• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Tanpa adanya sistem kerja maka karyawan akan bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri, karena tidak ada hukuman atau peraturan yang harus mereka taati.

Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan.

Dengan disiplin yang baik, semangat kerja, efektivitas dan efisiensi karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja

Perusahaan perlu mengadakan program pendisiplinan dengan baik agar kelangsungan perusahaan dan produktivitas mencapai target yang diharapkan. Para karyawan perlu memperoleh pembinaan disiplin kerja yang langsung dan merupakan fungsi yang harus dilaksanakan manajemen sumber daya manusia.

Disiplin kerja dibuat oleh perusahaan untuk mendidik karyawan agar mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik.

Untuk lebih jelasnya, penulis akan memberikan beberapa definisi disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:

(2)

Menurut Gary Dessler (2007:194) memberikan definisi yaitu sebagai berikut: Disiplin didasarkan pada tiga pilar: peraturan dan perundang-undangan yang jelas, sistem denda yang progresif dan proses yang serius. Menurut H. Edy Sutrisno (2009:97) mengemukakan bahwa: Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:193) mengemukakan bahwa: Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Keith Davis yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:129) memberikan definisi yaitu sebagai berikut: Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut H. Abdurrahmat Fathoni (2006:126) memberikan definisi yaitu: Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan kesadaran dan kesediaan karyawan untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi yang didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang jelas, sistem denda yang progresif dan proses yang serius.

(3)

2.1.2 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja

Bentuk-bentuk tindakan pendisiplinan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dalam pembinaan disiplin karyawan dalam perusahaan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:129-130) ada dua yaitu:

1. Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem oganisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai yang melanggar, mematuhi peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Disiplin korektif memerlukan perhatian khusus dan proses prosedur yang seharusnya.

Hubungan antara disiplin preventif dan disiplin korektif yaitu keduanya saling berhubungan satu sama lain. Disiplin preventif mendorong karyawan untuk mengikuti berbagai standar dan aturan-aturan kerja yang telah dibuat oleh perusahaan sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah, sedangkan displin korektif menangani pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut berupa suatu bentuk hukuman seperti pemberian peringatan dan sanksi.

(4)

2.1.3 Tujuan Disiplin Kerja

Dalam setiap perusahaan memiliki disiplin kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka perusahaan perlu mengadakan pendisiplinan bagi karyawannya. Tujuan disiplin kerja menurut Wirawan (2009:138-139) yaitu:

1. Memotivasi karyawan untuk mematuhi standar kinerja perusahaan.

Pada saat bekerja karyawan terkadang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan menjadi menurun seperti peraturan yang tidak berjalan dengan optimal dan cenderung pilih kasih. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat mematuhi standar kinerja perusahaan dengan cara menerapkan disiplin kerja yang adil bagi para karyawannya.

2. Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan dengan

atasannya atau sebaliknya.

Karyawan sering melaksanakan tugasnya dengan buruk dan melanggar peraturan dengan sengaja, misalnya pegawai tidak mau mematuhi apa yang disarankan atasan, mengkritik, dan mengeluh. Sikap perilaku itu harus dikoreksi agar tidak terjadi konflik interpersonal.

3. Meningkatkan kinerja karyawan.

Pendisiplinan wajib dilakukan bagi karyawan berkinerja rendah yang bukan disebabkan oleh faktor manusia. Jika rendahnya kinerja disebabkan oleh faktor manusia pendisiplinan dilakukan secara berencana untuk memperbaiki perilaku kerja dan sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan akan meningkatkan hasil kerjanya.

4. Meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja serta efektivitas dan efisiensi kerja.

Program pendisiplinan kerja harus dirancang dengan baik karena akan meningkatkan perilaku kinerja karyawan tersebut. Program tersebut harus berlaku secara adil dan tidak memberatkan salah satu pihak, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

(5)

5. Meningkatkan kedamaian industrial dan kekeluargaan organisasi.

Suasana kerja yang nyaman akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan. Maka dari itu, perusahaan harus dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan menciptakan kedamaian. Karyawan hanya dapat bekerja dengan baik jika bekerja dalam iklim kedamaian, kerjasama, dan saling menghormati.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Disiplin

Kedisiplinan seorang karyawan dapat ditegakkan apabila sebagian besar peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar karyawan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:195-198) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seorang karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar ia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dan perbuatan.

3. Balas jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan

memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

(6)

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan dan dijadikan sebagai dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. 5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah atau mengetahui kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif dan menciptakan sistem-sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara semua karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan ini baik bersifat vertikal maupun horizontal.

2.1.5 Pendekatan Disiplin Kerja

Ada tiga pendekatan disiplin menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:130-131) yaitu:

(7)

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik.

2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang

berlaku.

3) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4) Melakukan proses terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

3) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

maupun kepada pegawai lainnya.

4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras. 5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang lebih berat. c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

1) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan

perilaku.

(8)

4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

2.1.6 Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja

Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten dan impersonal. Sanksi pelanggaran disiplin kerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:131-132) meliputi:

a. Pemberian peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukan. Di samping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite pegawai.

b. Pemberian sanksi harus segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberi sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu, memberikan peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan. c. Pemberian sanksi harus konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidakonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian sanksi harus impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda, pria-wanita, tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

(9)

2.1.7 Manfaat Disiplin Kerja

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang dimiliki oleh karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Menurut Siagian yang dikutip oleh H. Edy Sutrisno (2009:86) manfaat disiplin kerja adalah:

a. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan. b. Tingginya semangat dan gairah kerja serta inisiatif para karyawan dalam

melakukan pekerjaan.

c. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan.

e. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

2.1.8 Cara Menegakkan Disiplin Kerja

Cara menegakkan kedisiplinan karyawan menurut H. Edy Sutrisno (2009:94) dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Disiplin harus ditegakkan seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran jangan sampai terlambat, jika terlambat maka akan kurang efektif.

2. Disiplin harus didahului peringatan dini

Peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan harus benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak. 3. Disiplin harus konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.

4. Disiplin harus impersonal

Atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan

(10)

tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan antara karyawan dengan atasan. 5. Disiplin harus setimpal

Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian fraud triangle yang terdiri dari tekanan yang diproksikan dengan dengan financial stability pressure , external pressure, financial target,

ﺮﻔﻜﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻣﻭ ﻦﻣؤﻴﻠﻓ ﺀﺎﺷ ﻦﻤﻓ ﺮﻈﺘﻨﻤﻟﺍ ّﻱﺪﻬﻤﻟﺍ ﺎﻧﺃ Akulah Imam Mahdi Al-Muntazar; Maka Sesiapa Yang Mahu Percaya, Silakan; Dan Sesiapa

Berdasarkangrafik tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami dermatitis akibat kerja dan terpapar bahan kimia dalam jumlah yang beragam sebanyak 83,3%.Hasil

diantaranya yakni kebijakan pemerintah, penetapan peraturan perundang-undangan, atau bahkan putusan pengadilan. Prinsip Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Warga Negara

Apabila pelamar memberikan data/keterangan yang tidak benar, dan di kemudian hari diketahui, baik pada setiap tahapan tes/ujian, maupun setelah diangkat menjadi Calon

Monitoring dan evaluasi pada umumnya dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi secara reguler dan terus menerus yang menghasilkan indikator-indikator perkembangan

Dengan memanfaatkan library yang sudah ada pada Arduino, maka dengan cepat kita bisa membuat Proses-Proses pertukaran data dari Embedeed System yang kita miliki dengan server database

Beauty contest yang merupakan cara dalam pemilihan mitra kerja merupakan bagian dari business judgement direksi, sehingga apapun hasil pemilihan atau keputusan