• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Menurut Undang-undang No. 20. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara(lestari, 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Menurut Undang-undang No. 20. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara(lestari, 2016)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi suatu Negara agar dapat berkembang. Negara yang hebat sadar akan pentingnya pendidikan dan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utamanya, karena dengan pendidikan kemiskinan pada rakyat akan tergantikan dengan kesejahteraan. Dalam perkembangannya pun pendidikan di Indonesia banyak menghadapi masalah disetiap tahap nya. Masalah masalah tersebut hanya dapat diseleksaikan dengan patisipasi pihak pihak yang terkait didalam system pendidikan(Rahmi, 2019). Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan cara bersikap, berpikir dan potensi dirinya untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk melaksanakan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya yang kemudian hari akan diperlukan oleh dirinya, masyarakat , bangsa dan negara(Lestari, 2016)

Upaya pembaruan kualitas dalam dunia pendidikan telah dilakukan pemerintah salah satunya dengan cara menerapkan kurikulum 2013 yang mana kurikulum ini sebagai penyempurnyaan dari kurikulum sebelumya yaitu KTSP 2006. Kurikulum ini tentunya memberikan tantangan baru bagi guru dikarenakan tujuan utama kurikulum 2013 adalah untuk mengembangkan pembelajaran tematik integratif(Astiningtyas, 2018). Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa Negara

(2)

yang hebat akan menempatkan pendidikan sebagai prioritasnya. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri seseorang, pembaharuan kurikulum dalam suatu pendidikan juga perlu dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Pembelajaran ini diartikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai konsep, ketrampilan, gagasan, nilai dan sikap baik di satu mata pelajaran ataupun antar mata pelajaran(Kadarwati, 2017). Pembelajaran tematik juga menawarkan model pembelajaran yang menjadikan kegiatan pembelajaran relevan dan penuh makna bagi peserta didik. Didukung oleh pernyataan Andi(2019) bahwa bentuk pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa hal ini juga akan menjadikan proses belajar lebih menarik dan efektif (Andi, 2019). Dapat ditarik kesimpulan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang didalamnya mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang relevan. Bentuk nya pun dikemas sedemikian rupa oleh guru agar kegiatan pembelajarannya menarik sehingga pengalaman belajar siswa lebih bermakna. Dalam penyampaiannya pembelajaran tematik sering kali menggunakan media pembelajaran sebagai perantara penyampaian materi. Penggunaan media yang tepat dan menarik akan memudahan guru serta peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan(Nurrita, 2018). Dimasa pandemi ini

(3)

kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak bisa berjalan dengan semestinya dikarenakan harus dilakukan secara daring. Dengan adanya hal tersbebut tentunya guru harus bisa menyesuaikan media apa yang harus dipakai.

Pandemi covid-19 melumpuhkan berbagai sektor termasuk pendidikan. Dunia pendidikan harus menyesuaikan proses kegiatan belajaran mengajar di tengah pandemi sesuai dengan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat Coronavirus Disease (covid-19) dan di perkuat oleh surat edaran KEMENDIKBUD nomor 15 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dimasa darurat penyebaran covid-19. Dengan adanya hal tersebut mengakibatkan guru dan siswa tidak dapat bertemu secara tatap muka disekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa harus belajar mandiri dirumah dengan didampingi orang tua. Dengan adanya kelas daring menuntut guru dan siswa untuk menguasai teknologi yang akan digunakan sebagai sarana belajar kelas daring tersebut. Media pembelajaran yang digunakan pun tentu saja berbeda dengan yang biasa dipakai selama kelas offline.

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu pemanfaatan teknologi yang didalamnya memuat serta menggabungan beberapa tools seperti teks, audio,video, dan gambar. Dengan menggambungkan beberapa tools memungkinkan pembuat dan pengguna dapat melakukan kreasi, interaksi dan komunikasi(Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2019). Sedangkan menurut Ariani dan Dany (2010)

(4)

menjelaskan bahwa “multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang bentuknya berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, dan video yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada banyak orang”(S. M. Rahmi, 2019). Dari pernyataan tersebut dapat diismpulkan bahwa multimedia merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk berinterkasi antara manusia satu dengan yang lainnya melalui elektronik.

Pembelajaran tematik khususnya materi sejarah bangsa merupakan salah satu materi yang sulit dipahami karena isi dari materi yang banyak. Pada kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, lebih dari setengah jumlah siswa 5a mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik materi sejarah bangsa yang selama ini dilaksankan secara kelas daring membosankan. Hal ini dikarenakan media yang digunakan untuk menyampaikan materi tidak menarik. Seperti yang diungkapkan guru, perlu multimedia yang menarik agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Dengan adanya multimedia pembelajaran yang menarik dan tepat sesuai materi maka proses pembelajaran akan menjadi bermakna, serta memaksimalkan pembelajaran di kelas online tersebut.Multimedia pembelajaran yang efektif digunakan dalam kelas online adalah multimedia interaktif yang berbasis komputer ataupun android. Multimedia yang dibutuhkkan tidak hanya mempresentasikan materi secara terarah saja, melainkan didukung dengan tampilan visual yang menarik.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November 2020 di kelas 5 SDN 1 Kauman Malang. Ditemukan

(5)

informasi terkait analisis kebutuhan yaitu: Kegiatan pembelajaran telah terjadwal dengan rutin dimulai pukul 8 pagi di google classroom, selain itu biasanya guru juga menggunakan google meet, zoom, youtube dan google form. Di SDN Kauman 1 Malang pada kelas 5A dimana seluruh siswa tersebut telah memiliki perangkat yang mendukung proses pembelajaran. Dengan adanya kelas online ini mayoritas siswa telah menguasai perkembangan terknologi karena dalam proses belajar mengajar sehari hari dilakukan melalui banyak platform seperti google classroom, youtube, google form.

Namun penggunaan berbagai platform tersebut sangat tidak efesien, karena siswa harus membuka beberapa platform agar tugasnya selesai. Pertama seluruh petunjuk dan link yang berkaitan dikirim guru melalui google classroom. Kedua siswa membuka link youtube yang diberikan oleh guru untuk memahami materi. Ketiga mereka membuka link google platform untuk mengerjakan kuis. Jika terdapat tugas yang mengharuskan mengapload foto atau video hasil kerja mereka akan membuka kembali google classroom dan menggunggahnya disitu. Oleh karena itu guru dan siswa membutuhkan inovasi baru dalam media pembelajaran yang lebih efesien.

Berdasarkan analisis kebutuhan hasil wawancara dengan guru kelas 5 SDN Kauman 1 pada 28 Desember 2020, guru mengungkapkan jika siswa kesulitan mempelajari materi sejarah bangsa tematik tema 7 (peristiwa dalam kehidupan), subtema 2 (Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan). Pada materi ini siswa dikatakan sangat pasif karena materi

(6)

yang banyak dan media yang digunakan oleh guru sebatas video dari dari youtube akibatnya peserta didik tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya akan menurunkan minat belajar siswa. Guru juga mengungkapkan bahwa Media youtube ini juga tidak efektif karena guru tidak bisa memantau apakah siswa benar benar membuka video tersebut atau tidak. Inovasi dan keberagaman media diperlukan guna meningkatkan minat belajar siswa untuk menguasi suatu materi

Penggunaan media pembelajaran yang menarik akan membantu menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat siswa akan mudah terangsang pikirannya dan media dapat memberikan gambaran jelas kepada peseerta didik tentang materi yang dipelajari. Selain itu dengan penggunaan media waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi akan menjadi efesien.

Melihat dari penelitian sebelumnya yang mengambil topik serupa,Tri Dewi Nugraheni(Nugraheni, 2018) dengan judul Pengembangan media pembelajaran interaktif menggunakan Articulate storyline pada mata pelajaran sejarah Indonesia kelas X Di SMK Negeri 1 Kebumen, mengungkapkan bahwa “articulate storyline cocok digunakan untuk memproduksi sebuah multimedia pembelajaran interaktif, karena didalamnya terdapat banyak menu yang memungkinkan siswa dapat langsung berinteraksi terhadap suatu materi yang sedang dipelajari”. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Setyaningsih (Setyaningsih & Wahyudi, 2020) dengan judul pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis articulate storyline terhadap motivasi

(7)

belajar siswa pada materi kerajaan hindu budha di Indonesia, mengatakan “Penggunaan media articulate storyline telah meningkatkan motivasi belajar siswa”. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Multimedia berbasis Artuculate Storyline pada tema 7 subtema 2 kelas 5 SDN Kauman 1 Malang”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas menyimpulkan bahwa masalah yang diteliti adalah:

1. Bagaimana Pengembangan multimedia Articulate Storyline pada tema 7 subtema 2 kelas 5a SDN Kauman 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian & Pengembangan

Secara umum tujuan dari penelitian pengembangan yaitu mengembangkan media articulate storyline pada tema 7 subtema 2 kelas 5, dengan harapan media dapat digunakan secara efektif pada materi tersebut. Namun secara khusus penelitian bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui Pengembangan multimedia Articulate Storyline pada tema 7 subtema 2 kelas 5A SDN Kauman 1 Malang

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Dalam pengembangan media ini, spesifikasi produk yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Konten

a. Materi yang dimuat pada multimedia articulate storyline adalah tematik kelas 5 pada tema 7 (Peristiwa dalam

(8)

kehidupan) yang memuat sub tema 2 (peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan)

b. Terdapat 3 mata pelajaran yang saling berkaitan yaitu IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia

2. Konstruk

a. Media dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang didukung perangkat lunak Articulate storyline. Ariculate Storyline merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat presentasi

b. Media articulate storyline dirancang dengan berisikan beberapa menu meliputi, petunjuk, KI dan KD, Tujuan Pembelajaran, rangkuman materi, soal evaluasi, profil pengembang. Dalam menu kuis siswa akan dihadapkan dengan beberapa soal terkait dengan materi yang sebelumnya dipaparkann dalam menu rangkuman materi. Setelah siswa menyelesaikan seluruh soal nilai akan otomatis muncul. Media ini dikembangkan agar siswa lebih semangat selama proses pembelajaran dan dapat digunakan dimana saja. Berikut tampilan utama menu multimedia ini:

(9)

Gambar 1. 1 Tampilan Menu Utama Produk

c. Media ini dapat dioperasikan dengan menggunakan laptop, smarthphone berbasis android maupun ios

d. Warna yang digunakan dalam media menyesuaikan dengan isi

e. Ukuran font yang digunakan adala 10,12 dan 24 E. Pentingnya Penelitian Dan Pengembangan

Pentingnya penelitian dan pengembangan merupakan suatu langkah untuk mengembangakan suatu produk baru ataupun menyempurnakan produk yang telah ada. Pengembangan media ini diperlukan dalam rangka meninggkatkan perbaikan dalam segi media, serta menambah variasi media yang digunakan di kelas 5. Di SDN Kauman 1 Kota Malang mayoritas siswa sudah mahir dan memahami penggunaan smartphone maupun laptop sebagai sarana penunjang kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran guru telah menggunakan media pembelajaran berbasis IT berupa Vidio pembelajaran yang diambil dari youtube. Namun jika media ini digunakan terus menerus oleh siswa, siswa tidak akan berkembang karena jika menggunakan media ini yang dilakukan siswa hanya menyimak video tersebut. Selain itu pembelajaran juga menjadi tidak efektif karena siswa diharuskan membuka beberapa aplikasi,Dikarenakan masalah tersebut peneliti akan mengembangkan multimedia berbasis Articulate Storyline. Media ini dapat membuat siswa aktif alam proses belajar mengajar tidak hanya menyimak video saja. Pengembangan multimedia ini juga dapat membantu guru untuk dapat menambah variasi penggunaan multimedia pembelajaran.

(10)

F. Asumsi Dan Keterbatasan Penelitian Dan Pengembangan 1. Asumsi Penelitian dan pengembangan

a. Media ini hanya bisa digunakan pada laptop dan smartphone berbasis android dan ios

b. Siswa dan guru bisa mengoperasikan smarthphone

c. Pada materi tema 7 subtema 2 guru hanya menggunakan media dari video youtube

d. Guru dapat menggunakan media secara baik sebagai perantara guru menjelaskan materi kepada siswa

2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Adapun keterbatas Pengembangan media Articulate Storyline antara lain:

a. Multimedia bernama articulate storyline digunakan pada siswa kelas 5, karena pada kelas tinggi siswa sudah mahir menggunakan smartphone.

b. Multimedia articulate storyline digunakan dalam pembelajaran tematik pada tema 7 (peristiwa dalam kehidupan) subtema 2 materi (peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan) dan pembelajaran 3

c. Pembuatan media ini membutuhkan waktu lama sekitar 2 minggu

G. Definisi Operasional

Peneliti menyajikan definisi operasional untuk mempermudah pembaca dalam memahami beberapa makna dalam penelitian ini, antara lain:

(11)

1. Pengembangan multimedia Articulate Storyline merupakan pengembangan media pembelajaran berbasis software bernama articulate storyline. Didalam media ini terdapat beberapa menu antara lain petunjuk, materi, kuis, dan profil pengembang. Dengan menu tersebut, media ini dapat membantu siswa memahami materi tema 7 subtema 2.

2. Media Articulate storyline adalah sebuah perangkat lunak yang pengoperasiannya dapat dilakukan menggunakan perangkat smartphone maupun laptop.

3. Articulate Storyline adalah software yang dapat digunakan untuk membuat presentasi dengan kelebihan fitur didalamnya sangat beragam sehingga menghasilkan presentasi yang menarik

4. Multimedia pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan keefektifan komunikasi antara guru dengan dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu multimedia merupakan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 5. Sejarah bangsa merupakan materi pelajaran yang sangat penting untuk

Gambar

Gambar 1. 1 Tampilan Menu Utama Produk

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan seorang mahasiswa yang juga duduk di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang diduga tidak menggunakan

Berdasarkan data yang tersaji diatas, melihat adanya ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan data mengenai perkembangan Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share

Program Bantuan Studi S3 Luar negeri merupakan program bantuan yang diberikan oleh Kementerian Agama RI kepada tenaga pendidik (dosen) dan kependidikan yang berada pada

Inti masalah yang penulis angkat dalam skripsi ini yaitu menghitung Link Budget untuk koneksi radio wireless LAN antara Universitas Riau Panam dengan Universitas Riau

kulum, pengembangan potensi peserta didik, penilaian dan evaluasi, penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, b) Kompetensi kepribadian, yaitu:

Dari gambar 2 menunjukan tingkat penilaian siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada siklus II. Hal ini menunjukan target keberhasilan yang sudah

program BOS yang dikoordinasikan oleh Kementerian Agama, dengan alokasi anggaran sebesar Rp4,0 triliun; (2) BOS Pendidikan Menengah yang dikoordinasikan oleh Kementerian

Diyakini bahwa untuk memenangkan persaingan, perusahaan perlu berfokus pada kualitas atau dengan penerapan TQM (Domingo, 1994) sudah menjadi tuntutan bagi perusahaan agar