• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM

TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

THE EFFECTS OF USING SPIRULINA IN THE RATION

FEED CONSUMPTION TO INTERIOR QUALITY OF CHICKEN EGG OF ARAB Dede Nurzamzam

Universitas Padjadjaran

Fakultas Peternakan UNPAD Tahun 2015 e-mail : dede.zamzam@gmail.com

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

DEDE NURZAMZAM ABSTRAK

Penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Spirulina dalam Ransum Terhadap Kualitas Interior Telur Ayam Arab”, telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2014 bertempat di peternakan rakyat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian spirulina terhadap kualitas interior telur ayam arab. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan tingkat pemberian Spirulina (R0 = 0%, R1 = 1%, R2 = 1,5% dan R3 = 2%) lima ulangan. Peubah yang diamati adalah persentase kuning telur, indeks yolk, skor warna kuning telur dan indeks albumin. Pemberian spirulina memberikan pengaruh terhadap skor warna kuning telur namun tidak berpengaruh terhadappersentase kuning telur, indeks yolk dan indeks albumin. Penambahan 2% spirulina ke dalam ransum dapat menghasilkan kualitas interior telur (skor warna kuning telur) ayam arab yang optimal.

(2)

THE EFFECTS OF USING SPIRULINA IN THE RATION

FEED CONSUMPTION TO INTERIOR QUALITY OF CHICKEN EGG OF ARAB

Dede Nurzamzam

ABSTRACT

Research on "the effects of using spirulina in ration on feed consumption to interior quality of chicken egg of arab", has been implemented in June to July of 2014 in the farm folk. The research aims to find out the effects of the using spirulina in ration on chicken egg quality of arab. This research used experimental methods with Complete Random Design (CRD). There are four treatment levels giving the Spirulina (R0 = 0%, R1 = 1%, R2 = 1,5%, and R3 = 2%) five repetitions. Parameters of measured were the percentage of egg yolk, yolk index, yolk color score and albumin index. Addition of spirulina provides significant to the egg yolk color score, but the percentage of egg yolk, yolk index and albumin index were not significant. Addition of 2% spirulina on feed consumption can result optimal of interior quality of eggs (yolk color score) chicken of arab.

(3)

Pendahuluan

Telur merupakan salah satu makanan sumber protein yang murah dan mudah didapatkan. Hampir seluruh nutrisi dalam sebutir telur, terutama protein dibutuhkan pada masa pertumbuhan dan perkembangan manusia. Permintaan telur akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk sebagai konsumen. Peningkatan permintaan telur ini bukan hanya dari konsumen tetapi juga untuk industri pascapanen seperti pabrik roti, industri olahan pangan telur maupun yang menggunakan telur. Konsumen langsung dan industri memiliki kriteria masing-masing dalam menilai kualitas telur.

Tingginya permintaan telur tidak terlepas dari usaha peternakan ayam petelur sebagai produsen. Belakangan ini, berkembang usaha peternakan ayam Arab dengan produksi telur tinggi yang dapat menjangkau para konsumen maupun industri pascapanen. Permintaan telur yang tinggi harus diimbangi dengan kualitas yang diinginkan pengguna. Kualitas interior telur ayam Arab dapat dilihat dari persentase kuning telur, index yolk, skor warna kuning telur dan index albumin.

Upaya peningkatan kualitas interior adalah pilihan bagi peternak untuk menambah keunggulan produk sehingga meningkatkan profit dan lebih diterima oleh pengguna. Peternak ayam Arab saat ini tidak mudah melakukan usaha peningkatan kualitas, mengingat peternak kini mengalami penurunan kualitas pakan.

Alternatif yang dapat dilakukan peternak adalah dengan penambahan tepung spirulina (Spirulina fusiformis). Spirulina merupakan golongan mikroalga yang dapat hidup pada media kaya nitrogen organik. Mikroalga ini potensial dikembangkan sebagai produk pakan atau pun pangan. Spirulina sebagai sumber protein juga merupakan sumber karotenoid dengan kandungan beta karoten dan xantofil yang cukup tinggi. Kandungan beta karoten dan xantofil ini dapat dimanfaatkan dalam menjaga sistem imun ternak serta dapat meningatkan skor warna kuning telur.

(4)

Berdasarkan uraian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Spirulina Dalam Ransum Terhadap Kualitas Interior Telur Ayam Arab” sebagai informasi dan pengembangan ilmiah plasma nutfah ternak lokal di Indonesia.

Bahan dan Metode

Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam Arab jenis Silver dan Golden Red berumur 24 – 28 minggu, yang diisikan secara acak ke dalam 60 unit kandang, yang masing-masing perlakuan menggunakan 3 ekor ayam Arab. Bobot badan ayam Arab ditimbang saat masuk kandang, untuk mengetahui koefisien variasi bobot badan awal. Nilai koefisien variasi ayam Arab yaitu 7,14%. Kandang yang digunakan untuk penelitian adalah kandang cage sebanyak 60 unit. Ukuran kandang yaitu panjang 50 cm, lebar 30 cm, tinggi 33 cm. Kandang beralas bambu. Alat yang digunakan adalah timbangan kapasitas 5kg, kamera foto, tempat ransum dan air minum, alat tulis dan sapu.

Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah jagung kuning, bungkil kedelai, dedak halus, tepung ikan, premix, kapur (CaCO3), grit dan Spirulina, Kandungan nutrient dan Energi Metabolis penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1. Ransum disusun untuk mencapai energi metabolis 2500 kkal/kg dengan protein 16 % (SNI, 2013). Komposisi bahan pakan penyusun ransum dan kandungan nutrient serta Energi Metabolis yang terkandung di dalam ransum tertera pada Tabel 1 dan 2.

Ransum yang digunakan dalam penelitian terdiri atas 4 perlakuan, yaitu : Ro: Ransum basal tanpa mengandung Spirulina

R1: Ransum mengandung 1% Spirulina R2: Ransum mengandung 1,5% Spirulina R3: Ransum mengandung 2% Spirulina

(5)

Tabel 1. Komposisi Bahan Penyusun Ransum Penelitian Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 ...(%)... Jagung Kuning 50 50 50 51 Bungkil Kedelai 15 14 13 13 Dedak Halus 25 25 25,50 23 Tepung Ikan 3 3 3 3 Premix 1 1 1 1 Kapur 3 3 3 3 Grit 3 3 3 4 Spirulina 0 1 1,5 2 Total 100% 100% 100% 100%

Tabel 2. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Ransum Penelitian

Zat Pakan Ransum Kebutuhan*

R0 R1 R2 R3 Protein Kasar (%) 16,15 16,25 16,12 16,20 ≥ 16,00 Lemak Kasar (%) 5,64 6,21 6,56 6,56 ≥ 3,00 Serat Kasar (%) 4,93 4,89 4,89 4,62 ≤ 8 Ca (%) 2,87 2,87 2,88 3,26 ≤ 4,25 Phosfor (%) 0,28 0,28 0,29 0,29 ≤ 1 Lysin (%) 0,89 0,86 0,84 0,82 ≥ 0,70 Metionin (%) 0,65 0,64 0,63 0,61 ≥ 0,30

Energi Metabolis (kkal/kg) 2520,90 2531,22 2533,58 2542,54 ≥ 2500 Keterangan : )Perhitungan dari Tabel 1 dan Tabel 2

*) SNI Pakan Ayam Buras Bagian 3 (2013)

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan menggunakan metode Rancangan Acal Lengkap (RAL), dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Dihitung dengan analisis sidik ragam dan apabila hasilnya signifikan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan (Gaspersz,2006). Pengambilan telur dilakukan setiap hari, sedangkan untuk sampling dilakukan dua kali dalam seminggu. Telur yang telah dikelompokan diuji setiap satu minggu sekali untuk mengetahui kualitas interior (persentase kuning telur, index yolk, skor warna kuning telur dan index albumin terbaik).

(6)

Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Perlakuan Terhadap Persentase Kuning Telur Ayam Arab

Hasil penelitian mengenai persentase kuning telur ayam arab dari masing-masing perlakuan selama percobaan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Persentase Kuning Telur Ayam Arab Selama Penelitian.

Ulangan R0 R1 R2 R3 ...(%)... 1 31,16 30,84 32,69 30,12 2 34,44 33,13 29,75 31,56 3 33,93 29,27 32,57 31,90 4 29,19 30,56 30,69 33,97 5 32,52 30,57 30,42 31,98 Jumlah 161,24 154,36 156,11 159,53 Rata-rata 32,52 30,87 31,22 31,91

Ket : R0 : Ransum basal tanpa mengandung Spirulina R1 : Ransum mengandung 1% Spirulina

R2 : Ransum mengandung 1,5% Spirulina R3 : Ransum mengandung 2% Spirulina

Hasil penelitian memperlihatkan, rataan persentase kuning telur tertinggi diperoleh dari ayam yang mendapat perlakuan R0 (32,52 %), kemudian berturut-turut diikuti oleh R3 (31,91 %), R2 (31,22 %) dan yang terendah R1 (30,87 %). Guna mengetahui pengaruh ransum dengan penambahan berbagai konsentrasi spirulina, maka dilakukan analisis ragam (Lampiran 2).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan berbagai konsentrasi spirulina memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase kuning telur ayam arab. Persentase kuning telur dipengaruhi oleh kandungan lemak karena deposit lemak terbanyak berada di dalam kuning telur.Komponen kuning telur adalah air 50%, lemak 32% - 36%, protein 16% dan glukosa 1% - 2% (Bell dan Weaver, 2002). Asam lemak yang banyak terdapat pada kuning telur adalah linoleat, oleat dan stearat. Kandungan lemak di dalam kuning telur dapat dipengaruhi oleh kandungan lemak pakan (Bell dan Weaver, 2002; Yamamoto

(7)

et al., 2007). Spirulina memiliki kandungan lemak yang rendah yaitu sekitar 6 - 8%, sehingga tidak akan banyak merubah kandungan asam linoleat dalam ransum yang memiliki kandungan lemak ransum relatif sama yaitu 2% memungkinkan tidak terdapat pengaruh nyata dari perlakuan.

Penelitian ini telur yang dihasilkan berukuran kecil bervariasi 30 – 34 g, hal ini disebabkan ayam yang digunakan berumur 5 bulan yang merupakan masa awal bertelur ayam arab. Menurut North dan Bell (1990), telur dihasilkan dari induk ayam yang baru bertelur atau induk muda lebih kecil dibandingkan dengan telur yang dihasilkan dari induk yang lebih tua. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas telur yang meliputi ukuran, berat telur, persentase kuning telur, warna kuning telur, ketebalan kerabang. adanya noda darah, banyaknya putih telur kental yang berbeda antara tiap kelas, strain, family dan individu ayam.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Indeks Yolk Telur Ayam Arab

Nilai indeks kuning telur dari masing-masing perlakuan selama percobaan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Indeks Kuning Telur Selama Penelitian.

Ulangan R0 R1 R2 R3 1 0,44 0,48 0,47 0,46 2 0,47 0,48 0,47 0,46 3 0,47 0,46 0,48 0,47 4 0,47 0,48 0,47 0,49 5 0,48 0,49 0,48 0,49 Jumlah 2,33 2,39 2,36 2,37 Rata-rata 0,47 0,48 0,47 0,47

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan R1 (0,48) menghasilkan rataan indeks kuning telur yang paling tinggi dibandingkan dari perlakuan R0, R2 dan R3. Guna mengetahui ada tidaknya pengaruh ransum dengan pemberian berbagai konsentrasi spirulina, maka dilakukan analisis ragam (Lampiran 3).

(8)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan berbagai konsentrasi spirulina memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur ayam arab. North and Bell (1984) menyatakan bahwa ukuran kuning telur sangat dipengaruhi oleh ukuran telur sehingga berpengaruh terhadap perolehan rataan indeks kuning telur. Kuning telur yang segar keadaanya membukit. Indeks kuning telur unggas dalam keadaan segar berkisar antara 0,30 sampai 0,50 meskipun biasanya 0,39 sampai 0,45 sehingga mempengaruhi pada kualitas telur (Romanoff dan Romanoff, 1963). Kandungan protein dan zat makanan lain dalam ransum akan berpengaruh pada proporsi jumlah kuning telur dan albumin sehingga dapat berpengaruh pada kualitas telur. Faktor yang menyebabkan indeks kuning telur diamati memiliki tingkat kesegaran relatif sama, yakni indeks kuning telur dari masing-masing perlakuan dilakukan dalam waktu yang sama yaitu pada hari itu juga, sehingga telur masih dalam keadaan segar. Telur segar memiliki variasi nilai indeks kuning telur yang relatif kecil (Mountney, 1976).

Kualitas membran vitelin dan pakan dengan kandungan protein yang memenuhi kebutuhan ayam memberikan pengaruh besar bagi indeks kuning telur. Keadaan kuning telur yang cembung dan kokoh ditentukan oleh kekuatan, keadaan membran vitelin juga khalaza yang terbentuk oleh pengaruh protein pakan dalam mempertahankan kondisi kuning telur (Bell dan Weaver, 2002; Yamamoto et al., 2007). Penurunan kekuatan daya ikat maupun keadaan membran vitelin yang mulai melemah dapat menyebabkan perpindahan air dari putih ke kuning telur. Perpindahan air mengakibatkan kuning telur menjadi encer dan berbentuk relatif datar, sehingga nilai indeks akan menjadi rendah.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Skor Warna Kuning Telur Ayam Arab

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor warna kuning telur ayam arab tertinggi diperoleh dari ayam yang mendapat perlakuan R3 (12,03), kemudian berturut-turut diikuti oleh R2 (11,30), R1 (10,60) dan yang terendah R0 (9,55). Guna mengetahui pengaruh

(9)

perlakuan dengan pemberian berbagai konsentrasi spirulina, maka dilakukan analisis ragam (Lampiran 6).

Rataan skor warna kuning telur dari masing-masing perlakuan selama percobaan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Skor Warna Kuning Telur Ayam Arab Selama Penelitian.

Ulangan R0 R1 R2 R3 1 9,87 10,29 11,37 11,70 2 9,61 10,77 11,33 12,15 3 9,51 10,05 11,31 11,96 4 9,28 11,03 11,04 11,88 5 9,45 10,89 11,45 12,47 Jumlah 47,73 53,02 56,50 60,15 Rata-rata 9,55 10,60 11,30 12,03

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan skor warna kuning telur berkisar 9,55 - 12,03. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian perlakuan dengan berbagai konsentrasi spirulina memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap skor warna kuning telur ayam arab. Guna mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan (Tabel 6).

Terjadinya peningkatan skor warna kuning telur sebagai akibat pemberian spirulina sebanyak 2% kedalam ransum yang mengandung pigmen karotenoid dan xantofil. Hal ini disebabkan bahwa warna kuning telur dihasilkan oleh pigmen xantofil, yang diperoleh ayam arab dari ransum yang dikonsumsinya. Fletcher (1979) menyatakan bahwa ransum berpengaruh langsung terhadap warna kuning telur terutama makanan yang mengandung pigmen karotenoid.

(10)

Tabel 6. Hasil Uji Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Skor Warna Kuning Telur Ayam Arab

Perlakuan Rataan Signifikansi 0,05

R0 R1 R2 R3 9,55 10,60 11,30 12,03 a b c d Keterangan : Huruf yang sama ke arah kolom menunjukan tidak berbeda nyata

Skor warna kuning telur ayam arab yang bervariasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain strain, variasi individu, penyakit, stress, produksi telur dan pakan (North, 1984). Warna kuning pada kuning telur dihasilkan oleh oxycarotenoids atau sering dikenal dengan pigmen xanthophyill dan pigmen tersebut diperoleh dari ransum dengan pemberian spirulina yang dimakan oleh ternak tersebut. Hasil uji Duncan menyatakan bahwa pemberian spirulina dalam ransum pada perlakuan R0, R1 dan R2 nyata paling rendah dari perlakuan R3. Hal ini diduga pada perlakuan R3 dengan pemberian spirulina sebesar 2% secara langsung menyumbangkan pigmen xanthophyill yang besar, sehingga menghasilkan skor warna kuning telur yang tinggi. Sesuai dengan Bornstein dan Bartov (1966) terdapat hubungan linier antara pigmentasi kuning telur dengan kandungan xanthophyill di dalam ransum.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Indeks Albumin Telur Ayam Arab

Rataan indeks albumin telur ayam arab dari masing-masing perlakuan selama penelitian disajikan pada (Tabel 7).

Tabel 7. Rataan Indeks Albumin Selama Penelitian.

Ulangan Rataan Indeks Albumin Ayam Arab

R0 R1 R2 R3 1 0,22 0,28 0,24 0,29 2 0,32 0,32 0,29 0,31 3 0,33 0,30 0,33 0,29 4 0,34 0,36 0,28 0,30 5 0,31 0,32 0,29 0,25 Jumlah 1,51 1,58 1,42 1,44 Rata-rata 0,30 0,32 0,28 0,29

(11)

Hasil penelitian memperlihatkan, pada perlakuan R3 (0,29) menghasilkan indeks albumin telur yang paling tinggi dibandingkan dari R1 (0,32), R0 (0,30) dan R2 (0,28). Guna mengetahui ada tidaknya pengaruh ransum dengan pemberian berbagai konsentrasi spirulina, maka dilakukan analisis ragam (Lampiran 8).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan berbagai konsentrasi spirulina berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks albumin telur ayam arab. Komponen putih telur terediri dari 40% berupa bahan padat yang terdiri dan empat lapisan yaitu lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian dalam dan lapisan "Chalaziferous" (Sarwono, dkk 1985). Kekentalan putih telur yang semakin tinggi dapat ditandai dengan tingginya putih telur kental. Ini menunjukkan bahwa telur kondisinya masih segar, karena putih telur banyak mengandung air, maka bagian ini lebih mudah cepat rusak. (Sirait, 1986). Kualitas putih telur sebagian basar tergantung pada jumlah ovomucin yang disekresi oleh magnum. Ovomucin merupakan bahan utama yang menentukan tinggi putih telur dan pembentukan ovomucin tergantung pada konsumsi protein Triyuwanta (2002). Nilai indeks kuning telur dan indeks putih telur ditentukan oleh besar telur.

Penelitian ini telur yang dihasilkan berukuran kecil, hal ini disebabkan ayam yang digunakan berumur 5 bulan yang merupakan masa awal bertelur ayam arab. Menurut North dan Bell (1990), telur dihasilkan dari induk ayam yang baru bertelur atau induk muda lebih kecil dibandingkan dengan telur yang dihasilkan dari induk yang lebih tua. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas telur yang meliputi ukuran dan berat telur, warna dan ketebalan kerabang, adanya noda darah, dan banyaknya putih telur kental yang berbeda antara tiap kelas, strain, family, dan individu ayam.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai Indeks putih telur (Albumen indeks) sesuai dengan pendapat Winarno dan Koswana (2002) yang menyatakan indeks putih telur merupakan perbandingan antara tinggi putih telur dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek putih telur. Dalam telur yang baru ditelurkan nilai ini berkisar antara 0,050 dan 0,174, meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120.

(12)

Kesimpulan

Pemberian Spirulina dalam ransum ayam arab berpengaruh terhadap skor warna kuning telur ayam arab, namun tidak berpengaruh terhadap persentase kuning telur, indeks yolk dan indeks albumin telur ayam arab. Perlakuan 2% Spirulina menghasilkan skor warna kuning telur ayam arab yang paling tinggi.

Daftar Pustaka

Bell, D. & Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer Academic Publishers, United States of America.

Bornstein S and I Bartov, 1966. Studies on egg yolk pigmentation. Acomparisonbetween

visual scoring of yolk colour and colourimetric assay of yolkcarotenoids. Poultry Sci.

DewanStandarisasiNasional. 2013. SNI 7783.3.2013. PakanAyam Buras – Bagian : Layer. Jakarta.

Fletcher, D. L., 1979. Anevaluation of the A.O.A.C. method of yolk colour analysis.Poultry Sci.

Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Pakan Ternak. 2010. Hasil Kandungan

Nutrien Bahan Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang.

Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan KMT UNPAD. Fakultas Peternakan Universitas Pdjadjaran. Sumedang.

Mountney, G. J. 1976. Poultry Product Technologi. 2 nd

Ed. The AVI publishing Company Inc, Westport, Connecticut.

North, M. O and D.O Bell., 1990. Commersial Chickens Production Manual. 4 th, AVI Book, Published by Nostrand Reinhold, New york.

Romanoff, A. L. & A. J. Romanoff. 1963. The avian Eggs. John Willey and Sons, Inc, New York.

Sarwono, B. 1994. Ayam Arab Petelur Unggul. Edisi ke 2. Penebar Swadaya. Jakarta.

Shatiti, W. 2002. Manfaat Penambahan Spirulina dalam Ransum Ayam Petelur Terhadap Kualitas Telur. Skripsi Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

(13)

Tri-Yuwanta. 2002. Telur dan Produksi Telur.Fakultas Peternakan. Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002., Telur : Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya, M-Brio Press, Bogor.

Yamamoto, T., L.R. Juneja, H. Hatta, and M. Kim. 2007. Hen Eggs: Basic and Applied Science. University of Alberta, Canada.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengembangan ilmu, Ikhwan mengambil beberapa mazhab dan aliran dalam Islam disamping juga mereka mengambil ilmu dari agama Nasrani dan Watsani antara

rhizobium. Parameter yang diamati panjang tanaman, jumlah daun, produksi berat segar dan bahan kering jerami, produksi biji, kadar protein kasar dan serat kasar

Selanjutnya perubahan iklim dan lingkungan dimasa lampau yang dapat digunakan sebagai petunjuk prediksi iklim mendatang, dapat ditelusuri dari keberadaan mineral magnetik

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki self monitoring tinggi menunjukkan ciri-ciri tanggap terhadap tuntutan lingkungan di

 Cipher abjad-tunggal: satu kunci untuk semua huruf plainteks.  Cipher abjad-majemuk: setiap huruf menggunakan

16 Adanya brain drain di Rusia merupakan dampak lanjutan akibat runtuhnya Uni Soviet (biasa disebut dengan masa krisis post-soviet). Pada masa krisis post-soviet tersebut

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya intensitas penggunaan ruang terbuka komunal pada keempat kampus di Kota Makassar, antara lain (1) fasilitas untuk