• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL METODE SQ4R (DI STIE PARIWISATA INTERNASIONAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL METODE SQ4R (DI STIE PARIWISATA INTERNASIONAL)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

21

PENINGKATAN PEMAHAMAN BACAAN BAHASA INGGRIS

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL METODE SQ4R

(DI STIE PARIWISATA INTERNASIONAL)

Oleh : Meylani Tuti Dosen STEIN, Jakarta

Abstract

Reading is a way to comprehend the significance that involves the knowledge and experience of the reader who relate them to what they are reading. It is an activity of constructing meaning, which is a transactional. That is why contextual method, especially by the use of SQ3R method, is greatly in need to help readers construct the meaning in his or her interaction with the reading source or material.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Banyak alasan mengapa orang ingin mempelajari bahasa Inggris. Harmer, dalam bukunya The practice of English Language Teaching mengatakan bahwa terdapat 3 tujuan dalam mempelajari bahasa Inggris, yaitu berkaitan dengan kepentingan pekerjaan (English for Occupational Purposes), berkaitan dengan pendidikan (English for Academic Purposes) dan berkaitan dengan keinginan untuk mempelajari Ilmu alam dan Tehnologi (English for Science and Technology).1

Ketiga kepentingan atau tujuan dalam pembelajaran inggris tersebut tidak hanya terkait hanya pada satu keterampilan berbahasa saja karena keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain. Ada empat keterampilan berbahasa dalam pengajaran bahasa Inggris yaitu speaking, listening, writting dan reading.2

Membaca (reading) adalah salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai. Reading (membaca) adalah suatu kegiatan belajar yang didominasi oleh mata dan otak, dimana mata menerima pesan dan

1

Jeremy Harmer. The Practice of English Language Teaching new edition.(New York: Longman Handbook for

Language.1991), p.2.

2

Henry Guntur Tarigan. Metodologi Pengajaran Bahasa. (Jakarta: Depdikbud. 1989),p.1

kemudian otak bekerja untuk mendapatkan makna dari pesan yang diterima.

Reading termasuk kedalam Receptive skills (kemampuan menerima) dalam hal ini siswa menerima informasi dari luar dirinya dan kemudian berusaha untuk memahami informasi yang masuk tersebut. Receptive skill lebih menekankan pada keterlibatan secara aktif dari siswa sebagai seorang pembaca. Dalam kehidupan sehari-hari membaca sangat bertalian erat dengan alasan mengapa orang melakukan kegiatan tersebut misalnya karena tertarik ataupun karena menyadari kegunaan dari kegiatan yang dilakukan.

Dalam pengajaran reading, seorang pengajar yang akan memberikan sebuah teks bacaan dengan tema yang baru, mencoba untuk melaksanakan proses eliciting (mencari tahu) pengetahuan umum peserta didik yang berkaitan dengan tema dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau menanyakan pendapat mereka tentang tema tersebut sehingga peserta didik dapat membuat perkiraan atau estimasi tentang apa yang akan dibahas dalam tatap muka yang sedang berlangsung. Dalam proses melakukan perkiraan tentang tema, peserta didik mengaitkannya dengan pengalaman sensoris yang berkaitan dengan tema sehingga dapat membantu dalam memahami bacaan.

Metode ini sangat menekankan pada lead-in stage yaitu mengupayakan bagaimana supaya siswa tertarik pada materi bacaan, mengajak siswa memperkirakan isi bacaan dan memberikan motivasi untuk membaca.

Terkait pada pengamatan terhadap Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan laporan tentang proses pembelajaran membaca

(2)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

22

dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman

bacaan mahasiswa, ditemukan beberapa temuan yang mungkin menghambat mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Dari hasil pengamatan, penulis merancang sebuah model pembelajaran yang merupakan pengembangan dari metode pengajaran dosen selama ini, dengan lebih mengkhususkan pada penggunaan materi yang berhubungan dengan jurusan yang mereka ambil. Sehubungan dengan itu judul dari makalah ini adalah “Peningkatan Pemahaman

Bacaan Bahasa Inggris Melalui Pendekatan Kontekstual Metode SQ4R”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami bacaan dalam bahasa inggris melalui pendekatan kontekstual metode SQ4R?

2. Bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan dalam penggunaan materi kontekstual agar dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami bacaan bahasa inggris? 3. Bagaimana mengefektifkan pelaksanaan

metode SQ4R agar dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami bacaan dalam bahasa inggris?

C. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dapat menjadi model peningkatan pemahaman mahasiswa dalam membaca bahan bacaan kontektual.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan masalah dalam meningkatkan pemahaman bahan bacaan bahasa inggris.

3. Penelitian ini dapat juga meningkatkan kualitas dosen dalam pembelajaran bahasa inggris.

II. LANDASAN TEORI

A. Hakikat Pemahaman Bacaan

Pemahaman adalah suatu proses mencari bagaimana tanda bahasa diinterpretasikan (speech perception), bagaimana makna kata ditentukan (lexical access), bagaimana struktur gramatika kalimat dianalisis untuk memperoleh sejumlah makna yang lebih luas (sentence processing) dan bagaimana teks yang panjang diformulasikan

dan dievaluasi secara tepat (discourse).3 Menginterpretasikan bahasa merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Namun bahasa dapat dipahami dengan baik sebab bahasa pada hakikatnya terstruktur secara hirarkis.

Pearson dan Johnson (dalam Burns, Roe dan Ross) menyatakan bahwa membaca pemahaman dibatasi sebagai suatu kesatuan proses dan serangkaian proses yang mempunyai ciri tersendiri.4 Menurut Turner (dalam Alexander) membaca pemahaman melibatkan penyerapan makna untuk memperoleh makna dari bacaan yang dibaca,5 dan menurut Godman membaca adalah proses pemahaman bahasa tulis.6

Turner (dalam Alexander) menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan memahami bacaan secara baik apabila ia dapat (1) mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan atau mengetahui maknanya, (2) menghubungkan makna baik konotatif maupun denotatif yang dimiliki dengan makna yang terdapat dalam bacaan, (3) mengetahui seluruh makna tersebut atau persepsinya terhadap makna itu secara kontekstual, dan (4) membuat pertimbangan nilai isi bacaan yang didasarkan pada pengalamannya. Lebih lanjut Turner menjelaskan bahwa membaca mencakup dua ketrampilan mendasar, yaitu (1) ketrampilan memprediksi makna, dan (2) ketrampilan memahami dan memanfaatkan seefisien

3

Jean Barco Gleason and Nan Bernstein Ratner (eds). Psycholinguistics, (Forth Worth: Harcourt Brace College Publisher, 1998), p.3.

4 Paul C. Burns, Roe Betty D dan

Ross Elinor P. Teaching Reading in Today's Elementary Schools. (Boston: Houghton Mifflin. 1996), p. 207.

5 J.E. Alexander(Ed.). Teaching

Reading. (Boston: Scott, Foresman, and Company. 1988), p. 159

6 K. Goodman. The Reading Process.

Dalam Carell, P.: Devine, J. & Eskey, D. (eds). Interactive Approaches to Second Language Reading.( Cambridge: Cabridge University Press 1988), p.254.

(3)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

23

mungkin informasi visual yang ada dalam

bacaan.7

Menurut Palinesar, Ogle, Jones, Carr, dan Ransom (dalam Farris) dalam membaca pemahaman ada tiga bagian penting, yaitu (1) suatu proses konstruktif aktif, (2) proses berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca, serta (3) interaksi antara pembaca, teks, dan konteks. Sehubungan dengan ini Anderson dan Armbruster (dalam Farris) menjelaskan bhwa ketika pembaca menginterpretasi sebuah teks, pembaca memanggil pengetahuan yang tersimpan yang berhubungan dengan topik teks yang dibaca.8

Dari ketiga pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu proses makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dan menghubungkannya dengan bacaan. Dari pengertian tersebut terdapat tiga elemen pokok dalam membaca pemahaman, yaitu (1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik, (2) menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

B. Hakikat Membaca

Banyak definisi tentang membaca dikemukakan oleh para ahli. Goodman menyatakan bahwa membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikodekan oleh penulis. Di dalam proses ini, penulis melakukan pengkodean linguistik yang kemudian diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna. Penulis mengkodekan pikiran ke dalam bahasa, pembaca menafsirkan kode tersebut menjadi pikiran dan makna. Dengan demikian dalam membaca terjadi interaksi antara bahasa dan pikiran.9

Ram dan Moorman (dalam Soenjono) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses untuk menganalisis input yang berupa bahan tertulis dan menghasilkan output yang berupa

7

ibid, p. 159.

8Pamela J. Farris. Language Arts a Process Approach.( Illionis: Brown & Benchmark Publishing. Farris, Pamela J. 1993.), p.304.

9

Goodman, K, p. 2-3.

pemahaman atas bahan tersebut.10 Dalam proses ini ada beberapa prasyarat yang harus telah dimiliki oleh pembaca, yaitu; kemampuan pemrosesan kata dan kalimat, kemampuan untuk memahami apa yang tersirat dalam bacaan, kemampuan untuk menangani ihwal yang baru, dan kemampuan untuk memilih.

Menurut Walker, membaca adalah suatu proses interktif di mana pembaca bergerak di antara sumber informasi (apa yang mereka ketahui dan apa yang ditentukan teks), mengembangkan makna dan strategi, memeriksa interpretasinya (diperbaiki bila perlu), dan menggunakan latar untuk memusatkan perhatian pada interpretasinya.11

Membaca merupakan kegiatan mengkonstruk makna. Melalui membaca, pembaca merekonstruksi pesan yang disampaikan penulis dalam teks. Berkenaan dengan itu, Rosenblatt (dalam Tompkins) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca meliputi sejumlah langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks atau bahan bacaan. Makna dihasilkan melalui proses transaksional ini. Dengan demikian, makna tidak semata-mata terletak pada teks atau pembaca saja.12

Membaca terdiri atas serangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognisi, sikap, dan manipulatif Frederich Mc. Donald (dalam Burns) Membaca dapat dibagi dalam berbagai subketrampilan, meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif dan konstruktif.13 Aktivitas membaca dapat terjadi jika berbagai subketrampilan tersebut dilakukan secara bersama dalam keseluruhan yang terpadu. Syafi’ie juga menyatakan bahwa

10

Soenjono Dardjowidjojo. Psikolinguistik. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008), p. 303.

11 Walker J Barbara. Diagnostic

Teaching of Reading: Techniques for Instruction and Assessment. (( New York: Macmillan Publishing Company. 1992.), p.4.

12

G.E Tompkins dan K. Hoskisson. Language Arts Contents and Teaching Srategies. ( New York Macmillan College Publishing Company. 1991),p.

267. 13

Paul C. Burn, Roe Betty D. dan Ross Elnor P, p. 8

(4)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

24

membaca pada hakikatnya adalah suatu proses

yang bersifat fisik dan psikologi. Proses yang bersifat fisik atau proses mekanis berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Sementara itu, proses psikologis merupakan kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.14

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakikatnya merupakan proses membangun makna dari pesan yang disampaikan melalui simbol-simbol tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan atau mengaitkan antara informasi, pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki (skemata) pembaca. Dalam proses membaca, pembaca menggunakan berbagai ketrampilan meliputi ketrampilan fisik dan mental.

C. Pendekatan Kontekstual

”Konteks” berasal dari kata kerja Latin contexere yang berarti ”menjalin bersama”. Kata ”konteks” merujuk pada ”keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya.15 Kita berada dalam konteks yang beragam, misalnya konteks lingkungan tempat tinggal, keluarga, teman-teman, kampus, pekerjaan, dan kehidupan sosial lainnya. Untuk menyadari kemampuan dan potensi yang dimiliki, kita harus berada di dalam hubungan yang tepat dengan konteks kita.

Konteks biasanya disamakan dengan lingkungan dunia luar yang dikomunikasikan melalui panca indera, ruang yang kita gunakan sehari-hari. Konteks bermakna lebih dari sekedar kejadian-kejadian yang terjadi di suatu tempat dan waktu. Konteks terdiri dari asumsi-asumsi bawah sadar yang kita serap selama kita tumbuh, dari keyakinan yang kita pegang kuat dan dari nilai-nilai yang membentuk pengertian kita tentang kenyataan.

Pembelajaran dan Pengajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstul adalah yang menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mahasiswa. Elaine mengatakan bahwa ”Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pengajaran dan pembelajaran

14

Imam Syafi’ie. Terampil Berbahasa Indonesia 1.( Jakarta: Depdikbud. 1999), p. 7.

15 Webster’s New World

Dictionary. 1968

kontekstual. Ketika murid dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar “16 Dengan menghubungkan materi pengajaran dan tugas-tugas mahasiswa dengan kenyataan saat ini, dengan konteks kehidupan keseharian mereka, akan mampu memasangkan makna pada materi akademik mereka sehingga mereka dapat mengingat apa yang mereka pelajari.

Elaine menyebutkan bahwa ada enam metode atau cara efektif mengaitkan pengajaran dan pembelajaran dengan konteks situasi sehari-hari siswa, yaitu:17

1. Ruang kelas tradisional yang mengaitkan materi dengan konteks siswa.

2. Memasukkan materi dari bidang lain dalam kelas.

3. Mata pelajaran yang tetap terpisah, tetapi mencakup topik-topik yang saling berhubungan.

4. Mata pelajaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih disiplin.

5. Menggabungkan sekolah dengan pekerjaan: i. Pembelajaran berbasis pekerjaan ii. Jalur karier

iii. Pengalaman kerja berbasis sekolah 6. Model kuliah kerja nyata atau penerapan

terhadap hal-hal yang dipelajari di sekolah ke masyarakat.

Salah satu keterkaitan yang dapat dilakukan dalam pengajaran reading (membaca) adalah dengan memberikan materi bacaan atau teks tentang ekonomi yang merupakan mata kuliah utama di STIE Pariwisata Internasional dan berkaitan dengan bidang ilmu yang mereka pelajari atau tentang Perhotelan dan Travel karena sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.

D. Metode SQ4R

Metode SQ4R merupakan perluasan dari metode SQ3R yang merupakan kiat spesifik dirancang untuk memahami isi teks (wacana) dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat .18

16

Ellaine B. Johnson, PH.D. Contextual Teaching and Learning.

(penterjemah Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan. 2007), p. 90

17

ibid. p. 99.

18

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

(5)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

25

SQ3R adalah singkatan dari Survey, Question,

Read, Recite dan Review. Rhonda dan Debbie mengemukakan ”Another reading and study plan is called SQ4R. It includes all the steps in SQ3R of Survey, Question, Read, Recite, and Review. But it also adds a fourth R: wRite. In this last step, you write about what you read.”19

Survey dilakukan dengan membantu dan mendorong mahasiswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks, tujuannya agar siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci dan sebagainya.

Question dilakukan dengan memberi contoh atau petunjuk pada mahasiswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah survey. Jika teks berisi hal-hal yang sudah diketahui siswa sebelumnya maka siswa hanya perlu membuat beberapa pertanyaan, namun jika latar belakang pengetahuan siswa tidak berhubungan dengan isi teks maka ia perlu menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.

Read dilakukan dengan meminta mahasiswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.

Recite dilakukan dengan meminta mahasiswa menyebutkan kembali jawaban-jawaban tersebut tanpa membuka catatan jawaban. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab mahasiswa tetap diminta menjawab pertanyaan berikutnya sehingga seluruh pertanyaan termasuk yang belum terjawab dapat diselesaikan dengan baik.

Review dilakukan dengan mengulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.

“R” keempat untuk SQ4R adalah “wRite” dimana mahasiswa diminta untuk membuat tulisan dengan tema yang berkaitan dengan tema dari bacaan yang dibaca dengan maksud selain untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang tema yang dibahas juga untuk melatih keterampilan bahasa lainnya yaitu menulis yang memiliki keterkaitan dengan keterampilan membaca karena sama-sama

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006), p. 130.

19

Rhonda Holt Atkinson and Debbie Guice Longman. Reading Strategies for Today’s College Student.( Boston: Thomson Wadsworth. 2006) p.23-24.

sebagai Receptive skills (kemampuan menerima) dalam hal ini siswa menerima informasi dari luar dirinya dan kemudian berusaha untuk memahami informasi yang masuk tersebut.

III. RANCANGAN PEMBELAJARAN

MEMBACA (READING)

A. Tujuan pembelajaran reading (membaca)

Tujuan pembelajaran mata kuliah reading (membaca) terdiri dari Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional Umum mata kuliah reading (membaca) adalah mahasiswa memiliki kemampuan untuk memahami bacaan bahasa inggris, mencari gagasan utama dan mencari informasi khusus dalam bacaan. Tujuan Instruksional Umum ini selanjutnya dijabarkan menjadi Tujuan Instruksional Khusus.

Tujuan Instruksional Khusus dari mata kuliah reading (membaca) adalah: (1) mahasiswa dapat menjawab pertanyaan, (2) mahasiswa dapat menganalisis wacana, (3) mahasiswa dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan factual (scanning), (4) mahasiswa dapat menjawab pertanyaan skimming, dan (5) mahasiswa dapat pertanyaan yang bersifat inference. (6) mahasiswa dapat menjawab pertanyaan non linguistic response.

B. Materi Pembelajaran

Materi yang digunakan adalah materi yang berkaitan dengan konteks mahasiswa. Dalam hal ini materi dikaitkan dengan mata kuliah lain yang mereka pelajari yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, perhotelan ataupun travel. Materi ini terdiri dari: (1) materi kebahasaan dan (2) materi non kebahasaan.

Materi kebahasaan adalah materi yang selain bertumpu pada pokok bahasan juga berorientasi pada pemelajar dan harus dapat meningkatkan keterampilan berbahasa pemelajar. Dengan demikian, materi tersebut dapat menggali dan memperkaya unsur-unsur kebahasaan pemelajar terutama dalam bidang leksikal, sintaksis, semantik dan wacana.Unsur-unsur kebahasaan dapat digali melalui pilihan kata, pilihan ungkapan, penggunaan sintaksis, perkiraan tema serta pemaknaan yang tepat.

Materi non-kebahasaan adalah kemampuan mahasiswa untuk mengatur alur pikirannya. Upaya tersebut dilakukan mahasiswa dengan: (1) menangkap makna wacana. (2) menghubungkan pengertian yang sudah dimilikinya dengan pengertian yang ada di dalam wacana, (3) mengaitkan pengertian yang sudah ada tersebut dengan pengertian yang

(6)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

26

baru diperolehnya sehingga dapat membentuk

pengertian baru sesuai dengan kemampuannya untuk selanjutnya digunakan di masa depannya.

C. Tahap-tahap metode SQ4R

Ada enam langkah dalam pengajaran reading (membaca) dengan menggunakan metode SQ4R, yaitu:

1. Survey atau overview dilakukan dengan membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Rhonda dan Debbie mendefinisikan “An overview is a quick look at a chapter or book.”20 Dengan melakukan survey dapat memberikan ide atau gambaran tentang bacaan yang akan di baca, mencari informasi yang telah kita miliki sebelumnya, dan bagaimana wacana disusun seperti terdiri dari berapa paragraph. 2. Question, dalam tahap ini dosen memberikan pertanyaan secara lisan tentang informasi yang mereka dapat dalam survey dan yang berkaitan dengan tema wacana untuk melihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki mahasiswa terhubung dengan tema dalam wacana, hal tersebut dapat menimbulkan ketertarikan mahasiswa terhadap wacana yang akan dibacanya. White (dalam McDonough dan Shaw) “ beberapa saran mengenai langkah atau prosedur dalam pembelajaran membaca, diantaranya; langkah pertama adalah menimbulkan ketertarikan dan motivasi mahasiswa dengan mengaitkan topik dari teks yang dibaca dengan pengalaman mereka atau pengetahuan yang sudah mereka ketahui. Berikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan teks untuk membantu mereka.”21

3. Read (membaca) dan memahami merupakan tahap yang paling penting karena mahasiswa harus membaca dengan fokus untuk mendapatkan informasi dari wacana. Dalam tahap ini mahasiswa diperkenalkan dengan dua strategi membaca yaitu Skimming (untuk mencari gagasan utama) dan Scanning (untuk mendapat informasi detail dari bacaan). “Skimming is reading quickly to find main ideas. It is like going into an attic and quickly looking around. In skimming your focus is wide. When you

20

ibid. p. 24 21

Jo McDonough dan Christopher Shaw. Materials and Methods in ELT.( Cambridge: Blackwell Publishers.1993) p. 113.

skim, you can skip some words”.22 (Skimming adalah membaca dengan cepat untuk menemukan gagasan utama. Hal ini seperti melihat sekilas. Dalam Skimming fokus kita luas. Ketika kita melihat sekilas, kita dapat mengabaikan beberapa kata). dan “ Scanning, or reading quickly, is something you already know how to do. It’s what you do when you look for a name in a phone book, for example.”23 (Scanning, atau membaca cepat, adalah sesuatu yang sudah diketahui, misalnya mencari nama dalam buku telepon).

4. Recite, dalam tahap ini mahasiswa mendiskusikan kembali jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab dengan tujuan untuk mencari jawaban yang benar dan juga mencari jawaban untuk pertanyaan yang belum mereka jawab.

5. Review adalah tahap untuk mengulang kembali pertanyaan beserta jawabannya secara singkat dengan tujuan untuk memastikan bahwa mahasiswa telah memahami dengan baik.

6. wRite atau menulis adalah tahap untuk mengembangkan informasi yang mahasiswa peroleh kedalam bentuk tulisan dengan tujuan lain. Hal tersebut sesuai dengan langkah terakhir pembelajaran bahasa yang dikemukakan White “kembangkan kedalam bentuk tulisan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dengan tujuan lain.”24

IV. KESIMPULAN

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai mahasiswa karena sangat penting guna menunjang pendidikan mereka. Bahan bacaan mahasiswa beragam sesuai dengan kebutuhan dan minat baik yang ditulis dalam bahasa indonesia maupun bahasa inggris sehingga faktor memahami bacaan sangat penting mereka kuasai.

Banyak metode yang digunakan dalam pengajaran reading (membaca) salah satunya adalah pendekatan kontekstual metode SQ4R yang digunakan dalam rancangan pembelajaran ini yang memfokuskan pada materi yang

22

Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice, p. 172.

23

Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice, p. 196 24

McDonough, Jo, dan Shaw, Christopher, p. 113.

(7)

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VIII, Januari -

Juni 2010

27

berkaitan dengan kehidupan dan lingkungan

mahasiswa sehari-hari. Pendekatan kontekstual dipandang akan lebih memberikan makna pada mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, J.E. (Ed.). Teaching Reading. Boston: Scott, Foresman, and Company. 1988.

Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice. Reading Strategies for Today’s College Student. Boston: Thomson Wadsworth. 2006.

Burns, Paul C., Betty D. Roe, dan Elinor P. Ross. Teaching Reading in Today's Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin. 1996.

Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008.

Farris, Pamela J. Language Arts a Process Approach. Illionis: Brown & Benchmark Publishing. 1993. Goodman, K. The Reading Process. Dalam

Carell, P.: Devine, J. & Eskey, D. (eds). Interactive Approaches to Second Language Reading. Cambridge: Cabridge University Press. 1988.

Harmer, Jeremy. 1991. The Practice of English Language Teaching new edition.New York: Longman Handbook for Language.

Jean Barco Gleason and Nan Bernstein Ratner (eds). Psycholinguistics, (Forth Worth: Harcourt Brace College Publisher, 1998).

Johnson. Ellaine B , PH.D. Contextual Teaching and Learning. penterjemah Ibnu Setiawan.Bandung: Mizan. 2007. McDonough, Jo, dan Shaw, Christopher.

Materials and Methods in ELT. Cambridge: Blackwell Publishers. 1993.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud. 1989. Tompkins, G.E. K. Hoskisson. Language Arts

Contents and Teaching Srategies. New York Macmillan College Publishing Company. 1991.

Syafi'ie, Imam. Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. 1999.

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan data ini dilakukan seperti yang telah dilakukan pada siklus I yaitu secara bersama-bersama dilaksanakan antara peneliti dan pengamat. Adapun yang menjadi objek..

menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat.

Selanjutnya Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) ditutup secara resr"i oleh Po$a III yang nantinya akan dijadwal ulang melalui aplikasi SPSE'.. POKJA III

sosial yang ditampilkan oleh media berkaitan dengan kasus NIIS juga. dapat berpengaruh pada wacana

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya, dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul Analisis Kapasitas Saluran Drainase di kampus I Universitas

Saran-saran yang dapat diberikan penulis yaitu pihak manajemen Hotel Merpati Pontianak perlu memperhatikan kepuasan karyawannya, sehingga kualitas kinerja pelayanan

Hasil yang diperoleh dari model berturut-turut adalah sanksi denda sebesar 1,3%; pengetahuan perpajakan sebesar 23,5%; kepercayaan terhadap petugas pajak sebesar -20,6%;