• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PDPP 1201221 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PDPP 1201221 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengukuran berarti pemberian angka pada objek-objek atau

kejadian-kejadian menurut sesuatu aturan (Kerlinger, 1990, hlm. 687). Pengukuran dalam

bidang pendidikan lebih sulit dilakukan jika dibandingkan pengukuran dengan

objek-objek yang memiliki wujud fisik, hal ini dikarenakan objek-objek yang

diukur dalam bidang pendidikan seperti prestasi belajar, motivasi belajar atau pun

kemampuan berpikir siswa termasuk ke dalam objek psikologis yang merupakan

objek laten sehingga tidak bisa diukur secara langsung.

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah

menengah atas SMA, pembelajaran sejarah mempelajari tentang peristiwa –

peristiwa yang terjadi pada masa lampau baik, peristiwa nasional yang terjadi di

Indonesia dan juga peristiwa yang terjadi di dunia internasional. Pembelajaran

sejarah memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap

siswa. Hasan (2012, hlm. 120) mengemukakan makna dari pendidikan sejarah,

… pendidikan sejarah dimaknai sebagai upaya untuk mentransfer

kemegahan bangsa masa lampau kepada generasi muda. Dengan posisi yang demikian maka pendidikan sejarah ditujukan untuk membangun

kebanggaan bangsa dan pelestarian keunggulan tersebut.”

Secara keilmuan, pembelajaran sejarah bertujuan untuk melatih

kemampuan berpikir kronologis dan analitis, sehingga siswa mampu untuk

menafsirkan sebuah peristiwa sejarah dan mengambil keputusan. Tentunya

kemampuan ini akan berguna bagi siswa dalam kehidupannya mendatang, karena

siswa telah belajar untuk mengorganisasai peristiwa, menganalisisnya dan

mengambil keputusan bagi prinsip dan kehidupannya.

Salah satu kegiatan dalam proses pembelajaran sejarah adalah adanya

kegiatan penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah

(2)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan

atau psikologis yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai

jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul, 1993, hlm. 2).

Sebuah tes termasuk didalamnya tes hasil belajar harus memenuhi kriteria

tertentu. Dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan, menyebutkan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar untuk jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Salah satu prinsip penilaian tersebut adalah

sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur. Agar menghasilkan data yang sahih, maka faktor

validitas dan reliabilitas harus diperhatikan oleh pengembang dan pengguna tes.

Validitas diartikan bahwa tes mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan

tujuan pengukuran. Sedangkan reliabilitas diartikan sebagai stabilitas, konsistensi

dan keterpercayaan hasil dari sebuah pengukuran. Hasil ukur dikatakan stabil dan

konsisten jika memiliki hasil yang sama atau mirip jika dilakukan pengukuran

secara berulang terhadap subjek yang sama dalam waktu yang berbeda.

Sedangkan makna dari keterpercayaan adalah hasil pengukuran menggambarkan

keadaan sebenarnya dari artibut yang diukur.

Dalam teori ujian klasik reliabilitas dipandang sebagai keterpercayaan

hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes. artinya hasil pengukuran tersebut

memiliki galat atau error yang kecil, sehingga informasi yang dihasilkan oleh

pengukuran menggambarkan keadaan yang sebenarnya, atau mendekati keadaan

yang sebenarnya. Skor peserta tes terdiri dari skor murni (true score) dan skor

keliru (error score) (Susetyo, 2011, hlm. 105). Skor murni merupakan skor

sesungguhnya dari responden, sedangkan skor keliru adalah penyimpangan skor

tampak (skor amatan) dari skor harapan teoritik yang terjadi secara acak (Azwar,

2012, hlm. 27) atau selisih dari skor amatan dengan skor murni, makin kecil galat

maka nilai skor amatan makin mendekati skor murni. Dikarenakan pengukuran

dilakukan terhadap objek yang tidak memiliki wujud fisik, maka pasti terdapat

(3)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan melalui tes merupakan estimasi dari kemampuan sebenarnya dari

responden.

Guru bertanggung jawab atas berlangsungnya pembelajaran di kelas dan

berkewajiban untuk mengetahui sejauh mana perkembangan proses belajar

dikelas. Untuk itu guru dituntut agar mampu melakukan pengukuran keberhasilan

belajar tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan tes hasil belajar

kepada siswanya. Pengukuran ini tidak hanya berfungsi untuk menggali informasi

tentang kemajuan yang telah didapatkan siswa selama proses pembelajaran di

dalam kelas tetapi hal ini juga berkenaan dengan identifikasi kendala yang

dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, dan secara lebih luas pengukuran ini

berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang

telah ditetapkan oleh sekolah maupun yang telah ditetapkan oleh kurikulum,

sehingga tes sebagai alat, memegang peranan penting dalam pengumpulan

informasi tersebut, untuk itu dibutuhkan tes dengan kualitas baik agar diperoleh

infomasi yang stabil, konsisten dan terpercaya.

Stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran merupakan suatu kriteria awal

untuk menghasilkan alat ukur yang berkualitas dan mampu menjalankan fungsi

ukurnya. Oleh karena itu pengembang dan pengguna tes akan berusaha untuk

memperoleh nilai koefisien reliabilitas yang tinggi yaitu yang mendekati nilai

1.00. Hal ini juga diperkuat dengan sifat validitas yang menyatakan bahwa

sebuah tes harus reliabel terlebih dahulu baru dapat dikatakan valid. Seperti yang

diungkapkan Nitko dan Brookhart (2011, hlm. 64) yang menyatakan bahwa

reliabilitas merupakan salah satu kriteria dari validitas. Validitas merupakan hal

yang sangat penting, karena berkenaan dengan ketepatan dan kesesuaian sebuah

alat ukur untuk mengukur objek yang diukur. Sehingga menghasilkan informasi

yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Crocker dan Algina (1986, hlm 143) mengemukakan beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh yaitu, homogenitas

(4)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mempengaruhi reliabilitas ini, pengembang dan pengguna tes dapat

melakukan usaha untuk meningkatkan reliabilitas tes yang dikonstruksi.

Penambahan jumlah butir terbukti dapat meningkatkan reliabilitas,. Tetapi

penambahan butir tes ini memiliki kendala tersendiri bagi siswa yang

mengerjakan tes, yaitu berkenaan dengan kondisi siswa dalam mengerjakan tes

serta terbatasnya waktu yang tersedia saat tes berlangsung. Dengan butir soal yang

terlalu banyak dan waktu yang sangat terbatas akan sangat berpengaruh terhadap

psikologis siswa dalam mengerjakan tes, sehingga kemungkinan siswa akan

mengerjakan tes dengan cara menebak atau mencontek untuk menyelesaikan tes,

sehingga skor perolehan siswa tidak dapat memberikan hasil yang sebenarnya,

dengan kata lain tes tidak mampu menjalankan fungsi ukurnya sebagaimana

mestinya.

Pengaruh lainnya adalah penambahan jumlah butir soal menjadi 2 atau 3

kali menjadi tidak terlalu bermakna jika nilai koefisien reliabilitas tes sudah tinggi

sehingga penambahan butir soal menjadi tidak efektif untuk meningkatkan

reliabilitas tes. Selain itu butir soal yang ditambahkan haruslah memiliki kualitas

butir yang sama.

“Azwar (2010, hlm 2) mengungkapkan dalam hal penambahan jumlah aitem, yaitu menambah panjang tes, peningkatan reliabilitas dapat diprediksi secara akurat bila aitem-aitem yang ditambahkan berkualitas setara dengan aitem-aitem yang sudah ada dalam tes”

Homogenitas kelompok siswa yang dikenai tes dapat menjadi salah satu

pertimbangan dalam melakukan usaha dalam rangka meningkatkan reliabilitas tes

yang dikonstruksi. Karena siswa kelompok homogen akan menghasilkan koefisien

reliabilitas yang kecil, sedangkan siswa kelompok heterogen akan menghasilkan

koefisien reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa

homogen, sehingga pemilihan kelompok responden yang heterogen dalam proses

konstruksi tes dapat dilakukan oleh pengembang tes.

Oleh karena itu penelitian terhadap pengaruh homogenitas dan

(5)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihasilkan oleh tes dinilai perlu dalam rangka verifikasi secara empirik agar dapat

menjadi salah satu referensi bagi pengembang dan pengguna tes terutama dalam

dunia pendidikan yang berkaitan erat dengan pengukuran hasil belajar. Mengingat

keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki, diantaranya adalah kemampuan siswa

dalam mengerjakan tes yang panjang dan terbatasnya waktu, sedangkan tes hasil

belajar sendiri haruslah memiliki kualitas yang baik dan mampu menjalankan

fungsinya sebagaimana mestinya.

Untuk melakukan verifikasi empirik pada penelitian ini kedua kelompok

yang dibandingkan akan diberikan tes yang sama untuk kemudian dihitung

koefisien reliabilitasnya, lalu dilihat kecenderungannya, apakah terdapat

perbedaan pada koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan

kelompok heterogen. Perbedaan ini kemudian akan diuji secara statistik untuk

melihat keberartian perbedaan rata-rata dari distribusi data koefisen reliabilitas

yang dihasilkan tersebut.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam dunia pendidikan terdapat kebutuhan akan pengukuran yang

memadai terutama pada proses belajar mengajar. Proses pengukuran dimaksudkan

untuk menghasilkan informasi akurat tentang perkembangan proses belajar,

masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui apakah

tujuan-tujuan dalam pembelajaran dan pendidikan telah tercapai.

Tes hasil belajar adalah salah satu alat yang berfungsi untuk melakukan

pengukuran pendidikan yang paling sering digunakan. Untuk itu dibutuhkan tes

hasil belajar yang berkualitas, yaitu tes yang mampu menghasilkan informasi

yang konsisten, stabil, dan terpercaya atau reliabel serta mampu menjalankan

fungsinya dengan baik atau valid. Untuk menghasilkan tes hasil belajar yang

valid, maka tes tersebut harus mampu menghasilkan data yang reliabel terlebih

dahulu. Oleh karena itu para pembuat dan pengguna tes berusaha untuk

(6)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghasilkan tes sebagai alat pengukuran yang memiliki

reliabilitas yang tinggi pengembang tes dapat melakukan beberapa cara untuk

memaksimalkan nilai reliabilitas suatu tes. Berdasarkan pendapat para ahli

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes, yaitu panjang tes,

heterogenitas kelompok, daya beda butir soal, jumlah responden, homogenitas

butir soal dalam perangkat tes, teknik penskoran, metode estimasi reliabilitas, dan

skala penilaian.

Beberapa cara tertentu dalam meningkatkan reliabilitas tes memiliki

kendala tersendiri, misalnya menambah jumlah butir soal atau mengkonstruksi

perangkat tes yang memiliki aitem yang homogen dinilai kurang efektif, hal ini

berkaitan dengan keterbatasan subjek baik penyusun tes maupun responden yang

diberikan tes serta terbatasnya waktu yang tersedia untuk mengerjakan tes,

sehingga perlu dipilih cara yang lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan

nilai reliabilitas yang dihasilkan dalam pengkonstruksian tes dengan kualitas yang

memadai dan mampu menjalankan fungsi tes.

Homogenitas dan heterogenitas yang ada dalam kelompok memiliki

pengaruh terhadap besaran nilai koefisien reliabilitas tes yang dihasilkan oleh

kelompok responden. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas akan tergantung

pada besar kecilnya varian skor tampak pada populasi yang bersangkutan (Allen

dan Yen, 1979, dalam Azwar, 2012, hlm. 32). Berdasarkan pendapat para ahli

kelompok homogen akan menghasilkan varians skor amatan yang kecil, sehingga

berpengaruh terhadap koefisien reliabilitas yang dihasilkan, yaitu koefisien

reliabilitas menjadi rendah sedangkan kelompok heterogen akan menghasilkan

varians skor amatan yang besar, sehingga mempengaruhi koefisien reliabilitas

yang dihasilkan yaitu koefisien reliabilitas menjadi lebih tinggi

Sehingga masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah

mengenai perbedaan pada reliabilitas tes yang dihasilkan oleh kelompok homogen

(7)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. BATASAN MASALAH

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas, diantaranya

adalah panjang tes, daya beda butir, teknik penilaian, metode estimasi reliabilitas

dan efek heterogenitas dalam kelompok. Fokus pada penelitian ini adalah pada

apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada koefisien reliabilitas yang

dihasilkan oleh kelompok homogen dan kelompok heterogen. Instrument tes yang

digunakan adalah tes hasil belajar sejarah dengan materi Pendudukan Jepang di

Indonesia. Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap sampel skor yang diambil

dari populasi skor kedua kelompok, untuk kemudian dibandingkan dan dilihat

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.

D. RUMUSAN MASALAH

Dari asumsi-asumsi diatas, maka penulis merumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu:

“Apakah terdapat perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dengan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

sejarah yang dihasilkan oleh kelompok heterogen?”

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian – uraian pada bagian sebelumnya maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk melihat adanya perbedaan pada koefisien reliabilitas tes

hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan koefisien

reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok heterogen”

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah, penelitian ini

(8)

Eva Dina Chairunisa,2014

Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabilitas tes, yang merupakan salah satu persyaratan penting dalam

mengkosntruksi sebuah tes yang berkualitas sebagai alat pengukuran.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini agar dapat memberikan pemahaman tentang faktor

varians skor yang dihasilkan oleh sebuah instrument tes akan mempengaruhi

tinggi rendahnya koefisien reliabilitas sebuah alat pengumpul data yang berguna

untuk memberikan informasi yang akurat bagi para peneliti dan pihak yang

berkepentingan, seperti guru dan pengembang tes. Sehingga guru dan

pengembang tes dapat memperoleh alternatif cara untuk memaksimalkan nilai

koefisien reliabilitas pada konstruksi instrument tes, terutama untuk tes hasil

belajar, praktisi dapat memilih kelompok responden yang bersifat cenderung

heterogen atau menambah jumlah responden, jika penambahan butir soal tidak

dapat dilakukan, karena dengan bertambah responden cenderung meningkatkan

varians skor, yang kemudian akan meningkatkan koefisien reliabilitas tes yang

Referensi

Dokumen terkait

Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository PENGARUH KEBERFUNGSIAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.. .upi

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Komparasi Metode Angoff dan Ebel dalam Menetapkan Skor Batas Bawah pada Mata Pelajaran. Bahasa Indonesia ” ini

Komparasi metode angoff dan ebel dalam menetapkan skor batas bawah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

standard setting akan ditetapkan skor minimum ( cut off score ) yang harus.. diperoleh peserta didik pada mata pelajaran yang dujian nasionalkan

KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji adanya perbedaan pada koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan koefisien