• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN DEBIT DRAINASE JALAN KYAI HAJI HARUN NAFSI KELURAHAN RAPAK DALAM KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMATAN DEBIT DRAINASE JALAN KYAI HAJI HARUN NAFSI KELURAHAN RAPAK DALAM KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMATAN DEBIT DRAINASE JALAN KYAI HAJI HARUN NAFSI

KELURAHAN RAPAK DALAM

KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

Oleh :

SYAHRIL NIM.100 500 041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

PENGAMATAN DEBIT DRAINASE JALAN KYAI HAJI HARUN NAFSI

KELURAHAN RAPAK DALAM

KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

Oleh :

SYAHRIL NIM. 100 500 041

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(3)

PENGAMATAN DEBIT DRAINASE JALAN KYAI HAJI HARUN NAFSI

KELURAHAN RAPAK DALAM

KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

Oleh :

SYAHRIL NIM. 100 500 041

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pengamatan Debit Drainase Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam

Kecamatan Samarinda Seberang

Nama : Syahril

NIM : 100 500 041

Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003 Penguji I, Ir. M. Masrudy, MP NIP. 19600805 198803 1 003 Penguji II, Ir. Noorhamsyah, MP NIP. 19640523 199793 1 001 Meyetujui

Ketua Program Studi Manajemen Hutan

Ir. M. Fadjeri, MP

NIP. 19610812 198803 1 003

Mengesahkan

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanudin, MP NIP.19630805 198903 1 005

(5)

ABSTRAK

SYAHRIL. Pengamatan Debit Air Drainase di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Seberang (di bawah bimbingan Dadang Suprapto).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerangkan besarnya Debit Air Drainase di sekitar Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak, Kecamatan Samarinda Seberang.

Waktu pengamatan kurang lebih dari 2 bulan mulai dari tanggal 01 Juli sampai 30 Agustus 2013, meliputi orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan, pengolahan data dan penyusunan karya ilmiah.

Berdasarkan hasil pengamatan telah diketahui bahwa nilai rata-rata debit air drainase adalah sebesar 0,61 m3/detik, yang diperoleh dari 21 x pengukuran, dimulai tanggal 07 Juli 2013 sampaiu dengan tanggal 27 Juli 2013. Debit air drainase yang terkecil terjadi pada tanggal 08 Juli 2013 dan 25 Juli 2013 yaitu sebesar 0,23 m3/detik, sedangkan debit air yang terbesar terjadi pada tanggal 15 Juli 2013 yaitu sebesar 2,05 m3/detik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata debit air drainase sebesar 0,61 m3/detik, yaitu menurut hasil dari pengukuran debit air drainase selama pengamatan di lapangan

(6)

RIWAYAT HIDUP

Syahril lahir pada tanggal 05 Januari 1990 di Desa Riwang. Kecamatan Batu Engau. Kota Tanah Grogot (Paser). Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari kedua bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Mujir dan Ibu Sariah.

Menikah dengan Novia Rezki pada tanggal 08 Desember 2012 dan dikarunia satu anak laki-laki yang bernama Erlangga Syaputra Pratama Syahril.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar Negeri 004 Batu Engau (SD) Desa Riwang pada tahun 1998, lulus pada tahun 2004 di Desa Riwang. Kecamatan Batu Engau (Provinsi Kalimantan Timur). Kemudian melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 36 Samarinda Seberang (SMPN 36 SMD ) pada tahun 2004 di Samarinda dan lulus pada tahun 2007 di Kota Samarinda (Provinsi Kalimantan Timur). Pada tahun yang sama yaitu tahun 2007 melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Pertanian. Sekolah Pembangunan Pertanian-Sekolah Pertanian Menengah Atas (SMK Negeri Pertanian SPP-SPMA) Sempaja/Samarinda lulus pada tahun 2010 di Kota Samarinda (Provinsi Kalimantan Timur). Dan melanjutkan Pendidikan Tinggi pada tahun yang sama yaitu tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Program studi Manajemen Hutan, Jurusan Manajemen Pertanian. Kampus Sei Keledang Samarinda Seberang.

Pada tanggal 4 Maret 2013 sampai 8 Mei 2013 mengikuti Praktik Kerja Lapang di PT. Indowana Arga Timber di Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat Rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Penulis menyadari banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak dalam penyelesaian Karya Ilmiah ini, oleh karenanya dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Dosen Pembimbing karya ilmiah 2. Ir. M. Masrudy, MP selaku dosen penguji I

3. Ir. Noorhamsyah, MP selaku dosen penguji II

4. Bapak Ir. M. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan. 5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Bapak Ir. Wartomo MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Ayah dan Ibu beserta keluarga yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa moril maupun material demi keberhasilan penulis Karya Ilmiah untuk menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

8. Isteriku Novia Rezki yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan perkuliahan.

9. Teman-teman yang banyak memberikan bantuan baik material maupun spiritual sehingga terselesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan sangat diharapkan dan penulis juga berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR TABEL ... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Tentang Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS ... 3

B. Tinjauan Umum Mengenai Debit Air ... 3

C. Pengukuran Debit Air Menggunakan Metode Embodys Float ... 5

III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 7

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 7

C. Prosedur Kerja ... 7

D. Analisa Data ... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 12

B. Pembahasan ... 14

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 16

B. Saran ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Hasil Pengukuran Kecepatan Arus Rata-rata Selama Pengamatan ... ... 10

2. Hasil Pengukuran Luas Penampang Basah Total ... 10

3. Hasil Pengukuran Debit Air dan Nilai Standar Deviasinya Selama Pengamatan ... ... 10

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Rancangan Pembagian Luas Penampang dan Letak

Pengukuran Kecepatan Arus ... 9

2. Grafik Hubungan Debit Air dengan Kondisi Hujan ... 14

Nomor Lampiran Halaman 1. Meteran untuk Mengukur Panjang Saluran Drainase ... 21

2. Patok Kayu untuk Mengetahui Kedalaman Air ... 21

3. Bola Ping Pong Digunakan Untuk Mengukur Kecepatan ... 21

4. Stopwatch Untuk Mengukur Kecepatan Debit Air... 21

5. Kamera Digital Digunakan Untuk Dokumentasi ... 21

6. Alat Tulis Digunakan Untuk Mencatat Hasil Pengamatan di Lapangan ……… ... 21

7. Survey Lokasi Penelitian ………. . 22

8. Mengukur Lebar Drainase ……… 22

9. Mengukur Panjang Drainase ……… 22

10. Mengukur Kedalaman Drainase ……….. 22

11. Menghitung Debit Air dengan Menggunakan Bola Pingpong …... . 22

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Perhitungan Mendapatkan Kecepatan Air Saluran Drainase di

Kelurahan Rapak Dalam ... 19

2. Perhitungan Mendapatkan Luas Penampang Basah Total

Seluruh Drainase di Kelurahan Rapak Dalam ... 20

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

Hutan sebagai sumber daya perlu dipertahankan, dibina dan dikelola agar diperoleh keseimbangan alam dan keserasian lingkungan hidup. Selain itu, pengelolaan sumber daya hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar mungkin bagi kemakmuran bangsa, untuk mencapai tujuan maka usaha pengelolaan hutan perlu ditingkatkan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dipandang sebagai sistem alami yang menjadi tempat berlangsungnya proses-proses biofisik hidrologis maupun kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat yang kompleks. Proses-proses

biofisik hidrologis DAS merupakan proses alami sebagai bagian dari suatu daur

hidrologi atau yang dikenal sebagai siklus air. Sedang kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat merupakan bentuk intervensi manusia terhadap sistem alami DAS, seperti pengembangan lahan kawasan budidaya. Hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya tuntutan atas sumberdaya alam (air, tanah, dan hutan) yang disebabkan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang membawa akibat pada perubahan kondisi tata air DAS (Anonim, 2009a).

Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak hanya berdampak nyata secara biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya dukung lahan, namun juga secara sosial ekonomi menyebabkan

(13)

2

masyarakat menjadi semakin kehilangan kemampuan untuk berusaha dilahannya (Anonim, 2009b).

Salah satu Indikator kualitas DAS adalah fluktuasi aliran permukaan yang tidak terlalu tinggi. Hal ini bisa dilihat dengan pengukuran debit air di waktu hujan dan ketika hari terang (Hartono, 2006).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerangkan besarnya Debit Air Drainase di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak, Kecamatan Samarinda Seberang.

Hasil yang diharapkan adalah memberikan informasi kepada pembuat kebijakan, khususnya dalam wilayah penelitian, sebagai bahan pertimbangan terhadap potensi bahaya banjir.

(14)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Tentang Derah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut, guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.

Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan

mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS-Sub DAS. Sub DAS suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, air hujan meresap atau mengalir melalui cabang aliran sungai yang membentuk bagian wilayah DAS. Sub-sub

DAS suatu wilayah terbentuk secara alamiah, dimana air hujan meresap atau

mengalir melalui ranting aliran sungai yang membentuk bagian dari Sub DAS

(Anonim, 2008).

B. Tinjauan Umum Mengenai Debit Air

Debit aliran adalah laju aliran (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam satuan SI, besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt.). Dalam

laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respons adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan suatu DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal (Asdak, dkk. 2007).

(15)

4

Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 – 1,4 milyard km3 air, 97,5 %

adalah air laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001 % berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus-menerus sirkulasi, presipitasi, dan pengaliran keluar (out flow). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan. Sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah.

Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan

lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. (Sosrodarsono, 2006).

Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan lokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai.

(16)

5

Sebagian besar debit aliran pada saluran drainase yang masih alamiah adalah debit aliran yang berasal dari air tanah atau mata air dan debit aliran air permukaan (air hujan). Dengan demikian aliran air pada sungai kecil pada umumnya lebih menggambarkan kondisi hujan daerah yang bersangkutan.

Sedimentasi adalah hasil proses erosi, baik hasil erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai dan waduk. Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di dalam waduk. Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk ke dalam suatu badan air secara umum disebut sedimen. Sedimen yang terbawa masuk ke dalam drainase hanya sebagian saja dari tanah yang tererosi dari tempatnya. Sebagian lagi dari tanah yang terbawa erosi akan mengendap pada suatu tempat di lahan bagian bawah tempat erosi pada DAS tersebut.

C. Pengukuran Debit Air dengan Menggunakan Metode Embodys Float

Kecepatan aliran saluran drainase pada satu penampang saluran tidak sama. Kecepatan aliran selokan ditentukan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan faktor-faktor lainnya. Kecepatan aliran selokan diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang selokan tersebut. Namun apabila alat tersebut tidak tersedia, kecepatan aliran dapat diukur dengan metode

(17)

6

Embodys Float Method adalah suatu cara pengukuran debit air

sederhana dengan menggunakan pelampung berupa bola plastik/bola pingpong untuk mengetahui laju aliran air suatu permukaan perairan (Anonim, 2005).

Menurut (Anonim, 2005) untuk menggunakan metode Embodys Float beberapa syarat perairan yang harus dipenuhi yaitu :

a. Jauh dari pertemuan cabang perairan. b. Tidak turbulen.

c. Perairan relatif lurus d. Tidak ada tumbuhan air

(18)

7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian Debit Drainase dilaksanakan di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang. Waktu penelitian kurang lebih 2 bulan, yaitui dilakukan dari tanggal 01 Juli 2013 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2013, meliputi orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan, pengolahan data dan penyusunan karya ilmiah.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan ini terdiri dari : a. Bola pingpong, digunakan untuk mengukur kecepatan arus

b. Alat tulis menulis digunakan untuk mencatat data-data hasil pengukuran debit air

c. Meteran/tali ukur, digunakan untuk mengukur panjang saluran drainase dan kedalaman drainase

d. Patok kayu (jarlon) sebanyak 3 patok untuk mengetahui tinggi air

e. Stopwatch,menghitung kecepatan aliran pada masing-masing titik

f. Kalkulator, digunakan untuk mengolah data hasil pengamatan di lapangan g. Kamera digital, digunakan untuk dokumentasi.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Orentasi lapangan. Orentasi lapangan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan di lapangan.

(19)

8

2. Persiapan alat penelitian. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan pengamatan di lapangan, khususnya yang terkait dengan pengukuran debit air drainase

3. Persiapan pengukuran debit air. Sebelum mengadakan pengukuran, pemilihan lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena kesesuaian lokasi akan berpengaruh terhadap akurasi hasil pengukuran. Kriteria lokasi yang ideal untuk melakukan pengukuran adalah dengan profil drainase rata tanpa ada penghalang untuk aliran air, arus drainase terpusat dan tidak melebar saat tinggi muka air naik.

Perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: alat tulis (buku, pensil, dan spidol), timer (stopwatch), alat pengapung (bola pingpong), meteran, tongkat bambu atau kayu.

4. Pengukuran debit air. Untuk mendapatkan besar debit air drainase perlu prosedur sebagai berikut :

a. Pengukuran Kecepatan Arus

Untuk data kecepatan arus diperlukan data jarak tempuh dan waktu tempuh bola pingpong, jarak tempuh bola pingpong ditentukan sejauh 10 meter. Langkah kerja untuk mengetahui waktu tempuh bola pingpong dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Membentangkan meteran sepanjang sepuluh (10) meter. Melakukan pembagian 3 titik pengamatan, yaitu daerah titik awal, titik tengah dan titik akhir.

2. Dilanjutkan dengan menjatuhkan bola pingpong pada titik awal daerah (hulu aliran air dan dibiarkan bergerak tanpa hambatan mengarah ke titik tengah). Ketika bola pingpong sampai di titik tengah dihutung

(20)

9

waktu tempuhnya dari titik awal. Kemudian dilanjutkan dengan melepaskan kembali bola pingpong ke arah titik akhir. Pada saat bola pingpong telah sampai di titik akhir dilakukan penghitungan waktu tempuh dari titik tengah.

b. Pengukuran Luas Penampang Basah Drainase

Seperti halnya kedalaman air permukaan, kecepatan aliran permukaan juga diambil sebanyak tiga titik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini :

l1 l2 l3

V1 V2 V3

d1 d2 d3

Gambar 1. Rancangan Pembagian Luas Penampang Drainase dan

Letak Pengukuran Kecepatan Arus Drainase.

Keterangan Gambar :

11,12,13, = Lebar masing-masing seksi (m)

V1,V2,V3, = Kecepatan arus masing-masing seksi (m/detik)

d1,d2,d3 = Kedalaman masing-masing seksi (m)

c. Sebagai data penunjang pengukuran curah hujan menggunakan data sekunder hasil pengukuran dari BMKG Stasiun Meteorologi Klas III Temindung Samarinda.

5. Pengolahan Data

Data kecepatan arus drainase langsung dengan rumus : Rumus :

V = S T

Keterangan : V = Kecepatan arus drainase (m/dtk)

S = Jarak tempuh pelampung (bola pingpong) (m) S = V x T

(21)

10

T = Waktu tempuh (dtk)

Pengukuran luas penampang basah drainase yaitu :

a. Mengukur kedalaman secara lengkap dengan papan duga (d1, d2, d3).

b. Mengukur lebar sungai pada masing-masing seksi (11, 22 ,33), kemudian

dirata-ratakan, dan dicatat sebagai lebar sungai.

Sehingga luas penampang sungai dapat diperhitungkan dengan rumus :

A = d1 x 11 + d2 x 12 + d3 x 13………di x In Dimana :

A = Total luas penempang basah dari masing-masing seksi (m2)

di…n= Kedalaman air sungai ke – i (m)

Li…n = Lebar penampang bagian seksi ke – i (m)

Pengolahan data hasil pengamatan langsung di lapangan. Untuk data hasil pengamatan dapat di tabulasikan seperti pada Tabel 1, 2, dan 3 berikut :

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kecepatan Arus Rata-rata Selama Pengamatan Tanggal

Waktu Tempuh

Pelampung Kecepatan Arus Kecepatan Arus

(detik) (m/detik) Rata-rata

A B C A B C (m/detik)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Luas Penampang Basah Total Tanggal Lebar (m) Kedalaman (m) Luas Penampang (m2) Luas Penampang A B C A B C A B C Total (m2)

Tabel 3. Hasil Pengukuran Debit Air Drainase

Tanggal Curah Luas

Kecepatan Arus Faktor Sungai Debit Air

Hujan Penampang Rata-rata Alami (m3/dtk)

(22)

11

D. Analisa Data

Setelah diperoleh data-data mengenai lebar drainase, ketinggian air dan laju aliran, maka dihitung debit air dengan menggunakan rumus (Asdak, 1995).

Q = A x V x K Dimana :

Q = Debit aliran sungai (m3/dtk)

A = Luas penampang basah sungai/saluran drainase V = Kecepatan arus sungai (m/dtk)

K = Konstanta kecepatan arus sungai

Melihat konstanta air jika berpasir maka konstanta air 0,8 dan jika berlumpur konstanta air 0,9, kondisi lokasi penelitian di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang yaitu berlumpur selalu diperoleh dengan nilai 0,90.

(23)

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil Pengukuran Debit air saluran drainase di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi di Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang, selama pengamatan yang dilakukan di aliran sungai dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Debit Air Selama Pengamatan :

Tanggal Keadaan Kondisi Curah Hujan

(mm) Luas Penampang Total (m2) Kecepatan Arus Rata-rata (m/dtk) Faktor Sungai Alami Debit Air (m3/dtk) (A) (V) (K) (Q) 07/07/2013 Hujan 7 3.64 0.33 0.9 1.10

08/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.10 0.9 0.23

09/07/2013 Hujan 13 2.47 0.35 0.9 0.77

10/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.11 0.9 0.25 11/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.11 0.9 0.25 12/07/2013 Tidak ada

hujan - 2.47 0.12 0.9 0.26

13/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.27

14/07/2013 Hujan 7 3.64 0.36 0.9 1.19

15/07/2013 Hujan 51 5.98 0.38 0.9 2.05

(24)

13

Tabel 4. (Lanjutan) Hasil Pengukuran Debit Air Selama Pengamatan :

Tanggal Keadaan Kondisi Curah Hujan

(mm) Luas Penampang Total (m2) Kecepatan Arus Rata-rata (m/dtk) Faktor Sungai Alami Debit Air (m3/dtk) (A) (V) (K) (Q)

17/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.26 18/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.26

19/07/2013 Hujan 3 3.64 0.36 0.9 1.17

20/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.11 0.9 0.25 21/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.11 0.9 0.25 22/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.26 23/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.26

24/07/2013 Hujan 25 5.98 0.35 0.9 1.88

25/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.10 0.9 0.23 26/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.11 0.9 0.25 27/07/2013 Tidak ada hujan - 2.47 0.12 0.9 0.27

Nilai rata-rata debit air 0.61 m3/dtk

(25)

14

Untuk memperjelas Tabel 4 di atas, berikut ditampilkan berupa grafik yang disajikan paga Gambar 2 berikut :

Gambar 2. Hubungan Debit Air Drainase dengan Kondisi Hujan

B. Pembahasan

Hasil pengamatan debit air drainase di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang, pada bulan Juli 2013 dengan 21 x pengukuran debit air drainase, diperoleh rata-rata sebesar 0,61 m3/dtk. Menurut Chafid Fandeli (2004) hasil dari pengukuran debit air drainase

selama pengamatan di lapangan pada lokasi penelitian tergolong nilai dan rentangan 1. Pada rentangan ini debit puncak 5 tahun, selalu menyebabkan banjir atau termasuk dalam kriteria sangat jelek.

Dari hasil perhitungan didapat bahwa debit air drainase yang terkecil pada saat tidak hujan terjadi pada tanggal 08/07/2013 dan 25/07/2013 yaitu

sebesar 0,23 m3/dtk dan saat hujan debit terbesar terjadi pada tanggal

15/07/2013 sebesar 2,05 m3/dtk. 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 20Hujan Tidak ada hujan De bit A ir

(26)

15

Debit air pada hari tidak ada hujan rata-rata sebesar 0,23 m³/detik ini disebabkan oleh pada saat air hujan turun sedikit dan pada sesudah hujan dengan rata-rata debit air sebesar 2,05 m³/detik dan mengalami curah hujan yang cukup tinggi.

(27)

16

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Pengamatan Debit Air Drainase di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang, dari pembahasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan tentang aspek-aspek debit air drainase yang ada di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang :

1. Berdasarkan hasil pengamatan telah diketahui bahwa nilai rata-rata debit air drainase yaitu sebesar 0,61 m3/detik, yang diperoleh dari 21 x pengukuran,

dimulai tanggal 07 Juli 2013 sampaiu dengan tanggal 27 Juli 2013.

2. Debit air yang terkecil pada saat tidak hujan terdapat pada tanggal 08 dan 25 Juli 2013 sebesar 0,23 m3/dtk dan debit terbesar pada saat hujan terdapat

pada tanggal 15 Juli 2013 sebesar 2,05 m3/dtk. B. SARAN

Perlu adanya pengamatan lanjutan tentang pengamatan debit air

drainase yang lainnya di Jalan Kyai Haji Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap tentang pengamatan debit air drainase.

(28)

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Metode Pengukuran Arus Air. http://www.nature.com/cara-cara-mengukur-laju-aliran-air.html diakses pada tanggal 24 Januari 2013.

Anonim. 2008. Pengertian Sub DAS. http://www.google.com/pengertian-sub-daerah-alian-sungai.html diakses pada tanggal 23 Januari 2013.

Anonim. 2009a. Daerah Aliran Sungai http//www.google.com/DAS.html diakses

pada tanggal 24 Januari 2013.

Anonim. 2009b. Kondisi Hidrologi DAS.

http//blogspot.com/kondisi-hidrologi-DAS.html diakses pada tanggal 24 Januari 2013.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada

Universitas Press, Yogyakarta.

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Sumber Daya Air. Yogyakarta :

Penerbit Gadjah Mada University Press.

Fandeli, C. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam

Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit LIBERTY OFFSET.

Hartono. 2006. Indikator Kualitas DAS. Gagas Media. Jakarta. Sosrodarsono. 2006. Air Bumi. Pelita Harapan Press. Bandung.

(29)

18

(30)

19

Lampiran 1. Perhitungan Mendapatkan Kecepatan Air Saluran Drainase di Kelurahan Rapak Dalam

Tanggal Kondisi Cuaca Tempuh Jarak

(m) Waktu Tempuh Pelampung (detik) Kecepatan Arus (m/detik) Kecepatan Arus Rata-rata (m/detik) A B C A B C 07/07/2013 Hujan 10 28.5 26.64 36.14 0.35 0.38 0.28 0.33 08/07/2013 Tidak ada hujan 10 97.01 96.92 95.97 0.10 0.10 0.10 0.10 09/07/2013 Hujan 10 27.65 25.7 34.8 0.36 0.39 0.29 0.35 10/07/2013 Tidak ada hujan 10 93.83 83.91 94.23 0.11 0.12 0.11 0.11 11/07/2013 Tidak ada hujan 10 89.68 83.53 91.7 0.11 0.12 0.11 0.11 12/07/2013 Tidak ada hujan 10 85.84 82.53 91.89 0.12 0.12 0.11 0.12 13/07/2013 Tidak ada hujan 10 74.52 84.27 94.32 0.13 0.12 0.11 0.12 14/07/2013 Hujan 10 33.56 21.07 31.28 0.30 0.47 0.32 0.36

15/07/2013 Hujan 10 25 22 34 0.40 0.45 0.29 0.38

16/07/2013 Hujan 10 37.52 20.69 30.56 0.27 0.48 0.33 0.36 17/07/2013 Tidak ada hujan 10 85 82.53 91.14 0.12 0.12 0.11 0.12 18/07/2013 Tidak ada hujan 10 82.25 90.57 86.5 0.12 0.11 0.12 0.12 19/07/2013 Hujan 10 27.2 25.9 31.89 0.37 0.39 0.31 0.36 20/07/2013 Tidak ada hujan 10 83.4 90.4 99.5 0.12 0.11 0.10 0.11 21/07/2013 Tidak ada hujan 10 80.14 89.57 99.57 0.12 0.11 0.10 0.11 22/07/2013 Tidak ada hujan 10 79.59 96.92 80.77 0.13 0.10 0.12 0.12 23/07/2013 Tidak ada hujan 10 77.85 83.55 91.92 0.13 0.12 0.11 0.12 24/07/2013 Hujan 10 27.6 25.56 34.76 0.36 0.39 0.29 0.35 25/07/2013 Tidak ada hujan 10 97.09 96.97 95.99 0.10 0.10 0.10 0.10 26/07/2013 Tidak ada hujan 10 89.68 83.54 91.28 0.11 0.12 0.11 0.11 27/07/2013 Tidak ada hujan 10 75.5 81.85 95.32 0.13 0.12 0.10 0.12

(31)

20

Lampiran 2. Perhitungan Mendapatkan Luas Penampang Besar Saluran Drainase di Kelurahan Rapak Dalam

Tanggal Kondisi Cuaca Lebar (m) Kedalaman

Kecepatan Arus

(m2) Penampang Luas

Total (m2)

A B C A B C A B C

07/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 0.9 1 0.9 1.17 1.3 1.17 3.64 08/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 09/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 10/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 11/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 12/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 13/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 14/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 0.9 1 0.9 1.17 1.3 1.17 3.64 15/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 1.5 1.6 1.5 1.95 2.08 1.95 5.98 16/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 0.9 1 0.9 1.17 1.3 1.17 3.64 17/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 18/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 19/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 0.9 1 0.9 1.17 1.3 1.17 3.64 20/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 21/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 22/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 23/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 24/07/2013 Hujan 1.3 1.3 1.3 1.5 1.6 1.5 1.95 2.08 1.95 5.98 25/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 26/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47 27/07/2013 Tidak ada hujan 1.3 1.3 1.3 0.6 0.7 0.6 0.78 0.91 0.78 2.47

(32)

21

Gambar 1. Meteran untuk Mengukur Panjang Gambar 2. Patok Kayu untuk Mengetahui Saluran Drainase Kedalaman Air

Gambar 3. Bola Pingpong di Gunakan untuk Gambar 4. Stopwatch untuk Mengukur Mengukur Kecepatan Kecepatan Debit Air

Gambar 5. Kamera Digital di Gunakan untuk Gambar 6. Aalat Tulis di Gunakan untuk

Dokumentasi Mencatat Hasil Pengamatan di Lapangan

(33)

22

\

Gambar 7. Survey Lokasi Penelitian Gambar 8. Mengukur Lebar Drainase

Gambar 9. Mengukur Panjang Drainase Gambar 10. Mengukur Kedalaman Drainase

Gambar 11. Menghitung Debit Air dengan Gambar 12. Mencatat Data Penelitian Menggunakan Bola Pingpong

Gambar

Gambar 1. Rancangan Pembagian Luas Penampang Drainase dan   Letak Pengukuran Kecepatan Arus Drainase
Tabel 1.  Hasil Pengukuran Kecepatan Arus Rata-rata Selama Pengamatan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Debit Air Selama Pengamatan :
Tabel 4. (Lanjutan) Hasil Pengukuran Debit Air Selama Pengamatan :
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Valko (2006), pada tubuh normal, radikal bebas terbentuk sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam tubuh dan MDA senyawa yang terbentuk

Sharable Content Object Refrence Model (SCORM) adalah standar yang dikembangkan oleh Advanced Distributed learning (ADL) yang kemudian di support oleh United States Secretary of

(2010) yang menyatakan bahwa bank yang lebih fokus pada kegiatan utamanya atau dengan kata lain less diversified memiliki kinerja yang lebih baik karena memiliki

“Sebagai dasar dari permohonan untuk notifikasi kepada kedua belah pihak untuk penerbitan kredit yang diajukan oleh partisipan proyek, Komite Bersama melakukan notifikasi

Pada masa Pleistosen akhir hingga Holosen Awal, frekuensi jumlah serpih utuh lebih tinggi dibandingkan serpih rusak, namun pada Fase Holosen Tengah hingga Holosen Akhir,

Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk mengkaji penilaian kurikulum program SPF dan SPC dari segi program, kekuatan dan kelemahan kandungan pelajaran, keberkesanan pengajaran

Gaya  Lorentz   adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang  bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan mengikuti

Karakteristik-karakteristik yang demikianlah yang dimilik petugas penyidik yang bertujuan untuk melakukan kinerjanya dengan baik, secara profesional, dan