learning maka lahirlah kebijakan perihal e-learning pada Rencana Strategis Pendidikan dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) 2009-2014 sebagai bagian peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing yang disebutkan sebagai berikut: “Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan pemanfaatan ICT dalam berbagai sektor kehidupan, pemerintah akan terus mengembangkan pemanfaatan ICT untuk sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan pembelajaran secara elektronik (e-learning). Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ibu Dra. Ni Wayan Adi Wahyuni, di SMA Negeri 4 Singaraja pada tanggal 12 Desember 2013 mengemukakan bahwa hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Rata-rata nilai ulangan umum siswa kelas X di SMA Negeri 4 Singaraja yaitu 72,65, sedangkan KKM mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yaitu 79. Hal ini membuktikan bahwa efektivitas proses pembelajaran belum optimal. Faktor penyebab permasalahan pembelajaran tersebut, yaitu dikarenakan selama ini semua proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Singaraja masih bersifat konvensional, dengan kata lain bahwa proses belajar mengajar antara siswa dengan guru hanya dapat dilakukan dengan syarat terjadinya pertemuan antara siswa dengan guru di kelas. Jika pertemuan antar guru dengan siswa tidak terjadi maka secara otomatis proses pembelajaran pun tidak dapat

dilaksanakan.Selain hal tersebut proses transfer ilmu pengetahuan hampir sepenuhnya dilakukan di dalam kelas yang menyebabkan transfer ilmu pengetahuan bisa terlambat jika pertemuan tidak terjadi.. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia pada e-learning atau LMS (Learning Management System). LMS yang dipakai saat ini sudah banyak jenisnya salah satunya adalah Schoology. Schoology merupakan salah satu LMS berbentuk web sosial yang menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara percuma (gratis) dan mudah digunakan seperti media sosial Facebook. Di samping itu, di Schoology terdapat fitur-fitur yang mempermudah dalam pengelolaan pembelajaran dan hasil-hasilnya, seperti pembuatan tugas-tugas, kuis, monitoring kegiatan peserta didik, serta berbagai fasilitas untuk mendukung aktivitas sosial dan kerjasama. Dengan memanfaatkan e-learning berbasis Schoology, diduga dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah belajar dan pembelajaran di SMA Negeri 4 Singaraja. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji mengenai Pengembangan E-Learning Berbasis Schoology Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 Di SMA N 4 Singaraja.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah rancangan e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia , (2) Bagaimanakah kelayakan hasil pengembangan e-learning berbasis Schoology menurut review ahli, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan?, (3) Bagaimanakan efektivitas hasil pengembangan e-learning berbasis

(3)

Schoology terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SMA N 4 Singaraja?

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui rancangan e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SMA N 4 Singaraja, (2) Mengetahui e-learning berbasis Schoology kelayakan hasil pengembangan e-learning berbasis Schoology menurut review ahli, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan, (3) Mengetahui efektivitas hasil pengembangan e-learning berbasis Schoology terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas X semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 4 Singaraja.

METODE

Penelitian pengembangan ini merupakan sebuah penelitian yang menggunakan model pengembangan ADDIE, dimana langkah-langkah dalam model ini ialah (analysis/analisa, design/perancangan,development/pengem bangan, implementation/implementasi and evaluations/evaluasi) Tegeh dan Kirna (2010). Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, diataranya metode kuesioner dan metode tes. Metode kuisioner yang digunakan pada penelitian ini ialah kuesioner tertutup (jawaban sudah disediakan dan respoden hanya perlu memilih) dan kuesioner terbuka (responden bebas menuliskan komentar dan mengemukakan pendapat pada kuesioner). Kuesioner ini digunakan oleh review dari ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan uji coba siswa. Metode tes yang digunakan pada penelitian ini ialah tes hasil belajar yaitu tes objektif atau pilihan ganda. Tes objektif atau pilihan ganda ini digunakan pada uji

efektifitas hasil belajar siswa. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga metode analisis data, yaitu metode analisis deskriptif kualitatif, metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis statistik inferensial/induktif. Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variable tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase dari masing-masing subjek adalah sebagai berikut.

𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑛 × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 100%

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:

∑ = jumlah

n = jumlah seluruh item angket

Selanjutnya, untuk menghitung prosentase keseluruhan subjek digunakan rumus: 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐹

𝑁 × 100%

(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:F = jumlah prosentase

keseluruhan subjek N = banyak subjek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan kriteria yang dimodifikasi dari Agung, Tabel. 1 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5

Tingkat

Pencapaian (%) Nilai Angka Nilai Huruf Predikat Keterangan

90 – 100 4 A Sangat baik Tidak perlu direvisi

80 – 89 3 B Baik Sedikit direvisi

65 – 79 2 C Cukup Direvisi secukupnya

55 – 64 1 D Kurang Banyak hal yang direvisi

(4)

(2013:107) yang disajikan pada Tabel 1. Metode analisis statistik inferensial/induktif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan peneliti, dan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil penguji terhadap hipotesis (Agung, 2012:68). Pada dasarnya, statistik inferensial ini meliputi 2 (dua) uji, yaitu: “Uji beda dan uji hubungan/korelasi”. (1) Uji beda misalnya: uji “t”, analisis varian, analisis korvarian, Chi-Square dan lain-lain. (2) Uji hubungan/korelasi misalnya: r-product moment, analisis regresi, r-parsial. Pada penelitian ini menggunakan Uji beda yaitu Uji-t dari hasil pretest dan posttest antara pembelajaran sebelum menggunakan e-learning berbasis Schoology dan pembelajaran sesudah menggunakan e-learning berbasis Schoology. Sebelum melakukan uji hipotesis (Uji-t), perlu dilakukan uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas untuk skor hasil belajar ilmu pengetahuan sosial digunakan analisis Chi-Kuadrat dengan rumus: (Koyan,2012: 105) Keterangan: fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan

Kriteria pengujian, terima H0 jika 2

2

hitung

, dengan taraf signifikasi 5% dan dk = (jumlah kelas – 3 ).

Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji Homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan rumus:

Koyan, (2012:40) Kriteria pengujian tolak H0 jika

11, 21

n n

hitung

F

F

uji dilakukan

pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1, maka H0 ditolak yang berarti sampel tidak homogen. Selanjutnya untuk Uji hipotesis menggunakan Analisis Uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil pretest dan hasil posttes. Hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut.

Hipotesis statistik yang diajukan dan yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2 Keterangan:

µ1 : rata-rata hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan e-learning berbasis Schoology.

µ2 : rata-rata hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan e-learning berbasis Schoology.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan e-learning berbasis Schoology .

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan e-learning berbasis Schoology.

   e f e f o f 2 2

terkecil Varians terbesar Varians F hit

(5)

penelitian ini, yaitu menggunakan analisis uji-t sampel berkorelasi, dengan rumus sebagai berikut. 𝑡 = X − X1 2 𝑠12 𝑛1+ 𝑠2 2 𝑛2− 2𝑟 𝑛𝑠11 𝑛𝑠22 Koyan, (2012:29) Keterangan: 𝑋1 = Rata-rata sampel 1 𝑋2 = Rata-rata sampel 2

𝑆1 = Simpangan baku sampel 1 𝑆2 = Simpangan baku sampel 2

𝑆12 = Varians sampel 1

𝑆22 = Varians sampel 2

Dengan kriteria jika harga t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel, maka gagal menolak H0, dan jika harga t-hitung lebih besar dari harga t-tabel, maka H1 diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan model penelitian yang dijadikan pedoman yaitu ADDIE, tahapan pengembangan produk terdiri dari 5 tahapan, yaitu (analysis/analisa, design/perancangan,development/pengem bangan, implementation/implementasi and evaluations/evaluasi) (1) Tahap pertama (analysis/analisa), berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran diataranya hasil belajar siswa relatif rendah dan guru masih menggunakan model konvensional dalam proses pembelajaran serta belum dapat mengembangkan media pembelajaran yang efektif. Sedangkan fasilitas pembelajaran disekolah sangat memadai dilihat dari ruang kelas yang sudah terdapat LCD Proyektor, wifi gratis dan lab bahasa. Sehingga ini menunjukkan bahwa SMA N 4 Singaraja sangat cocok untuk dikembangkan media pembelajaran digital khususnya e-learning berbasis Schoology. (2) Tahap kedua (design/perancangan), pada tahap ini dilakukan penyusunan tes berupa kuesioner untuk uji ahli dan uji siswa, dan penyusunan tes objektif untuk uji

efektivitas. Pemilihan media dilakukan untuk pemetaan kompetensi dasar sesuai dengan media yang tepat. Berdasarkan analisis karakteristik siswa maka ditentukan format media yang akan dikembangkan ialah e-learning berbasis Schoology. Dengan Flowchart dan Storyboard yang sudah didesain agar lebih memudahkan pengguna atau siswa untuk mempelajari dan memahaminya. (3) Tahap ketiga (develop/pengembangan) ini adalah menyusun atau pengembangan produk yang sudah dirancang dan didesain sebelumnya, berdasarkan desain yang sudah dirancang dimana produk yang dirancang adalah media pembelajaran e-learning berbasis Schoology. Tahap ketiga ini merupakan kegiatan pengumpulan konten media, pembuatan konten media, penggabungan desain dengan konten media dan penyelesaian media yang diperlukan didalam pembuatan produk seperti : materi pokok dan aspek pendukung (teks,gambar, animasi, audio dan video).

(4) Tahap keempat

(implementation/implementasi), pada tahap ini dilakukan implementasi atau penerapan e-learning yang dikembangkan yaitu berbasis Schoology dari segi kemenarikan dan kelayakannya. (5) Tahap kelima (evaluations/evaluasi), tahap terakhir ini adalah melakukan validasi ahli dan uji pengembangan.

Pada validasi ahli dikakukan uji ahli dari segi isi mata pelajaran, media pembelajaran dan desain pembelajaran. Uji ahli isi mata pelajaran dilakukan oleh guru ahli bidang studi Bahasa Indonesia kelas X IB SMA Negeri 4 Singaraja, Ibu Dra. Ni Wayan Adi Wahyuni. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 96% (sangat baik) dan tidak perlu direvisi. Setelah selesai melaksanakan uji coba ahli isi serta merevisi produk sesuai dengan masukan dari ahli isi, validasi ahli kedua adalah uji ahli media pembelajaran. Uji ahli media pembelajaran dilakukan oleh dosen Jurusan Teknologi Pendidikan Undiksha, Bapak I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd.

(6)

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 80% (baik) dan sedikit direvisi. Uji ahli desain pembelajaran dilakukan oleh dosen Jurusan Teknologi Pendidikan Undiksha, Bapak Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 90% (sangat baik) dan tidak perlu direvisi.

Pada uji pengembangan dilakukan uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan. Uji coba perorangan dilakukan oleh tiga orang siswa. Ketiga orang siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat pengetahuan rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil penilaian uji coba perorangan, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 90% (sangat baik) dan tidak perlu direvisi. Uji coba kelompok kecil dilakukan oleh dua belas orang siswa. Dua belas orang siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda yaitu, empat orang dengan tingkat pengetahuan rendah, empat orang dengan tingkat pengetahuan sedang dan empat orang dengan tingkat pengetahuan tinggi. Berdasarkan hasil penilaian uji coba kelompok kecil, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 91% (sangat baik) dan tidak perlu direvisi. Uji coba lapangan dilakukan oleh dua puluh empat orang siswa. Kedua puluh empat orang siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat pengetahuan rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil penilaian uji coba lapangan, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya e-learning berbasis Schoology sebesar 90% (sangat baik) dan tidak perlu direvisi. (4) tahap keempat (desseminate/ penyebaran), pada tahap ini dilakukan uji efektivitas terhadap 30 siswa kelas X IB1 dengan memberikan

pretest dan posttest sehingga diketahui efektivitas hasil belajar dengan menggunakan e-learning berbasis Schoology. Setelah melakukan pretest dan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data sebelum melakukan uji-t yang meliputi uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data 30 siswa yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Liliefors. Data normal ditunjukan bila

hitung

2

<

2tabel dengan taraf signifikansi

5%. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, menunjukkan data pretest normal, yang ditunjukan dari

χ

2hutung =2,331 <

χ

2tabel

=7,815. Sedangkan data posttest juga normal, ditunjukan dari

χ

2hutung =6,287 <

tabel

2

χ

=7,815. Dengan demikian semua data skor hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berdistribusi normal.

Homogenitas data dianalisis dengan uji-F, dengan kriteria data homogen jika

F

hit

F

tab dan data tidak homogen jika

F

hit

F

tab. Dari hasil pengujian diperoleh Fhitung = 1,525 sedangkan Ftabel= 1,940 dengan taraf signifikansi 5% . Jadi dapat disimpulkan Fhitung < Ftabel sehingga kedua data tersebut memiliki varians yang homogen.

Setelah melakukan uji prasyarat analisis data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa sebelum menggunakan e-learning berbasis Schoology dan setelah menggunakan e-learning berbasis Schoology. Pengujian hipotesis tersebut dijabarkan kembali menjadi H0 dan H1. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan e-learning berbasis Schoology.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa

(7)

setelah mengikuti pembelajaran menggunakan e-learning berbasis Schoology. H0 : µA1 = µ2 H1 : µA1 ≠ µ2 Keterangan:

µ1 : rata-rata hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan e-learning berbasis Schoology.

µ2 : rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan e-learning berbasis Schoology.

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh thitung = 30,432 dan ttabel = 2,021 untuk db = 58 dari taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1diterima. Berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa sebelum menggunakan e-learning berbasis Schoology dan setelah menggunakan e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X IB1 Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 4 Singaraja.

Pembahasan dalam penelitian pengembangan ini akan menganalisis hasil-hasil pengembangan untuk menjawab pertanyaan dalam pengembangan e-learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas X Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Secara umum ada 3 pertanyaan ilmiah yang akan dianalisis dalam penelitian pengembangan ini, yaitu (1) Bagaimana rancang bangun e-learning berbasis Schoology untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SMA N 4 Singaraja?, (2) Bagaimana kualitas e-learning berbasis Schoology untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SMA N 4 Singaraja berdasarkan review uji ahli? dan (3) Bagaimanakah efektivitas penggunaan e-learning berbasis Schoology untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I tahun pelajaran 2014/2015?

Dengan menggunakan model ADDIE, melalui lima tahapan yaitu: (1) analisis (analysis), (2) desain/ perancangan (design) (3) pengembangan (development), (4) implementasi/eksekusi (implementation), dan (5) evaluasi/umpan balik (evaluation) dihasilkan media pembelajaran e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 4 Singaraja. Schoology atau lebih dikenal sebagai Schoology.com adalah gabungan dari Learning Management System (LMS) dengan media sosial untuk sekolah. Tampilan dan fitur pada Schoology hampir sama dengan facebook, dengan Schoology dapat memungkinkan guru untuk melanjutkan pembelajaran siswa mereka di luar kelas ke dalam dunia digital. Media e-learning ini dikembangan berdasarkan karakteristik siswa kelas X SMA Negeri 4 Singaraja, baik dari segi visual maupun materinya. Adapun materi yang dibahas dalam e-learning ini yaitu puisi dan cerpen, dimana pembahasan materi ini dibagi menjadi 4 topik, dan setiap topiknya didukung oleh media tambahan yang dapat berupa rangkuman materi dan video, selain itu juga terdapat forum diskusi yang topiknya sudah ditentukan terlebih dahulu. Pada forum diskusi siswa hanya perlu menuliskan tanggapan mengenai permasalahan yang dijadikan tema diskusi atau menanggapi tanggapan dari teman sekelasnya. Diakhir kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menjawab kuis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah dibahas.

Pembahasan kedua, yaitu Kualitas e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan hasil evaluasi para ahli (expert judgement) dan uji coba produk kepada siswa menunjukkan (1) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli isi, media e-learning berbasis Schoology memperoleh presentase tingkat pencapaian 96% dengan kualifikasi sangat baik, Media berada pada kualifikasi sangat baik dilihat

(8)

dari aspek sistematika penyampaian materi dan ketepatan pemberian contoh-contoh guna memperjelas materi yang disampaikan, kriteria tersebut memperoleh skor 5 (sangat baik). (2) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli media pembelajaran, media e-learning berbasis Schoology memperoleh presentase tingkat pencapaian 80% berada pada kualifikasi baik, sehingga e-learning berbasis Schoology sedikit direvisi karena tingkat interaktivitas siswa dengan media yang cukup tinggi dan kemudahan navigasi serta penggunaan media yang dikembangkan yaitu e-learning berbasis Schoology. (3) Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli desain, media e-learning berbasis Schoology memperoleh presentase tingkat pencapaian 90% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga e-learning berbasis Schoology tidak perlu direvisi. Media e-learning dikatakan sangat baik karena isi media pembelajaran secara keseluruhan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar Bahasa Indonesia dan cara penyajian materi yang bervariasi serta pemberian latihan untuk pemahaman konsep yang tepat.Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh warsita (dalam Hikmah, 2014:8) media yang efektif dirancang berdasarkan tiga prinsip perancangan media yaitu (1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti menantang, fantasi dan ingin tahu, (2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif, keluasan, dan power. (3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan bantuan komputer. Dari hasil penilaian oleh ahli media, media ini memperoleh skor 5 dengan kategori sangat baik pada kriteria tingkat interaktivitas siswa dengan media. Oleh karena itu, media ini dapat dikatakan mempunyai interaktifitas yang tinggi.

Sedangkan hasil uji coba produk kepada siswa yaitu menunjukan (4) Responden pada uji coba perorangan

adalah siswa kelas X IB1 SMA Negeri 4 Singaraja. Jumlah responden pada uji coba perorangan berjumlah 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 90% dan berada pada kualifikasi sangat baik karena kemenarikan tampilan fisik walaupun sederhana dan kemudahan penggunaan media. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Onno W. Purbo (2002) yang menyatakan bahwa terdapat tiga hal yang wajib dipenuhi untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik yaitu : sederhana, personal dan cepat. (5) Uji coba yang kedua adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 12 orang siswa SMA Negeri 4 Singaraja dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian e-learning berbasis Schoology mandiri pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 91,2% dan berada pada kualifikasi sangat baik karena cara penyajian materi yang bervariasi dan kemenarikan tampilan fisik dari media yang dikembangkan. e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan produk pengembangan yang telah direvisi berdasarkan masukan siswa dalam uji coba kelompok kecil, selanjutnya diberikan kepada 30 orang siswa untuk melaksanakan uji coba lapangan. (6) Pada uji coba lapangan e-learning berbasis Schoology digunakan secara langsung oleh 30 orang siswa, baru kemudian siswa memberi penilaian dengan angket yang sudah disediakan. Hasil uji coba lapangan yang dilakukan terhadap e-learning berbasis Schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu memperoleh nilai sebesar 90,5% dan berada pada kualifikasi baik karena dapat memberikan semangat dalam belajar dan kejelasan petunjuk penggunaan media, dimana sebelumnya media sudah dilampirkan atau di-upload pada e-learning Schoology.

(9)

Efektivitas produk penelitian pengembangan dalam penelitian ini di ukur dengan melakukan tahap pra eksperimen dengan menggunakan pretest dan posttest terhadap 30 orang peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 30,432 Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 =58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (a = 0,05) adalah 2,021. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan e-learning berbasis Schoology.

Ketiga rumusan masalah telah terjawab dan terbukti bahwa pembelajaran e-learning berbasis Schoology efektif. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan Schoology dalam pembelajaran. Schoology merubah pembelajaran yang semula dilakukan di kelas dan terikat oleh waktu, menjadi pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Peserta didik dapat belajar setiap saat dengan bantuan Schoology.

Selain kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada peserta didik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliki Schoology guru juga dapat membuat atau memberikan materi pelajaran, kuis, tugas dan penilaian langsung kepada peserta didik. Guru juga diberikan kewenangan mutlak didalam mengolah dan mengatur jalannya aktivitas kelas didalam Schoology . Peserta didik tidak dapat seenaknya sendiri melakukan aktifitas diluar aktivitas pembelajaran karena guru dapat menghapus peserta didik dari kelas atau sementara waktu menonaktifkannya. Dengan pengaturan kelas yang baik dan penyediaan materi pembelajaran yang berbobot serta menarik maka peserta didik akan bersemangat dan bertanggung jawab dalam setiap pembelajaran didalam Schoology . Sehingga pembelajaran

e-learning melalui media Schoology dapat menjadi salah satu pembelajaran yang efektif bagi siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut yaitu, (1) rancangan pengembangan media e-learning berbasis Schoology dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) kelayakan hasil pengembangan media e-learning berbasis Schoology, (3) efektivitas pengembangan media e-learning berbasis Schoology. Ketiga simpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

(1) Rancangan media e-learning berbasis Schoology dikembangkan pada tahap design/perancangan dari model pengembangan ADDIE. Desain pengembangan media e-learning berbasis Schoology dilakukan terlebih dahulu melalui analisis kebutuhan dan permasalahan pembelajaran yang ditemukan di SMA Negeri 4 Singaraja. Selanjutnya merancang flowchart dan storyboard. Flowchart bertujuan untuk menspesifikasikan alur kerja media dari tahap pembuka hingga penutup sedangkan storyboard bertujuan untuk mempermudah membuat tampilan desain dan pengaturan tata letak konten di dalam media. Dari flowchart dan storyboard inilah dapat dikembangkannya produk berupa media e-leaning berbasis Schoology. Dalam pengembangan produk dibutuhkan beberapa dukungan software, seperti Mozilla firefox, opera, internet explorer, Schoology.apk serta hardware seperti seperangkat komputer PC, laptop, smartphone, gadget yang tentunya terhubung dengan jaringan internet. Media e-learning Schoology dirancang/dikemas dalam bentuk course yang selanjutnya diberikan identitas dalam course itu sendiri yaitu e-learning Schoology SMA Negeri 4 Singaraja.

(2)Kelayakan hasil pengembangan media e-learning berbasis schoology pada ahli isi mata pelajaran berpredikat sangat baik (96%), ahli media pembelajaran berpredikat baik (80%), ahli desain pembelajaran berpredikat sangat baik

(10)

(90%), uji coba perorangan berpredikat sangat baik (90%), uji coba kelompok kecil berpredikat sangat baik (91,2%), dan uji coba lapangan berpredikat sangat baik (90,5 %).

(3) Media e-learning berbasis schoology terbukti efektif secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 4 Singaraja. Skor rata-rata siswa setelah menggunakan media e-learning berbasis schoology adalah 19,97 lebih besar dari skor rata-rata sebelum menggunakan media e-learning berbasis schoology yaitu 25,87.

Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan e-learning berbasis Schoology ini dikelompokan menjadi tiga, yaitu: (1) Guru disarankan agar menggunakan media e-learning berbasis schoology pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengingat fasilitas lingkungan sekolah dan siswa sangat mendukung serta untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dalam penyampaian dan penyerapan materi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa.

(2) Siswa diharapkan dapat memanfaatkan media e-learning berbasis schoology secara optimal sehingga media e-learning berbasis schoology tidak hanya dimanfaatkan di sekolah saja, namun dapat dimanfaatkan di rumah, sehingga materi yang diserap akan menjadi lebih optimal tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan pemanfaatan media e-learning berbasis schoology secara optimal, prestasi belajar siswa diharapkan akan lebih meningkat.

(3) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang harus diupdate oleh sekolah, khususnya untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Salah satunya pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dengan menggunakan e-learning berbasis Schoology sehingga tidak akan mengenal batas ruang dan waktu dalam proses pembelajaran.

(4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

dalam melakukan penelitian media selanjutnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses pembuatan skripsi ini, begitu banyak bantuan yang diperoleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang terhormat: Drs. I Ketut Pudjawan, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan atas berbagai kebijakannya sehingga studi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., sebagai Pembantu Dekan I yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan atas arahan dan bimbingan sehingga studi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Prof. Dr. A. A. Gede Agung, M.Pd., sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan petunjuk-petunjuk serta bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S., sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd., sebagai ahli desain pembelajaran dan I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., sebagai ahli media pembelajaran yang telah membantu memvalidasi e-learning yang dikembangkan. Putu Gede Wartawan S.Pd, M.Pd., sebagai Kepala sekolah SMA Negeri 4 Singaraja yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. Dra. Ni Wayan Adi Wahyuni, sebagai ahli isi mata pelajaran dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X. Siswa-siswi Kelas X IB 1 dan X IB 2 SMA N 4 Singaraja yang telah dengan tekun berpartisipasi dan mengikuti secara langsung penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2012. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan.. Singaraja: Undiksha.

---, 2013. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha

(11)

Basori. 2013. “Pemanfaatan Social Learning Network Schoology dalam Membantu Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS”. JIPTEK, Vol. No. 21. (hlm. 99-105).

Erwana. 2012. “Pengenalan Schoology, LearnBost, dan Schoology”.

Tersedia pada:

http://www.teknologiinovasi.blogsp ot.com. (diakses tanggal 7 Desember 2013).

Instructional Design Expert. 2009. The ADDIE Model. Tersedia pada http://www.instructionaldesignexper t.com/addie.html (diakses tanggal 14 Oktober 2013)

Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Koyan, I Wayan 2012. Statistik

Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Pardana, I Gede Adi. 2012.

Pengembangan Multimedia Interaktif Internet untuk Informasi

pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas IX Semester 1 di SMA Negeri 5 Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012. SkrBahasa Indonesia (tidak diterbitkan). Jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha. Romi Satria Wahono. 2008. Memilih

Sistem E-Learing Berbasis Open Source. Didownload pada tanggal 19 Agustus 2013 dari http://romisatriawahono.net/2008/0 1/24/memilih-sistem-e-learning-berbasis-open-source/.

Suartama, I Kadek dan Luh Putu Putrini Mahadewi. 2012. Pengembangan Course E-Learning Berbasis Moodle Pada Mata Kuliah Multimedia. Usulan Penelitian Institusional Ppkp.

Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa modul alat ukur medical check-up untuk temperatur tubuh, tekanan darah, dan detak

Selanjutnya apabila kita inputkan nilai 1333 pada sel A10, maka jika benar akan terlihat bahwa ijtimak akhir Ramadhan 1428 H jatuh pada hari Kamis Legi, 11 Oktober 2007 pukul

Berdasarkan hasil pengujian secara manual golongan darah dan rhesus manusia yang terdeteksi adalah B+ ditunjukkan pada gambar 11.. Sedangkan berdasarkan hasil bacaan alat,

Konsep sinematografi yang digunakan pada film fiksi “Halani Sinamot” yaitu konsep dramatik dengan menggunakan sinematografi dengan teknik level angle. Level angle yang

Menyampaikan dakwah bukanlah hal yang mudah, diperlukan peran masyarakat agar tercapai keberhasilan dakwah yang maksimal, peran merupakan tindakan yang dilakukan baik

Dalam hal ini digunakan algoritma Dijkstra dalam penentuan jarak terpendek tersebut dengan menerapkan Haversine formula yang diterapkan pada penentuan

Namun penguasaan beliau terhadap berbagai sistem hisab di atas tidak diimbangi dengan pemahaman beliau dalam menentukan kriteria penentuan awal bulan kamariah, karena dari

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, mutakammilul hilal merupakan konsep unifikasi kalender Hijriah dalam mengintegrasikan antara Muhammadiyah, NU, dan