• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

MAKALAH PANCASILA

Disusun Oleh :

NAMA : FERY RISDIANA

NIM : 11.01.2887

KELAS : 11-D3TI-02

KELOMPOK : B

DOSEN : IRTON, SE.,M.Si

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011

(2)

PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

MAKALAH PANCASILA

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh :

NAMA : FERY RISDIANA

NIM : 11.01.2887

KELAS : 11-D3TI-02

KELOMPOK : B

DOSEN : IRTON, SE.,M.Si

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011

(3)

ABSTRAK

Sebagai ideologi, Pancasila berperanan utama sebagai : pandangan hidup bangsa,dasar Negara,tujuan nasional (negara).Sebagai pandangan hidupbangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam

P-4 (yang saat ini dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa 1998), yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Anggaran-Dasar (AD) bagi masing-masing organisasi sosial-politik (seperti Ormas, LSM, Parpol) dan Kode-Etik (KE) bagi masing-masing organisasi profesi/keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi) yang teknis-operasionalnya berbentuk Anggaran-Rumah-Tangga (ART).

Sebagai dasar negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Batang Tubuh UUD 1945, yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Peraturan Perundang-undangan (Tap. MPR, UU, PP, Keppres, Perda, dst.) yang teknisoperasionalnya berbentuk Surat-Edaran (SE) berupa Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) atau Petunjuk Teknis (Juknis).

Sebagai tujuan nasional bangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Garis-garis Besar daripada Haluan Negara (GBdHN) (seperti Propenas) yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Repetanas (seperti APBN) yang teknis operasionalnya berupa Proyek (seperti DIP/DUK, DIK, DIKS).

Dengan demikian, hakikat pandangan hidup Pancasila berbentuk pada norma moral bangsaIndonesia, hakikat dasar negara Pancasila berbentuk pada norma hukum negaraIndonesia, dan hakikat tujuan nasional/negara Pancasila berbentuk pada norma politik (kebijakan) pembangunan nasionalIndonesia.

(4)

Daftar Isi

Halaman Judul . ... i

Abstrak ... ii

Daftar Isi . ... iii

Bab I Pendahuluan . ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah . ... 1

Bab II Pembahasan . ... 2

A. Pengertian Pancasila . ...2

1. Pengertian Secara Etimologis . ...2

2. Pengertian Secara Historis . ...3

3. Pengertian Secara Terminologis . ...5

B. Landasan Pancasila. ...6 1. Landasan Historis ...6 2. Landasan Kultural . ...7 3. Landasan Yuridis . ...8 4. Landasan filosofis ...8 C. Tujuan Pancasila ...9

D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. ...9

Bab III Penutup ... 12

A. Kesimpulan 12 B. Saran. ...12 Daftar Pustaka

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia dan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang membimbing bangsa Indonesia menjadi bangsa yang luhur dan memiliki kepribadian yang khas. Pancasila berasal dari diri bangsa Indonesia itu sendiri sehingga Pancasila tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, perlu tindakan nyata dari rakyat Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan semua cita – cita mulia bangsa Indonesia yang sudah tercantum dalam setiap sila Pancasila.

B. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan dalam makalah ini, maka penulis akan membatasi pokok bahasan yang akan dibahas, yaitu :

1. Landasan pendidikan Pancasila, serta tujuan pendidikan Pancasila.

2. Pancasila sebagai ideologi negara.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA

Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki

pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara,pandangan hidup bangsa, ideologi negara dan sebagai kepribadian bangsabahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai macam terminologi yangharus kita deskripsikan secara obyektif. Oleh karena itu untuk memahamiPancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupunperistilahannya maka pengertian Pancasila meliputi :

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki duamacam arti secara leksikal, yaitu :

Panca artinya lima

Syila artinya batu sendi, alas, dasar

(7)

Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah

Pancasyila yang memilikiarti secara harfiah dasar yang memiliki

lima unsur.Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana denganmelalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yangberbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle)yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta danlarangan minum-minuman keras.

Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India masukke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk kepustakaan Jawa terutamajaman Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara Kertagama karanganEmpu Prapanca disebutkan raja menjalankan dengan setia ke lima pantangan(Pancasila). Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-sisapengaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih dikenal masyarakat Jawa yaitulima larangan (mo limo/M5) : mateni (membunuh), maling (mencuri), madon(berzina), mabok (minuman keras/candu), main (berjudi).

2. Pengertian Pancasila Secara Historis

Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang akanditerapkan. Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin,Soepomo dan Ir.Soekarno yang mengusulkan nama dasar negara Indonesiadisebut Pancasila.

Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk pembukaannyayang didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip

(8)

sebagai dasar negara.Walaupun dalam Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah/kata Pancasila,namun yang dimaksudkan dasar negara Indonesia adalah disebut denganPancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangkapembentukan rumusan dasar negara yang secara spontan diterima oleh pesertasidang BPUPKI secara bulat. Secara historis proses perumusan Pancasilaadalah :

a. Mr. Muhammad Yamin

Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin berpidatomengusulkan lima asas dasar negara sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara tertulismengenai rancangan UUD RI yang di dalamnya tercantum rumusan lima asasdasar negara sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan persatuan Indonesia

3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Mr. Soepomo

Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengusulkan limadasar negara sebagai berikut :

(9)

1. Persatuan 2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir dan bathin 4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat

c. Ir. Soekarno

Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkandasar negara yang disebut dengan nama Pancasila secara lisan/tanpa tekssebagai berikut :

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas menjadi TriSila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan Internasionalisme), SosioDemokrasi (Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang MahaEsa. Adapun Tri Sila masih diperas lagi menjadi Eka Sila yang intinya adalah“gotong

royong”.

d. Piagam Jakarta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota BPUPKI(Panitia Sembilan) yang menghasilkan “Piagam Jakarta” dan didalamnya termuatPancasila dengan rumusan sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sya,riat Islam bagi pemeluk – pemeluknya.

(10)

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Pengertian Pancasila Secara Terminologis

Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945oleh PPKI tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dalamupaya bangsa Indonesia mempertahankan proklamasi dan eksistensinya,terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :

a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (29 Desember – 17 Agustus

1950) :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan

(11)

3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial

b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) 1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial

c. Dalam kalangan masyarakat luas 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kedaulatan Rakyat 5. Keadilan Sosial

Dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang sah dan benar adalahrumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 sesuai denganKetetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.

B.

L

ANDASAN PANCASILA

1. LANDASAN HISTORIS

Bangsa Indonesia terbentuk karena melalui suatu proses sejarahyang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa asing menjajah sa kita. Setelah melalui proses sejarah yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia akhirnya menemukan jati dirinya, yang

(12)

didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Kemudian para pendiri Negara merumuskannya dalam suatu rumusan yang sederhana tapi mendalam yang meliputi lima prinsip ( lima sila ) yang kemudian diberinama Pancasila.

Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelum sirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sehingga asal nilai – nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis

pancasila.

Atas dasar itulah maka generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus harus mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki kesadaran dan wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai – nilai yang dimilikinya sendiri. Materi inilah yang berdasarkan kurikulum internasional disebut civic education, yaitu mata kuliah yang membahas tentang nasional philosopy bangsa Indonesia.

2. LANDASAN KULTURAL

Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat memiliki pandangan hidup, filsafat hidup, dan pegangan hidup yang berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme melekatkan filsafat negaranya pada suatu konsep ideology tertentu misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada suatu konsep pemikiran Karl Marx.

(13)

Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya pada suatu asas cultural yang sudah melekat dan dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai – nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam nilai pancasila bukanlah hanya suatu konseptual seseorang saja melainkan suatu hsil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai kultural yang bangsa ini miliki, melalui preses refleksi filosofis para pendiri Negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo serta para pendiri Negara lainnya.

3. LANDASAN YURIDIS

Landasan perkuliahan Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi tertuang dalam undang – undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa system pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa secara material bahwa pancasila merupakan sumbar hokum pendidikan nasional.

Meskipun secara eksplisit nama mata kuliah tidak disebutkan dalam undang – undang Sisdiknas, namun mata kuliah pancasila adlah mata kuliah yang mendidik warga Negara akan dasar filsafat negaranya, nilai – nilai kebangsaan serta nilai kecintaan terhadap tanah air yang dalam kurikulum internasional disebut sebagai civic

education, citizenship education.

Dalam Sk Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai – nilai dasar pancasila, nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalkam menguasai dan mengembangkan ilmu

(14)

pengetahuan dan tekhnologi. Jadi, berdasarkan ketentuan tersebut maka materi pendidikan pancasila wajib diberikan diperguruan tinggi.

4. LANDASAN FILOSOFIS

Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara adalh sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan fakta obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat ( merupakan unsur pokok Negara ), sehingga secara filosofis Negara berpersatuan dan berkerakyaan. Konsekuansinya rakyat adalah merupakan dasar antologis demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara.

Atas dasar itulah maka pancasila merupakan dasar filsafat Negara. Maka sudah menjadi keharusan bahwa pancasila merupakan sumber nilai dalam melaksanakan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hokum, social budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

C. TUJUAN PANCASILA

Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berperilaku :

1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.

2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara – cara pemecahannya.

(15)

3. Mengenali perubahan – perubahan dan perkembangan ilimu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.

4. Memiliki kemampuan untuk memaknai nilai sejarahdan nilai – nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Pengertian Ideologi, Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).

Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek engetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

(16)

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.

Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.

Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.

Pancasila sebagai Dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum

(17)

yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.

Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.

Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.

(18)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Pancasila sangat penting diajarkan kepada para pelajar agar para pelajar mengerti dan memiliki pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan Pendidikan Pancasila bukan hanya sebuah materi dalam ilmu pendidikan saja akan tetapi sebuah pembuktian tentang bagaimana bangsa Indonesia terbentuk dan apa saja perangkat – perangkat sebuah Negara.

B. SARAN

Dengan adanya penjelasan tentang Pendidikan Pancasila ini diharapkan setiap warga Indonesia bias mengaplikasikan dan mengamalkan semua yang tercantum dalam sila – sila pancasila dalam kehidupan sehari – harinya. Bukan hanya mengerti tetapi juga menghayati dan mengamalkannya. Bukan hanya rakyat saja yang perlu mengaplikasikan setiap sila – sila pancasila, tetapi setiap warga Negara Indonesia termasuk para anggota pemerintahan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.freeskripsi.com/search/makalah-tentang-pendidikan

2.

http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/2008/10/12/ideologi-di-asia

3.

Bakry, Noor Ms.1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta : Liberty

4.

Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta : Centre for Strategic and International Studies

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil data yang diperoleh di lapangan dapat diketahui bahwa evaluasi strategi guru Al-Qur’an Hadits di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir yaitu dilihat

Hasil isolasi bakteri endofitik pada daun zodia didapatkan tiga isolat bakteri endofitik memiliki bentuk koloni yang berbeda dan dilakukan pengujian uji

Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan. mengambil judul “Prosedur

Beradasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: a) Kemampuan siswa dalam komunikasi matematik pada kelompok siswa

dilakukan dalam melakukan Hypno- breastfeeding adalah mempersiapkan secara menyeluruh tubuh, pikiran dan jiwa. agar proses pemberian ASI

Penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas Laporan Skripsi ini, yaitu tentang Sistem Informasi Nilai Semester Berbasis SMS Gateway di

Pada pemodelan dan simulasi tersebut digambarkan validitas dari hasil identifikasi rona lingkungan awal dengan aktivitas proyek, digambarkan dan diuji beberapa

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran mata pelajaran sejarah pada materi perang dunia dan kelembagaan dunia untuk