• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI. Oleh. Dedy Suprianto, dosen p1, dosen p2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI. Oleh. Dedy Suprianto, dosen p1, dosen p2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL TEBAK KATA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V

SDN 1 TELAGAWARU TAHUN PEAJARAN 2016/2017

Oleh

Dedy Suprianto, dosen p1, dosen p2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM 2016

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL TEBAK KATA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SDN 1

TELAGAWARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DEDY SUPRIANTO (E1E212039)

Pembimbing I: Moh. Irawan Zain, M.Pd Pembimbing II: Hj. Nurhasanah, M.Pd ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil ujian tengah semester siswa kelas V di SDN 1 Telagawaru tahun 2016 ditegolong cukup rendah. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Telagawaru melalui penerapan model tebak kata dengan media audio visual tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan tes. Pada siklus pertama skor aktivitas siswa sebesar 34 yang berkategori cukup aktif yang berarti bahwa kategori ini belum memenuhi indikator dan aktifitas guru 9 kategori baik yang berarti telah memenuhi indikator, kemudian pada siklus kedua kategori untuk aktivitas siswa tergolong menjadi aktif dengan memperoleh skor 42 dan aktifitas guru tergolong baik dengan skor 11, sedangkan untuk evaluasi hasil belajar IPS terlihat dari nilai ketuntasan klasikal dimana pada siklus pertama nilai ketuntasan klasikal sebesar 72,09% dengan jumlah siswa yang tuntas yakni 31 dari 43 siswa yang mengikuti tes, evaluasi pada siklus kedua ketuntasan klasikal sebesar 83,72% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 36 siswa dari 43, ini telah memenuhi indikator yang ingin dicapai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model tebak kata dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Telagawau Tahun Pelajaran 2016/2017.

(4)

MODEL APPLICATION WORD CRUSH WITH AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE RESULTS IPS CLASS LEARNING SDN 1 TELAGAWARU YEAR

2016/2017 LESSON

By: DEDY SUPRIANTO (E1E212039)

Supervisor I: Moh. Irawan Zain, M.Pd Supervisor II: Hj. Nurhasanah, M.Pd ABSTRACT

This research is motivated by the low student learning, it can be seen from the results of the midterm fifth grade students at SDN 1 Telagawaru 2016 ditegolong quite low. The purpose of this research is is to improve learning outcomes IPS students of class V SDN 1 Telagawaru through the implementation of a model of charades with audio-visual media in the academic year 2016/2017. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and evaluation and reflection. The method used to collect data in this research is to carry out observation and tests. In the first cycle activity score of students amounted to 34 are categorized quite active, which means that this category has not met the indicators and activities of teachers 9 categories both meaning has met the indicator, then the second cycle category for the activity of students classified as being active by obtaining a score of 42 and the activities of teachers is quite good with a score of 11, while for the evaluation of learning outcomes IPS seen from the classical completeness in which the first cycle value classical completeness of 72.09% with the number of students who completed the 31 of the 43 students who took the tests, the evaluation of the second cycle of classical completeness 83.72% by the number of students who completed is 36 students of 43, is in compliance with the indicators to be achieved. Thus, it can be concluded that the model of charades with audio-visual media to improve learning outcomes IPS students of class V SDN 1 Telagawau in the academic year 2016/2017.

(5)

A. PENDAHULUAN

Pada kenyataan menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Telagawaru pada mata pelajaran IPS masih sangat banyak siswa yang belum mencapai standar KKM. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan observasi yang dilakukan pada guru dan siswa kelas V SDN 1 Telagawaru. Dari hasil test ujian tengah semester ganjil di kelas V, diperoleh data bahwa nilai dari 26 siswa atau sekitar 60,46% dari 43 siswa belum mencapai standar KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 70.

Dari hasil wawancara yang ditujukan kepada bapak H.Sarimahadi, S.Pd, selaku guru di kelas V SDN 1 Telagawaru, rendahnya nilai siswa semester genap dilatar belakangi oleh kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar, pemahaman siswa terhadap materi sangat kurang karena materi terlalu luas, daya dukung dalam penyampaian materi pembelajaran seperti media atau alat peraga masih kurang, dan masih menggunakan metode pembelajaran yang belum banyak bervariasi.

Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapan metode tebak kata dengan metode audio visual untuk peningkatan hasil belajar IPS kelas V sdn 1 telagawaru tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan metode tebak kata dengan media audio visual untuk peningkatan hasil belajar IPS kelas V SDN 1 Telagawaru tahun pelajaran 2016/2017”.

Adapun pemecahan masalah dari permasalahan di atas dengan menerapkan model pembelajaran tebak kata bermedia audio visual dengan langkah sebagai berikut: a. Penyusunan RPP dengan model tebak kata bermedia audio visual

b. Pembuatan media tebak kata

c. Pelaksanaan pembelajaran dengan model tebak kata bermedia audio visual

d. Melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar dengan model tebak kata bermedia audio visual.

e. Melakukan refleksi dan tindak lanjut terhadap hasil pembelajaran.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Telagawaru dengan penerapan model pembelajaran Tebak Kata dengan media Audio Visual.

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut 1. Manfaat Bagi Guru

2. Manfaat Bagi Siswa 3. Manfaat Bagi Sekolah

(6)

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Hasi Belajar IPS

Hasil belajar IPS adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah memperoleh hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui proses pembelajaran. Hasil belajar yaitu suatu perubahan pengetahuan yang terjadi pada siswa yang belajar yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hasil belajar dapat diperoleh dengan maksimal jika: guru mengetahui tingkat kecerdasan dan bakat masing-masing anak sebagai tolak ukur membagi kelompok, kesiapan siswa menerima pembelajaran, menguasai model pembelajaran yang bervariasi sehingga penyajian materi pembelajaran menyenangkan dan menarik untuk siswa.

2. Model Pembelajaran Tebak Kata dengan Media Audio Visual

Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menebak kata yang dimaksud oleh kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat.

Media audio visual merupakan kombinasi dari audio (dengar) dan visual (gambar). Media audio visual dapat mengoptimalkan penyajian bahan ajar kepada siswa. Media audio visual dapat berupa: Video. Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak semakin lama semakin popuer dalam masyarakat kita.

Model Pembelajaran tebak kata dengan media audio visual merupakan penggabungan antara metode tebak kata dengan media audio visual dalam menyajikan sebuah materi. Adapaun yang menjadi lankgah-langkah model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual sebagai berikut:

a. Mengelompokan siswa secara heterogen

b. Menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual

c. Memfasilitasi siswa dalam menebak kata dengan media audio visual. d. Memfasilitasi siswa dalam menebak kata dengan kartu tebak kata

e. Menugaskan siswa berdiskusi menyimpulkan hasil tebakan dari video dan kartu tebak kata

f. Menyampaikan konsep yang benar kepada siswa 3. Kerangka Berpikir

Kemampuan guru menerapkan model dan media pembelajaran dalam mengajar sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di kelas sejauh ini di SDN 1 Telagawaru khususnya kelas V pembelajaran berpusat pada guru, guru kurang menerapkan model dan media pembelajaran yang beervariasi, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang berminat untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus melakukan usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Model dan media pembelajaran yang tepat sangat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar mengajar IPS. Pada permasalahan ini model dan media pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran tebak kata dengan

(7)

media audio visual, model dan media pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi pendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika metode tebak kata dengan media audio visual diterapkan secara optimal maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SDN 1 Telagawaru tahun pelajaran 2016/2017.

C. PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Telagawaru yang terletak di Jalan. Gunung Pengsong - Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan september tahun 2016 pada siswa kelas V SDN 1 Telagawaru. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. 2. Subjek Dan Observer Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas V SDN 1 Telagawaru dengan jumlah siswa 43 orang. Siswa perempuan berjumlah 21 orang dan siswa laki-laki berjumlah 22 orang.

Dalam penelitian ini peneliti sebagai pengejar sedangkan observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat.

3. Faktor yang Diteliti

Agar mampu menjawab permasalahan penelitian, beberapa faktor yang harus diteliti, yaitu:

1. Faktor guru : Dengan melihat kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam menggunakan model tebak kata dengan media audio visual.

2. Faktor siswa : Dengan melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model tebak kata dengan media audio visual. 4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional Hasil Belajar IPS (Variabel Harapan)

Hasil belajar IPS adalah semua hasil yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan meodel pembelajaran tebak kata dengan media audio visual.

2. Definisi Operasional Model Tebak Kata dengan Media Audio Visual. (Variabel Tindakan)

Model tebak kata dengan media audio visual merupukan model pembelajaran yang dikolaborasikan dengan media audio visual yaitu, Model pembelajaran dimana

(8)

guru menjelaskan materi pelajaran melalui media audio visual yang berupa video dan kemudian melakukan permainan tabak kata dengan media video dan kartu petunjuk oleh setiap kelompok secara bergantian di depan kelas. Model tebak kata dengan media audio visual ini adalah model pembelajaran berbasis penerkaan dan penebakan, atau bisa dikatakan sebagai model pembelajaran berbasis permainan edukatif.

5. Rencana dan Langkah-Lankgkah Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Merancang penggunaan model dan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPS

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menetapkan langkah-langkah pembelajaran yang meggunakan model tebak kata dengan media audio visual

c) Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi yang pembelajarannya menggunakan model tabak kata dengan media audio visual.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dibuat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a) Pra kegiatan

Pra kegiatan berlangsung selama 5 menit, pada kegiatan ini yang dilakukan oleh guru adalah mengucapkan salam kepada siswa, berdoa, mengabsensi siswa

b) Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal guru memberikan motivasi dan apersepsi yang melitputi mengkondisikan kelas, menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dibahas serta penyampaian tujuan pembelajaran.

c) Kegiatan Inti

a. Mengelompokan siswa secara heterogen

b. Menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual

c. Memfasilitasi siswa dalam menebak kata dengan media audio visual. d. Memfasilitasi siswa dalam menebak kata dengan kartu tebak kata

e. Menugaskan siswa berdiskusi menyimpulkan hasil tebakan dari video dan kartu tebak kata

f. Menyampaikan konsep yang benar kepada siswa d) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan penguatan terhadap materi yang sudah dibahas, dan menutup pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa.

3. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi oleh teman sejawat dan guru setempat.

(9)

Lembar observasi ini tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar manggunakan model pembelajaran tebak kata dengan madia audio visual.

4. Tahap Refeksi

Pada tahap ini peneliti dengan teman sejawat dan guru setempat mengkaji kekurangan dann hambatan yang muncul sehingga dapat diperoleh alternatif pemecahan masalah yang sering muncul dari tindakan yang telah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil observasi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti, teman sejawat, dan guru setempat mengadakan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan kenerja guru, kemudian RPP tersebut akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya.

6. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data penelitian berasal dari data siswa kelas V SDN 1 Telagawaru yang diharapkan dapat menampilkan perubahan hasil belajar yang terjadi setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual

2. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu :

a. Data Kualitatif (aktivitas belajar mengajar) dikumpulkan melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh teman sejawat dan guru setempat sebagai observer b. Data kuantitatif (hasil belajar siswa) dikumpulkan dengan cara memberikan tes

evalusi hasil belajar pada setiap akhir siklus. 3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai beriku: a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan proses belajar mengajar (pembelajaran). Observasi ini ditujukan kepada siswa dan guru sesuai pedoman observasi.

b. Tes Hasil Pembelajaran

Tes hasil pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dukumentasi digunakan untuk memperoleh gambar tentang pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

7. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2014: 12). Untuk menentukan validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus persamaan korelasi product moment berikut.

(10)

rxy =

∑ – (∑ )(∑ ) { ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

(Purwanto,2014, 122)

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kepan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasi yang relative sama (Sudjana, 2014: 16). Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown.

11 = 2 1 + 1212

(Sudjana,2014: 18)

3. Uji Taraf Kusukaran Item

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal.

Analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ ∑

(Purwanto, 2014: 99) 4. Lembar Tes Hasil Belajar IPS

Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen tertulis yang diberikan pada akhir tiap siklus yang berupa tes piihan ganda sebanyak 30 soal. Skor yang digunakan adalah skala 100.

5. Lembar Pengamatan Observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

8. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Belajar

Analisis data untuk mengetahui hasil evaluasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Setiap siswa dalam proses pembelajaran dikatakan tuntas secara individu apabila mampu pemperoleh nilai ≥ 70 sebagai standar ketuntasan belajar minimal yang telah

(11)

ditentukan oleh sekolah. Nilai akhir siswa ditentukkan menggunakan rumus sederhana seperti berikut :

= ×100%

(Purwanto, 2014: 207) b. Menghitung Rata-rata

Untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan rumus sederhana sebagai berikut:

= ∑

(Sudjana, 2014: 109)

c. Ketuntasan Klasikal

Untuk mengetahui tercapainya ketuntasan belajar siswa dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

= × 100%

2. Data Aktivitas Siswa

Data aktivita siswa dianalisis dengan cara berikut: a. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMi)

Skor Maksimal Ideal yaitu skor yang mungkin dicapai apabila semua item dapat dicapai. Adapun banyaknya indikator 5 yang terdiri dari 15 deskriptor. Setiap deskriptor skor maksimalnya 4 dan minimalnya 1.

Skor Maksimal Ideal (SMi)= 15 x 4= 60; dan Skor minimal seluruh indikator = 15 x 1= 15

b. Menentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Devisi Ideal (SDi) Mi = x SMi = x 30 = 30 SDi = x Mi = x 30 = 10 Keterangan:

Mi = Mean ideal (angka rata-rata ideal) SMi=Skor maksimal ideal

(12)

c. Menentukan Kriteria Aktivitas Siswa

Untuk menentukan kriteria aktivitas siswa digunakan skor standar seperti yang tertera pada tabel ini:

Tabel Pedoman kriteria aktivitas belajar siswa

Konversi Interval skor Kategori

A ≥Mi + 1,5 Sdi A≥ 45 Sangat Aktif

Mi + 0,5 SDi ≤ A < Mi + 1,5SDi 35 ≤ A < 45 Aktif

Mi - 0,5 SDi ≤ A < Mi +0,5 SDi 25 ≤ A < 35 Cukup Aktif Mi – 1,5 SDi ≤ A < Mi - 0,5 SDi 15 ≤ A < 25 Kurang Aktif

A< Mi – 1,5 Sdi A< 15 Tidak Aktif

(Nurkencana, 1990:104) 3. Data Aktivitas Guru

Data aktivita guru dianalisis dengan cara berikut: a. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMi)

Skor Maksimal Ideal yaitu skor yang mungkin dicapai apabila semua item dapat dicapai. Adapun banyaknya indikator 5 yang terdiri dari 15 deskriptor. Skor 1 diberikan jika guru melakukan deskriptor, dan skor 0 diberikan jika guru tidak melakukan dekriptor.

Skor Maksimal Ideal (SMi)= 15 x 1= 15; dan Skor minimal seluruh indikator = 15 x 1= 0

b. Menentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Devisi Ideal (SDi) Mi = x SMi = x 15 = 7,5 SDi = x Mi = x 7,5 = 2,5 Keterangan:

Mi = Mean ideal (angka rata-rata ideal) SMi=Skor maksimal ideal

(13)

c. Menentukan Kriteria Aktivitas guru

Untuk menentukan kriteria aktivitas guru digunakan skor standar seperti yang tertera pada tabel ini:

Tabel Pedoman kriteria aktivitas guru

Konversi Interval skor Kategori

A ≥Mi + 1,5 Sdi A≥ 11,25 Sangat Baik

Mi + 0,5 SDi ≤ A < Mi + 1,5SDi 8,75 ≤ A < 11,25 Baik

Mi - 0,5 SDi ≤ A < Mi +0,5 SDi 6,25 ≤ A < 8,75 Cukup B aik Mi – 1,5 SDi ≤ A < Mi - 0,5 SDi 3,25 ≤ A < 6,25 Kurang Baik

A< Mi – 1,5 Sdi A< 3,25 Tidak Baik

(Nurkencana, 1990:104) 9. Indikator Keberhasilan

Adapun yang menjadi indicator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menngunakan metode tebak kata dengan media audio visual dikatakan berhasil jika persentase ketuntasan klasikal mencapai 80% dari keseluruhan siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas ≥ 70 berdasarkan hasli tes evaluasi hasil belajar siswa.

2. Aktivitas belajar siswa minimal memperoleh kriteria “aktif”. 3. Aktivitas mengajar guru minimal memperoleh kriteria “baik”.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SDN I Telagawaru tahun ajaran 2016.2017 dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang siswa, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dalam setiap pertemuannya. Dalam penelitian ini, setiap siklusnya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan yang terakhir adalah tahap refleksi.

Kegiatan Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2016 selama 2 x 35 menit dengan membahas materi Keragaman Kenampakan dan Pembagian Wilayah Waktu Di Indonesia, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016 selama 2 x 35 menit, dengan memberikan soal evaluasi. Soal evaluasi diberikan dalam bentuk tertulis sebanyak 24 soal pilihan ganda. Adapun langkah-langkah pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

(14)

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

d) Merancang penggunaan model dan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPS.

e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menetapkan langkah-langkah pembelajaran yang meggunakan model tebak kata dengan media audio visual.

f) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan alat-alat pembelajaran.

g) Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi yang pembelajarannya menggunakan model tabak kata dengan media audio visual.

b. Tahap pelaksanaan 1) Pertemuan I

Pada tahap ini, diterapkan rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 15 Oktober 2016. Peneliti selaku pelaksana, melakukan kegiatan pembelajaran dikelas mulai dari Pra kegiatan, dimana guru menyapa serta mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa siap belajar, lalu dilanjutkan ke kegiatan awal,yang dimana guru mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang sudah dibahas sebelumnya. Guru menyampaikan materi, tujuan, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai materi yang telah dipelajari.

Pada kegiatan inti, langkah pertama yang dilakukan guru yaitu mengelompokkan siswa secara heterogen dengan melibatkan seluruh siswa untuk menentukan siswa yang menjadi ketua kelompok dan membagi anggota masing-masing kelompok dengan kartu nama secara acak hingga siswa diarahkan duduk dengan rapi bersama maing-masing kelompok. Selanjutnya guru menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual dan menjelaskan materi secara umum dengan media tersebut. Kemudian guru memancing seluruh siswa untuk bertanya tentang materi yang dibahas oleh guru serta memberikan pertanyaan yang berkaitan tentang materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata secara menyeluruh keseluruh siswa. Selanjutnya guru meaksanakan model pembeajaran tebak kata dengan media audio visual dengan menugaskan seluruh kelompok untuk menebak video tebakan pada kertas tebakan. Setelah itu guru memberikan kartu tebak kata kepada masing-masing kelompok dan menebaknya bersama kelompok. setelah itu guru meminta perwakian kelompok untuk membacakan kartu tebak kata di depan kelas dan di jawab oleh kelompoknya sendiri. Jika kartu tebak kata tidak bisa dijawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat kata petunjuk sendiri. Kemudian guru menugaskan siswa berdiskusi dalam menyimpulkan hasil tebakan terkait materi yang dibahas. Setelah semua selesai menyimpukan, guru menugaskan salah satu kelompok untuk membacakan hasil tebakan dengan diawali pertanyaan “kelompok mana yang merasa tebakannya paling

(15)

tepat?” dan selanjutnya semua kelompok diberikan kesempatan untuk maju membacakan hasil tebakan kelompok.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru melakukan refleksi terhadap pembealajaran yang telah dilakukan dan menutup pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa bersama. 2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 19 Oktober 2016. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan skenario yang telah disusun dalam RPP. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa serta mengkondisikan siswa siap belajar. Guru mengulas sedikit materi pada pertemuan sebelumnya untuk meguatkan ingatan siswa dan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru membagikan lembar evaluasi dan memberitahukan siswa tata cara mengerjakan lembar evaluasi, memberikan waktu 30 menit untuk menjawab soal. Setelah semua selesai mengerjakan soal evaluasi, guru memberikan kesempatan kembali kepada siswa yang merasa kesulitan dalam menjawab soal tersebut, kemudian guru meluruskna kesalahan pemahaman siswa dan memberikan penguatan dan penyimpulan. Selanjutnya guru meelakukan refleksi terkait kegiatan yang dilakukan dan terakhir guru menutup pembelajaran dan mengajak siswa berdoa.

c. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang dibantu oleh observer yaitu Bapak H.Sarimahadi,S.Pd selaku guru kelas V dan rekan peneliti Andhika Prayoga sesuai dengan pedoman observasi yang tersedia, sedangkan untuk evaluasi siswa mengerjakan soal yang dilaksanakan pada pertemuan kedua.

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi siswa dan guru dengan menggunakan model tebak kata dengan media audio visual pada siklus I berdasarkan lembar observasi, dimana aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 34 dalam kategori “Cukup Aktif”. Data tersebut belum mencapai standar indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebagai target ketuntasan yaitu jika aktivitas belajar siswa telah mencapai kategori aktif. Oleh karena itu, peneliti harus lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siklus berikutnya.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan pada tahap ini dilakukan observasi terhadap kegiatan mengajar guru didalam kelas yang dilakukan oleh Bapak H.Sarimahadi,S.Pd selaku guru kelas V SDN 1 Telagawaru menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disediakan sebelumnya.

Jumlah skor aktivitas guru pada siklus I adalah 9 dengan kategori baik. Jumlah skor tersebut diperoleh dari indikator membuat kelompok secara heterogen memperoleh skor 1, indikator menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual mendapat skor 2, dan indikator memfasilitasi siswa menebak kata dengan media audio visual mendapat skor 2, selanjutnya skor yang diperoleh dari indikator

(16)

memfasilitasi siswa menebak kata dengan kartu tebak kata adalah 2, dan skor yang diperoleh dari indikator menugaskan siswa berdiskusi menyimpulkan hasil tebakan dari video kartu tebak kata adalah 2. Data tersebut menunjukkan bahwa indikator penelitian tentang aktivitas mengajar guru sudah tercapai.

3) Evaluasi

Data hasil belajar siswa dilaksanakan dengan memberikan soal evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada siklus I adalah 43 siswa dengan materi kenampakan alam dan pembagian waktu di wilayah indonesia.

Berdasarkan data hasil belajar, diperoleh nilai rata-rata 70,34 dengan nilai tertinggi 87,5, nilai terendah 33,33 dengan presentase ketuntasan klasikal 72,09%. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus I adalah 31 dari 43 orang. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum berhasil. Maka dari itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya .

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus 1, baik hasil observasi proses belajar mengajar maupun hasil evaluasi “Keragaman Kenampakan dan Pembagian Wiatah Waktu Di Indonesia” dalam hal ini aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih kurang aktif. Oleh karena itu, refleksi dilakukan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi dan pada siklus selanjutnya diadakan perbaikan maupun penyempurnaan dalam siklus selanjutnya.

Kegiatan Siklus II dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2016 selama 2 x 35 menit dengan membahas materi “ Keragaman Kenampakan dan Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia ”. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2016 selama 2 x 35 menit, dengan memberikan soal evaluasi siklus II. Soal evaluasi diberikan dalam bentuk tertulis sebanyak 24 soal pilihan ganda. Adapun langkah-langkah pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

a) Merancang penggunaan model dan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPS.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menetapkan langkah-langkah pembelajaran yang meggunakan model tebak kata dengan media audio visual.

c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran seperti media dan alat-alat pembelajaran.

d) Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi yang pembelajarannya menggunakan model tabak kata dengan media audio visual.

(17)

b. Tahap pelaksanaan 1. Pertemuan I

Pada tahap ini, diterapkan rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 22 Oktober 2016. Peneliti selaku pelaksana, melakukan kegiatan pembelajaran dikelas mulai dari Pra kegiatan, dimana guru menyapa serta mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa siap belajar, lalu dilanjutkan ke kegiatan awal,yang dimana guru mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang sudah dibahas sebelumnya. Kemudian guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Selanjtutnya guru menyampaikan materi, tujuan, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai materi yang telah dipelajari. Setelah itu, guru dan siswa membuat kesepakatan berupa aturan dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat siswa tidak melakukan aktivitas lain saat proses pembelajaran.

Pada kegiatan inti, langkah pertama yang dilakukan guru yaitu mengelompokkan siswa secara heterogen dengan melibatkan seluruh siswa untuk menentukan siswa yang menjadi ketua kelompok dan membagi anggota masing-masing kelompok dengan kartu nama secara acak hingga siswa diarahkan duduk dengan rapi bersama maing-masing kelompok. Selanjutnya guru menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual dan menjelaskan materi secara umum dengan media tersebut. Kemudian guru memancing seluruh siswa untuk bertanya tentang materi yang dibahas oleh guru serta memberikan pertanyaan yang berkaitan tentang materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata secara menyeluruh keseluruh siswa. Selanjutnya guru meaksanakan model pembeajaran tebak kata dengan media audio visual dengan menugaskan seluruh kelompok untuk menebak video tebakan pada kertas tebakan. Setelah itu guru memberikan kartu tebak kata kepada masing-masing kelompok dan menebaknya bersama kelompok. setelah itu guru meminta perwakian kelompok untuk membacakan kartu tebak kata di depan kelas dan di jawab oleh kelompoknya sendiri. Jika kartu tebak kata tidak bisa dijawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat kata petunjuk sendiri dengan kata-kata yang lebih mudah dan khusus. Kemudian guru menugaskan siswa berdiskusi dalam menyimpulkan hasil tebakan terkait materi yang dibahas. Setelah semua selesai menyimpukan, guru menugaskan salah satu kelompok untuk membacakan hasil tebakan dengan diawali pertanyaan “kelompok mana yang merasa tebakannya paling tepat?” dan selanjutnya semua kelompok diberikan kesempatan untuk maju membacakan hasil tebakan kelompok.

Selanjutnya guru memberikan kesempatan seluruh siswa untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru melakukan refleksi terhadap pembealajaran yang telah dilakukan dan menutup pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa bersama.

(18)

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 26 Oktober 2016. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan skenario yang telah disusun dalam RPP. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa serta mengkondisikan siswa siap belajar. Guru mengulas sedikit materi pada pertemuan sebelumnya untuk meguatkan ingatan siswa. Selanjutnya guru membagikan lembar evaluasi dan memberitahukan siswa tata cara mengerjakan lembar evaluasi, memberikan waktu 30 menit untuk menjawab soal, seanjutnya guru mengingatkan siswa bahwa waktu mengerjakan soal sudah habis. Setelah semua selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa membahas soal tersebut hingga selesai kemudian guru memberikan kesempatan kembali kepada siswa yang merasa kesulitan dalam menjawab soal tersebut, kemudian guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa dan memberikan penguatan dan penyimpulan. Selanjutnya guru melakukan refleksi terkait kegiatan yang dilakukan dan terakhir guru menutup pembelajaran dan mengajak siswa berdoa. c. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi penerapan model tebak kata dengan media audio visual yang dibantu oleh observer yaitu bapak H.Sarimahadi,S.Pd, selaku guru kelas V dan rekan peneliti Andhika Prayoga sesuai dengan pedoman observasi yang tersedia, sedangkan untuk evaluasi siswa mengerjakan soal yang dilaksanakan pada pertemuan kedua.

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi siswa dan guru dengan menggunakan model tebak kata dengan media audio visual pada siklus II berdasarkan lembar observasi, dimana aktivitas siswa pada siklus II mendapat skor 42 dalam kategori “Aktif”. Data tersebut sudah mencapai standar indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebagai target ketuntasan yaitu jika aktivitas belajar siswa telah mencapai kategori aktif.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan pada tahap ini dilakukan observasi terhadap kegiatan mengajar guru didalam kelas yang dilakukan oleh Bapak H.Sarimahadi,S.Pd selaku guru kelas V SDN 1 Telagawaru menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disediakan sebelumnya.

Jumlah skor aktivitas guru pada siklus II adalah 15 dengan kategori sangat baik. Jumlah skor tersebut diperoleh dari indikator membuat kelompok secara heterogen memperoleh skor 2, indikator menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual mendapat skor 3, dan indikator memfasilitasi siswa menebak kata dengan media audio visual mendapat skor 2, selanjutnya skor yang diperoleh dari indikator memfasilitasi siswa menebak kata dengan kartu tebak kata adalah 2, dan skor yang diperoleh dari indikator menugaskan siswa berdiskusi menyimpulkan hasil tebakan dari video kartu tebak kata adalah 2. Data tersebut menunjukkan bahwa indikator penelitian tentang aktivitas mengajar guru sudah tercapai.

(19)

Data hasil belajar siswa dilaksanakan dengan memberikan soal evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada siklus II adalah 43 siswa dengan materi keragaman kenampakan alam dan pembagian wilayah waktu di Indonesia.

Berdasarkan data hasil belajar, diperoleh nilai rata-rata 78,30 dengan nilai tertinggi 95,83, nilai terendah 41,67 dengan presentase ketuntasan klasikal 83,72%. Jumlah siswa yang tuntas dalam siklus II adalah 36 dari 43 orang. Hasil yang diperoleh pada siklus II sudah berhasil. Maka dari itu peneliti menghentikan penelitiannya pada siklus II.

d. Refleksi

Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan tindakan yang lebih baik dibandingkan Siklus I. Perbedaan tindakan berupa siswa terlihat lebih termotivasi, lebih serius dan antusias dalam proses pembelajaran karena guru menciptakan suasana belajar yang kondusif dibandingkan siklus I siswa masih banyak yang tidak memperhatikan guru karena guru kurang menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu tindakan perbaikan yang dilakukan guru adalah meningkatkan kepercaya dirian siswa agar siswa tidak malu-malu dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan baik itu kepada guru ataupun siswa yang lain. Adapun dengan perbaikan pelaksanaan tindakan ini jumlah siswa yang tuntas pun meningkat dari 72,09% pada siklus I menjadi 83,72% pada siklus II.

Berdasarkan hasil yang diperoleh secara keseluruhan pada siklus II ini, penelitian dinyatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari Siklus I ke Siklus II dengan peningkatan 11,63%. Oleh karena itu, dilihat dari pencapaian indikator penilaian, pencapaian keberhasilan baik secara kualitatif maupun kuantitatif telah mengalami peningkatan sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena indikator keberhasilan penelitian telah dicapai. Siswa yang belum tuntas dikembalikan ke guru kelas untuk diajarkan kembali dengan pembelajaran yang diterapkan peneliti.

2. Pembahasan

Dalam penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Telagawaru degan menerapankan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata dan hasil belajar siswa siklus I memperoleh nilai rata-rata 70,34 dengan ketuntasan klasikal 72,09% mengalami peningkatan pada siklus II yakni dengan nilai rata-rata 78,30 dengan ketuntasan klasikal 83,72%. Untuk aktivitas belajar siswa dan belajar guru juga mengalami peningkatan. Dimana aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 34 dengan kategori cukup aktif meningkat menjadi 41 dengan kategori aktif pada siklus II. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 9 dengan kategori baik meningkat pada siklus II memperoleh skor 11 dengan kategori baik. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa kelas V SDN I Telagawaru pada mata pelajaran IPS sudah meningkat.

(20)

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Telagawaru tahun pelajaran 2016//2017 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual dapat meningkatan hasil belajar IPS kelas V SDN 1 Telagawaru tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata dan hasil belajar siswa siklus I memperoleh nilai rata-rata 70,34 dengan ketuntasan klasikal 72,09% mengalami peningkatan pada siklus II yakni dengan nilai rata-rata 78,30 dengan ketuntasan klasikal 83,72%. Untuk aktivitas belajar siswa dan belajar guru juga mengalami peningkatan. Dimana aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 34 dengan kategori cukup aktif meningkat menjadi 41 dengan kategori aktif pada siklus II. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 9 dengan kategori baik meningkat pada siklus II memperoleh skor 11 dengan kategori baik.

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Guru

Sebaiknya memperhatikan, mengembangkan dan memodifikasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual dalam proses pembelajaran karena mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran .

2. Siswa

Siswa hendaknya belajar lebih serius dan berkonsentrasi ketika proses pembelajaran di dalam kelas.

a. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual yaitu:

b. Alokasi waktu diatur sebaik mungkin, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif.

c. Pengelolaan kelas yang baik agar siswa dapat berkonsentrasi dan fokus dalam belajar.

d. Bimbingan dan motivasi guru sangat diperlukan pada setiap tahap pembelajar. 3. Sekolah

Kebijakan kepala sekolah hendaknya dapat mempertimbangkan dan mendukung proses penggunaan model pembelajaran tebak kata dengan media audio visual dalam mata pelajaran lainnya dengan mengkaji karakteristik pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Adekayanti, Niki Ite. 2014. Penerapan Model Pembelajaran TKP (Tebak Kata

Dengan Fazzle) Untuk Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 3 Lepak Tahun Pelajaran 2013/2014. Mataram: Universitas Mataram.

Arikunto, Suharsini dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Askara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Astiti, H. A. 2012. Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 2 Gondang. Skripsi tidak diterbitkan. Mataram: Program PGSD FKIP Universitas MataramKustandi, Cecep. dan Sutjipto, Bambang. 2011. Media

Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ervina,

Anestasia.http://summervina.blogspot.co.id/2012/05/model-pembelajaran-tebak-kata.html, diakses tanggal 16 Februari 2016.

Fajar,Arnie, Dra., M.Pd. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Kaninta, Novianti. 2015. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Siswa kelas III SDN 32 Cakranegara Tahun Ajaran 20142015. Mataram: Universitas Mataram.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nurkancana, Wayan. dan Sunartana, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Singaraja: Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group. 2008

Sarrimaya, Farida. 2008. Sartifikasi Guru. Bandung: Yrama Widya.

Sitompul,

Hotmaida.http://maidastp.blogspot.co.id/2014/11/model-pembelajaran-tebak kata.html., Diakses tanggal 20 Januari 2016.

(22)

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

______. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini sebagian masyarakat di Kota Singkawang terutama masyarakat adat Dayak Salako Garantukng Sakawokng Kelurahan Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur telah mengetahui

Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKW asal Jawa Tengah dengan Pendekatan Fenomenologi) dalam Forum Geografi Vol 24 No 2 Desember 2010. Surakarta:

penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif dalam kumpulan pantun Melayu. dengan tinjauan

Berdasarkan hasil dari evaluasi sistem akuntansi penggajian ini, penulis menyimpulkan dalam sistem penggajian pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Untuk menunjang keberhasilan dalam penggunaan inhalasi diperlukan pengetahuan tentang teknik inhalasi yang optimal, sehingga penggunaan terapi inhalasi dapat lebih dipahami dan

mengenai corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris kepada

(2) Pemerintah akan memberikan kepada wakil-wakil Jajasan.. bantuan seperlunja serta perlindungan baik mengenai

limbah industri yang menghasilkan logam Cr telah dilakukan dan.. memberikan hasil adanya genus Synechococcus,