• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I.1.Latar Belakang

Pembentukan bekuan darah adalah proses fisiologis yang lambat tapi normal terjadi sebagai akibat dari aktivasi jalur pembekuan darah. Respon alamiah yang timbul untuk mengatasi terbentuknya bekuan darah yang tidak diinginkan adalah adanya sistem fibrinolitik. Pada orang normal yang sehat terdapat keseimbangan dinamis antara pembentukan bekuan darah dan pemecahan bekuan darah. Bukti yang telah ada menunjukkan bahwa olahraga dan latihan fisik dapat mencetuskan efek hemostasis yang beragam pada orang normal yang sehat maupun pada pasien. (Mahmod El-Sayed, 2000)

Beberapa perubahan respon hemostasis yang disebabkan oleh aktivitas fisik yang dilakukan oleh seorang individu, dapat menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi individu tersebut. Laporan terbaru menyatakan bahwa intensitas olahraga yang sedang (moderate) meningkatkan aktivasi fibrinolisis darah yang berarti darah menjadi tidak terlalu mudah menggumpal, (Mahmod El-Sayed, 2004). Olahraga yang dilakukan secara rutin pada level sedang (moderate) dapat meningkatkan toleransi terhadap olahraga berat dengan menurunkan responsivitas platelet. (Peter Bartsch, 2009)

Namun sebaliknya, terdapat pula peningkatan insidensi kematian mendadak dan komplikasi kardiovaskular yang berhubungan dengan terbentuknya sumbatan (clot) pada pembuluh darah akibat peningkatan beban kerja tubuh yang berlebihan yang terjadi selama dan segera setelah olahraga akut pada level berat (vigorous), memicu agar dilakukannya penelitian untuk menjelaskan hubungan biologis antara olahraga dan fungsi hemostatik. Meskipun sistem pembekuan darah dan fibrinolitik dapat mengalami perubahan akibat aktivitas fisik, hasil dari studi yang tersedia sampai saat ini masih bias oleh beragamnya variabel pada setiap penelitian berbeda yang dilakukan, seperti: subjek penelitian; jenis, intensitas, frekuensi, dan durasi latihan fisik; serta metode uji yang digunakan untuk mengevaluasi sistem hemostasis. Mengingat beragamnya variabel tersebut dan dengan mencoba menyimpulkan dari berbagai data dan model hasil penelitian yang telah ada,

(2)

tampaknya dapat disimpulkan bahwa perubahan biologis yang disebabkan oleh aktivitas fisik sebenarnya memiliki kesimpulan yang sebenarnya konsisten yaitu dimana olahraga akut dan berat dikaitkan dengan keadaan hiperkoagulabilitas sesaat, terutama pada individu yang tidak terlatih. Keseluruhan perubahan tersebut, bagaimanapun, tampaknya sepenuhnya bersifat reversible sehingga perubahan tersebut akan kembali ke semula dalam jangka waktu tertentu setelah olahraga. (Lippi G., 2009)

Perubahan adaptif mungkin akan terjadi pada individu yang telah terlatih dalam jangka waktu lama sehingga dapat menawarkan perlindungan terhadap risiko trombosis dan kejadian kardiovaskular yang merugikan pada individu aktif secara fisik. (Lippi G., 2009). Perubahan adaptif yang terjadi pada individu yang rutin berolahraga memiliki mekanisme adaptasi yang berbeda-beda tergantung olahraga yang dilakukannya secara rutin. Penelitian yang dilakukan pada tiga atlet dari cabang olahraga yang berbeda (dayung, marathon, angkat beban) menunjukkan perubahan adaptif yang secara spesifik berbeda dalam sistem fibrinolitiknya. (Cerneca F., 2000). Namun pada dasarnya, olahraga teratur dapat meningkatkan kapasitas fibrinolitik seseorang sehingga hal itulah yang dapat melindungi seorang individu dari resiko terbentuknya sumbatan pembuluh darah akibat peningkatan pembekuan darah setelah aktivitas fisik pada level berat. (Kaeng W. Lee, 2003).

Terdapat beragam pemeriksaan hemostasis yang dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan hemostasis seseorang. Pemeriksaan yang sering menunjukkan hasil yang signifikan pada penelitian yang serupa ialah tes aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time) yang menggambarkan jalur intrinsik sistem pembekuan darah, dan tes waktu perdarahan adalah tes yang dapat mengalami perubahan bermakna karena dipengaruhi oleh aktivitas fisik berat. Hal itu disebabkan faktor pembekuan darah yang sering ditemukan terpengaruhi oleh aktivitas fisik berat adalah faktor-faktor pembekuan yang terlibat dalam jalur intrinsik, yaitu: faktor VIII, IX, XI (Kathleen Menzel, 2010). Penelitian lainnya secara spesifik menunjukkan hasil perubahan kadar faktor VIII yang bermakna. Namun diutarakan pada penelitan tersebut bahwa olahraga teratur pun tidak mempengaruhi perubahan adaptif yang bermakna pada faktor VIII. Aktivitas faktor VIII dan antigen faktor VIII pada level

(3)

istirahat tidak berubah dengan training pada individu yang sama. Dengan demikian, tidak ada kesimpulan yang valid yang dapat dicapai mengenai pengaruh pasti latihan fisik terhadap pembekuan darah dan fibrinolisis. Ini tidak diragukan lagi karena variasi dalam program pelatihan yang digunakan, populasi yang diteliti, dan metode analisis yang digunakan. (Mahmod El-Sayed, 2000)

Penelitian tentang respon hemostasis pada jenis kelamin perempuan secara khusus masih jarang, padahal hormon progesteron yang meningkat pada periode pra-menstruasi diketahui memiliki efek terhadap terjadinya peningkatan pembekuan darah. Pada sebuah penelitian dimana pasien dengan perdarahan pada otak akibat trauma (traumatic brain injury), subjek diberi pengobatan progesteron menunjukkan hasil yang membantu penghentian perdarahan karena progesteron secara umum mempertahankan prokoagulan (thrombin, fibrinogen, dan faktor koagulasi XIII) (Jacob W. VanLandingham, 2008). Selain itu, pada penelitian tentang peningkatan vena tromboembolism (VTE) akibat kontrasepsi oral estrogen menunjukkan hasil bahwa estrogen menyebabkan penurunan fungsi antikoagulan secara signifikan sehingga meningkatkan risiko VTE (C. Kluft, 2007).

Dari uraian penjelasan di atas, peneliti menemukan masih kurangnya informasi yang jelas mengenai pengaruh aktivitas fisik berat terhadap respon hemostasis, serta penelitian mengenai pengaruh olahraga terhadap keadaan jenis kelamin spesifik perempuan masih jarang ditemukan, yang dimana perempuan memiliki kondisi fisiologis yang khas sehingga diperkirakan dapat mempengaruhi respon hemostasisnya secara signifikan. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran respon hemostasis akibat olahraga pada remaja perempuan.

Penelitian yang bersifat fisiologis ini menggunakan sampel dari kelompok usia remaja karena kondisi kematangan organ-organ yang sudah cukup dan sel-sel dalam tubuhnya belum banyak yang mengalami proses degeneratif karena penuaan, sehingga mengurangi kemungkinan hasil penelitian yang bias dengan kondisi degeneratif individu pada sampel. Dengan demikian, kelompok remaja wanita dibutuhkan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

(4)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah terdapat pengaruh aktivitas fisik berat terhadap hasil tes aPTT dan masa perdarahan pada remaja wanita yang tidak terbiasa berolahraga?

I.3.Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum

I.3.1.1 Mengetahui perbandingan hasil tes hemostasis sebelum dan sesudah aktivitas fisik berat pada remaja wanita yang tidak terbiasa berolahraga

I.3.2 Tujuan Khusus

I.3.2.1 Mengetahui hasil tes aPTT sebelum dan sesudah aktivitas fisik berat pada remaja wanita yang tidak terbiasa berolahraga

I.3.2.2 Mengetahui hasil tes masa perdarahan sebelum dan sesudah aktivitas fisik berat pada remaja wanita yang tidak terbiasa berolahraga

I.3.2.3 Mengetahui hubungan perubahan masa perdarahan dengan perubahan nilai aPTT karena aktivitas fisik berat.

I.4.Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat bagi penulis di bidang akademik

I.4.1.1 Diharapkan mampu memberikan bukti empiris terhadap data yang kuat tentang pengaruh olahraga terhadap fungsi hemostasis

I.4.2 Manfaat bagi masyarakat umum

I.4.2.1 Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat umum terhadap pentingnya memperhatikan kemampuan tubuh dalam berolahraga dan bagaimana kemampuan olahraga perlu ditingkatkan secara bertahap. I.4.3 Manfaat bagi perkembangan penelitian

I.4.3.1 Data penelitian dapat menjadi perbandingan untuk pengembangan penelitian pada jenis olahraga lain seperti pada olahraga dengan intensitas, durasi dan frekuensi yang berbeda ataupun pada olahraga statis atau dinamis.

I.4.3.2 Data penelitian dapat menjadi perbandingan untuk pengembangan penelitian pada sampel dengan keadaan lain: pada wanita dengan keadaan menstruasi saja, pada jenis kelamin spesifik pria, pasien diabetes tipe 2, pasien usia lanjut, ataupun pasien kejiwaan.

(5)

I.4.3.3 Data penelitian dapat menjadi perbandingan untuk pengembangan penelitian pada metode uji lainnya yang dapat mempengaruhi sistem hemostasis, seperti mengukur perubahan kadar faktor-faktor pembekuan, disertai pengukuran kadar hormonnya

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

laporan biaya kualitas sebagai alat pengendalian biaya adalah bahwa setiap perusahaan menerapkan penyusunan laporan biaya kualitas yang merupakan salah satu usaha

Penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan secara langsung (Suryabrata,

Hasil keseluruhan dari evaluasi terhadap karakteristik fisik granul dan tablet yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3 memberi gambaran bahwa kelima formula tablet lepas

Dalam Rajah 6,pentagon PꞌQꞌRꞌSꞌTꞌ ialah imej bagi pentagon PQRST di bawah satu pembesaran pada pusat O.... 12 Diagram 12 shows two triangles BDA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukan: 1) Adanya pengaruh penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis narasi; 2)

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Kemampuan pemahaman mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran kolaboratif lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran biasa

Oleh karenanya, mereka sebaiknya menanyakan apakah para karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka untuk dilakukan (tindakan kunci) atau untuk diselesaikan (hasil