• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di DKI Jakarta selama sepuluh bulan (Maret-Desember 2005), dengan telah dilakukan pemutakhiran informasi dan data pada tahun 2010 dan 2011. DKI Jakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena menurut data statistik Ditjen Kimpraswil (BPS 2001) Jakarta merupakan salah satu wilayah perkotaan di provinsi Indonesia yang menggunakan pestisida rumah tangga cukup besar yaitu 56.45% penduduknya menggunakan pestisida lebih tinggi dibandingkan provinsi yang lain.

Lokasi penelitian di DKI Jakarta yang dibagi ke dalam tiga kategori kondisi permukiman, yaitu : (1) Permukiman bersih yaitu kelompok perumahan teratur yang terbentuk dari kumpulan rumah-rumah permanen berkualitas tinggi, dengan halaman luas, serta selokan/drainase baik dan lancar; (2) Permukiman sedang yaitu kelompok perumahan teratur yang terbentuk dari kumpulan rumah-rumah permanen berkualitas sedang, dengan halaman sempit, serta selokan tidak lancar dan menggenang; (3) Permukiman kotor yaitu kelompok perumahan tidak teratur yang semi permanen, tidak permanen, atau kumuh, tidak mempunyai halaman, selokan tidak tertata baik dan menggenang. Berdasarkan metode tersebut maka didapatkan wilayah penelitian di DKI Jakarta dengan tiga kategori bersih, sedang dan kotor yang ditampilkan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Penentuan sampel penelitian

Kotamadya Kecamatan Kelurahan RespondenJumlah Lingkungan Tinggal Kategori Jakarta utara Pademangan Pademangan

Barat 15 Kotor

Tanjung priok Warakas 15 Kotor Jakarta Pusat Menteng Menteng 14 Bersih

Kemayoran Sumur Batu 17 Bersih

Jakarta Barat Kebon Jeruk Kebon Jeruk 15 Sedang

Kembangan Srengseng 14 Sedang

Jakarta Timur Cakung Penggilingan 14 Sedang Ujung Menteng 15 Kotor

Jakarta Selatan Pasar Minggu Pejaten Timur 20 Sedang

Pesanggrahan Bintaro 16 Bersih

(2)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di beberapa kelurahan di Jakarta yaitu di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dengan teknik multistage sampling (pengambilan contoh bertahap) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Sampel Purposive Gugus Sederhana (Simple Cluster Purposive Sampling) Unit-unit analisis dalam populasi dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang disebut cluster dan ini merupakan satuan-satuan dari sampel yang akan diambil. Pengambilan gugus yang menjadi sampel dilakukan secara purposive, dengan catatan bahwa gugus-gugus yang ada dalam populasi mempunyai ciri yang homogen terutama dalam penggunaan pestisida. Dari populasi penelitian warga di Jakarta dikelompokkan ke dalam Kotamadya Jakarta Pusat, Kotamadya Jakarta Utara, Kotamadya Jakarta Selatan, Kotamadya Jakarta Barat dan Kotamadya Jakarta Timur.

2. Sampel Purposive Gugus Bertahap

Pada tahap ini populasi dibagi ke dalam gugus tingkat pertama, gugus-gugus tingkat pertama dibagi lagi ke dalam gugus-gugus tingkat kedua, gugus-gugus tingkat kedua dibagi lagi ke dalam gugus-gugus tingkat ketiga dan seterusnya. Dari masing-masing lapisan (Tabel 4) dibagi menjadi gugus - gugus berdasarkan kecamatan. Kecamatan-kecamatan sebagai gugus tingkat kedua, dan kelurahan sebagai gugus tingkat ketiga. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Dipilih lima kotamadya di DKI Jakarta secara purposive.

b. Dari masing-masing kotamadya terpilih, dipilih sembilan kecamatan secara purposive.

c. Dari masing-masing kecamatan sampel dipilih lagi secara purposive, sehingga diperoleh 10 kelurahan sampel.

d. Warga masyarakat terpilih yang berada dalam 10 kelurahan sampel tersebut diselidiki sebagai sampel penelitian, sehingga terpilih sebanyak 155 sampel yang tersebar pada sembilan kecamatan (Tabel 4).

(3)

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan riset deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, merinci dan membuat deskripsi terhadap suatu gejala atau objek yang diteliti (Mardikanto 2001; Sevilla et al. 1993) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang keadaan – keadaan nyata. Keadaan nyata dalam penelitian ini adalah hubungan antara peubah bebas yaitu faktor karakteristik individu yang meliputi pendidikan formal dan pendapatan responden dalam satu bulan.

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif korelasional, karena mendeskripsikan kondisi perilaku ibu rumah tangga terhadap penggunaan pestisida rumah tangga dalam mengendalikan hama permukiman, serta menjelaskan hubungan antara variabel yang diamati. Peneliti mencermati secara mendalam terhadap fenomena perilaku ibu rumah tangga dengan memfokuskan pada faktor yang menyebabkan ibu rumah tangga menggunakan pestisida rumah tangga. Peneliti juga mencermati jenis pestisida yang tersedia di pasar dan yang digunakan ibu rumah tangga.

Data dan Instrumentasi Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis data interval, ordian dan rasio. Rincian masing – masing data tersebut sebagai berikut :

a. Data faktor internal responden yang meliputi data karakteristik responden seperti umur, pendidikan, status pendapatan dan jumlah anggota keluarga. b. Data faktor eksternal responden yang meliputi sumber informasi tentang

jenis pestisida yang digunakan, dosis dan pilihan menggunakan pestisida, faktor lingkungan seperti lingkungan fisik di lingkungan tinggal, lingkungan biotik dan lingkungan sosial budaya masyarakat.

c. Data mengenai hama permukiman meliputi populasi dan status hama permukiman.

d. Data pestisida rumah tangga yang digunakan responden meliputi nama dagang pestisida, jenis formulasi, jenis bahan aktif yang tercantum dalam label.

(4)

e. Data mengenai sikap responden yang terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotorik responden.

f. Data mengenai perilaku responden/ibu rumah tangga dalam menggunakan pestisida yang meliputi 1) Jenis pestisida (penggunaan pestisida dan jenis formulasi pestisda), 2) Cara menggunakan (membaca aturan pakai, menggunakan dosis yang tepat, menggunakan dosis lainnya, tempat menyimpan, tempat menggunakan, frekuensi menggunakan dan waktu menggunakan), 3) Biaya pengeluarn pestisida dan 4) Pengendalian non – kimia.

Instrumentasi

Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis yaitu kuesioner dan panduan wawancara. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen utama berupa kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang relevan dengan peubah-peubah dan indikator yang akan diteliti. Instrumen dalam bentuk kuesioner berupa daftar pertanyaan tertutup, terbuka dan semi terbuka. Agar data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka instrumen penelitian diuji terlebih dahulu validitas dan realibilitasnya.

Validitas (Uji Kesahihan)

Suatu instrumen dikatakan layak untuk digunakan dalam pengukuran apabila telah memenuhi syarat dalam validitas (kesahihan) dan realibilitas (keterandalan). Yang dimaksud dengan validitas dalam hal ini adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (1998) bahwa validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang digunakan mampu mengukur yang diinginkan. Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi (2006), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat itu mengukur apa yang diukur. Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian pengukuran dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk, yaitu menyusun tolok ukur operasional dari kerangka suatu konsep dengan cara pemahaman atau logika berpikir atas dasar pengetahuan ilmiah dan isi kuesioner disesuaikan dengan konsep dan teori yang telah dikemukakan para ahli. Suatu

(5)

instrumen pengukuran dinyatakan telah memenuhi standar validitas apabila instrumen tersebut sunggguh – sungguh dapat mengukur apa yang ingin diukur dan adanya derajat ketepatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Agar diperoleh validitas instrumen, daftar pertanyaan disusun dengan cara sebagai berikut :

1. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden.

2. Menyesuaiakan dengan apa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk memperoleh data yang sama.

3. Mempertimbangkan teori dan kenyataan yang telah diungkapkan para ahli dari berbagai pustaka empiris.

4. Memperhatikan nasehat – nasehat para ahli dan dosen pembimbing

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah korelasi produk momen (Moment product correlation/pearson correlation). Rumus korelasi

product moment person adalah :

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel x dan y

x = X1- X y = Y1- Y

Jika r product moment hitung berada di atas angka kritik r tabel pada taraf nyata 5% (0,05), maka pernyataan – pernyataan dalam kuesioner dianggap memiliki kesahihan (Singarimbun dan Effendi 2006). Instrumen dalam penelitian ini juga diusahakan validitasnya dengan menyesuaiakan isinya dengan mengacu kepada studi kepustakaan, teori – teori mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku ibu rumah tangga terhadap penggunaan pestisida rumah tangga dan implikasinya pada lingkungan tinggal. Oleh karena itu, langkah dalam menentukan instrumen terlebih dahulu dilakukan uji coba pada anggota masyarakat yang mempunyai karakteristik relatif sama dengan objek penelitian.

rxy=

∑xy ∑x2 y2

(6)

Realibilitas (Uji Keterandalan)

Realibilitas menurut Singarimbun dan Effendi (2006) menyatakan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil ujicoba tersebut dites dengan uji Cronbach – alpha untuk mengetahui keterandalan instrumen atau kuesioner yang telah disusun. Selanjutnya apabila masih ada yang belum sesuai, dilakukan perbaikan atau penyempurnaan kuesioner sampai memiliki tingkat keterandalan yang dapat diterima.

Cara mencari realibilitas untuk keseluruhan item–item dengan menggunakan Cronbach–alpha dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Suatu alat ukur dikatakan memiliki realibilitas yang tinggi apabila alat ukur mempunyai sifat kekonsistenan, kestabilan dan ketepatan jika alat tersebut digunakan berulang–ulang kali terhadap suatu gejala yang sama dalam waktu yang berbeda.

Metode Pengumpulan Data Hama Permukiman

Data populasi hama permukiman diambil berupa agregasi data dari kondisi lingkungan permukiman kategori bersih, sedang dan kotor dari Kotamadya Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Pengumpulan data populasi hama untuk lingkungan kategori bersih dilakukan di Kel. Menteng, (Jakarta Pusat); pengambilan data populasi hama untuk lingkungan kategori sedang dilakukan di Kel. Kebon Jeruk (Jakarta Barat) dan di Kel. Pejaten Timur (Jakarta Selatan); dan pengambilan data hama untuk lingkungan kategori kotor dilakukan di Kel. Ujung Menteng (Jakarta Timur) dan di Kel. Warakas (Jakarta Utara).

Dalam penelitian ini, hama permukiman yang diamati adalah hama yang termasuk serangga yang sering menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan oleh masyarakat di perkotaan yaitu kecoa, nyamuk, semut, lalat dan rayap.

Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk dengan umpan orang yang disebut Landing Baiting Collection di dekat pintu masuk rumah

di rumah yang diamati. Angka hasil tangkapan yang menggunakan jaring tangan atau aspirator waktu nyamuk melekat atau hinggap pada umpan disebut landing

(7)

langsung populasi nyamuk yang menempel di tangan. Sepanjang tangan dibiarkan untuk dihinggapi nyamuk, penghitungan dilakukan setiap interval waktu 5 menit selama 30 menit. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali.

Untuk memperoleh data populasi semut dilakukan penghitungan pada semut yang membuat trailing. Jumlah semut yang melintasi suatu titik diamati dan dihitung, sebelumnya titik pengamatan ditentukan terlebih dahulu. Populasi dihitung setiap interval waktu 5 menit selama 30 menit. Perlakuan ini diulang 3 kali ulangan (Alder dan Silverman 2004).

Untuk memperoleh data jumlah populasi lalat, digunakan metode umpan yaitu menggunakan kertas lem lalat yang diletakkan dekat tempat sampah. Umpan untuk lalat diletakkan di atas kertas lem lalat dan ditunggu selama 30 menit. Lalat yang datang dan menempel pada kertas dihitung. Perlakuan ini dilakukan di semua wilayah dan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Data populasi kecoa diperoleh dengan menghitung jumlah kecoa yang muncul pada titik pengamatan selama 30 menit. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali.

Survei kecoa dilakukan dengan cara umpan makanan. Umpan makanan diletakkan di dekat tempat cucian piring yang dimana biasanya kecoa berkeliaran. Penempatan umpan dilakukan pada malam hari, hal ini berhubungan erat dengan bioekologi kecoa yang aktif pada malam hari. Data populasi kecoa diperoleh melalui penghitungan dari hasil tangkapan. Umpan dibiarkan untuk didatangi kecoa dari mulai jam 20.00 – 22.00. Perlakuan ini diulang sebanyak 3 kali (Wang dan Bennett 2006).

Pengamatan hama rayap, dilakukan dengan mengamati laron yang keluar dari sarangnya dan terbang menuju ke lampu. Penghitungan populasi laron dilakukan dengan metode ayunan. Untuk menangkap laron digunakan alat lingkaran bertangkai (semacam tutup panci) yang berdiameter ± 25 cm. Alat tersebut diolesi minyak goreng. Kemudian tutup panci tersebut diayunkan sebanyak 10 kali. Setiap ayunan dihitung jumlah laron yang tertangkap. pengamatan dilakukan 3 ulangan. Ayunan dilakukan di taman atau ruang terbuka lainnya yang berada di sekitar permukiman.

(8)

Metode Pengumpulan Data Pestisida

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam kepada responden di setiap kelurahan dengan menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara (wawancara terstruktur). Selain itu juga dilakukan pengamatan perilaku dan kegiatan penghuni rumah tangga yang berkaitan dengan pestisida rumah tangga.

Data pestisida rumah tangga diperoleh dengan melakukan survei di beberapa warung, toko swalayan, dan gerai eceran di wilayah penelitian. Survei meneliti informasi yang tertera pada kemasan pestisida yang digunakan oleh responden serta pestisida yang beredar di pasaran. Data yang diperoleh berupa nama dagang, bahan aktif pestisida serta jenis formulasi pestisida rumah tangga. Selanjutnya data tersebut dianalisis dan dideskripsikan kandungan bahan aktifnya, aturan penggunaan, serangga sasaran serta tanda peringatan bahaya.

Analisis Data

Data yang diolah berupa data agregasi data Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Data diolah dengan program komputer SPSS 17.0 for windows. Data yang diperoleh bersifat nominal, ordinal dan rasio, sehingga untuk menganalisis hubungan antar data tersebut digunakan korelasi rank Spearman dan chi-square. Data kuantitatif diuji dengan uji statistik non-parametrik melalui uji chi-square untuk melihat hubungan yang nyata antara variabel-variabel dengan skala nominal dan rasio. Makin besar nilai C berarti hubungan antara dua variabel semakin erat. Nilai C berkisar antara 0 dan 1 (Singarimbun dan Effendy 2006). Rumus chi-square:

Keterangan :

= Chi-square observasi = Frekuensi observasi = Frekuensi harapan

(9)

Rumus koefisien kontingensi C dapat dirumuskan sebagai berikut:

Guilford dalam Rakhmat 2004 mengkategorikan tingkat keeratan hubungan sebagai:

< 0.20 = hubungan rendah sekali 0.20 – 0.40 = hubungan rendah tetapi berarti 0.40 – 0.70 = hubungan yang cukup berarti 0.70 – 0.90 = hubungan yang tinggi, kuat

Selain itu, untuk melihat hubungan keeratan antar variabel dapat dilihat pada nilai koefisien kontingensi (Contingency coefficients) yang menyatakan kekuatan atau keeratan hubungan antar variabel. Jika nilai Contingency

coefficients-nya semakin mendekati 1, maka hubungan yang terjadi semakin erat,

sebaliknya jika nilai Contingency coefficients mendekati 0 maka hubungan antar ke dua variabel tersebut semakin lemah (Priyatno 2009).

Definisi Operasional

Dari beberapa definisi operasional dibentuk beberapa ukuran untuk mengukur 1) Faktor karakteristik ibu rumah tangga yang menggunakan pestisida rumah tangga, 2) Sumber informasi, 3) Sikap, 4) Perilaku dan 5) Lingkungan yaitu hama permukiman.

1. Faktor internal responden adalah ciri – ciri atau sifat – sifat individu yang melekat pada pribadi seseorang (individu) yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan, dalam penelitian ini yang terdiri dari :

a. Umur responden adalah usia responden dari lahir sampai pada saat penelitian dilakukan. Dikategorikan menjadi muda, dewasa dan tua.

b. Pendidikan adalah pendidikan formal yang diikuti responden hingga dilakukan penelitian atau wawancara. Dikategorikan Rendah (Tidak sekolah - SD), Menengah (Tamat SMP – SMA ) dan Tinggi (Lulus Perguruan Tinggi).

Keterangan :

C = Koefisien kontingensi = Nilai Chi-square N = Banyaknya sampel

(10)

c. Tingkat pendapatan adalah Jumlah pendapatan suami dan istri setiap bulan. Dikategorikan Rendah (Pendapatan < Rp 150.000,- s/d Rp 500.000,0), Sedang (Pendapatan > Rp 500.000,- s/d Rp 5.000.000,-), Tinggi (Pendapatan > Rp 5.000.000,- : Tinggi).

d. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orng baik anggota keluarga maupun bukan yang berada dalam satu atap atau satu rumah dan menjadi tanggung jawab responden. Dikategorikan Sedikit (1 - 3 Jiwa), Sedang (4 - 6 Jiwa), Banyak (7 - 10 Jiwa).

2. Faktor eksternal dari responden adalah faktor-faktor yang berasal dari luar responden yang terdiri dari media informasi dan faktor lingkungan.

a. Media informasi merupakan media atau sarana informasi yang mendukung responden untuk mengetahui jenis pestisida, dosis dan memilih pestisida rumah tangga yang biasa digunakan responden. Media informasi mengenai pestisida berupa data nominal (Info Iklan di TV, Pengalaman, Penyuluhan, Suppliers (toko/kios), Info majalah, Teman dan iklan di radio).

b. Kondisi lingkungan yaitu suatu keadaan di mana tempat tinggal sebagai lingkungan hidup mampu menyebabkan munculnya hama pemukiman. Kondisi Lingkungan ini meliputi : Faktor abiotik, Faktor biotik dan Faktor sosial budaya. Kondisi lingkungan ini di uraikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran kondisi lingkungan penelitian

3. Aspek sikap meliputi kognisi/pengetahuan, afektif dan psikomotorik dari ibu rumah tangga responden.

a. Sikap kognitif atau pengetahuan responden yaitu Pengetahuan responden mengenai serangga-serangga rumah tangga, terutama menyangkut jenis dan habitat serangga permukiman.

- Pengetahuan responden tentang penyakit yang ditularkan oleh hama, yaitu pengetahuan resonden akan jenis – jenis penyakit yang di akibatkan oleh serangga atau hama permukiman. Pengetahuan ini dikategorikan menjadi : tidak tahu dan tahu.

- Pengetahuan responden tentang penyebab munculnya hama merupakan pengetahuan responden mengenai faktor – faktor

(11)

penyebab munculnya serangga. Penyebab tersebut berupa data nominal yang meliputi: Tidak Tahu, Sampah, Luar Rumah, Makanan, Got/Genangan/Saluran air, Gantunga Baju dan WC/Kotoran

- Pengetahuan responden tentang biopestisida yaitu pengetahuan responden tentang pengendalian hama permukiman secara alami. Dikategorikan tidak tahu dan tahu.

- Pengetahuan responden tentang efek lingkungan kalau memilih memakai pestisida yaitu pengetahuan responden terhadap resiko atau dampak buruk terhadap lingkungan tingga jika menggunakan pestisida. Dikategorikan menjadi tidak tahu dan tahu.

b. Sikap afektif responden terhadap pestisida yaitu suatau anggapan atau perasaan responden terhadap program penyemprotan dan penggunaan pestisida dan dampaknya terhadap lingkungan. Sikap afektif ini meliputi : - Sikap afektif responden terhadap program penyemprotan.

Dikategorikan setuju dan tidak setuju.

- Sikap afektif responden terhadap pengendalian hama yang ramah lingkungan walaupun harganya jauh lebih mahal. Dikategorikan tidak setuju, kurang setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.

- Sikap afektif responden rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli alat pengendali hama yang aman dan tidak mengandung bahan yang berbahaya. Dikategorikan tidak setuju, kurang setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.

- Sikap afektif responden untuk memilih pestisida untuk mengendalikan hama rumah dibanding cara lain karena lebih simpel, murah dan efektif. Dikategorikan tidak setuju, kurang setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.

- Sikap afektif responden yang menganggap pestisida bisa berdampak buruk. Dikategorikan tidak setuju, kurang setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.

- Sikap afektif responden terhadap pestisida tidak ramah lingkungan, pestisida adalah racun yang berbahaya. Dikategorikan tidak setuju, kurang setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju.

(12)

- Sikap afektif responden yang merasa pestisida tidak membahayakan saya dan keluarga. Dikategorikan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju dan tidak setuju.

- Sikap afektif responden tentang anggapan terhadap ketidakpedulian dengan dampak pestisida. Dikategorikan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju dan tidak setuju.

c. Aspek psikomotorik responden terhadap penggunaan pestisida meupakan kecenderungan responden untuk bertindak atau berperilaku menggunakan pestisida karena serangan hama pemukiman. Aspek psikomotorik ini meliputi pernyataan:

- Psikomotorik responden untuk berfikir ada kemungkinan akan mengurangi pemakaian pestisida di masa depan. Dikategorikan Tidak dan Ya dari responden akan mengurangi pemakaian pestisida.

- Psikomotorik responden akan menggunakan cara lain untuk mengendalikan hama selain menggunakan pestisda. Pernyataan responden tentang akan menggunakan pengendalian selain pestisida berupa data nominal, pengendalian tersebut meliputi : penggunaan kassa, raket, perekat lem, kelambu, bahan tanaman, kipas angin, pemukul dan pengaturan penutupan pintu.

4. Perilaku responden terhadap pestisida rumah tangga yakni tindakan kasat indera yang dilakukan responden, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Perilaku ini terkategori menjadi empat yaitu perilaku terhadap 1) Jenis pestisida 2) Cara penggunaan pestisida, 3) Cara pengendalian non-kimiawi dan 4) Biaya pembelian pestisida. Pengukuran peubah ini dilakukan dengan cara memberi skor kepada setiap bentuk perilaku responden baik secara nominal maupun ordinal.

- Penggunaan pestisida dalam mengendalikan hama oleh responden. Diaktegorikan ya dan tidak.

- Jenis formulasi dan bahan aktif pestisida yang digunakan responden. Pernyataan responden tentang jenis formulasi pestisida yang digunakan, berupa data nominal, pengendalian tersebut meliputi : granula, padat, elektrik, padat lingkaran, aerosol, losion dan cair.

(13)

- Perilaku responden membaca aturan pemakaian sebelum menggunakan pestisida. Dikategorikan ya dan tidak.

- Perilaku responden dalam menggunakan dosis yang tepat sesuai petunjuk/aturan dari sumber informasi. Diaktegorikan ya dan tidak.

- Perilaku responden terkait cara menyimpan pestisida. Pernyataan responden tentang cara menyimpan pestisida yang digunakan, berupa data nominal, meliputi : di ruang dalam rumah, di dapur, di ruang luar rumah, di lemari, jauh dari jangkauan anak, di gudang dan di garasi mobil.

- Perilaku responden terkait tempat menggunakan pestisida. Pernyataan responden tentang cara menggunakan pestisida yang digunakan, berupa data nominal, meliputi : area dalam rumah, dapur, area luar rumah, badan dan binatang

- Frekuensi menggunakan pestisida oleh responden yaitu banyaknya penggunaan pestisida oleh responen dalam sebulan. Dikategorikan teratur dan tergantung situasi.

- Waktu menggunakan pestisida oleh responden yaitu rentang waktu responden dalam menggunakan pestisida. Dikategorikan teratur dan tergantung situasi.

- Musim menggunakan pestisida oleh responden. Pernyataan responden tentang waktu menggunakan, berupa data nominal, meliputi : kemarau – hujan, hujan dan kemarau.

- Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membeli pestisida oleh responden. Pernyataan responden tentang biaya rata – rata yang dikeluarkan responden untuk membeli pestisida, diklasifikaskan menjadi tiga yaitu : rendah (< Rp 50.000,-), sedang (Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,-) dan Tinggi (> Rp 100.000,-).

- Pengendalian hama dengan cara non-kimiawi oleh responden. Pernyataan responden tentang pengendalian hama selain pestisida (non – kimiawi) berupa data nominal, meliputi : penggunaan kassa untuk pintu dan jendela, raket nyamuk, perekat lem lalat, kelambu dan tanaman pengusir nyamuk.

5. Dampak penggunaan pestisida yaitu akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida rumah tangga baik dampak terhadap kesehatan manusia maupun dampak terhadap lingkungan. Responden mampu menyebutkan dampak pestisida terhadap kesehatan, berupa data nominal sebagai berikut: sesak nafas, gatal – gatal, pusng, muntah/mual, pingsan dan lainnya.

(14)

Pembuatan Skor Sikap dan Perilaku serta Klasifikasinya

Klasifikasi total skor adalah jumlah dari skor masing-masing responden yang kemudian diklasifikasi ke dalam nilai rendah =1, sedang = 2 dan tinggi = 3 Klasifikasi sikap responden meliputi :

1. Nilai klasifikasi kognitif responden adalah sebagai berikut :

a. Tidak Tahu = 1 adalah responden yang mempunyai total skor kognitif 19 – 22.

b. Tahu = 2 adalah responden yang mempunyai total skor kognitif 23 – 28. 2. Nilai klasifikasi afektif responden adalah sebagai berikut :

a. Responden Suka Pada Pestisida = 1 adalah responden yang mempunyai total skor afektif 9 – 19.

b. Responden Ragu - ragu = 2 adalah responden yang mempunyai total skor afektif 20 – 30.

c. Responden Tidak Suka Pestisida = 3 adalah responden yang mempunyai total skor afektif > 30.

3. Nilai klasifikasi psikomotorik responden adalah sebagai berikut : a. Responden dengan psikomotorik buruk = 1 adalah responden yang

mempunyai total skor psikomotorik < 10

b. Responden dengan psikomotorik baik = 2 adalah responden yang mempunyai total skor psikomotorik > 10.

4. Klasifikasi perilaku responden meliputi :

a. Responden dengan perilaku buruk = 1 adalah responden dengan penggunaan pestisida secara teratur.

b. Responden dengan perilaku baik = 2 adalah responden dengan penggunaan pestisida secara tidak teratur atau tergantung situasi.

Referensi

Dokumen terkait

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Azizah Yaoma Ramadhani (Teknik Informatika, UNSA) dengan judul “Pembuatan Video Profil Sekolah Menengah Kejuruan

RPP dan pada proses belajar mengajar guru di sekolah ini telah menerapakan apersepsi sebelum pembelajaran inti dimulai, memberikan motivasi kepada peserta didik

Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

“Rancang Bangun Sand Filter RotaryMachine Bagian Rangka.” Surakarta : Universitas Sebelas Maret.. Gunawan, I., (2009) Perencanaan Mesin dan Analisa Statik Rangka Mesin

Η αγορά προϊόντων σουπερμάρκετ αποτελεί μια ιδιαίτερη κατηγορία αγορών που μπορεί να ικανοποιήσει τα ηδονιστικά κίνητρα των καταναλωτών μέσα από τη

TUJUAN DAKWAH DAN DASAR HUKUM DAKWAH DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST Makalah.. Mata Kuliah :

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan yaitu mendefinisikan repository sebagai suatu istilah yang mengacu pada tempat penyimpanan dan merawat data,