• Tidak ada hasil yang ditemukan

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan swasta. Dalam pelaksanaannya masih dihadapkan pada beberapa permasalahan diantaranya masih tingginya laju pertumbuhan penduduk, pengetahuan dan kesadaran remaja dan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi masih rendah, kesertaan KB aktif masih belum optimal, partisipasi keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja belum optimal (Bina Keluarga Balita/Remaja), pembinaan dan kemandirian peserta KB belum optimal

Berdasarkan permasalahan tersebut maka pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2011 diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, peningkatan pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan tersebut pada tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya untuk meningkatkan jangkauan pelayanan KB dan pembentukan keluarga kecil dan berkualitas. Melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 telah dialokasikan sebesar Rp 6.522.548.000 atau sebesar 0,64% dari total APBD Tahun 2011 yang berjumlah Rp 1.014.666.738.473 dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 6.400.005.277 atau 98,12%. Anggaran tersebut diantaranya digunakan untuk pendataan dan pengelolaan data KB, pengadaan obat, alat dan sarana kontrasepsi, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga, pembinaan remaja serta kegiatan pendukung program lain. Adapun rincian dan realisasi anggaran untuk urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.B.15.1

Program dan Realisasi Anggaran

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011

No Program Alokasi (Rupiah) Realisasi (Rupiah) A. BELANJA LANGSUNG 1.644.727.000,00 1.629.932.872,00 1 Program Keluarga Berencana 1.209.572.000,00 1.195.805.000,00 2 Program Kesehatan Reproduksi

Remaja

20.000.000,00 20.000.000,00

3 Program Pelayanan Kontrasepsi 60.000.000,00 59.885.750,00 4 Program Pemberdayaan Keluarga 85.000.000,00 84.998.000,00 5 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

198.952.000,00 198.184.122,00

6 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

71.203.000,00 71.060.000,00

B. BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.877.821.000,00 4.770.072.405,00 1 Belanja Pegawai 4.877.821.000,00 4.770.072.405,00

2 Belanja Bantuan - -

Total 6.522.548.000,00 6.400.005.277,00

(2)

b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Keluarga Berencana

Program ini bertujuan untuk meningkatkan capaian peserta KB, khususnya untuk Pasangan Usia Subur (PUS). Melalui program KB telah dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya pengelolaan data keluarga dengan formulir R/I/KS/10 di 15 kecamatan 265 desa dengan sasaran seluruh keluarga terdata. Hasil dari pengumpulan data ini berguna sebagai bahan evaluasi dan perencanaan program dan kegiatan pada tahun-tahun mendatang.

Peningkatkan akses dan kualitas program KB diupayakan melalui pengadaan sarana prasarana KB berupa 36 unit Obgyn bed untuk pemeriksaan dan pelayanan kandungan, termasuk untuk pemasangan dan dan pencabutan IUD, 45 set KIE kit (alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan dan VCD sosialisasi kontrasepsi) sebagai alat bantu PLKB dalam melaksanakan penyuluhan dan konseling, 118 BKB Kit yang berisi materi dan media yang digunakan untuk memberi penyuluhan kepada keluarga yang memiliki balita usia 0-5 tahun agar dapat mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan balita serta pembangunan 1 gedung gudang Alkon dan 1 Gedung KaUPT.

Kegiatan lain untuk mendukung program ini juga dilakukan dengan refresh RR untuk petugas lapangan KB dan petugas klinik, monitoring dan evaluasi program KB, penerangan dan info KB, peningkatan partisipasi pria dalam KB dan KR dengan optimalisasi paguyuban “Priyo Utomo”, pameran pembangunan KB, Rehab Billboar. Untuk meningkatkan keberhasilan program KB maka perlu dukungan lintas sektoral, TNI bersama jajarannya ikut berperan aktif dalam keberhasilan program KB dan kesehatan melalui kegiatan-kegiatan TMKK (TNI Manunggal KB Kesehatan).

Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja serta untuk mencegah remaja dari pergaulan sex bebas, penggunaan obat-obat terlarang narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) dan perilaku menyimpang lainnya dan merupakan upaya untuk pendewasakan usia perkawinan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan PIK (Pusat Informasi dan Konseling) dan orientasi/ pengembangan dan peningkatan kualitas pengurus PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di 15 kecamatan.

Program Pelayanan Kontrasepsi

Upaya untuk meningkatkan peserta KB baru dan KB aktif terus dilaksanakan melalui pengadaan alat dan obat kontrasepsi. Kebutuhan alat atau obat kontrasepsi yang berasal dari BKKBN melalui BKKBN Propinsi Jawa Tengah tahun 2011 dirasa belum mencukupi, oleh karena itu dilakukan penambahan pengadaan kebutuhan alat atau obat kontrasepsi sebanyak 6000 strip pil KB dan 160 set implant.

Selain itu bagi calon peserta KB yang menginginkan metode KB mantap yang tingkat kegagalannya rendah pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan KB terus mengupayakan pelayanan KB medis operasi (MOP dan MOW) dengan sasaran peserta KB berasal dari keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I.

(3)

Program Pemberdayaan Keluarga

Program ini bertujuan untuk membentuk keluarga yang mandiri dan sejahtera. Melalui program ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan diantaranya pelatihan Panca Bina Keluarga bagi para kader guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam membina kelompok bina keluarga. Selanjutnya untuk meningkatkan peran PPKBD dilaksanakan pelatihan bagi 269 PPKBD di 15 kecamatan. Dalam hal pemberdayaan ekonomi keluarga tahun 2011 terus dilakukan pembinaan kelompok UPPKS di tiap-tiap kecamatan dan untuk memantau dan mencatat perkembangan anak dalam pola asuh tumbuh kembang anak balita melalui pengadaan KKA (Kartu Kembang Anak) sebanyak 1966 lembar.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Keluarga Berencana telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor. Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Capaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2011 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah tersaji pada tabel berikut :

Tabel IV.B.15.2

Capaian kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Capaian Kinerja 2010 2011 1

Prevalensi peserta KB aktif

(Σ peserta program KB aktif) / (Σ pasangan usia subur) x 100% 81,41 % 134.515 ---x100% 165.752 =81,15% 2

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Σ keluarga pra sejahtera dan sejahtera I) / (Σ jumlah keluarga) x 100% 47,58 % 108.669 ---x100% 235.274 =46,19% Sumber : Badan KB

(4)

Capaian kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selain berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah juga dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator kinerja yang tersaji pada tabel berikut:

Tabel IV.B.15.3

Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011

No. Indikator Capaian Kinerja

2010 2011

1 Total Fertility Rate (TFR) 2,35% 2,26%

2 Contrasepsi Participatory Rate (CPR) 81,41% 81,15% 3 Jumlah Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB Baru 25.896 22.620

4 Peserta KB baru Pria 4,10% 3,30%

5 Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (unmeet need)

8,14% 9,97%

6 Dropout KB 9,65% 19,23%

7 Terbentuknya PIK KRR di setiap kecamatan 29 35 8 Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya di bawah usia

20 tahun

3,14% 3,12%

Sumber : Badan KB

Kinerja pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun 2011 telah berhasil menurunkan prosentase keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I sebesar 1,39% dari 47,58% pada tahun 2010 menjadi 46,19% pada tahun 2011, menurunkan angka kelahiran total TFR (Total Fertility Rate) sebesar 0,09% dari 2,35% pada tahun 2010 menjadi 2,26% pada tahun 2011. Selanjutnya dalam upaya pendewasaan usia perkawinan tingkat pencapaian PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun pada tahun 2011 menurun sebesar 0,02% dari 3,14% menjadi 3,12% (dibawah rata-rata 3,5%), ini menunjukkan bahwa program Keluarga Berencana di Kabupaten Wonosobo dalam upaya pendewasakan usia perkawinan pertama telah tercapai. Pencapaian ini didukung dengan terbentuknya PIK KRR di setiap kecamatan yang terus mengalami peningkatan dari 29 PIK KRR tahun 2010 menjadi 35 PIK KRR tahun 2011. Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk masih sebesar 0,66% , bahkan cenderung meningkat dibandingkan tahun 2010.

Selanjutnya untuk angka prevalensi peserta KB aktif pada tahun 2011 sudah melebihi target SPM tahun 2014 sebesar 65%, namun sedikit mengalami penurunan sebesar 0,26% dari capaian 81,41% pada tahun 2010 menjadi 81,15% pada tahun 2011 dengan komposisi penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek seperti suntik, implant, IUD, kondom dan pil masih mendominasi. Data terkait dengan metode kontrasepsi bagi perserta KB tersaji pada tabel berikut:

(5)

Tabel IV.B.15.4

Peserta KB Menurut Metode Kontrasepsi Tahun 2011 No. Metode Kontrasepsi 2010 (%) 2011 (%)

1 IUD 10,12 10,03 2 MOW 8,83 8,82 3 MOP 1,45 1,40 4 Kondom 0,75 0,85 5 Implant 18,35 18,30 6 Suntik 48,82 50,55 7 Pil 11,69 10,05 Sumber: Badan KB

Di sisi lain kepesertaan KB pria juga masih rendah bahkan menurun sebesar 1,70% dibandingkan tahun 2010. Angka ini menunjukkan kesadaran pria dalam ber KB masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena masih adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa KB merupakan urusan wanita saja, selain itu juga adanya kekhawatiran pria dalam menggunakan alat kontrasepsi (kondom dan MOP) dapat menurunkan libido. Peserta KB baru tahun 2011 sejumlah 22.620 akseptor atau sekitar 82,41% dari PPM PB (Perkiraan Permintaan Masyarakat Peserta baru) sejumlah 27.447. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber KB tapi tidak terpenuhi (unmeet need) di Wonosobo masih tinggi bahkan meningkat sebesar 1,83% dibandingkan tahun 2010 yaitu sekitar 9,97%, hal ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan, akses, kualitas pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dan peningkatan pelayanan operasional sehingga diharapkan kebutuhan Pasangan Usia Subur yang ingin ber KB dapat meningkat/ terpenuhi.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Kinerja dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2011 masih dihadapkan pada beberapa permasalahan di antaranya:

 Laju pertumbuhan penduduk masih tinggi

 Akses, kualitas pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi masih belum merata  Keikutsertaan pria dalam ber KB masih rendah

 Tingkat dropout/berhenti menggunakan alat/obat kontrasepsi masih tinggi

 Masih kurangnya tenaga penyuluh KB (PLKB), saat ini tenaga penyuluh KB 1 PLKB membina 4-5 desa, idealnya 1 PLKB membina 2-3 desa/ kelurahan

Solusi pemecahan yang dapat dilakukan antara lain :  Revitalisasi program KB

 Perlu dukungan dari semua pihak dalam rangka menggalakkan kembali dan memasyarakatkan program KB

 Mengoptimalkan akses, kualitas pelayanan dan pengelolaan program KB  Meningkatkan pelayanan kontrasepsi yang tepat sasaran

(6)

 Terus meningkatkan peran pria dalam ber KB dengan mengoptimalkan ”Priyo Utomo”

 Pemberdayaan dan peningkatan peran PPKBD dan sub PPKBD membantu PLKB dalam penyuluhan KB.

Gambar

Tabel IV.B.15.1
Tabel IV.B.15.2
Tabel IV.B.15.3
Tabel IV.B.15.4

Referensi

Dokumen terkait

Manusia pada dasarnya memiliki sifat egois, serakah, kejam dan agresif. Masalahnya adalah bahwa modernitas mendorong terjadinya individualisme yang berlebihan dan

Ti rezultati govore da bi poduzeće Naprijed trebala otvoriti profil na Instagramu radi velikog broja osoba koje posjeduju Instagram, te zbog toga što bi sa tim potezom dobili

P Peem mu uttaarraan n handle handle eretan meja secara perlahan pada saat pemakanan benda eretan meja secara perlahan pada saat pemakanan benda kerja, akan menghasilkan permukaan

Serta terdapat pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan di buktikan dengan hasil sobel test 0,246 <1,96 .kesimpulan dari

1 Simpan setrika pada tumitnya dan setel suhu penyetrikaan yang diinginkan dengan memutar pengatur suhu ke posisi yang sesuai (gambar 4).. Periksa label perawatan pakaian

Kegiatan Inti • Siswa menyimak video pembelajaran tentang proses terjadinya hujan yang ditampilkan melalui Aplikasi Zoom kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang

Tahap pertama peneliti merancangan alat untuk menyesuaikan berkas cahaya pada lengan sinar datang dengan lengan penerima berkas cahaya yang telah dibiaskan prisma,

Hal ini mengindikasikan persentase sumbangan pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap variabel kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan adalah sebesar 48,4