• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Elektrodinamika Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ringkasan Elektrodinamika Fix"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

 Diajukan sebagai tugas ujian akhir semester mata kuliah Elektrodinamika yang diaj

 Diajukan sebagai tugas ujian akhir semester mata kuliah Elektrodinamika yang diajar oleh:ar oleh:  Dr. Siti Sailah, M.Si.

 Dr. Siti Sailah, M.Si.

Oleh: Oleh:

AKMAL MEIWANDA INDRA AKMAL MEIWANDA INDRA

 NIM: 0807262

 NIM: 080726217210021721002

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIKA PROGRAM STUDI MAGISTER FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017 2017

(2)

BAB 3

BAB 3

TEKNIK KHUSUS

TEKNIK KHUSUS

3.1 Persamaan

3.1 Persamaan

L

Lap

aplace

lace

Masalah utama dalam elektrostatik Untuk mencari medan listrik dalam Masalah utama dalam elektrostatik Untuk mencari medan listrik dalam elektrostatik dari distribusi muatan dapat diselesaikan dengan menggunakan elektrostatik dari distribusi muatan dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum

hukum CoulombCoulomb pada persamaan berikut: pada persamaan berikut:

Jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan integral dengan Jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan integral dengan menggunakan hukum

menggunakan hukum Coulomb, maka dapat memanfaatkan simetri danCoulomb, maka dapat memanfaatkan simetri dan menggunakan hukum

menggunakan hukum GaussGauss. Selain itu, solusi terbaik adalah pertama-tama. Selain itu, solusi terbaik adalah pertama-tama menghitung potensial

menghitung potensial V V , seperti pada persamaan berikut:, seperti pada persamaan berikut:

Untuk menyelesaikan kasus ini, lakukanlah tinjauan kembali bentuk Untuk menyelesaikan kasus ini, lakukanlah tinjauan kembali bentuk differensialnya dengan menggunakan persamaan

differensialnya dengan menggunakan persamaan Poisson Poisson berikut: berikut:

Jika potensial dalam suatu daerah

Jika potensial dalam suatu daerah ρ ρ = 0 maka = 0 maka V V  = 0. Pada kasus seperti = 0. Pada kasus seperti

 persamaan

 persamaan Poisson Poisson dikurangi menjadi persamaan dikurangi menjadi persamaan Laplace Laplace::

Dalam koordinat kartesian persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut: Dalam koordinat kartesian persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

(3)

3.1.1 Persamaan

Laplace

 dalam Satu Dimensi

Jika V bergantung pada satu variable x, maka persamaan Laplace menjadi:

Solusi umumnya adalah () =  +  untuk garis lurus. Dua kategori penting

tentang persamaa Laplace satu dimensi dituliskan di bawah ini:

1. ()adalah rata-rata dari( + ) dan ( − )

2. Persamaan Laplace tidak mentolerir local maxima atau minima, sehingga harus terjadi pada titik akhir.

3.1.2 Persamaan

Laplace

dalam Dua Dimensi

Jika V  bergantung pada dua variabel, maka persamaan Laplacenya adalah:

 Nilai V  pada suatu titik ( x, y) adalah rata-rata pada sekitar titik. Jika kita menggambar lingkaran dengan jari-jari  R  di sekitar titik, maka akan diperolaeh  persamaan dibawah ini:

(4)

3.1.3 Persamaan

Laplace

 dalam Tiga Dimensi

Mencari bergantung pada dua variabel, persaamaan Laplace menjadi:

Dalam tiga dimensi tidak dapat diberikan solusi eksplisit (seperti dalam satu dimensi), meski demikian, dua kategori yang sama tetap berlaku. Dua kategori  penting tentang persamaan Laplace dalam tiga dimensi dapat dituliskan di bawah

ini:

1.  Nilai V  pada titik r  adalah nilai rata-rata V  di atas permukaan bola dengan  jari-jari R yang berpusat pada r :

2. Konsekuensinya, V  tidak memiliki local minima or maxima; Nilai ekstrim dari V  Harus terjadi di batas-batas.

3.2 Kondisi Batas dan Teorema Keunikan

Jika ada masalah seperti gambar di bawah ini, akan ada dua solusi  persamaan Laplace untuk menyelesaikannya, yaitu:

(5)

3.2.1 Konduktor dan Teorema Keunikan Kedua

Cara termudah untuk mengatur kondisi batas untuk masalah elektrostatik adalah menentukan nilai V  pada semua permukaan yang mengelilingi daerah yang disekitarnya. Dan situasi ini sering terjadi dalam prakteknya: Di laboratorium, kita memiliki konduktor yang terhubung dengan baterai, potensialnya diberikan, atau di  groundkan, yang merupakan keksperimentalis untuk V=0. Namun, Ada keadaan lain dimana kita tidak tahu potensi di batas, tapi melainkan muatan pada

 berbagai permukaan konduksi. Misalkan saya memasang Q1 pada yang Konduktor

 pertama, Q2  pada konduktor kedua, dan seterusnya, saya tidak memberitahukan

 bagaimana muatannya didistribusikan di setiap permukaan permukaan, karena  begitu saya menaruhnya di atas, ia bergerak dengan cara tertentu tanpa dikendalikan. Dan untuk ukuran yang baik, katakanlah ada beberapa kepadatan muatan tertentu di wilayah antara konduktor.

(6)

Apakah medan listrik dapat ditentukan sekarang? Atau Mungkinkah ada sejumlah cara yang berbeda yang bisa dilakukan untuk menyusun Masing-masing

konduktor, mengarah ke bidang yang berbeda ?

Teorema keunikan kedua: Dalam volume V  yang dikelilingi oleh konduktor dan

 berisi kepadatan muatan yang ditentukan  ρ, medan listrik ditentukan secara unik

 jika muatan total pada masing-masing konduktor diberikan.

Akan ada 2 medan yang memenuhi hukum Gauss yaitu:

Kedua persamaan diatas memenuhi hukum Gauss dalam bentuk integral  permukaan Gaussian pada masing-masing permukaan konduktor:

(7)

 3.3

The Method of I mages

3.3.1 Muatan Permukaan Terinduksi

Sekarang setelah kita mengetahui potensinya, adalah hal yang mudah untuk menghitung muatan permukaan yang diinduksi pada konduktor Menurut Persamaan berikut ini:

Dimana





  adalah turunan normal V   di permukaan. Dalam hal ini arah

normal adalah arah z , sehingga:

Dari persamaan turunan potensial diperoleh:

(8)

Seperti yang diharapkan, muatan induksi negatif (dengan asumsi q positif) dan terbesar pada  x = y = 0. Sementara kita melakukannya, mari hitung total muatan yang diinduksi:

Integral di atas bidang  xy, bisa diterapkan dalam koordinat Kartesian, dengan da = dxdy, Tapi sedikit lebih mudah untuk menggunakan koordinat polar (r, 0), dengan r 2 = x2 + y2Kemudian,

dan

(9)

3.4 Gaya dan Energi

Pada medan listrik, gaya yang bekerja ditentukan oleh:

Dengan muatan dua titik dan tidak ada konduktor, maka:

Tapi untuk satu muatan dan memiliki bidang, energinya adalah setengah dari:

Dalam kasus pertama, wilayah atas (z > 0)  dan wilayah bawah (z < 0) sama-sama berkontribusi dengan simetri. Tapi dalam kasus kedua hanya wilayah atas yang mengandung bidang nol, dan oleh karena itu, energinya setengah. Tentu saja, kita juga bisa menentukan energi dengan menghitung usaha yang dibutuhkan untuk membawa q  dari awal ke tak terhingga. Gaya yang dibutuhkan untuk

melawan gaya listrik adalah 1

40

2

(10)

3.5 Pemisahan Variabel

Penggunaan persamaan laplace dengan menggunakan metode pemisahan variabel adalah untuk memecahkan persamaan diferensial parsial. Metode ini

 berlaku dalam keadaan dimana potensial (V)  atau rapat muatan (  )  pada

batas- batas wilayah tertentu, dan kita diminta untuk menemukan potensial di dalam. Dengan menggunakan pemisahan variabel dan kondisi batas yang sesuai, kita dapat menyelesaikan persamaan Laplace dalam dua dimensi

Rumus kedua disebut trik Fourier . Keberhasilan metode ini didasarkan  pada kelengkapan dan ortogonalitasnya, yang berarti semua fungsi lainnya dapat

dibangun dari solusi yang dapat dipisahkan dan semua solusi tersebut saling ortogonal satu sama lain.

(11)

Persamaan Laplace pada koordinat kartesian adalah:

3.5.2 Koordinat Bola

Pada koordinat bola, persamaan Laplace dapat ditulis sebagai berikut:

Pada koordinat bola berlaku:

(12)

BAB V

MAGNETOSTATIK

5.1 Hukum Gaya

 Lorentz 

Gaya  Lorentz   adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang  bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v)  ke arah medan magnet (B). Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya  Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang  bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya  Lorentz (F)

akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz. Jari telunjuk , menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik ( I ).

Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif  arah gerak berlawanan dengan arah arus. Jika besar muatan q  bergerak dengan: F B sin B L sin B q sin B sin Karena v  I L q t   L t  q v  L t                             

(13)

Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus terhadap medan magnet yang homogen mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet  B  (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya  Lorentz  yang timbul menuju ke  pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif.

Sedangkan besar gaya magnetik ditentukan oleh:

5.2 Hukum

Biot-Savart 

Besar induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus sebanding dengan panjang elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus

(14)

dengan jaraknya sampai titik tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat  jaraknya. B = k . I  r  .   sin  2 k = 0 4

 

   = 10 -7 Weber   A m

.

dimana k adalah tetapan, di dalam sistem Internasional

Vektor B tegak lurus pada I dan r , arahnya dapat ditentukan dengan tangan kanan. Jika l  sangat kecil, dapat diganti dengan dl.

dB = 0 4

 

   I  r  .   sin  2

(15)

5.3.1 Induksi magnetik di sekitar arus lurus.

Besar induksi magnetik di titik  A  yang jaraknya a  dari kawat sebanding dengan kuat arus dalam kawat dan berbanding terbalik dengan jarak titik ke kawat. B = 0 2

 

 .  I  a   

.

Kuat medan dititik H =  B

 

 =  B r 

.

 

0  =  I  a 2   . Dimana r udara = 1

Jika kawat tidak panjang maka harus digunakan Rumus:

)

cos

(cos

4

1 2 0

 

 

 

 

  a i  B

(16)

5.3.2 Induksi magnetik di pusat arus lingkaran.

Jika kawat itu terdiri atas N  lilitan maka:

B = 0 2

 

 . a I N  r  . . . sin 2  1 atau B = 0 2

 

 . a I N  r  2 3 . .

5.3.3 Induksi magnetik di pusat lingkaran.

Dalam hal ini r = a dan  = 900sehingga Besar induksi magnetik di pusat

lingkaran adalah: B = 0 2

 

 .  I N  a

.

Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Gambar diatas, arah arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari menyatakan arah medan magnet.

(17)

5.4 Solenoida

Solenoida adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral. Bila pada solenoida dialirkan arus listrik, maka di dalam solenoida terjadi medan magnet dapat ditentukan dengan tangan seperti pada gambar:

Besar induksi magnetik dalam solenoida:

Jari-jari penampang solenoida a, banyaknya lilitan  N   dan panjang

solenoide l . Banyaknya lilitan pada dx adalah:  N  dx

.

  atau n dx  dan n  adalah

(18)

Bila l  sangat besar dibandingkan dengan a, dan p berada di tengah-tengah

maka 1= 00  dan 2  = 1800 sehingga Induksi magnetik di tengah-tengah

solenoida:  B  n I  0 2 2

 

.  B  n I  0

 

Bila p tepat di ujung-ujung solenoida 1= 00 dan 2 = 900

 B  n I  0 2 1

 

.  B  n I  0 2

 

5.5 Toroida

Adalah sebuah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya membentuk lingkaran di sebut Toroida. Bila keliling sumbu toroida  I   dan lilitannya berdekatan, maka induksi magnetik pada sumbu toroida.

 B 

 

n I 

Dimana:

n = N 

 R 2 

 N merupakan banyaknya lilitan. R merupakan jari-jari toroida.

(19)

5.6 Dari hukum

Biot-Savart 

 ke

Gauss

Pada bagian ini kita akan mengaitkan hukum  Ampere  ke hukum Gauss untuk medan magnetik. (pada akhirnya, kita akan membuktikan teorema Gauss untuk induksi magnetik.)

B•d s

 Enclosin g 

 surface



0

Kita tahu bahwa

B

 

 0 4

 d I

 

rˆ r 2

 0 4

 d I

  

1 r 

 

 

 

Setidaknya ada dua cara untuk menjabarkanya:

1) Memasukkan persamaan diatas kedalam hukum gauss, sehingga didapatkan: B•d s  Enclosin g   surface “



 0 4

d  I

  

1 r 

 

 

 

•d s  Enclosin g   surface “



 0 4

 

• d  I

  

1 r 

 

 

 

d   Volume



 0 4

d I•

  

1 r 

 

 

 

d   Volume



 0 4

d  I•

 

0 d   Volume



0

(20)

2) kemuadian masukkan kembali persamaan 1 diatas kedalam hukum gauss, sehingga didapatkan:

B • s  Enclo sin g   surface “



 0 4

d I

  

1 r 

 

 

 

 •d s  Enclo sin g   surface “



 0 4

 d I •

1 r 

 

 

 

 

 d s

 Enclo sin g   surface “



 0 4

 d  I •

1 r 

 

 

 

 

d  

  

1 r 

 

 

 

 

 in terms of 

 

 ˆ, ˆ

d  

 Enclo sin g   surface “



Dimana persamaan dipecah menjadi dua integral dengan outer normal 

 pada rˆ, contohnya  spherical , dan pada kondisi kedua terjadi karena permukaan

dimiringkan sehubungan dengan bola, contoh nˆ  dengan kondisi  ˆ dan  ˆ. Pada

kondisi pertama jelas nol karena vektor terdapat pada arah yang sama dan kemudia perkalian cross  nya nol. Kondisi kedua juga nol karena kita

merata-ratakan vektor unit,  ˆ  dan  ˆ yang megelilingi 4π  steradians. Sehingga

diperoleh: B • d s  Enclosin g   surface “



 0 4

 d I• 0

 

 0

 Enclosin g   surface “



 0

(21)

Dalam keadaan statis, hukum ampere dalam persamaan maxwell dirumuskan sebagai berikut:

 

H

  

B  

 

 

 

 

J

(perubahan medan antara B dan H  akan dijelaskan kemudian ketika kita mendiskusikan masalah materinya.) kita tahu bahwa:

B

 

 0 4

 d I

 

rˆ r 2

 0 4

 d I

  

1 r 

 

 

 

Jadi,

 

 H

   

B  0

 

 

 

 

  

 0 4

 d I

 

rˆ r 2

 

 

 

1 4

  

I

  

1 r 

 

 

 

 

 

 

 

Using the BAC-CAB rule...

1 4

 •  d I

1 r 

 

 

 

 

 d I

2 1 r 

 

 

 

 

 

 

 

Kondisi pada bagian kanan persamaan adalah nol, karena divergensi dari titik arus

adalah nol. Kondisi kedua, persamaan kanan adalah fungsi delta dengan

(22)

2 1

 

r 0

 

 

 

 

 

4 

 

r 0

Kemudian kita dapatkan,

 

 H

 

1 4

•  d I

1 r 

 

 

 

 

 d I

2 1 r 

 

 

 

 

 

 

 

 d I  

 

J

dimana d I   r 

 

 ekuivalen dengan densitas arus J pada saat itu.

5.8 Hukum

 Ampere

 (interpresetasi dan kegunaannya)

H

 

dl Enclosin g curve

J free

 

ds Surface



d dtSurface



D

ds

Dengan menggunakan teorema Stokes,  kita dapat menulis ulang hukum  Ampère sebagai,

 

H

ds Surface



Jfree

 

ds Surface



d dt D

 

ds Surface



Pada persamaan bagian kanan kita punya arus dari muatan yang melewati  permukaan secara bebas (Kondisi pertama). Ini berarti bahwa pada bagian kiri

harus juga terdapat arus. ‘arus’ disini disebut sebagai pemindahan arus JD. Kita

lihat kemudian bahwa JD  tD. Dengan integral permukaan melalui

(23)

H

ds Jfreeds tDds

Jfree  JD

ds

Atau

  H  Jfree  JD

 5.9

Gaya Elektromotif 

Kita asumsikan bahwa kita memodelkan konduktor sebagai kumpulan-kumpulan muatan yang bergerak dengan kecepatan v  melalui B. kemudian,

dengan hukum gaya  Lorentz,  gaya pada muatan dirumuskan F q

vB

.

Asumsikan bahwa konduktor adalah sirkuit terbuka, misalnya arus tidak dapat mengalir, kemudin gaya magnetik harus seimbang oleh gaya listrik yang dibentuk dari ketidakseimbangan muatan pada konduktor. Sehingga bentuk persamaan menjadi:

F

 

q

E

v

B

0

E

 M 

v

B

 NOTE  Sign  flip

emf  

E

l

v

B

l

sekarang apa jang terjadi jika konduktor bergerak dan d B

(24)

emf  

E

 d l

 

d  dt  surface



B • d s

  

 

v x

 x

 

v y

 y

 

v z 

 z 

B • d s  surface



  

 

v x

 x

 

v y

 y

 

v z 

 z 

B •

d l1

 

 d l2

 surface



Sekarang, kita asumsikan bahwa d sˆzdxdy. Sehingga persamaan

menjadi:

emf  

  

 

 v x

 x

 

 v y

 y

 

 v z 

 z 

B •

d l1

 

 d l2

 surface



  

 

 v z 

 z 

B •

d l1

 

 d l2

 surface



 

 NOT T RUE TOTAL DERIVATI VE! B •

d l1

 

 d l2

 surface



 

 

B •

d l1

 

 d l2

 B •

 

d l1

 d l2

 

 d l1

 

 d 

 

d l2

 surface



 

 

B •

 

d s

 

 B • v1 Velocity along  1

 d l2

 

 d l1

 

v2 Velocity along  2

 

 

 surface



 

 

B •

 

d s

 

 B •

v

 d l2

 

 dropped  term

 surface



 

 

B •

 

d s  surface



v

B •

 

d l2

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat memahami konsep Medan Magnet yang Ditimbulkan Arus Listrik Gaya Gerak Listrik Induksi.. Medan Magnet yang Ditimbulkan oleh Macam- Macam Penghantar

Arah gaya Lorentz dijelaskan dengan kaidah tangan kanan atau kaidah pistol koboy yaitu ibu jari menunjukkan arah arus listrik, jari telunjuk menunjukkan arah

Besi berada pada kumparan sebagai inti akan menjadi magnet karena pengaruh medan magnet / garis gaya magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik.. Pada saat arus listrik berhenti

Disajikan gambar arah arus listrik (I), medan magnet (B), arah gaya lorentz (F L ) peserta didik memilih gambar yang benar. 1 Pilgan

Pada intinya medan magnet ditimbulkan karena muatan listrik yang bergerak (pernyataan 1 benar, pernyataan 4 salah).pada sebuah konduktor yang dialiri arus listrik maka

timbulnya gaya Lorentz atau gaya magnetik yang terjadi pada kumparan kawat penghantar beraliran arus listrik yang berada dalam medan magnet.. Marilah sekarang kita

Peserta didik mengamati kawat yang dialiri arus listrik berada dalam pengaruh medan magnet.. Seperti dalam video “Animasi Pengenalan

Jika gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh kawat tembaga yang berada dalam medan magnet 25 tesla dan dialiri arus listrik 0,02 A adalah 25 N, maka Panjang kawat tersebut adalah 5!.