• Tidak ada hasil yang ditemukan

I Gst Ngr Nym Arimbawa 1, I Komang Ngurah Wiyasa 2, Ida Bagus Surya Manuaba 3. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I Gst Ngr Nym Arimbawa 1, I Komang Ngurah Wiyasa 2, Ida Bagus Surya Manuaba 3. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI IPS SISWA

KELAS IV SD GUGUS LETDA MADE PUTRA TAHUN AJARAN 2016/2017

I Gst Ngr Nym Arimbawa 1, I Komang Ngurah Wiyasa 2, Ida Bagus Surya Manuaba 3

1,2,3,Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: arimbawagen2@gmail.com1, ngurahwiyasa@yahoo.com 2,

manuabasurya@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dengan kelompok yang dibelajarkan konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Made Putra. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Gugus Letda Made Putra yang berjumlah 413 siswa. Sampel penelitian di SDN 23 Dangin Puri terdapat 32 siswa dan di SDN 18 Dangin Puri terdapat 33 siswa. Jadi ditetapkan 65 siswa yang ditentukan dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dengan jenis objektif bentuk pilihan ganda biasa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 4,476 dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (32+33-2) =63. Oleh karena thitung 4,476 > ttabel 2,000 maka H0 di tolak. Hal ini membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvesional pada kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Pelajaran 2016/2017. Nilai rerata juga menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi IPS kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual X = 78,97 > X = 69,48 rerata penguasaan kompetensi IPS kelompok siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual berpengaruh terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Pelajaran 2016/2017

Kata kunci : Problem Based Learning, audio visual, penguasaan kompetensi IPS

Abstract

This study aims to improve in the mastery of the competence of IPS knowledge between students who were taught by Problem Based Learning model assisted by Audio Visual media and students who were taught by conventional learning in fourth grade students of SD GugusLetda Made Putra. This type of research is quasi-experimental research with nonequivalent control group design. The population of this research was all of the fourth grade students of SD GugusLetda Made Putra which amounts 413 students. The sampling this research was determined by 65 students with random sampling technique. The data were collected by the test method with objective type of multiple choice form. The data were obtained by analyzed using uji-t. Based on data analysis, obtained thit = 4,476 and ttab = 2,000 at 5% significance level with dk

(2)

2

= n1 + n2 -2 = (32 + 33 -2) = 63. Therefore, thit = 4,476 >ttab 2,000 then H0 was rejected. This prove showed there were significant differences between mastery of the competence of IPS knowledge between students who were taught by Problem Based Learning model assisted by Audio Visual media and students who were taught by conventional learning in fourth grade students of SD GugusLetda Made Putra in academic year 2016/2017. The average score also showed that mastery of the competence of IPS knowledge between students who were taught by Problem Based Learning model assisted by Audio Visual media and average of students who were taught by conventional learning X = 78,97> X= 69,48. So, it can be concluded that the Problem Based Learning model has an effect on the IPS knowledge competence in fourth grade students of SD GugusLetda Made Putra in academic year 2016/2017.

Keywords: Problem Based Learning, Audio Visual, Mastery of IPS Knowledge Competency

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu prasyarat seseorang menuju kesuksesan, namun masih banyak yang berpikiran bahwa pendidikan tidaklah penting bagi kesuksesan seseorang. Masih banyak pula yang beranggapan bahwa pendidikan itu hanya mementingkan nilai, bukan prosesnya menuju sumber daya manusia yang mempunyai mental yang kuat, kecerdasan berfikir, kepribadian yang baik

dan menjadi manusia yang

seutuhnya.Oleh karena itu pendidikan membutuhkan perhatian yang lebih dari pihak pemerintah, masyarakat dan yang paling utama adalah para orang tua yang merupakan bagian terdepan dalam pendidikan anak.

Kurikulum yang terbaru digunakan dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran .UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendallian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. Pada kurikulum ini siswa tidak lagi menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Sedangkan guru sekarang

menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan penidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalm proses pembelajarann (Suarjana & Japa,2015: 3)

Berdasarkan hasil observasi pada bulan maret dan wawancara dengan wali kelas IV di SD Gugus Letda Made Putra menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi IPS yang didapat siswa kelas IV belum optimal dengan hal tersebut masih dipandang kurangnya perhatian guru terhadap pentingnya strategi, metode dan media dalam pembelajaran. Karena media berperan penting dalam pembelajaran, dengan menggunakan media siswa bisa cepat memahami materi dengan cara melihat dan mendengarkan informasi. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan para guru masih mengajar dengan menggunakan cara pembelajaran

konvensional serta dominan

menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab dan memberikan siswa PR. Hal ini dapat membawa dampak dan akibat terhadap belum optimalnya proses dan penguasaan kompetensi siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS masalah tersebut harus segera dihentikan. Keadaan demikian jika dibiarkan terus menerus, maka kemungkinan penguasaan kompetensi mata pelajaran IPS tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan.

Sesuai dengan uraian tersebut maka guru harus mampu merancang pembelajaran agar dapat bermakna bagi siswa salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu alternative

(3)

3 mengoptimalkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa adalah model problem based learning berbantuan media audio visual. Dengan menerapkan Problem based learning berbantuan media audio visual pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik agar menyelidikinya. Pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dunia nyata (kontekstual) supaya peserta didik belajar tentang cara berfikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan serta konsep esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk merangsang peserta didik berpikir tingkat tinggi dan bagaimana mereka belajar. (Suprijono, 2016: 202).

Dari berbagai muatan materi di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pengetahuan yang membahas dan mempelajari segala aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya. Dengan pengetahuan social yang berguna, ketereampilan dan intelektual, serta perhatian dan kepedulian social, dapat diharapkan, terbinanya sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang akan dating yang berpengetahuan, terampil, cendikia dan mempunyai tanggung jawab social yang tinggi yang mamu merealisasikan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan makmur berdsasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 (Sumaatmadja, 2007:10)

Model problem based learning yang mendefinisikan pembelajaran yang berbasis masalah sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Jadi, fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru

(Huda, 2013:271). Dalam

pengaplikasianya, model problem based

learning didukung dengan media

pembelajaran yaitu media audio visual. Media audio visual tersebut disajikan dengan menggunakan bantuan proyektor. Dengan demikian siswa dapat memahami suatu konsep dengan utuh, bukan hanya sebagai pengetahuan tetapi juga dapat

diterapkan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran.

Dalam model ini ada beberapa kenggulan model Problem Based Learning (Sumantri, 2015:46) di antaranya: 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 2.Berpikir dan bertindak kreatif, 3.Siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis , 4.Mengindetifikasi dan mengevaluasi penyelidikan, 5.Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, 6. Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan tepat, 7.Dapat membuat pendidikan lebih relevan dengan kehidupan.

Sintaks Problem Based Learning, 1.Orientasi siswa pada masalah, 2.Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3.Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5.Mengalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. “Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diarikan sebagai alat-alat grafis, photorafis, atau elktronis

untuk menangkap memprosesan

menyusun kembali informasi visual atau verbal” (Arsyad,2016:3). Pengertian audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran atau penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

Menurut Daryanto, (2014:51) Pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalaui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah) mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

(4)

4 data dari berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengemonikasikan konsep, hukum atau prinsip yangditemukan” pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa

informasi bias berasal dari mana saja,kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagi sumber melaui observasi, dan

bukan hanya diberi tahu

METODE

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Gugus Letda Made Putra.Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2017, perlakuan diberikan sebanyak 6 kali di kelompok eksperimen dan 6 kali di kelompok kontrol. Jumlah perlakuan yang diberikan telah disesuaikan dengan jam pelajaran terkait materi dalam penelitian ini yang telah diatur dalam kurikulum dan silabus

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017 di kelas IV SD Gugus Letda Made Putra. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu quasi eksperiment (eksperimen semu). Dengan Nonequivalen Control Group Design, yang pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Menurut Emzir (2012:102) pada desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan. Pre Test diberikan untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Setelah itu peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan model pembelajaran berbasis media Audio Visual kepada kelompok eksperimen dan memberikan pendekatan saintifik (konvensional) kepada kelompok kontrol. Kemudian setelah diberikan perlakuan, dilakukan post tes untuk mengetahui penguasaan kompetensi pengetahuan.

Menurut Dantes (2012: 97), pemberian pre test biasanya digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompokBerdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini pre

test digunakan untuk menyetarakan

kelompok. Teknik yang digunakan dalam

penyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan uji t.

Populasi adalah keseluruhan dari objek, orang, peristiwa atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian. Artinya bahwa populasi itu merupakan kelompok yanglebih besar jumlahnya dan biaa dipakai untuk menggeneralisasi penelitian. Misalnya jumah siswa SD di kota malang, bisa menjadi populasi penelitian untuk penelitian terhadap siswa SD yang dilaksanakan di kota malang. Tetapi jumlah SD di kota malang ini bisa menjadi sampel penelitian, jika peneliian dlaksanakan dalam wilayah Propinsi Jawa Timur. ( Setyosari. 2015 : 221)

Jadi dapat disimpulkan pengertian populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas IVSD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017 sejumlah 413, yang terdiri dari 12kelas dalam 6 sekolah dasar. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 413 orang,

Setelah mengetahui populasi langkah selanjutnya adalah menentukan sampel penelitian. “Sampel adalah sekelompok objek, orang, peristiwa dan sebagainya yang merupakan representas dari keseluruhan. Artinya, sampel adalah suatu kelompok yang lebih kecil atau bagian dari populasi secara keseluruhan.Sampel itu merpakan sejumlah kelompok kecil yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek penelitian. (Setyosari. 2015 : 220 )

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik Random

(5)

5 Sampling atau Sampel Acak Sederhana yang dirandom kelasnya. Penarikan sampel sederhana adalah suatu skema penarikan sampel dengan sifat-sifatnya bahwa untuk setiap kemungkinan subset dari sejumlah elemen-elemen n yang berbeda dari elemen-elemen dalam populasi N mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Agung, 2014:72)

Teknik penentuan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling yang dirandom kelasnya, sehingga setiap kelas mendapatkan peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu

melainkan hanya pengacakan

kelas.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan melihat kriteria sebagai berikut dilihat dari nilai ulangan IPS agar nilainya rata-rata mendekati sama dan juga dapat dilihat dari jumlah siswa didalam kelas rata-rata sama tidak memiliki jumlah yang menjolok beda.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik, dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil menggunakan teknik

Random Sampling. Dari pengertian

tersebut memberi gambaran bahwa sampel mewakili populasi untuk dijadikan sebagai sumber data penelitian. Penggunaan sampel bertujuan untuk

menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam melakukan penelitian.

Sebelum dianalisis menggunakan uji-t, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis data.Uji prasyarat yang harus dilakukan adalah uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan perhitungan hasil uji homogenitas di peroleh Fhitung= 1,01. Nilai

tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel dengan taraf signifikan

5% dengan derajat kebebasan(dk1) untuk pembilang n1-1 = 33-1 dan derajat kebebasan(dk2) untuk penyebut n2-1 = 32-1. Dan hasil analisis Ftabel = 1,84,

karena Fhitung 1,01< Ftabel 1,84 maka data

hasil pretes di SD N 23 Dangin Puri dan SD N 18 Dangin Purimempunyai varians yang homogen.

Data yang dianalisis dalam uji-t untuk mencari kesetaraan diambil dari nilai pre-test berupa tes awal kompetensi pengetahuan IPS.Setelah dianalisis, Pengambilan sampel dalam penelitian ini meggunakan teknik Random Sampling. Kesetaraan sampel diuji dengan rumus uji-t yakni dengan polled varians. Berdasarkan pengundian yang telah dilakukan, didapat dua kelompok yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelas IVA SD Negeri 23 Dangin Puri sebagai kelas eksperimen dan kelas IVA SD Negeri 18 Dangin Puri sebagai kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan memilki varians yang homogen.Karena data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat

analisis, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Pengujian hipotesis dengan uji t dari data kompetensi pengetahuan IPS siswaAdapun hasil analisis data baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.

Deskripsi Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Eksperimen dan Kontrol.

Statistik Kelompok Kelompok Deskriptif Eksperimen Kontrol

N 32 33

(6)

6 Median 79,5 69,82 (Me) Modus 72,00 71,75 Nilai 67 57 Terendah Nilai 92 82 Tertinggi Standar 8,52 8,42 Deviasi Varians 72,740 70,916

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data skor kompetensi pengetahuan IPS siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya, maka Uji Normalitas sebaran data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat

Berdasarkan hasil analisis diperoleh harga X2hitung= 6,001 untuk kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga

X2tabel dengan dk=5 dan tarif signifikansi

5% sehingga diperoleh harga X2tabel = 11,070. Karena X2hitung= 6,001< X2tabel = 11,070 maka H0 dierima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan pada kelompok kontrol harga X2hitung= 4,421 untuk kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan harga X2tabel dengan dk=5 dan tarif signifikansi 5% sehingga diperoleh harga X2tabel = 11,070. Karena X2hitung= 4,421<X2tabel = 11,070 maka H0 dierima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi normal.

Uji homogenitas data kompetensi pengetahuan IPSkelompok eksperimen dan kelompok kontrol di peroleh Fhitung=

1,01. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel

dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan(dk1) untuk pembilang n1-1 = 33-1 dan derajat kebebasan(dk2) untuk penyebut n2-1 = 32-1. Dan hasil analisis Ftabel = 1,84 , karena Fhitung 1,01<

Ftabel 1,84 maka dapat dikatakan data

kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen.

Tabel 2.

Rangkuman Hasil Uji-t

Kelompok N Dk Thitung Ttabel

Eksperimen 32 65 4,533 2,000

Kontrol 33

.

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung = 4,533 sedangkan pada taraf signifikansi 5% dan dk = 63 diperoleh nilai tabel ttabel = 2,000.Sehingga thitung 4,533> ttabel 2,000. Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi IPS antara siswa kelas IV SD Gugus

Letda Made Putra tahun pelajaran 2016/2017. Yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual.

(7)

7 Perolehan hasil perhitungan analisis data yang dilakaukan menunjukkan bahwa nilai rata-ratasiswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual (nilai rata-rata = 79,34) dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual (nilai rata-rata = 69,73). Dengan demikian, terdapat pengaruh penguasaan kompetensi IPS antara siswa kelas IV di SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual. Karena kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio

Visual menciptakan suatu metode

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan , sehingga interaksi siswa dengan siswa, maupun guru dengan siswa terjalin dengan baik. Dan dapat menumbuhkan sikap berfikir, bertindak kreatif dan siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. Hal ini dapat dilihat juga dari nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio

Visual. Perbedaan penguasaan

kompetensi dengan perolehan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol disebabkan oleh perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dalam muatan materi IPS.

Pada kelompok eksperimen, kegiatan pembelajaran dalam muatan materi IPS menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Media Audio Visual berjalan dengan baik dan kondusif. Hal ini

disebabkan oleh keunggulan model

Pembelajaran Problem Based

Learningberbantuan Media Audio

Visualmenurut Sumantri, (20015:46), 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 2. Berpikir dan bertindak kreatif, 3. Siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, 4. Mengindetifikasi dan mengevaluasi penyelidikan, 5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, 6. Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan tepat, 7. Dapat membuat pendidikan lebih relevan dengan kehidupan. Dalam proses rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dengan demikian, siswa lebih memahami materi yang diberikan sekaligus mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Berbeda pada kelompok

kontrol,kegiatan pembelajaran yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan siswa yang masih kurang mampu mengaitkan antara materi pada muatan materi IPS dan kesulitan mengikuti setiap langkah pembelajaran yang perlu diberikan bimbingan lebih khusus. Hasil temuan pada penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya yang relevan dan memperkuat hasil penelitian. Hal tersebut di dukung hasil penelitian yang diajukan oleh peneliti Pradipta(2013) dan Dewi,(2013) yang memperoleh data hasil belajar dengan menggunakan model Problem Based Learning siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari data hasil belajar kelompok kontrol.

Dengan demikian model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual pada peneliti ini memiliki keunggulan yakni dapat meningkatkan penguasaan kompetensi IPS dan melatih siswa untuk berfikir, bertindak kreatif dan siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi

(8)

8

secara realistis dengan lingkungan belajar yang menyenangkan.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis data kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen terdapat 32 siswa dengan nilai tertinggi yang diperoleh 92 dan nilai terendah adalah 67. Dari sebaran data tersebut diperoleh data yang paling sering muncul (modus) adalah 70,03 nilai tengah (median) adalah 79,50 dan mengetahui rata-rata (mean) adalah 79,34.

Berdasarkan hasil analisis data kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol terdapat 33 siswa dengan nilai tertinggi yang diperoleh 82 dan nilai terendah adalah 57. Dari sebaran data tersebut diperoleh data yang paling sering muncul (modus) adalah 71,77, nilai tengah (median) adalah 70,33 dan mengetahui rata-rata (mean) adalah 69,73.

Dari hasil analisis diketahui bahwa sebaran data kompetensi pengetahuan IPS siswa berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dari hasil analisis diperoleh thitung = 4,533 dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (32+33-2) =63. Oleh karena thitung 4,533 > ttabel 2,000 maka H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuaIPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvesional pada kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017 di tolak dan Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual dengan kelompok siswa yang

dibelajarkan melalui pembelajaran konvesional pada kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017 diterima. Dilihat dari rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual X = 79,34> X = 69,73 kelompok siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual berpengaruh terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Letda Made Putra Tahun Ajaran 2016/2017.

SARAN

Berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, disarankan kepada guru agar lebih kreatif untuk memberikan fasilitas berupa sumber belajar dan kesempatan yang lebih besar bagi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learningberbantuan media Audio

Visualdan dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta didik meningkatkan kompetensi pengetahuan IPS dengan maksimal

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada kepala sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai sebagai alternatif dalam mengelola pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik pembelejaran IPS,

sehingga mampu meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang IPS.

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada peneliti agar hasil penelitian ini digunakan sebagai suatu acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan kemampuan diri dalam mempersiapkan diri sebagai calon pendidik dan meningkatkan pemahaman mengenai kurikulum 2013 dengan penerapan model Problem Based Learning berbantuan media Audio Visual.

(9)

9 Agung, A.A. Gede. 2014. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Publishing

Arsyad,Azhar. 2012. Media

Pembelajaran.Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Candiasa, I Made, 2010. Statistik Multivariat Disertai Aplikasi SPSS, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Dantes, Nyoman 2012.Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Daryanto, 2015.Pembelajaran Saintifik

Kurikulum 2013.Gava Media Dewi, 2013. Pengaruh Model

Pembelajaran Problem Based

Leraning (PBL) Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Pergung”.

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha”.Volume 1. Tersedia pada http.//ejournal.undikdha.ac.id/jso/ mahasiswa/index2.php (diakses tanggal 23 april 2017)

Emzir. 2012. “ Metodologi Penelitian

Pendidikan Kuantitatif dan

Kualitatif”. Bandung : Rajagrafindo Persada

Huda,Miftahul.2013, Model–model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kosasih,2015,Strategi Belajar dan

Pembelajara.Bandung : Yrama Media

Koyan, I Wayan. 2007. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif)

Kunandar,2014. Penilaian

autentik.Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2014.

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena

Pradipta, Md Arini.2013, “Pengaruh Model Pembelajaran Probem Based Learning Melalui

Pendekatan Realistic

Mathematics Education Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar”. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha”. Volume 1, Nomor 1. Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/jso/

mahasiswa/index2/php (diakses

tangga 12 Juli 2017)

Suarjana,I Made.,dan I Made Ngurah Japa.2015. Buku Ajar Pendidikan

Matematika III Berpendekatan

PMRI & Perubahan

Konseptual.Singaraja:Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Sumaatmadja, Nursid.2007, Pokok

Konsep Dasar IPS. Jakarta:

Universitas Terbuka

Suharsimi, Suharsimi. 2015.

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Suprijono, Agus. 2016, Model – Model

Pembelajaran Emansipatoris.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Setyosari, Punaji. 2015. Metode

Penelitian Pendidikan Dan

Pengembangan. Jakarta:

Pranadamedia Group

Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sugiyono,. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 2008. Evaluasi Pendidikan

(10)

10

pengemangannya.Jakarta: PT

Bumi Aksara

Sukardi, 2011.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Sumantri, 2015.Strategi Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Susanto, Ahmad.2014. Pengembangan Pembelajaran

IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group

Wardoyo, Sigit Mangun

2015.Pembelajaran

Kontruktivisme. Bandung:

Alfabeta

Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan

Evaluasi Pendidikan Pilar

Penyedia Informasi dan Kegitan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenamedia Group

Referensi

Dokumen terkait

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara senam asma terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan (p= 0,0005; α= 0 ,05) dan fungsi paru (p= 0,0005; α= 0 ,05) pasien asma

Scoring adalah proses untuk mengidentifikasi atribut-atribut sistem yang berkorelasi dengan resiko.ada tidaknya atribut- atribut tersebut pada sistem yang

Hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh pada tes akhir t hitung = 3,71 pada taraf ɑ = 0,05 diperoleh t tabel = 2,56 karena t hitung &gt; t tabel sehingga H 0

• Peserta didik menulis model/kalimat matematika dari masalah sehari-hari yang sederhana dan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, panjang benda,

berdasarkan ekonomi Islam, ayat-ayat ekonomi Islam dan berdasarkan hasil wawancara, pegadaian syariah Palu Plaza dalam hal tanggung jawab terhadap barang jaminan

(1) Terhadap hasil hutan yang masuk di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib dilakukan pemeriksaan, pengukuran dan pengujian fisik hasil hutan untuk

Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi bauran promosi (promotional mix)