• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI JAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL

DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA DI JAKARTA

Fanny Fatiya

Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11530. fannyfatiya@gmail.com

(Fanny Fatiya, Ihshan Gumilar, B.HSc., MA)

ABSTRACT

This study aimed to examine the relationship between self-control and the tendency of academic procrastination behavior among students in Jakarta. Self-control Scale was distributed to students with an accidental sampling technique, n = 79, male n = 29, female n = 50. The results showed there was no a significant relationship between self-control and procrastination academic (r = 0:24, p > 0:05). Suggestions of the study were discussed. (FF)

Keywords: self-control, procrastination, students ABSTRAK

Penelitian ini bertujuanuntuk melihat ada tidaknya hubungan antara self-control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Jakarta. Self-control Scale disebarkan kepada mahasiswa dengan teknik random sampling, n= 79, laki-laki n = 29, perempuan n = 50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-control pada mahasiswa bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara self-control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa (r = 0.24, p > 0.05). Simpulan dari hasil yang didapat ialah didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan kecenderungan perilaku procrastination akademik pada mahasiswa di Jakarta. (FF)

(2)

PENDAHULUAN

Hampir setiap orang banyak dilibatkan pada persoalan pentingnya kualitas diri dalam mempengaruhi perilaku penundaan pada tuntutan, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Diantara berbagai kualitas diri, beberapa hal yang sering dikaitkan dengan tingginya kecenderungan penundaan, yaitu rendahnya control, conciousness,

self-esteem, dan self-efficacy, serta kecemasan sosial (Janssen & Carton, 1999). Di kota-kota

besar seperti Jakarta dan sekitarnya, mahasiswa atau pelajar sering sekali melakukan aktivitas lain yang tidak berguna sehingga mengerjakan tugas menjadi terhambat dan banyak sekali pemberitaan di media berkaitan dengan kasus tersebut seperti pelajar putus sekolah maupun lulus kuliah tidak tepat waktu. Seperti penelitian Rizvi (1997) yang melakukan penelitian di kota besar Yogyakarta mengenai prokrastinasi khususnya di akademik ditinjau dari pusat kendali dan efikasi diri pada 111 Mahasiswa Psikologi di Universitas Gadjah Mada, yang mendapatkan hasil 20.38% mahasiswa telah melakukan prokrastinasi akademik dan didapatkan hubungan positif antara prokrastinasi akademik dengan pusat kendali eksternal. Fibrianti (2009) mengatakan bahwa mahasiswa harus dapat menempuh masa studi 3.5 tahun dan pada akhirnya akan melewati tahap akhir studi dengan menyusun skripsi. Hal ini disebabkan masa pengambilan teori telah habis dalam perkuliahan dan akan melewati tahap akhir studinya dengan menyusun skripsi. Namun pada akhirnya rata-rata mahasiswa menghabiskan masa studi mereka di saat jenjang strata 4 tahun yaitu 8 semester aktif ditambah dengan pengambilan skripsi. Akan tetapi teori tersebut tidak sepenuhnya benar karena realitasnya mahasiswa menghabiskan masa studinya lebih dari 4 tahun.

Sementara itu, karyawan di kota-kota besar prokrastinasi dapat menyebabkan stres diakibatkan individu tidak efektif dalam mengerjakan tugas sehingga muncul rasa ketidakpuasan akan hasil kerja, lalu menjadi stres. Penelitian yang dilakukan oleh Wolters (2003) ikut mendukung pendapat tersebut, yang menyatakan bahwa prokrastinasi dapat menyebabkan kecemasan atau stres bagi individu yang melakukannya. Menurut survei yang dilakukan oleh Steel (2007) prokrastinasi akademik memiliki korelasi negatif yang kuat dengan self-control. Berdasarkan survei tersebut, setiap individu memiliki self-control atau kontrol diri yang berbeda-beda, ada yang kontrol diri rendah dan ada yang tinggi. Setiap individu memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas. Namun, ketika individu tidak mengerjakan maka ada konsekuensi buruk yang akan dihadapi.

Prokrastinasi telah lama dianggap sebagai perwujudan dari rendahnya self-control. Prokrastinasi atau procrastination merupakan menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku penundaannya tersebut menghasilkan dampak buruk (Steel, 2007). Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa prokrastinasi memiliki korelasi yang signifikan dengan self-control (Muhid, 2009; Ghufron, 2003; Tanriady, 2009). Individu yang sulit melakukan sesuatu sesuai batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, dan gagal dalam menyelesaikan tugas. Di area akademik, prokrastinasi akademik banyak dilakukan oleh pelajar mahasiswa (Fibrianti, 2009). Solomon dan

(3)

Rothblum (1984) menyatakan prokrastinasi yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah mengerjakan tugas, belajar untuk ujian, dan mengerjakan skripsi. Catrunada (2008) mengemukakan menyusun skripsi merupakan salah satu area akademik yang penting karena menjadi salah satu syarat mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun, hal ini ditunda terus menerus (Catrunada, 2008).

Secara umum, kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas lebih dikenal sebagai self-control atau pengendalian diri. Self-control sangat memiliki kapasitas besar dalam memberikan perubahan positif pada kehidupan seseorang (Tangey, Baumeister & Boone, 2004). Self-control merupakan kemampuan seseorang untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika dihadapkan dengan persoalan-persoalan (Hofmann, Vohs, & Baumeister, 2012). Self-control dikatakan sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku sosial yang buruk (DeWall, Baumeister, Stillman, & Gailliot, 2005). Self-control terjadi ketika seseorang mencoba untuk mengubah cara bagaimana seharusnya individu tersebut berpikir, berperilaku, atau merespon (Muraven & Baumeister, 2000). Dengan adanya self-control, memungkinkan manusia untuk hidup dan bekerja bersama-sama dalam suatu sistem budaya, yang dapat menguntungkan berbagai pihak (DeWall, Baumeister, Stillman, & Gailliot, 2005). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hunbungan atara self-control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa di Jakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan non-random sampling, yaitu

accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik accidental sampling merupakan

cara pengambilan sampel dengan dasar kemudahan, dimana orang-orang yang kebetulan ditemui dan sesuai dengan kriteria akan diambil menjadi sampel partisipan (Sarwono, 2006). Desain penelitian ini menggunakan metode pengumpulan dengan cara survey yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Penelitian ini melibatkan 79 responden, laki-laki (n=29), perempuan (n=50), di daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Responden pada penelitian ini memiliki kriteria, berisia 19 sampai 26 tahun, mahasiswa aktif di kota Jakata. Peneliti memilih responden mahasiswa untuk mempermudah dalam pengambilan data. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur self-control adalah Self-Control Scale yang diadaptasi dari Tangney, Baumeister, & Boone (2004) dan Procrastination Assessment for Student Scale

(PASS) yang diadaptasi dari Solomon & Rothblum (1984). Self-Control Scale digunakan

untuk mengukur kemampuan seseorang untuk menolak atau merubah respon diri dan untuk menyela perilaku yang tidak diingikan agar dapat menahan diri untuk tidak bertindak atau melakukannya. Dalam studinya, Tangney, Baumeister, & Boone (2004) membuktikan skala ini memiliki reliabilitas yang baik (Cronbach’s α = 0,89) dan juga testretest reliabilitas yang baik (r = 0,89 setelah 3 minggu). Content validity Self-Control Scale yang diadaptasi dari penelitian Tangney, Baumeister, & Boone (2004) sudah diakui berdasarkan penelitian Carver & Johnson (2010); Gailliot, Schmeichel, & Baumeister (2006); dan Maloney, Grawitch, & Barber (2012), yaitu untuk mengukur tingkat self-control. Skala PASS mengemukakan reliabilitas yang tinggi dimana sebelumnya melakukan test-retest reliability

(4)

yaitu (α = 0.75). Pada penelitian oleh Rakes, Dunn, dan Rakes (2013) menunjukkan hasil reliabilitas (α = 0.81). Hasil dari uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman.s rho didapatkan nilai correlation coefficient sebesar 0.487. dapat diindikasikan bahwa tidak adamnya hubungan yang signifkan antara self-control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Jakarta.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil uji hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik (r =

0.48, p > 0.05). hal ini ditunjukkan dengan nilai Spearman.s rho dan nilai signifikansi

lebih besar dari 0.05. Hasil analisa dari uji korelasi self-control dengan prokrastinasi akademik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Pada hasil uji normalitas dijelaskan bahwa pada variabel self-control dengan prokrastinasi akademik memiliki data berdistribusi tidak normal. Pada penelitian ini tidak terlihat kontribusi self-control terhadap kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hal ini bisa dijelaskan dari berbagai segi. Dari segi faktor perubahan jaman, tentunya dalam melakukan proses belajar pada mahasiswa untuk mencapai prestasi kuliah yang baik, mahasiswa membutuhkan kondisi fisik yang fit agar dapat menangkap ilmu pengetahuan dengan baik, yang pada akhirnya akan menumbuhkan usaha dalam pencapaian untuk prestasi mahasiswa. Ferrari (1995) mengungkapkan bahwa muncul adanya fatigue ketika kondisi fisik dan psikologis seseorang mempengaruhi dalam diri individu seperti kelelahan dalam mengerjakan tugas sehingga terjadinya penundaan. Dari segi faktor psikologis, dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas prestasi belajar mahassiwa. Seperti tingkat minat, perhatian, motivasi,serta kesiapan mahassiwa akan memberikan kontribusi juga yang berarti dalam pencapaian belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa hasil, penelitian ini memeprlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Jakarta. Terdapat beberapa saran bagi pihak yang berminat untuk melakukan penelitian dengan topik yang serupa. Saran yang diajukan oleh peneliti antara lain, (a) diharapkan untuk tetap melakukan pengembangan self-control meskipun hanya berkontribusi sedikit, (b) memfokuskan tujuan untuk berhasil dalam pencapaian prestasi belajar pada mahasiswa, dan (c) memperbaiki dan berusaha untuk membangun proses belajar yang baik harus terus ditingkatkan. Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, antara lain (a) menambah jumlah item kuesioer pada setiap domain dan buat agar lebih bervariatif, (b) melakukan penelitian dengan variabel yang sama dan menambahkan variabel ataupun teori yang lebih bervariasi, dan (c) peneliti dapat juga melakukan penelitian lebih mendalam tentang variabel yang sama dan menambahkan data kontrol yang lebih variasi.

REFERENSI

Ackerman, D., & Gross, B. L. (2005). My Instructor Made Me Do it: Task Characteristics of Procrastination. Journal of Marketing Education, 27(5), 5-13.

(5)

Adzani, N. (2012). Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik pada

Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Skripsi. Jakarta;

Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara

Ananta, M.D. (2013). Hubungan antara Self-control dengan Tingkat Agresivitas pada

Remaja. Skripsi. Jakarta; Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara

Baron, R.A., Branscombe, N.R., & Byrne, D. (2008). Social Psychology (12th ed.). Boston, MA: Allyn & Bacon.

Baumeister, R.F. (2012). Self-control – The Moral Muscle. Copyright of Psychologist

British Psychological Society.25,112-115.

Baumeister, R.F., Vohs, K.D., Tiee, D.M. (2007). The Strength Model of Self-Control. Florida State University dan University of Minnesota. Current Directions in

Psychological Science.16, 351-355.

Catrunada, L. (2008). Perbedaan kecenderungan prokrastinasi tugas skripsi berdasarkan

tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Skripsi (tidak dipublikasikan).

Universitas Gunadarma, Jakarta.

DeWall, C. N., Baumeister, R.F., Stillman, T. F., & Gailliot, M. T. (2005). Violence restrained: Violence Restrained: Effects of self-regulation and its depletion on aggression. Journal of Experimental Social Psychology. 43, 62-76.

Eerde, W.V. (2003). Procrastination at Work and Time Management Training. Department of Psychology: University of Amsterdam. The Journal of Psychology. 137

(5),421-434.

Ferrari, J.R., Johnson, J.L., & McCown, W.G. (1995). Procrastination and Task Avoidance.

New York: Plenum Press.

Ferrari, J., Mason, C., & Hammer, C. (2006). Procrastination as a predictor of task perceptions: Examining delayed and non-delayed tasks across varied deadlines.

Individual Differences Research, 4(1), 28-36.

Fibrianti, I.D. (2009). Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi

Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Skripsi. Semarang. Fakultas Psikologi Universitas

Diponegoro

Ghufron, M.N. (2003). Hubungan Kontrol diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan

Disiplin Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik. Skripsi (tidak dipublikasikan).

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ghufron & Risnawita, S.R. (2010). Teori – Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hasford, J. & Bradley, K.D. (2011). Validating Measures of Self Control via Rasch

Measurement. Journal of Applied Business Research, 27(6), 45-56.

Hofmann, W., Baumeister, R. F., Forster, G., & Vohs, K. D. (2011). Everyday temptations: An experience sampling study on desire, conflict, and self-control. Journal of

Personality and Social Psychology. Advance online publication. doi:10.1037/a0026545

Hofmann, W., Vohs, K.D., & Baumeister, R. F. (2012). What People Desire, Feel Conflicted About, and Try to Resist in Everyday Life. Psychological Science, 582-588.

(6)

Janssen, T., Carton, J.S. (1999). The Effects of Locus of Control and Task Difficulty on Procrastination. The Journal of Genetic Psychology. 160(4), 436-442.

Julianda, B.N. (2012). Prokrastinasi dan Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Univeristas Surabaya. Universitas Surabaya: Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa.

1(1), 1-15.

Muhid, A. (2009). Hubungan antara self-control dan self-efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah, 18(1), 578.

Muslimin. (2013). Kecenderungan Perilaku Aktif dalam Kerja dan Prokrastinasi Kerja Ditinjau dari Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan, Usia, Tingkat Pendidikan Formal dan Masa Kerja pada Pegawai Kantor Kecamatan Kota Bontang. eJournal Psikologi. 1

(1),111-122.

Muraven, M. & Baumeister, R.F. (2000). Self-Regulation and Depletion of Limited Resources: Does Self-Control Resemble a Muscle? American Pschological

Association. Psychological Bulletin.126(2), 247-259.

Myrseth, K.O.R., & Fishbach, A. (2009). Self-Control: A Function of Knowing When and How to Exercise Restraint. The Universitiy of Chicago. The Journal of Assocaition

for Psychological Science. 18(4),247-252.

Papalia, D., Olds, S., Feldman, R. (2007). Human Development (11th ed.). New York: McGraw-Hill.

Perlow, L.A. (1999). The Time Famine: Toward a Sociology of Work Time. University of Michigan. Journal of Research. 44, 57-81.

Pham & Taylor (1999). From thought to action: Effects of process- versus outcome-based mental simulations on performance. Personality and Social Psychology Bulletin,

25: 250-260.

Phillips, J.G., Jory, M., & Mogford, M. (2007). Decisional Style and eParticipation,

Proceedings of the 19th Australian conference on Computer-Human Interaction: Entertaining User Interfaces, Adelaide, Australia, November 28-30, 2007,

139-141.

Priyatno, N. (2008). Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution):

Untuk Analisa Data & Uji Statistik. Yogyakarta: MediaKom.

Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. 3(2), 37-48.

Rizvi, A., Prawitasari, J.E., & Soetjipto, H.S. (1997). Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologika

No.3 tahun II. Yogyakarta.

Rakes, G.C., Dunn, K.E., & Rakes, T.A. (2013). Attribution as a predictor of procrastination in online graduate students. Journal of Interactive Online

Learning, 12(3), 103-121.

Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. 3(2), 37-48.

(7)

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Sejati, N. (2013). Hubungan antara Efikisi Diri dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik

pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Angkatan 2010 Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Psikologi UNY. Yogyakarta.

Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta:Bandung. Solomon, L.J., & Rothblum, E.D. (1984). Academic procrastination: Frequency and

cognitive-behavioral correlates. Journal of Counseling Psychology, 31, 503-509. Solomon, L.J & Rothblum, E.D. (1984). Procrastination Assessment Scale – Student

(PASS). The Free Press. 2, 446-452.

Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Steel,P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure. American Psychological Association,

Psychological Bulletin. 133(1), 65-94.

Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High Self-Control Predicts Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of

Personality. Blackwell Publishing. 72(2), 271-324.

Tanriady, S. (2009). Time is money: Pengaruh pelatihan self control dan time management

terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas

Psikologi Universitas Surabaya.

Widiana, H.S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (2004). Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Indonesian Psychological Journal. 1(1), 6-16.

Wilson, B.A. (2012). Belonging to Tomorrow: An Overview of Procrastination.California State University. International Journal of Psychological Studies. 4(1), 211-217. Wolters, C. A. (2003). Understanding procrastination from a self-regulated learning

perspective. Journal of Educational Psychology, 95(1), 179-187.

RIWAYAT PENULIS

Fanny Fatiya lahir di Duri, Provinsi Riau pada 8 September 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Psikologi pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden dapat diketahui bahwasanya faktor ruang tempat belajar di SD Negeri 018 Rambah Hilir tingkat capaian respondennya

WHO (2016) juga memaparkan bahwa hipoksemia akan mengakibatkan anak jatuh pada kondisi letargi, kejang yang berkepanjangan, bahkan koma. Kondisi penurunan saturasi

Oleh karena F hitung model regresi sebesar 454,381 yang berarti lebih besar dari F tabel = 4,26 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan dana perimbangan

Guru kebanyakan mengambil soal dari satu buku pembelajaran saja sehingga soal latihan yang diberikan hampir sama persis dengan contoh latihan yang diberikan

Peraturan Rektor Universitas AirlanggaNomor 6 Tahun 2017 tentang StandarNilai English Laguange Proficiency Test (ELPT) Mahasiswa Program Pendidikan Magister dan Doktor

Dengan begitu permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam satu pertanyaan besar yaitu, bagaimana dinamika olahraga Bulutangkis dari tingkat lokal

Pengamatan bulu babi Diadema setosum dari perairan pantai Martafons, Sopapei, dan Waai pada bulan Juni memperlihatkan karakteristik fisik antara lain bobot tubuh,

Interval pemberian air kelapa muda terlama (9 hari sekali) yang diberikan secara bersamaan dengan dosis air cucian beras dengan dosis yang tinggi (1l/tanaman