• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. Dipresentasikan Pada Pelatihan Tematik Bagi Hakim Di Lingkungan Peradilan Militer Surabaya, 21 Maret 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. Dipresentasikan Pada Pelatihan Tematik Bagi Hakim Di Lingkungan Peradilan Militer Surabaya, 21 Maret 2013"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. Dipresentasikan Pada

Pelatihan Tematik Bagi Hakim Di Lingkungan Peradilan Militer

(2)

UU No. 39/1999 ttg HAM :

“Seperangkat hak yang melekat pd hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerahnya, yang wajib dilindungi, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”

(3)

Human rights could be generally

defined as those rights which are

inherent in our nature and without

which we cannot live as human

being”

(4)

 UU No. 39/ 1999 :

setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,

menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak memperoleh penyelesaian hukum yang

adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

(5)

“occur when actions by state (or

non-state) actors abuse, ignore, or deny

basic human rights (including civil,

political, cultural, social, and

(6)

1. UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Anti Diskriminasi Ras dan Etnis 2. UU Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan

Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik

3. UU Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan

Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

4. UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi

Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965.

5. UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang

Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1990

tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak Anak.

7. UU Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai

(7)

Kewajiban Dasar Negara

To

Respect

To

Protect

To Fulfill

Menjadi Kewajiban bagi non state actor Kewajiban bagi non state actor

(8)

Operasi Militer Perang (OMP)

Operasi Militer Selain Perang

• Mengatasi gerakan separatis bersenjata • Mengatasi pemberontakan bersenjata • Mengamankan wilayah perbatasan

• Mengatasi aksi terorisme

• Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dgn kebijakan politik LN

(9)

Mrpk bagian integral dlm pelaks.tugas (Pasal 3 UU 3/2002; Pasal 2 d UU 34/2004)

Penyalahgunaan kewenangan berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM

(10)

Pasal 3 ayat (1) UU No. 3 Tahun 2002 : “Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional serta prinsip hidup berdampingan secara damai.

Pasal 2 ayat (d) UU No. 34 Tahun 2004 : Jati diri TNI : Tentara profesioanal, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, sepremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional

(11)

SK Menteri Pertahanan No. 2/M/II/2002 : “mengamanatkan Panglima TNI dalam

penyelenggaraan pertahanan negara dengan berpedoman kepada HHI dan HAM”

ST Kasad No. 309 / 2002 : “penerapan HHI, Hk. Kebiasaan internasional dan Hk. HAM dalam penyelenggaraan pertahanan negara” ST Kasad No. 415/2002 : “meningkatkan

pemasyarakatan HHI dan HAM di lingkungan TNI AD”

(12)

Semua tindakan tegas TNI pelanggaran

HAM!!

Yang dapat dihukum krn pelanggaran HAM hanya anggota

TNI dan POLRI; HAM sbg momok &

penghalang tugas TNI & POLRI

(13)

elanggaran HAM dapat dilakukan oleh : Aktor Negara (state actor)

mereka, baik perorangan / institusi yg

berada dlm kapasitas / sbg representasi Neg. (legislatif, eksekutif dan yudikatif) ; commission / ommission

Aktor Non-negara (non state actor)

 Orang/kelompok org di luar aktor

negara yg memiliki kekuasaan, pengaruh

(14)

Tindak kekerasan yg dilakukan oleh aparat eharusnya diberikan landasan hukum yg epat & dilakukan scr proporsional.

Ketentuan HAM tdk membatasi / mengurangi meniadakan hak membela diri.

TIDAK SEMUA tindakan tegas merupakan pelanggaran HAM.

(15)

enyelesaian kasus2 pelanggaran HAM

leh sebagian masy dirasa belum memenuhi asa keadilan.

eristiwa yg disinyalir sbg pelanggaran HAM an diketahui oleh masyarakat umum tidak iproses secara adil dan benar.

ersepsi dan harapan masyarakat ttg HAM dak tepat, berlebihan dan subjektif.

(16)

elanggaran Hak Hidup enyiksaan

erlakuan yg tdk manusiawi & merendahkan martabat

elanggaran Hak atas Peradilan yg layak & dil

elanggaran atas hak-hak orang yg ditahan erusakan properti

(17)

Perlindungan HAM dan HHI Hk. HAM HHI Hak-hak Sipil/Politik Diskriminasi thd. Perempuan Hak-hak Anak Hak-hak Ekonomi/Sosial/ Budaya Diskriminasi Ras Nyawa/ kehidupan Larangan penyiksaan Larangan perlakuan kejam Larangan pembudakan Larangan pemberlakuan retroaktif hukum pidana

Prosedur perlindungan bagi - korban luka/korban

sakit/korban karam

- tawanan perang dan

tahanan operasi

- penduduk sipil

- misi medis dan misi

kemanusiaan

Aturan/ketentuan mengenai sarana dan cara berperang

(18)

Pencabutan hak tergantung pada tingkat

kedaruratan

HAK

HAK--HAK YANG TAKHAK YANG TAK BOLEH DICABUT BOLEH DICABUT KJ I-IV PT I,1977 Ps. 3 Ketentuan Bersama PT II, 1977 Ps. 3 Ketentuan Bersama KJ I-IV, 1949

(19)

AK UNTUK HIDUP

AK UNTUK TIDAK DISIKSA

AK KEBEBASAN PRIBADI, PIKIRAN DAN HATI NURANI AK BERAGAMA

AK UNTUK TIDAK DIPERBUDAK

AK UNTUK DIAKUI SEBAGAI PRIBADI DAN PERSAMAAN DI HADAPAN UKUM

AK UNTUK TIDAK DITUNTUT ATAS DASAR HUKUM YANG BERLAKU URUT

 * UU No 39 Tahun 1999, Pasal 4 : Tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun …termasuk dalam keadaan perang, sengketa

(20)

Beberapa HAM dlm keadaan tertentu dpt dibatasi/dikurangi/ditunda

Pembatasan tsb harus dilakukan berdasarkan UU

Perpu No. 23 tahun1959 ttg Keadaan Bahaya mengatur tentang pembatasan HAM

Perlu penyempurnaan dlm praktek

(21)

DALAM KEADAAN DARURAT SIPIL TERDAPAT HAK-HAK YANG BISA DIBATASI, yaitu: (*UU No. 23 Tahun 1959)

Hak kebebasan dalam menggunakan bahasa-bahasa, tulisan rahasia, gambar2, tanda2, juga bahasa lain selain Bahasa Indonesia.

Hak untuk berkumpul

Hak untuk menggunakan tempat kediaman sendiri,dan tempat2 atau bangunan2 lainnya yg dapat digunakan sebagai tempat tinggal

Hak untuk bergerak

Penggeledahan dan Pemeriksaan badan dan pakaian tiap-tiap orang yang dicurigai

(22)

DALAM KEADAAN DARURAT MILITER (*UU No. 23 Tahun 1959)

• Dalam hal tentang pembikinan, pemasukan dan pengeluaran, pengangkutan, pemegangan,

pemakaian dan perdagangan senjata api, obat peledak, mesiu, barang-barang yang dapat meledak dan barang-barang peledak

• Pembatasan atau pelarangan memasuki atau memakai gedung-gedung, tempat-tempat

kediaman atau lapangan-lapangan untuk beberapa waktu tertentu.

• Pembatasan atau pelarangan untuk mengubah lapangan-lapangan dan benda-benda di

lapangan itu

• Penutupan bbrp waktu tertentu tempat-tempat hiburan dan juga pabrik2, bengkel2 dan gedung2 lainnya

• Pengaturan, Pembatasan dan Pelarangan peredaran dan pemasukkan barang-barang yang

keluar masuk dan barang yang berada dalam daerah yg dinyatakn keadaan darurat militer

• Pengaturan, Pembatasan atau Pelarangan lalu lintas di darat, di udara dan di perairan serta penangkapan ikan

(23)

DALAM KEADAAN DARURAT PERANG

• Dalam situasi Perang, semua ketentuan yang berlaku dlm Darurat Sipil dan Militer, juga berlaku disini. Namun terdapat beberapa tambahan pengaturan seperti; militerisasi thdp suatu perusahaan dan jawatan. (*UU No. 23 Tahun 1959)

• UU No. 39 Tahum 1999

• Dalam situas Perang, Hukum Humaniter Internasional (HHI) berlaku penuh. Hanya beberapa HAM yang tidak dapat dibatasi dan tetap dilindungi juga oleh HHI. (Non – derogable rights)

 Nyawa/kehidupan

 Hak untuk tidak disiksa dan Perlakuan Kejam

 Hak untuk tidak Diperbudak

 Hak untuk diakui sebagai pribadi dan dan persamaan di depan hukum

(24)

POLRI dengan 1.369 pengaduan Perusahaan Swasta dengan 1.030 pengaduan

Pemda dengan 692 pengaduan Lembaga peradilan dengan 515 pengaduan

BUMN dengan 253 pengaduan

Kejaksaan dengan 252 pengaduan

(25)

“TNI berada nomor 8 dan urutan terendah dari jumlah aduan yang diajukan ke Komnas HAM. Hal ini menunjukkan perubahan secara mendasar yang dilakukan oleh jajaran TNI dengan imej

(26)

Sebagai staf khusus Komandan dan bertugas memberikan saran hukum berkaitan dengan ops militer yang dilaksanakan.

Bersama-sama dengan staf lainnya menyusun ROE

Memastikan bahwa Komandan

menindaklanjuti pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh anak buahnya

(27)

Pelanggaran HAM dilakukan oleh individu (aparat negara) atau institusi negara dan non-state actors,

Pertanggungjawabannya adalah tanggung awab pidana perorangan.

Dimungkinkan adanya hukuman tambahan berupa kompensasi dari Negara.

(28)

Bersama-sama dengan Badan Peradilan

ainnya turut menegakkan HAM (ref. Pasal 71 UU HAM)

Penegakan HAM dapat dilakukan bersama-sama dengan penerapan KUHP dan KUHPM serta ketentuan hukum pidana lainnya.

Pengadilan HAM hanya menangani

pelanggaran HAM yang berat (kejahatan nternasional yang serius : genosida dan

(29)

Sampai saat ini belum ada ketentuan UU Nasional yang mengatur tentang kejahatan perang

Hal ini harus menjadi perhatian serius

sehubungan dengan semakin banyaknya

anggota TNI melaksanakan tugas UN Peace Keeping.

Dalam hal ini anggota TNI dapat menjadi “pelaku” atau “korban” kejahatan perang

Apabila Indonesia tidak “willing” atau “able” mengadili pelaku kejahatan perang, maka

(30)

Doktrin Baru TNI : didalamnya berisikan contents HAM dan Hukum Humaniter.

Bahwa setiap operasi TNI harus dilengkapi dengan ROE

Lampiran Hukum dalam Perintah Operasi semakin banyak digunakan

Pada saat ini tengah disusun Manual Hukum Humaniter dan HAM Bagi TNI

Upaya sosialisasi dan pelatihan HAM dan Hukum Humaniter terus dilaksanakan oleh TNI

(31)

Terus meningkatkan pemahaman, penerapan dan penegakan HAM.

Menunjukkan dan membuktikan bahwa penegakan HAM sebagai bagian dari

penegakan hukum di lingkungna Peradilan Militer.

Referensi

Dokumen terkait

Produk tekstil adalah produk unggulan Indonesia yang terkenal mempunyai nilai ekspor dengan berbagai macam jenis.. Disebut tekstil karena dibuat dengan cara penyulaman,

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawatan kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan dimana kehamilan tersebut tidak diinginkan..

Alhamdulillah, puji syukur kepada-Nya atas segala limpahan kasih dan sayang-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau

Telaah budaya tektonika suatu masyarakat vernakular dapat memperkaya khazanah pengetahuan arsitektur lokal sebagai sumber arsitektur kiwari Nusantara, khususnya

Tahun tersebut menjadi titik awal dari fase ketiga karena di tahun tersebut untuk pertama kalinya dibuat struktur institusi yang jelas terkait kerjasama lingkungan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2012) dan Huriah (2006) yang mengemukakan mayoritas ibu memiliki perilaku yang baik dalam pemenuhan

Puji syukur penyusun kehadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat, karunia, dan anugerah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Penetapan Nilai